[Kinara, kamu sudah tahu rumor Aldo dengan Asisten barunya? Apa kamu diam saja tak berbuat apa-apa?]
Pesan Sofie, seniornya di Light Tech Kuala membuat Kinara melamun. Ia tak tahu apa-apa soal Asisten baru karena Aldo tak pernah mengungkit soal perusahaan saat pulang bekerja.
Kinara tak menyangka di usia pernikahan yang hendak menginjak 6 tahun, harus mendapat rumor seperti ini. Padahal ia sudah merasakan kehidupan umah tangganya berjalan stabil selama di Kuala.
Akhirnya ia mulai merasakan kehampaan hubungan sejak Aldo di angkat sebagai kepala cabang di PT Glow Star Tech Jayra.
Aldo yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat Kinara merasa sendiri dalam kehidupan rumah tangga itu. Namun, demi anak kembarnya Armand dan Arnold Kinara berusaha bertahan.
Akan kah Aldo dan Kinara mampu mempertahankan pernikahan mereka ditengah kesibukan Aldo dan krisis kehilangan jati diri yang di alami Kinara?
Temukan kelanjutan cerita mereka di Sesi 2 dari "Terjerat cinta teman serumah" disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Kuasa Menahan
Kinara sampai di studio foto Reno. "Pagi kak, moga aku ga telat ya," sapa Kinara sambil membuka jaketnya.
"Aman, kita masih tunggu Sheila sama Valena. Kamu sudah sarapan?" tanya Reno sambil menyodorkan roti lapis pada Kinara.
"Oh sudah, terima kasih," sahut Kinara sungkan.
"Sheila dapat tawaran juga dari Kak Valena?" tanya Kinara bingung.
Reno mengangguk, "Baru kemarin Valena kabarin, untung nya Sheila kosong hari ini. Dia juga mau promosi kan Tema Liburan Keluarga. Cukup terbuka jadi aku tawarkan pada Sheila." Kinara mengangguk mengerti.
"Hei sayang, pagi sekali kamu ke sini?" tanya Sheila sambil menepuk pundak Kinara.
"Dari sekolah langsung ke sini, urus apartemen nanti aja setelah selesai semua," terang Kinara tersipu karena terlihat begitu bersemangat.
Sheila duduk di kursi samping Kinara. "Kak Reno, yakin Kak Valena mau aku yang jadi modelnya?" tanya Sheila ragu.
"Kamu paling senior disini pasti dia mau. Sebenarnya kalau Kinara ga ada syarat bisa dia sekalian," sahut Reno.
"Kalau soal itu memang ga bisa ditawar kak, kita aja yang bisa maklum," celetuk Sheila sambil melirik. Kinara tersipu lagi mendengar komentar Sheila yang mengejeknya karena menentukan syarat yang tak biasa.
"Oh ya ini kontrak mu Kin, baca saja perlahan." Reno menyodorkan map berisi kontraknya sebagi model.
"Kak Reno, apa tidak sebaiknya dibuat per proyek? Aku khawatir sewaktu-waktu tidak bisa," minta Kinara.
"Oke, nanti aku sampaikan ke bos," sahut Reno.
"Pagi semua, maaf terlambat." Valena datang bersama asistennya membawa beberapa manekin dan koper.
"Valena ini Sheila. Senior di agensi kami. Dia yang akan jadi model untuk tema liburan keluarga mu," ujar Reno memperkenalkan Sheila.
"Halo Kak Valena salam kenal, Aku Sheila," ujar Sheila ramah.
"Oh ini Sheila, aku sering dengar pengalaman modeling mu. Salam kenal ya, mohon bantuannya," sambut Valena ramah.
Mereka mulai bekerja, giliran Sheila lebih dulu untuk pemotretan. Kinara memperhatikan dengan seksama gerak, dan mimik wajah Sheila. Tak ada kecanggungan, memang profesional.
"Bagaimana semalam? Aku dengar Aldo dan suamiku akan bertemu dengan pak Kenny?" tanya Valena.
"Oh iya kak, kata Aldo malam ini mereka akan membahas persiapan nya sebelum bertemu pak Kenny," sahut Kinara.
Valena tertegun, 'Bukannya besok langsung bertemu pak Kenny? Kenapa Robert tak bicara apa-apa padaku? Apa rencananya berubah?' batin Valena.
"Val, ini sudah semua atau masih ada lagi?" teriak Reno membuyarkan lamunan Valena.
"Oh sebentar." Valena menghampiri asisten nya memastikan sesi Sheila sudah selesai.
Kinara memulai pemotretan nya. Sheila dan Vanela memperhatikan selama Kinara bekerja. Semua nampak natural meski tak terlalu profesional seperti Sheila.
"Sheila, kamu dekat dengan Kinara?" tanya Valena.
"Bukan dekat lagi Kak, saya sudah menganggap nya seperti saudara. Kami bersama sejak masih kuliah," terang Sheila.
Valena mengangguk, "Apa hubungan Aldo dan Kinara baik-baik saja?"
Sheila tertegun, "Maksudnya kak?" Sheila balik bertanya.
"Aku dengar di acara semalam, Aldo ini selalu diserang rumor. Apa Kinara bisa mengatasinya?" tanya Valena lagi.
Sheila menghela nafas, "Ya tidak mudah juga kak, kadang aku kasihan pada Kinara. Dia berusaha bertahan. Aldo itu penuh taktik dan ambisius. Itu juga yang membuat akhirnya Kinara pasrah karena permintaan menikah mendadak dari Aldo."
Valena terkejut, "Menikah mendadak?" sheila mengangguk.
"Aldo bilang pada Kinara mereka akan membahas rencana pernikahan dulu di pertemuan keluarga, ternyata di belakang Kinara dia sudah bernegosiasi dan meyakinkan keluarga mereka untuk menikahi Kinara keesokan harinya. Benar-benar cara kerja pengusaha," terang Sheila sedikit kesal.
Valena tersenyum, "Ternyata dia begitu juga dalam urusan cinta. Tak ku sangka. Asal tidak menghalalkan segala cara saja untuk memenuhi ambisinya."
"Itu yang aku takutkan, dan dia tak pikir panjang soal dampaknya pada keluarga nya sendiri," sahut Sheila.
Pemotretan selesai tepat pukul 13.30. Untung saja Kinara sempat mengingatkan Aldo menjemput kembar jam 12 tadi.
"Kak maaf aku buru-buru harus jemput kembar di kantor Aldo. Kita ngobrol kapan-kapan ya," pamit Kinara.
Valena tersenyum, "Iya nanti kita atur jadwal lagi buat ngobrol.Tenang aja aku cukup lama disini."
Kinara berlalu keluar setelah berpamitan pada semua.
***
"Maaf aku baru sampai," ujar Tiara sambil duduk di hadapan seorang laki-laki berkacamata hitam dan berjaket jeans hitam.
"Langsung saja, kamu mau aku melakukan apa?" tanya pria itu.
"Aku mau kamu mencari tahu semua hal tentang wanita ini." Tiara menyodorkan sebuah foto.
"Oh dia, oke aku usahakan segera," ujar pria itu.
"Yang ku minta sebelumnya ada?" tanya Tiara.
Pria itu mengambil bungkusan dari saku jaketnya, seperti racikan bubuk yang terbungkus dalam sebuah kertas yang dilipat lalu menyerahkan nya pada Tiara.
"Jangan terlalu banyak, efeknya keras. Kalau begitu aku pergi." Pria itu berlalu dari hadapan Tiara setelah menghabiskan minuman didepannya.
Tiara menyeringai, dia punya banyak ide besar. Salah satunya, yang ia pegang saat ini.
***
"Selamat siang Bu Kinara," sapa Anindya.
Kinara mengangguk, "Siang," sahutnya sambil tersenyum, lalu masuk ke ruangan Aldo.
"Mamaaaa," teriak kembar menghampiri Kinara.
"Ayo kita langsung pulang, biar Papa bisa kerja." Kembar berlari ke sofa mengambil tas, lalu berpamitan pada Aldo.
"Sayang, pertemuan dengan pak Robert malam nanti dipindah besok malam. Tapi aku ada undangan dari alumni kampus UK. Cuma makan malam biasa sambil reuni," ujar Aldo sambil menghampiri Kinara.
Mendengar kata reuni kampus, Kinara hanya bisa menghela nafas. "Apa kamu cemburu aku membicarakan Sonya semalam?" tanya Aldo sambil merengkuh Kinara.
"Istri mana yang tahan melihat suaminya begitu bahagia menceritakan perempuan lain?" tanya Kinara dengan wajah kesal.
Mendengar Kinara marah seperti itu Aldo justru tersenyum, ia lebih suka dimarahi daripada di diamkan. Kinara terlalu sering memendam.
"Aku senang kamu cemburu, tapi jangan berlebihan. Aku kan sudah jadi milikmu, apa yang kamu khawatirkan?" tanya Aldo menggoda.
"Lebih tepatnya aku yang jadi milikmu, karena aku dalam kendali mu. Bukan sebaliknya," jawab Kinara ketus. Ia melepas tangan Aldo dari tubuhnya.
Kembar tiba-tiba merasa takut melihat mamanya yang mendadak berekspresi kesal pada papanya. "Mama," panggil Armand.
Kinara menoleh pada Armand, lalu tersadar. "Aku pergi," ujar Kinara berlalu sambil menggandeng tangan kembar keluar dari ruangan Aldo.
"Jadi aku pergi atau tidak malam ini?" gumam Aldo bingung.
"Selamat Siang Bu Kinara," sapa Tiara menggoda saat melihat Kinara keluar dari ruang Aldo.
"Siang," jawab Kinara dingin sambil berlalu tanpa senyum.
Tiara mengangkat kedua bahu dan alisnya sambil tersenyum mengejek.
***
[Sayang aku pergi ke acara reuni ya. Aku pastikan bisa pulang lebih awal. Aku sungkan menolak, semoga kamu bisa mengerti.]
Aldo menekan tombol kirim pada pesan nya untuk Kinara.
[Terserah.] balasan Kinara membuat Aldo bergidik.
Aldo menghela nafas, ia merasa serba salah harus bagaimana. Akhirnya Aldo tetap ke Pub tempat acara reuni itu.
"Pak Aldo, mau ke Pub Cleopatra kan? Saya ikut ya. Kebetulan ga bawa mobil hari ini," bujuk Tiara.
"Kamu alumni sana?" tanya Aldo tercengang.
"Pak Aldo tidak baca CV ku?" tanya Tiara mengejek.
"Ya sudah," jawab Aldo pasrah.
Tiara mengekori Aldo menuju parkiran sambil tersenyum puas.
Tak lama, mereka sampai di Pub Cleopatra. Suara musik dengan Beat yang kencang dan lampu disko berwarna-warni terlihat jelas sejak awal masuk pintu utama.
Aldo dan Tiara berjalan menuju ruang VIP yang diarahkan pelayan. "Hai Aldo, waaaah akhirnya kamu bisa datang juga," sambut Hendra yang sedang memegang gelas wine.
Aldo berjabat tangan pada semua yang lebih dulu hadir. "Kamu bersama tiara? Wah apa ada hubungan spesial?" goda Hendra.
"Dia kebetulan asisten ku di kantor, " jawab Aldo cepat sebelum Tiara menjawab sesukanya.
Tiara mendengus kesal, lalu menghampiri kenalannya di sofa lain.
"Pesan saja mau berapa botol, aku yang traktir," ujar Hendra yang begitu senang dengan kedatangan Aldo.
"Aku tidak minum malam ini, kalian saja," sahut Aldo sambil memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minumannya sendiri.
"Waah ga seru dong, kamu belum tentu bisa datang lagi nanti. Minum lah, sebotol juga tak apa," bujuk Hendra lagi.
" Iya Do, kamu baru balik ke Jayra. Minum lah untuk menyambut mu kembali," ujar Anton ikut membujuk.
"Segelas saja ya, aku bisa dimarahi istriku kalau pulang dalam kondisi mabuk." Akhirnya mereka berhenti membujuk setelah Aldo menyampaikan alasan sebenarnya.
"Aku dengar istrimu dulu sempat melawan buronan rentenir? berarti jago berkelahi dong?" tanya Samuel.
Aldo mengangguk, "Makanya aku tidak bisa macam-macam, bisa-bisa sampai rumah aku tak selamat," jawab Aldo membuat yang ada di ruangan itu tertawa dan takjub.
"Kenapa kamu mau menikah dengan perempuan seperti itu? Bukannya kamu cukup pemilih?" tanya Hendra masih tak percaya.
"Namanya cinta. Ga bisa diterangkan, kalian tetap ga akan percaya," sahut Aldo romantis kawan-kawannya berseru tertawa.
Tiara merasa cemburu Aldo terus membanggakan Kinara dihadapan alumni. Ia pergi keluar memesan 2 gelas limun pada pelayan. Tak lama, pesanannya selesai. Ia bawa sendiri menuju ruang VIP setelah meletakkan bubuk yang ia terima dari Mike tadi ke dalam 2 gelas air limun itu.
"Pak Aldo, aku traktir air limun untukmu." Tiara menyodorkan gelas pada Aldo yang tengah makan.
"Terima kasih, " sahutnya sambil menerima gelas itu. Tiara kembali ke sofa nya memegang gelas limun, lalu mengawasi Aldo.
Ia akan meminumnya juga setelah Aldo meminumnya.
"Malam semua," sapa seorang wanita yang mengenakan stelan Blazer berwarna Hitam.
Semua orang menatap ke arah pintu. "Sonya kamu datang? Aku pikir kamu tak ke sini karena tak merespon pesanku sama sekali." Hendra menghampiri Sonya lalu berjabat tangan padanya.
"Maaf, aku tak sempat balas, tapi aku baca pesanmu. Kebetulan aku mau minum malam ini?" sahut Sonya.
"Pesan saja yang kamu mau, nanti aku yang traktir," ujar Hendra bangga.
Sonya menatap Aldo yang makan, lalu menghampiri nya. "Pak Aldo juga disini?" tanya Sonya.
Aldo mengangguk tersenyum, "Baru sampai juga," sahut nya sambil menyeka mulutnya dengan tisu.
Suasana malam itu cukup akrab, Tiara merasa kesal Aldo tak kunjung meminum Limun yang di berikan nya. Padahal sudah 2 jam berlalu. Di tambah lagi, ia makin akrab dengan perempuan yang disapa Sonya tadi.
Dia baru tahu dari obrolan alumni ternyata Sonya yang ia lihat di acara hotel Hilton kemarin satu alumnus dengan nya. Hanya selisih 1 tahun dibawah Aldo. Jarak kelulusan nya cukup jauh dengan Tiara makanya ia tak mengenal Sonya sebelumnya.
"Aku titip minumanku ya. Aku ke toilet dulu, " ujar Tiara berpesan pada rekannya yang duduk disebelahnya.
Karena kebanyakan minum Alkohol, Hendra menghampiri Aldo. "Do, boleh aku minum air limun mu?" mintanya.
"Minum saja, aku juga sudah banyak minum airku sendiri. Tadi Tiara yang memberikannya padaku," sahur Aldo mempersilahkan sambil menyerahkan gelas air limun pada Hendra.
"Sonya kamu baik-baik saja? Kamu sepertinya sudah sangat mabuk. Aku antar kamu pulang ya," ajak Aldo sambil memegang tangan Sonya.
"Hendra, aku titip tiara ya. Tolong antarkan Tiara ya. Biar aku antara Sonya ke apartemen nya," minta Aldo.
"Oke, nanti aku urus Tiara," jawab Hendra. Wajahnya sedikit terasa tidak nyaman.
Aldo merangkul Sonya yang setengah sadar. "Kamu bisa jalan sendiri?" tanya Aldo. Sonya menarik tangannya dari Aldo lalu berjalan terhuyung keluar dari ruang VIP
Aldo mengikuti Sonya yang berjalan di koridor menuju pintu keluar. Ia sempat terjatuh Aldo membantunya berdiri. Sonya tertawa, "Hai, apa kamu menggodaku?" ujarnya pada Aldo. Sonya mendorong Aldo hingga tersandar pada dinding koridor.
"Sonya, apa yang mau kamu lakukan?" tanya Aldo panik. Sonya menatap mata Aldo begitu lekat, sampai bibir mereka hampir bersentuhan. Jantung Aldo seketika berdegup kencang ditatap selekat itu oleh gadis secantik dan semenawan Sonya. Dalam hati ia cukup terkesan pada Sonya sejak pertama kali mereka bertemu di hotel kemarin.
Cerita tentang Sonya dikampusnya dulu yang sempat ia dengar benar-benar valid. Karena itu Aldo tak sadar bercerita soal Sonya pada Kinara malam kemarin begitu antusias, seolah lupa kalau Kinara itu istrinya.
"Aku? Aku cuma merindukan bibir itu." Sonya tiba-tiba mencium Aldo dengan ganas.
Aldo berusaha mengatupkan bibirnya. Tapi perlahan ia terlena dan membalas ciuman itu. Mereka berdua berciuman penuh gairah di koridor Pub yang sepi, tanpa menyadari ada yang sedang mengawasi mereka dan merekam adegan mesra itu.
Kamu berhak bilang kalo ada yang bikin kamu ngerasa gak nyaman 🫠