Suara Raja Bramasta terdengar tegas, namun ada nada putus asa di dalamnya
Raja Bramasta: "Sekar, apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah bilang, jangan pernah menampakkan diri di hadapanku lagi!"
Suara Dayang Sekar terdengar lirih, penuh air mata
Dayang Sekar: "Yang Mulia, hamba mohon ampun. Hamba hanya ingin menjelaskan semuanya. Hamba tidak bermaksud menyakiti hati Yang Mulia."
Raja Bramasta: "Menjelaskan apa? Bahwa kau telah menghancurkan hidupku, menghancurkan keluargaku? Pergi! Jangan pernah kembali!"
Suara Ibu Suri terdengar dingin, penuh amarah
Ibu Suri: "Cukup, Bramasta! Cukup sandiwara ini! Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu tentang hubunganmu dengan wanita ini!"
Bintang Senja terkejut mendengar suara ibunya. Ia tidak pernah melihat ibunya semarah ini sebelumnya.
Raja Bramasta: "Kandahar... dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."
Ibu Suri: "Tidak seperti yang kupikirkan? Jadi, apa? Kau ingin mengatakan bahwa kau tidak berselingkuh dengan dayangmu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainul hasmirati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebimbangan di Hati
"Tapi, Ibu Suri," kata Bintang dengan suara lirih. "Saya masih bingung dengan perasaan saya. Saya tidak tahu siapa yang sebenarnya saya cintai."
Ibu Suri tersenyum. "Itu wajar, Bintang. Cinta memang rumit dan membingungkan. Tapi, aku yakin, kau akan menemukan jawabannya. Ikuti kata hatimu dan jangan biarkan siapa pun memaksamu untuk memilih."
Bintang merasa sedikit lega mendengar ucapan Ibu Suri. Ia merasa memiliki dukungan dan kebebasan untuk menentukan pilihan sendiri.
"Terima kasih, Ibu Suri," kata Bintang. "Saya akan memikirkannya dengan baik."
"Bagus," kata Ibu Suri. "Sekarang, ada hal lain yang ingin kubicarakan denganmu. Besok, kita akan mengadakan jamuan makan malam untuk menyambut Pangeran Kael dan para tamunya. Aku ingin kau hadir dan mendampingiku."
"Baik, Ibu Suri," jawab Bintang.
"Aku ingin kau menunjukkan kepada Pangeran Kael bahwa Kencana Loka adalah kerajaan yang ramah dan berbudaya," kata Ibu Suri. "Juga, aku ingin melihat bagaimana interaksi kalian berdua. Siapa tahu, kau bisa menemukan sesuatu yang baru tentang Pangeran Kael."
Bintang mengangguk. Ia mengerti maksud Ibu Suri. Jamuan makan malam ini adalah kesempatan baginya untuk mengenal Pangeran Kael lebih dekat dan mempertimbangkan perasaannya.
"Saya akan melakukan yang terbaik, Ibu Suri," kata Bintang.
Setelah itu, Bintang meninggalkan ruangan Ibu Suri dengan perasaan yang campur aduk. Ia merasa senang karena mendapatkan dukungan dari Ibu Suri, tapi ia juga merasa terbebani dengan tanggung jawabnya sebagai seorang putri.
Malam itu, Bintang tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya terus berputar-putar memikirkan tentang Pangeran Kael, Pangeran Rockwell, dan masa depannya. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan yang sulit. Ia harus memilih jalan yang benar, tapi ia tidak tahu jalan mana yang harus ia pilih.
Keesokan harinya, Bintang mempersiapkan diri untuk jamuan makan malam dengan hati yang gundah. Ia mengenakan gaun berwarna biru langit yang indah dan merias wajahnya dengan sederhana. Ia ingin tampil cantik dan mempesona, tapi ia juga ingin tetap menjadi dirinya sendiri.
Saat jamuan makan malam dimulai, Bintang duduk di samping Ibu Suri dan menyambut para tamu dengan senyum ramah. Pangeran Kael, yang duduk di seberangnya, menatap Bintang dengan tatapan kagum. Bintang merasa gugup, tapi ia berusaha untuk tetap tenang.
Selama jamuan makan malam, Bintang dan Pangeran Kael terlibat dalam percakapan yang menarik. Mereka membahas tentang berbagai hal, mulai dari politik, ekonomi, hingga seni dan budaya. Bintang merasa terkesan dengan kecerdasan dan wawasan Pangeran Kael. Ia juga merasa nyaman dan senang berada di dekatnya.
Namun, di sisi lain, Bintang juga tidak bisa melupakan Pangeran Rockwell. Ia tahu bahwa Pangeran Rockwell juga hadir di jamuan makan malam ini dan sedang menatapnya dari kejauhan. Bintang merasa bersalah karena telah membuat Pangeran Rockwell cemburu dan sakit hati.
Setelah jamuan makan malam selesai, Bintang memutuskan untuk mencari Pangeran Rockwell dan berbicara dengannya. Ia menemukan Pangeran Rockwell sedang berdiri di balkon istana, menatap langit malam yang bertaburan bintang.
"Pangeran Rockwell," sapa Bintang dengan lembut.
Pangeran Rockwell menoleh dan menatap Bintang dengan tatapan sedih.
"Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya bersama Pangeran Kael?"
"Saya ingin berbicara dengan Anda, Pangeran," jawab Bintang. "Saya tahu bahwa Anda merasa sakit hati dan cemburu. Saya minta maaf untuk itu."
Pangeran Rockwell menghela napas. "Aku tidak bisa menyalahkanmu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Kau berhak untuk memilih siapa yang kau cintai. Tapi, aku tidak bisa memungkiri bahwa aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu."
Bintang merasa terharu mendengar ucapan Pangeran Rockwell. Ia tahu bahwa Pangeran Rockwell adalah pria yang baik dan tulus. Ia juga tahu bahwa Pangeran Rockwell sangat mencintainya.
"Saya juga tidak ingin menyakiti Anda, Pangeran," kata Bintang. "Tapi, saya tidak bisa berbohong pada diri sendiri. Saya masih bingung dengan perasaan saya. Saya butuh waktu untuk memikirkannya."
Pangeran Rockwell mengangguk mengerti. "Aku akan memberikanmu waktu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Aku akan menunggu sampai kau siap untuk membuat keputusan."
Bintang tersenyum. Ia merasa bersyukur karena memiliki Pangeran Rockwell di sisinya. Ia tahu bahwa Pangeran Rockwell akan selalu mendukung dan mencintainya, apa pun yang terjadi.
"Terima kasih, Pangeran," kata Bintang. "Anda adalah teman yang baik."
Pangeran Rockwell membalas senyuman Bintang. "Aku akan selalu menjadi temanmu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Tapi, aku berharap, suatu hari nanti, aku bisa menjadi lebih dari sekadar teman bagimu."
Bintang terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawab ucapan Pangeran Rockwell. Ia masih belum yakin dengan perasaannya sendiri.
"Mari kita lihat apa yang akan terjadi nanti, Pangeran," kata Bintang. "Waktu yang akan menjawab semuanya."
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keindahan langit malam yang bertaburan bintang. Bintang merasa damai dan tenang berada di dekat Pangeran Rockwell. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi kebimbangan hatinya.
"Bintang, kau harus ingat, seorang ratu harus memiliki kebijaksanaan dan keberanian. Jangan biarkan emosi mengendalikan mu. Pilihlah pria yang bisa menjadi mitra yang baik dalam memerintah kerajaan."
"Saya mengerti, Ibu Suri. Tapi, bagaimana jika saya tidak mencintai pria itu? Apakah saya harus mengorbankan kebahagiaan saya demi kerajaan?"
"Kebahagiaan sejati seorang ratu adalah ketika ia bisa melihat kerajaannya makmur dan rakyatnya sejahtera. Cinta bisa tumbuh seiring waktu. Yang terpenting adalah kau memiliki rasa hormat dan kesetiaan kepada pasanganmu."
"Bintang, saya sangat menikmati percakapan kita tadi malam. Anda adalah wanita yang cerdas dan menarik. Saya merasa seperti menemukan belahan jiwa saya."
"Saya juga senang berbicara dengan Anda, Pangeran Kael. Anda memiliki wawasan yang luas dan cara berpikir yang berbeda. Saya belajar banyak dari Anda."
Pangeran Kael "Saya berharap, kita bisa terus menjalin hubungan yang baik. Tidak hanya sebagai teman, tapi juga sebagai sesuatu yang lebih."
Pangeran Rockwell "Bintang, aku tahu aku bukan pria yang sempurna. Aku memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Tapi, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membahagiakanmu. Aku akan memberikanmu seluruh cintaku dan kesetiaanku."
"Pangeran Rockwell, aku menghargai perasaanmu. Tapi, aku tidak yakin apakah aku bisa membalas cintamu. Aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Aku tidak ingin memberikanmu harapan palsu."
"Aku tidak memintamu untuk mencintaiku sekarang juga, Bintang. Aku hanya memintamu untuk memberiku kesempatan. Biarkan aku membuktikan kepadamu bahwa aku pantas untukmu. Aku akan menunggu selama yang kau butuhkan."
Setelah keluar dari ruangan ibu suri putri Bintang kembali ke kamarnya di antar oleh Dayang Sumbi, dayang ibu Suri.
Dayang Sumbi berbicara dengan putri Bintang .
"Bintang, kau harus membuat keputusan yang bijaksana. Jangan terburu-buru dan jangan biarkan siapa pun memaksamu. Pilihlah pria yang benar-benar kau cintai dan yang bisa membuatmu bahagia."
"Aku tahu, Dayang. Tapi, aku merasa tertekan dengan semua ini. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku takut membuat pilihan yang salah."
Dayang Sumbi "Jangan takut, Bintang. Ikuti kata hatimu dan percayalah pada intuisi mu. Kau adalah wanita yang kuat dan cerdas. Aku yakin kau akan membuat keputusan yang tepat."