Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Dalam Akademi Tujuh Warna
Satu minggu berlalu dengan cepat, dan Yuan Chen kini tengah berlatih tanding dengan Wang Qiu'er di halaman belakang kediaman Tetua Qin Yi. Suara angin berhembus kencang, disertai dengan suara benturan pedang yang tajam dan keras. Yuan Chen dan Wang Qiu'er saling berhadapan, mata mereka fokus pada lawan masing-masing.
Kali ini, Yuan Chen benar-benar mengenakan jubah abu-abu, menandakan bahwa dia adalah Murid biasa kelas pertama Akademi Tujuh Warna.
Wang Qiu'er bergerak dengan cepat, setiap serangannya diliputi oleh api yang membara. Tetapi, walaupun Yuan Chen berada pada tahapan yang lebih rendah dari Wang Qiu'er, ia dapat mengimbangi kecepatan yang ditunjukan oleh Wang Qiu'er. Benturan demi benturan logam memekakkan telinga.
"Adik! Kemampuan mu masih kurang untuk bertarung dengan Praktisi Ranah Raja Tempur!"
"Hah! Kurang?! Kau hanya berbicara omong kosong, Kakak Wang!" Yuan Chen melesat dengan kecepatan yang mencengangkan, pedangnya berputar bagaikan badai, meninggalkan jejak cahaya yang membutakan mata.
"Api yang membara itu hanya akan menjadi abu jika dibandingkan dengan api semangatku!" Wang Qiu'er tertawa keras, api yang membara di tangannya meledak menjadi bola api raksasa yang menghantam Yuan Chen dengan kekuatan yang luar biasa.
"Kau belum tahu apa itu kekuatan sejati! Mari kita akhiri pertarungan ini sekarang juga!" Suara dentuman keras dan ledakan api memenuhi udara, Wang Qiu'er berniat untuk mengakhiri pertarungan.
Namun, belum sempat Yuan Chen dan Wang Qiu'er kembali berbenturan. Tiba-tiba Qin Yi datang, ia pun berbicara, "Chen Chen, Qiu'er, sudah waktunya kita berangkat!" ujar Qin Yi, tenang. Tetapi membuat Yuan Chen dan juga Wang Qiu'er kehilangan keseimbangan, mereka hendak menahan serangan, tetapi tubuh mereka terlanjur melesat cepat, sehingga tubuh mereka pun beradu.
"Ahh... kepalaku...!?" kata Wang Qiu'er sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Tetapi Yuan Chen dan juga Wang Qiu'er pun segera bangkit berdiri, kemudian mereka pun segera membungkuk memberi hormat kepada Qin Yi, "Guru!" ucap Yuan Chen dan juga Wang Qiu'er, serentak.
Qin Yi pun segera menggambar segaris senyuman manis di bibirnya. Ia pun mengangguk ringan, kemudian berbicara, "Apa kalian sudah siap?" tanya Qin Yi dengan sangat serius.
Yuan Chen dan Wang Qiu'er pun mengambil sikap tegap, sebelah tangan terlipat di dada, sambil bersamaan menghentakkan sebelah kakinya di atas permukaan tanah, mereka berbicara, "Siap, Guru!" kata mereka, serentak.
Qin Yi pun kembali mengangguk ringan, ia pun segera berbalik badan, kemudian memimpin jalan untuk menuju Kompetisi Murid Baru Akademi Tujuh Warna.
Tidak lama dari itu, mereka pun tiba di halaman dalam Akademi Tujuh Warna. Saat itu, Halaman Dalam Akademi Tujuh Warna penuh sesak. Murid kelas pertama hingga kelas tujuh telah berkumpul memenuhi halaman dalam.
"Jadi ini, Halaman Dalam Akademi!" ucap Yuan Chen, kedua matanya terbelalak, menyapu halaman dalam yang dipenuhi seribu murid kelas pertama hingga kelas tujuh.
"Yo... Wang Qiu'er!" seorang Murid laki-laki kelas lima dengan jubah merahnya berjalan dengan ekspresi yang sombong, "Tidak aku sangka! Kali ini, Murid Tetua Qin Yi benar-benar datang ke acara besar akademi." sambungnya dengan nada yang mengejek.
Dia adalah Fei Yun— 20 tahun, seorang Tuan Muda keluarga Fei dan juga merupakan seorang murid dengan tingkatan ranah Raja Tempur bintang satu.
"Fei Yun! Jika kau tidak menyingkir dari hadapanku, maka jangan salahkan aku bertindak kejam." kata Wang Qiu'er dengan nada yang dingin memperingati Fei Yun.
Tetapi Fei Yun malah tertawa dengan lantang, "Ha haa!"
Semua pandangan di sekitar mereka pun seketika tertuju kepada kelompok Wang Qiu'er dan juga kelompok Fei Yun.
Prok! Prok! Prok!
"Memangnya... apa yang bisa kau lakukan kepadaku, Tuan Putri Wang Qiu'er?" ucap Fei Yun, sangat mengejek.
"Sial! Dari mana datangnya bedebah ini!" ucap Yuan Chen dengan sangat kesal, kedua matanya membola bulat, memelototi Fei Yun. Yuan Chen pun berjalan maju sembari mengibaskan jubah abu-abu yang menyelubungi tangannya.
Namun, Wang Qiu'er segera menghentikan Yuan Chen, menarik tangannya. "Jangan impulsif, adik! Dia adalah seorang praktisi Raja Tempur!" tegur Wang Qiu'er, tatapannya begitu serius terhadap Yuan Chen.
Mendengus.
"Cih! Raja Tempur bintang satu... apakah itu sangat kuat? Aku rasa, aku bisa mengalahkannya, dan tidak perlu untuk Kakak Wang turun tangan sendiri." jawab Yuan Chen, nadanya cukup tinggi.
"Ha haa!" Fei Yun kembali tertawa lantang, diikuti oleh beberapa pengikutnya yang juga ikut tertawa.
"Celotehan dari Murid biasa itu ... sangat lucu!" kata Fei Yun dengan sangat sinis, "Adik kecil! Kau masih terlalu lemah. Sebaiknya, kamu pulang saja!" sambung Fei Yun, mencibir keras.
Namun, permukaan lantai yang terbuat dari lapisan tembok batu bata itu tiba-tiba dilapisi oleh lapisan kristal es yang beku. Fei Yun pun terkejut, segera ia memalingkan pandangannya, menatap Qin Yi yang telah memasang raut wajah yang begitu dingin.
"Hehehe... Tetua Qin! Aku akan segera pergi!" kata Fei Yun, ia pun segera pergi begitu saja.