Belum sempat mengucapkan salam, calina di tarik paksa masuk kedalam rumah.
"Kamu kerja apa pacaran calina." ucap mamah Tania di depan Kalingga.
"Mah tadi calina." perkataan calina tergantung di udara.
"Jangan banyak alasan kamu, "enak-enakan pacaran janji kamu pulang kerja mau mencuci pakaian calina."
"Iya mah calina masih ingat itu, "lepaskan mah tangan calina sakit."
"Jangan banyak alasan calina, "cepat masuk dan cuci semua pakaian kotor di dalam."
Calina belum sempat mengucapkan terima kasih sama lelaki yang sudah mengantarnya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil di luar nikah
Keesokan harinya Bu Retno bersiap-siap akan pergi mendatangi rumah Sherina, pak wilson sudah memakai jas berwarna hitam.
Bu Retno sudah memakai gaun berwarna merah maroon yang panjangnya selutut.
Bu Retno bersama suaminya Wilson berjalan bersamaan keluar dari kamarnya, sesampai nya ruang keluarga Wilson duduk di atas sofa di temani istri tercintanya.
"Mah kok Caisar belum turun." tanya pak Wilson.
"Enggak tau pah, kita tunggu saja sampai Caisar turun." jawab Bu Retno.
Tidak lama Caisar menuruni anak tangga satu persatu, Caisar mendekati kedua orang tuanya.
Caisar terlihat sangat tampan dengan memakai jas berwarna biru Dongker senada dengan celana nya, lelaki yang bertubuh tinggi tidak memiliki lemak di bagian perutnya itu akan segera meminang kekasihnya.
"Isar adik kamu enggak ikut." tanya Bu Retno.
"Katanya Kalingga ada urusan yang lain mah, "dia enggak mau ikut." jawab Caisar.
"Urusan apa, "sampai acara keluarga enggak bisa ikut." tanya pak Wilson.
"Biarin saja pah lagian ini cuma pertemuan saja, "bukan acara pernikahan." jawab Caisar.
"Ya sudah ayo kita jalan sekarang pah mah." ucap Caisar.
"Ayo pah anak kita sudah tidak sabar bertemu kekasihnya." ucap ibu Retno.
Caisar berjalan lebih dulu meninggalkan kedua orang tua nya yang masih berada di dalam rumah.
Lelaki tampan itu sudah berada di dalam mobil kesayangan nya, Caisar menyalakan mesin mobil nya, tidak lama kedua orang tuanya masuk kedalam mobil Caisar.
Caisar melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, di tengah perjalanan nya Bu Retno membuka pembicaraan.
"Isar seandai nya nanti orang tua Sherina nanya, "kapan pernikahan nya di laksanakan, "kamu mau jawab apa na." tanya Bu Retno.
"Ya terserah sama Sherina saja mah." ucap Caisar.
"Oh berarti kalau Sherina mau nya Minggu depan, "kamu mau menerima keputusan keluarga Sherina."
"Yups." jawab Caisar singkat.
......................
Di kediaman Pramono ada keributan yang cukup membuat keluarga Sherina syok.
"Apa Erina kamu hamil, "kamu hamil sama siapa." tanya Pramono.
"Caisar yang melakukan itu." tanya Pramono lagi.
Sherina terdiam hanya menggeleng kan kepalanya saja.
"Kalau bukan Caisar siapa, "papah tau nya kamu ada hubungan dengan Caisar." cecar pak Pramono.
"Bukan pah, Sherina bermain di belakang Caisar, "Sherin mengkhianati Caisar." ucap Sherina bergetar.
"Apa kamu bilang Sherina, "kamu bercanda kan." tanya mamah Celine.
"Tidak mah Sherina tidak bercanda." ucap Sherina sambil terisak.
Plak Celine menampar pipi kanan Sherina dengan sangat kencang, Celine sangat kecewa mendengar anaknya hamil di luar nikah.
"Dasar perempuan jalang, "bisa-bisanya kamu membuat malu papah." ucap Pramono marah.
"Denger ya Sherina hari ini Caisar mau datang kesini, "jangan sampai keluarga Giotama tau tentang hal ini, "mamah mau secepatnya kamu menikah, "supaya kami tidak malu dengan perbuatan kamu yang menjijikan itu." ucap Celine penuh penekanan.
"Sekarang bersihkan diri kamu, "terus bersiaplah sebentar lagi keluarga Giotama datang kerumah kita." ucap Celine lagi.
"Baik mah Sherina ke kamar dulu." ucap Sherina.
Tidak lama suara deru mesin mobil terdengar di depan rumah pak Pramono.
"Mah coba liat mungkin itu kluarga Giotama." ucap pak Pramono.
"Iya pah mamah liat dulu ke depan." ucap Celine sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
Celine melangkah keluar melihat siapa yang datang kerumahnya, Celine melihat Caisar turun dari mobil nya bersama kedua orang tuanya.
"Selamat datang di rumah kami, "pak Wilson." ucap Celine sambil melebarkan senyumnya.
"Tante apa kabar." tanya Caisar.
"Tante baik sangat baik." jawab Celine.
"Celine makin hari kamu makin cantik saja." ucap Retno sambil cipika cipiki.
"Kamu memang paling bisa." ucap Celine.
Pak Pramono ikut keluar menyambut tamu yang selama ini di tunggu nya, kapan lagi Wilson bisa kerumah Pramono.
"Mah ayo ajak masuk tamu nya, "kenapa masih di luar saja." ucap pak Pramono.
"Eh iya mamah lupa pah, "ayo masuk Retno." ucap Celine.
"Apa kabar om." tanya Caisar.
"Saya sangat baik." jawab Pramono.
"Apa kabar pak Wilson sudah lama kita tidak bertemu." ucap pak Pramono sambil memeluk Wilson.
"Iya sudah lama sekali kita tidak bertemu lagi, "setelah tender itu di menangkan oleh Caisar." ucap Wilson.
"Anak mu memang berbakat Wilson, "aku saja bisa dia kalahkan." ucap Pramono sambil melangkah masuk kedalam rumah.
Di ruang tamu keluarga Giotama duduk menghadap keluarga Pramono, bi Yati asisten rumah tangga Wilson membawakan beberapa cangkir teh yang di letakan di atas meja ruang tamu.
"Celine kemana Sherina." tanya Retno.
"Sebentar lagi pasti turun, tadi aku liat Sherin masih bersiap-siap." jawab Celine berbohong.
Tidak lama Sherina menuruni anak tangga, dengan mengenakan dress hitam yang panjangnya selutut.
"Selamat siang om Tante." ucap Sherina sambil menyalami kedua nya.
"Siang sayang, "mata kamu kenapa Sherin." tanya Retno.
"Oh ini tadi pas mandi tidak sengaja sabun nya mengenai mata Tante." ucap Sherina berbohong.
"Hati-hati dong, sudah tidak sabar ya sampai samun nya mengenai mata." ucap Retno menggoda.
Sherina duduk di sebelah mamah Celine.
"Aku enggak mau banyak berbasa-basi, "kedatangan kamu kesini mau melamar anak kalian Sherina." ucap pak wilson.
"Aku juga mengharapkan itu sejak lama Wilson." jawab pak Pramono.
"Jadi kapan acara pernikahan nya di segerakan." tanya Retno.
"Aku sih terserah Sherina saja ret maunya kapan." ucap Celine.
"Tante kalau Minggu depan bagai mana." tanya Sherin tanpa berbasa-basi.
"Minggu depan enggak kecepetan ya." tanya Retno.
"Lebih cepat lebih baik Ret, "kamu kaya enggak pernah ngalamin muda saja." jawab Celine.
"Menurut kamu bagai mana isar." tanya Retno.
"Aku sih enggak jadi masalah mah." jawab Caisar.
"Ya sudah kalau menurut kalian itu tidak masalah, "mamah sangat mendukung keputusan kalian." ucap Bu Retno dengan tersenyum senang.
"Saya juga setuju." ucap Pramono ikut bicara.
"Baiklah kami akan mempersiapkannya." ucap Wilson tak mau kalah.
Tidak terasa waktu sudah semakin siang, pak Wilson mengajak anak istrinya untuk segera pulang, di rasa urusannya sudah selesai pak Wilson pun berpamitan.
"Sebelumnya saya minta maaf, "saya masih ada urusan lain pak Pramono." ucap Wilson.
"Iya om Tante kami pamit pulang dulu." ucap Caisar.
Semuanya bangun dari tempat duduknya, keluarga Giotama menyalami tangan Pramono.
"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas kedatangan nya kerumah kami Wilson." ucap Pramono.
Wilson melangkah ke luar, Sherina berjalan di samping kekasih nya mengantar Caisar keluar dari rumah pak Pramono, beda halnya sama Retno harus cipika cipiki dulu sebelum pulang, maklum saja perempuan selalu begitu kalau ketemu sahabat lama.
"Ya sudah kami pamit ya sayang, "persiapkan diri mu sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari keluarga kami." ucap Retno sambil memeluk Sherina.
"Iya Tante hati-hati di jalan, "sayang hati-hati nyetir nya." ucap Sherina.
Setelah kepergian keluarga Giotama ponsel Sherina berdering, satu panggilan dari lelaki yang selama ini menjalin hubungan gelap dengan perempuan cantik yang sebentar lagi akan menjadi nyonya muda Giotama.
Sherina segera masuk kedalam kamarnya, di dalam kamar yang terkunci Sherina menjawab telepon dari kekasih gelap nya.
"Halo ada apa." tanya Sherina tanpa berbasa-basi.
"Ada apa kamu bilang, "aku sangat merindukan kamu, "aku mau bertemu sama kamu sayang."
"Tapi aku sudah enggak mau bertemu sama kamu Renaldi." jawab Sherina.
"Ya tidak masalah kalau kamu tidak mau bertemu sama aku, "tapi kamu jangan menyesal kalau foto-foto kamu tersebar di dunia Maya." ucap Renaldi sedikit mengancam.
"Kamu ngancem aku renal." tanya Sherina cemas.
Renaldi mematikan sambungan telepon nya secara sepihak, renal memilih mengirim gambar ke ponsel Sherina.
"Ketemu di tempat biasa, "atau foto ini tersebar." isi pesan renal dengan foto Sherina yang tidak mengenakan pakaian berbaring di atas kasur kamar hotel.
"Sial si renal memanfaatkan aku saat tidak sadarkan diri." ucap Sherina pelan.
Sherina segera mengambil tas Selempang nya, bergegas keluar dari kamar, di lantai bawah Celine duduk di sofa ruang tengah.
"Mau kemana kamu Sherin." tanya Celine.
"Sherin ada urusan mah sebentar." ucap Sherina.
"Kamu mau bertemu lelaki itu lagi." tanya Celine
"Iya mah hanya sekali ini saja, "setelah itu Sherin akan meninggalkan nya." ucap Sherina.
Sherina berjalan keluar meninggalkan Celine yang duduk di sofa, gadis cantik itu mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Tidak butuh waktu lama Sherina sampai di tempat tujuan, di hotel tempat Sherina memadu kasih bersama Renaldi.
Di kamar hotel Renaldi berbaring di atas kasur, menunggu kekasih nya datang, Sherina membuka pintu kamar hotel yang sengaja tidak di kunci.
"Selamat datang sayang ku." ucap renal di dalam kamar hotel.
"Kamu mau apa lagi renal." tanya Sherina.
"Mendekat sayang, aku sangat merindukan belayan tangan lembut mu."
"Hentikan renal sebenarnya apa mau mu."
Renaldi bangun dari tempat tidur, mendekati kekasih nya.
"Aku tau kamu sekarang mengandung anak dari benih ku." ucap Renaldi.
"Terus mau mu apa renal." tanya Sherina.
"Mau aku sekarang, "lepaskan pakaian mu dan puaskan aku." ucap renal sambil membelai rambut Sherina.
"Aku akan melakukan nya, "tapi dengan satu syarat, "jangan ganggu aku lagi." ucap Sherina kesal.
"Baik kalau itu mau kamu sekarang jadilah jalang untuku sayang." Renaldi berjalan ke arah ranjang, renal membuka kemejanya, renal membaringkan tubuhnya di atas kasur.
"Ayo cepat sayang, "jangan belaga seperti belum pernah aku tiduri." ucap Renaldi.
Sherina mengikuti kemauan kekasihnya perlahan Sherina membuka dress nya yang panjang nya selutut, Sherina membiarkan renal menatap tubuh polosnya.
Tatapan renal penuh dengan nafsu, birahi yang memuncak membuat renal tidak sabar, renal menarik pergelangan tangan Sherina, gadis cantik itu jatuh di pelukan lelaki yang ada di hadapannya.
Renal membelai wajah Sherina, sampai gadis cantik itu memejamkan matanya, menikmati belayan tangan renal.
Setelah menuruti ke mauan renal, Sherina tertidur pulas di samping kekasih gelapnya.