Ayu Andira adalah seorang wanita muda yang hidup sederhana. kehidupan Nya yang serba kekurangan, membuat Ayu harus terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali. Ayu hidup bersama Ibu tirinya dan kedua saudara tirinya. Ibu tirinya Aminah sangat jahat terhadap Ayu, begitu juga dengan kedua saudara tirinya Rina dan Rini. Mereka sangat iri dan dengki terhadap Ayu, karena Ayu memiliki wajah yang sangat cantik dan keibuan. Ayu gadis yang lembut, berbeda dengan Rina dan Rini.
Suatu hari Ayu tak sengaja menabrak seorang Kakek tua sehingga Kakek tua itu terjatuh. Ayu meminta maaf namun Kakek itu meminta Ayu untuk menikah dengan cucunya Arya Pratama.
Apakah Ayu mau menerima permintaan Kakek tua itu ? dan bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanju Liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. kemarahan Arya
Tak henti-hentinya Aminah membuat Ayu kelelahan . Semua pekerjaan di limpahkan ke Ayu. Hingga Ayu sudah mulai oyong ketika hendak berjalan. Ayu di paksa untuk memasak makanan yang enak-enak. Dengan cekatan dia mulai memasak, agar setelah ini dia bisa beristirahat.
" ini Bu, makanan nya " sambil menghidangkan di atas meja.
Aminah dan Rini duduk di kursi makan, dan tertawa gembira akhirnya masakan sudah siap, mereka pun mulai mencicipi makanan itu.
" cihh . . Makanan apa ini ! Rasanya asin sekali " ucap Rina mulai marah
Aminah pun langsung mencicipi sayur asem manis ikan gurame masakan Ayu.
" ini juga tidak enak "
Diapun langsung melirik Ayu, dan menyendok makanan itu, lalu di masukkan ke dalam mulut Ayu. Ayu pun langsung memuntahkan makanan itu.
" tidak enak bukan, berani sekali kamu ya , memasak makanan yang tidak enak untuk kami berdua ! " bentaknya sambil menjambak rambut Ayu.
" Ampun buk, aku kelelahan, jadi masaknya tidak aku cicipi buk " tangan nya berusaha untuk melepaskan tangan Aminah yang menarik rambutnya.
" dasar kurang ajar kamu, berani kamu ya anak sialan! " bentaknya. Lalu menolak Ayu hingga Ayu terjatuh .
Rini lalu mencengkram wajah Ayu dengan sekuat-kuatnya.
" wajah mu ini terlalu polos, jadi mau aku rusakin wajah kamu ? biar gak cantik lagi. Apa kamu mau ? " bentak Rini di depan wajah Ayu.
" jangan Rin, jangan lakuin itu "
Ayu hanya menangis dan merintih kesakitan.
Rini mengambil sendok garpu yang ada di atas meja, dan mendekat kan kearah pipi Ayu yang mulus itu, tapi ketika ingin menggores kan garpu itu ke wajah Ayu, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Dan sendok garpu itu pun terjatuh ke lantai. Rini pun langsung berdiri melihat ke arah belakang tubuh nya. Seorang pria tampan namun wajahnya menjadi merah padam dan sangar, rahangnya mengeras, badan tangan nya sudah menggepal.
" mas Arya " kata Ayu pelan nyaris tak terdengar.
" siapa kamu ? Bentak Rini melotot
" hentikan semua ini ! " jawab Arya dingin
" berani sekali kamu masuk ke rumah ku, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Memang nya kamu siapa ? " teriak Aminah
" Aku suami dia ! " bentak Arya tak mau kalah , sambil menunjuk ke arah Ayu.
" A. . . Yu ? " tanya Aminah gugup
" Ya, Ayu adalah istri ku, selangkah lagi tangan mu maju, akan ku patahkan tangan mu menjadi 3 ! " bentak nya ke arah Rini
Rini mulai terdiam, melihat wajah Arya yang penuh dengan amarah, dia mundur selangkah ke belakang tubuh ibunya.
" saya ibu nya, kapan mau menikahi Ayu, mana buktinya? Apa jangan-jangan itu akal-akalan kamu saja " kata Aminah tak percaya.
" Aku suaminya . Ini buktinya! " sambil menunjukkan foto pernikahan mereka.
Aminah pun lalu terdiam. Arya maju selangkah mendekatkan dirinya ke Aminah dan Rini, mereka pun mundur ketakutan, sekujur badan Rini mulai bergetar takut melihat Arya terus berjalan mendekat ke arah mereka. Dan tiba-tiba
Plak. . . Plak. . .
Tangan Arya pun mendarat secepat kilat ke arah pipi Aminah dan Rini. dia tak memandang lagi Aminah sebagai orang tua Ayu, karena emosi melihat tingkah laku mereka, Arya pun memberi pelajaran kepada mereka berdua.
" au . . . sakit " Rini meringis kesakitan. Wajahnya merah membekas , begitu juga dengan Aminah . Mereka memegangi pipi mereka masing-masing karena kesakitan.
" itu hadiah kecil untuk kalian, berani kalian sentuh Ayu lagi, akan ku patahkan kaki dan tangan kalian, biar kalian gak bisa berjalan lagi. mengerti kalian ! Teriak Arya.
mereka pun diam ketakutan . Menunduk dan tak berani lagi menatap wajah Arya. Arya langsung membantu Ayu untuk berdiri. Tapi seketika itu juga tubuh Ayu melemah dan nyaris jatuh ke lantai. Tapi segera di tahan oleh Arya sehingga Ayu jatuh ke pelukan Arya. Ayu langsung tak sadarkan diri karena lelah dan kurang cairan di dalam tubuhnya.
" Yu, Ayu , bangu yu " Arya menepuk-nepuk pipi Ayu dengan pelan agar Ayu sadar.
Tak lama kemudian terlihatlah Andreas dan Rina datang mendekat.
" ada apa dengan nyonya Ayu bos " tanya Andreas yang datang terlambat.
" Ayu pingsan, aku akan segera membawanya pulang ke rumah " Arya lalu mengangkat tubuh Ayu , dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dia meminta Andreas untuk menyetir mobilnya. Arya duduk di belakang sambil memangku kepala Ayu di pahanya.
Sedangkan Aminah, Rina dan Rini hanya menatap kepergian mereka dari dalam rumah.
" apa yang terjadi Bu ? " tanya Rina tak mengerti.
" tadi Rini, mencoba melukai wajah Ayu, tapi di gagalkan oleh suaminya " jawab Aminah kesal
" jadi Pak Arya adalah suaminya Ayu? " tanyanya tak percaya
" iya kak, tadi pipi ku di tampar sama suami Ayu sialan itu, sakit tau kak " rengek Rini manja.
" Kamu kenal dengan pria itu Rin? " tanya Aminah ke putrinya.
" Aduh gawat, pak Arya itu adalah Direktur utama Perusahaan Arya Pratama Group . Tempat aku melamar kerja buk " jawabnya frustasi sambil menjatuhkan tubuhnya ke kursi.
" Kok bisa ? " tanya Aminah dan Rini serentak.
" Aku juga tidak tau itu, yang jelas lamaran aku pasti di tolak " jawabnya lesu.
***
Sedangkan di kediaman rumah Kakek Suryo, mereka panik dengan keadaan Ayu. Dokter terbaik di keluarga mereka pun sudah datang untuk memeriksa keadaan Ayu.
" Bagaimana Dok, dengan istri saya? " tanya Arya.
" Seperti nya dia begitu kelelahan, dan dehidrasi hebat. Juga sedikit ada trauma sehingga dia meracau tidak jelas. Dia butuh perhatian kamu Arya, kamu harus menemaninya " Kata Dokter Bagus sambil memberi saran.
" Baik Dok, Terima kasih sarannya " jawab Arya sopan.
" Baiklah saya permisi dulu ya ... " pamit dokter Bagus.
Arya pun lalu mengangguk pelan. Ia kasihan melihat kondisi Ayu sekarang. Sesekali Ayu mengigau kesakitan dan bilang " jangan sakiti aku, ampun, tolong! " rintih nya tak sadar.
" Yu, Ayu, bangun Yu " Arya menepuk-nepuk pipi Ayu. Tak lama Ayu pun sadar
" aku di mana ? " tanyanya bingung dan lemas.
" kamu udah di rumah " jawab Azka lembut.
Azka lalu mengambil segelas air putih yang berada di atas nakas, lalu menyerahkan nya ke Ayu. Ayu pun lalu meminum nya dua tegukan.
" bagaimana keadaan mu? Apa yang terasa sakit ? " tanya Azka perhatian.
" aku lelah mas, bekerja terus tanpa makan maupun minum sedikitpun " jawab Ayu sambil menunduk.
" kamu tu jadi orang jangan lemah banget, harus melawan. Jangan diam aja. Semakin kamu diam semakin mereka berbuat seenaknya ke kamu "
" aku takut mas "
" kenapa harus takut ? mulai sekarang Kamu harus berani melawan, bukan kepada mereka saja, tapi kepada siapapun, yang tak menghargai mu, dan jahat sama mu ! " ujar Azka menguatkan.
" iya mas, aku akan berusaha "
" Bagus, karena gak selamanya aku bisa menjaga mu, jadi kamu harus kuat dan bisa membela diri mu sendiri"
" iya mas Azka, terima kasih atas semangat nya " kata Ayu tersenyum.
" sama - sama " sambil berbalas senyum.
