NovelToon NovelToon
PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Menjadi Pengusaha / CEO / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: triyan89

Rina hidup dalam gelimang harta setelah menikah dengan Aryan, pengusaha bakso yang mendadak kaya raya. Namun, kebahagiaan itu terkoyak setelah Rina diculik dan diselamatkan oleh Aryan dengan cara yang sangat mengerikan, menunjukkan kekuatan suaminya jauh melampaui batas manusia biasa. Rina mulai yakin, kesuksesan Aryan bersumber dari cara-cara gaib.
​Kecurigaan Rina didukung oleh Bu Ratih, ibu kandung Aryan, yang merasa ada hal mistis dan berbahaya di balik pintu kamar ritual yang selalu dikunci oleh Aryan. Di sisi lain, Azmi, seorang pemuda lulusan pesantren yang memiliki kemampuan melihat alam gaib, merasakan aura penderitaan yang sangat kuat di rumah Aryan. Azmi berhasil berkomunikasi dengan dua arwah penasaran—Qorin Pak Hari (ayah Aryan) dan Qorin Santi—yang mengungkapkan kebenaran mengerikan: Aryan telah menumbalkan ayah kandungnya sendiri demi perjanjian kekayaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triyan89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Malam itu, setelah menenangkan Bu Ratih, Aryan keluar dari kamar ibunya dengan hati yang campur aduk. Di satu sisi, ia adalah iblis yang tega membunuh ayahnya dan menumbalkan gadis polos demi harta. Di sisi lain, ia adalah seorang putra. Sekejam-kejamnya Aryan, ia adalah seorang anak yang menyayangi ibunya. Ia tidak ingin menyakiti Bu Ratih lebih jauh, tetapi ia juga tidak bisa melepaskan satu-satunya jalan menuju kekayaan yang telah ia perjuangkan dengan darah dan jiwa.

​Aryan berjalan ke kamar ritualnya. Tidak ada penampakan sosok itu di sana, hanya menyisakan udara dingin dan bau amis samar. Ia menatap Jimat itu. Kekuatan baru yang ia dapatkan dari tumbal Darah Manis terasa mengalir di tubunya, memberinya kekuatan, tetapi juga mengikis sisa-sisa rasa kemanusiaannya.

​“Ibumu adalah satu-satunya kelemahanmu, Aryan. Singkirkan kelemahan itu, atau dia sendiri yang akan menghancurkan semua ini.” Suara Iblis itu berbisik di telinganya, tapi ia tidak menampakkan diri.

​“Nggak, aku nggak mau menyakiti Ibuku,” gumam Aryan. Ia memutuskan untuk mengunci kamar ritual itu, berharap, Bu Ratih tidak akan lagi melihat atau mendengar apa pun di dalam kamar itu.

​---

​Di tengah semua kekacauan dan ketakutan itu, ada satu hal yang terus menggerakkan hati Aryan, cinta (atau lebih tepatnya, obsesi) kepada Rina.

​Uang, kekuasaan, dan balas dendam kepada teman-temannya sudah terbayar lunas. Tapi kemenangan sejati, baginya adalah memiliki Rina, wanita yang dulu pernah menghinanya sebagai driver ojol. Ia tidak ragu, karena ia sudah punya segalanya.

​Keesokan harinya, Aryan duduk di kursi kamarnya. Ia menatap foto Rina yang ia dapatkan dari sebuah aplikasi media sosial.

​Ia menghubungi Rina. Setelah beberapa kali dering, Rina mengangkat teleponnya dengan nada ragu.

​“Halo… ini siapa?” tanya Rina di seberang sana.

​“Ini Aryan,” jawab Aryan, suaranya kini terdengar tenang, berwibawa, dan sedikit mengintimidasi.

​Ada keheningan panjang di seberang sana. Rina pasti masih terkejut dengan pertemuan mereka di kios bakso milik Aryan, pada waktu itu.

​“Oh… Bang Aryan. Ada apa ya, Bang? Mau pesan bakso? Bukannya kamu udah jualan bakso?” tanya Rina, terdengar canggung.

​Aryan tersenyum tipis. “Bukan, Rin. Aku mau pesan hatimu.”

​Rina terdiam lagi. Kali ini, ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. “Aryan… kamu jangan bercanda.”

​“Aku serius, Rina. Aku sudah punya semua yang kamu mau. Uang, mobil, rumah. Aku bukan pria miskin lagi kayak dulu. Dan aku nggak pernah berhenti mikirin kamu, dari dulu.”

​Aryan tahu, Rina adalah wanita materialistis. Ia tidak perlu berbicara tentang cinta sejati, ia hanya perlu berbicara tentang uangnya.

​Rina, yang tadinya angkuh, kini menjadi lembut. Ada rasa malu yang menusuknya, mengingat penghinaannya dulu, namun nafsu untuk gaya hidup mewah mengalahkan segalanya.

​“Aku… aku nggak tahu, Yan. Aku malu sama kamu. Dulu aku sudah jahat sama kamu,” kata Rina.

​“Semua itu masa lalu, Rina. Aku sudah lupain itu. Aku cuma pingin kamu tahu, semua yang aku lakuin ini, tujuanku cuma satu, biar kamu melihatku, kamu mau terima aku, Rin?” jawab Aryan, berbohong dengan lancar.

​Setelah sedikit bujukan dan menunjukkan beberapa foto rumah dan mobilnya, Rina akhirnya luluh. Ia menerima cinta Aryan.

​“Oke, Yan. Aku mau terima kamu. Tapi… kamu harus janji, kamu bakal bahagiain aku?” Balas Rina, dengan nada yang terdengar bahagia.

​“Aku janji, Rin. Aku bakal kasih kamu apapun yang kamu mau, asal masih dibatas kemampuanku,” janji Aryan, penuh kemenangan.

​Aryan mengajak Rina bertemu di sebuah taman kota yang indah, jauh dari keramaian, namun tetap romantis.

​Rina datang dengan pakaian terbaiknya. Saat melihat sebuah mobil sport, Ia sangat yakin, jika itu adalah mobil Aryan, matanya berbinar-binar. Dan benar saja, setelah mobil itu terparkir rapi, Aryan keluar dari mobil itu, Rija menyambutnya dengan senyum, dan Aryan memberikan setangkai bunga mawar yang sangat indah.

​“Gimana, Rin? Apakah driver ojol ini sudah cukup pantas untukmu?” tanya Aryan, dengan nada bercanda, tapi ada sedikit nada tajam di sana.

​Rina memeluk Aryan erat. “Aku malu banget sama kamu, Yan. Maafin aku yang dulu. Aku salah menilai kamu. Aku pikir… kamu nggak akan bisa sukses.”

​Aryan membalas pelukan itu. Ia merasa benar-benar menang. Ini adalah puncak balas dendamnya. Ia telah menaklukkan wanita yang dulu menolak cintanya hanya karena uang.

​Mereka duduk di bangku taman. Aryan mengungkapkan perasaannya.

​“Sejak pertama kali aku lihat kamu, aku tahu, kamu adalah wanita yang harus aku miliki, Rina. Semua yang aku bangun ini, semua yang aku miliki, semua adalah bukti, bahwa aku layak mendapatkan kamu. Kamu buat aku lebih semangat, Rin. Aku berjuang dari nol, dari jualan bakso di pinggir jalan, dan ternyata, Tuhan berpihak ke aku. Jualanku laris, akhirnya aku bisa sewa tempat jualan yang lebih layak. Dan sekarang, kios itu sudah aku beli, dari uang hasil jualanku.”

​Rina menatap Aryan, matanya penuh gairah. Ia percaya, Aryan adalah pria pantang menyerah. Dan ia melihat masa depan yang sangat cerah di mata Aryan.

​“Aku juga sebenarnya suka sama kamu dari dulu, Yan. Tapi, aku malu sama teman-teman aku, mereka mengejekku. Aku janji, aku akan jadi pacar yang baik buat kamu. Kita akan buat semua orang iri melihat kita,” kata Rina, menggenggam tangan Aryan.

​Saat tangan mereka saling berpegangan, Besi Kuning di saku Aryan terasa bergetar, seolah merayakan kemenangan nafsu dan kekejaman. Ada sepasang Jimat Besi Kuning yang Aryan miliki. Satu besi itu, selalu ia bawa di dalam sakunya, dan satu lagi ia pajang di sebuah lemari kaca di dalam kamar ritualnya.

​Namun, di tengah kemenangannya, Aryan mendapatkan kabar yang membuatnya panik.

​Sebuah panggilan telepon dari rumahnya. Itu adalah Dinda, salah satu asisten di rumahnya.

​“Mas Aryan, cepat pulang, Mas, Ibu… tingkah Ibu sangat aneh.”

​“Ada apa, Din? Jangan bikin panik!” bentak Aryan.

​“Ibu… Ibu tadi masuk ke kamar, Mas. Ibu bawa palu. Katanya, dia mau hancurin Besi yang ada di lemari kaca.”

​“Ya Tuahan.. Tolong kamu tahan Ibu, Din, jangan sampai Ibu masuk kamar itu, Aku segera pulang.”

​Aryan segera berdiri. ​“Rin, maaf. Aku ada urusan mendadak. Aku harus pulang sekarang.”

​“Lho, Yan, kenapa buru-buru?” tanya Rina, bingung.

​"Pokoknya penting, Rin. Nanti aku telepon kamu lagi, kalo urusan sudah beres."

​Aryan mengantar Rina ke mobilnya dengan tergesa-gesa, setelah mengantar Rina ke mobil, Ia melesat pergi dengan mobil miliknya, menuju rumah. Wajahnya kini tidak lagi memancarkan cinta, melainkan amarah dan ketakutan yang mencekik.

​"Kalau Jimat itu hancur, kamu akan mati, Aryan." Gumamnya dalam hati.

​Aryan tiba di rumahnya dalam keadaan panik. Ia berlari ke kamar ibunya, lalu ke kamar ritual.

​Pintu kamar ritual sudah terbuka paksa. Di dalamnya, Bu Ratih berdiri di depan lemari kaca, dengan palu di tangannya yang bergetar. Kaca lemari sudah retak, tinggal menunggu satu pukulan lagi untuk pecah.

​“Ibu, cukup!” teriak Aryan, berlari ke arah ibunya.

​Bu Ratih menoleh. Matanya merah, dipenuhi air mata ketakutan.

​“Tidak, Yan, Ibu harus hancurkan ini, Ini iblis, Ini yang membunuh Bapakmu, Ibu harus selamatkan kamu.”

​“Ibu jangan gila, itu cuma besi kuno, Bu. Besi itu bukan pembunuh,” teriak Aryan, dengan wajah pucat.

​"Bukan, Yan, besi ini di rasuki setan, Ibu lihat sendiri malam itu." balas Bu Ratih, ia mengangkat palu itu tinggi-tinggi.

​Aryan tahu, apa yang harus Ia lakukan untuk menghentikan Ibunya. Aryan mencoba membujuk Bu Ratih, ia memeluknya dengan lembut, Bu Ratih menangis, dan akhirnya ia luluh dengan pelukan Aryan.

Aryan memeluk Bu Ratih erat, membiarkan ibunya menangis di bahunya. Besi Kuning di saku Aryan terasa berdenyut, seolah tidak suka dengan kelembutan itu.

​“Ibu, dengarkan aku,” bisik Aryan lembut, nada suaranya dibuat semeyakinkan mungkin. “Aku janji sama Ibu, aku nggak pernah bunuh siapa-siapa. Jimat itu cuma barang keberuntungan. Kalau Ibu hancurkan, aku akan sial, Bu. Bisnisku bangkrut. Kita balik miskin.”

​Bu Ratih melepaskan pelukan, menatap putranya dengan mata penuh keraguan dan ketakutan. “Tapi… Ibu lihat Pocong, Yan. Pocong yang sama seperti yang mencekik Bapakmu. Dia bilang kamu sudah berjanji.”

​“Ibu pasti kelelahan dan ketakutan karena rumah kita terlalu besar. Aku janji, nanti aku akan panggil ustadz untuk mendoakan rumah ini. Tapi Ibu harus janji, jangan pernah sentuh besi itu lagi. Demi aku, Bu,” pinta Aryan, dengan tatapan memelas yang palsu.

​Akhirnya, Bu Ratih luluh, dan mengalah. Ia melempar palu itu ke lantai, lalu ambruk dan menangis tersedu-sedu. Ia terlalu lelah untuk melawan putranya yang kini terasa seperti orang asing.

​Aryan berhasil. Ia kembali mengunci kamar itu, kini dengan gembok yang lebih kuat. Ia tahu, ketegangan ini tidak akan hilang begitu saja.

1
Oriana
Kok susah sih thor update, udah nungguin banget nih 😒
bukan author: Masih review kak
total 1 replies
Dallana u-u
Gemes banget deh ceritanya!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
cocondazo
Jalan cerita seru banget!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!