Rumah Kost Pak Manto

Purnama berjalan cepat karena dia mendapat sesuatu yang menarik sehingga dia merasa saat ini juga harus di datangi, namun ternyata hanya iblis biasa yang mati karena gantung diri, Ratu ular mendesah kecewa karena tadi dia berharap ini arwah yang punya power kuat dan bisa tau semua yang ada di sini.

Namun itu hanya arwah Gita saja dan gadis itu sedang menangis pilu di depan pintu kamar, Purnama yang sudah terlanjur mendatangi maka tidak bisa mau berbalik dan mau tidak mau akan bertanya juga karena siapa tau saja arwah gadis ini tau sesuatu yang sudah tersimpan dalam rumah kost milik Pak Manto ini.

Apa lagi sekarang Gita menangis seolah dia merasa begitu menyesal telah masuk ke dalam rumah ini hanya untuk menyerahkan nyawa saja, niat hati ingin mencari tempat tinggal yang lebih murah agar bisa mengirim lebih banyak kepada orang tua yang ada di kampung namun ternyata justru kehilangan nyawa yang sangat berharga.

Bila sudah seperti ini maka tentu saja hanya ada penyesalan yang tertinggal di dalam hati Karena untuk mengulang kembali dari awal pun sudah tidak bisa lagi, oleh sebab itu kita hanya bisa menangis dilanda rasa sesal yang sangat besar dan dia pun juga tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Orang tua di kampung juga merasa begitu kehilangan dan mereka merasa bersalah karena mereka beranggapan Gita bunuh diri akibat tidak sanggup untuk menjadi tulang punggung keluarga, kabar yang tersebar tentu saja Gita mati karena bunuh diri dan Bu Dewi selalu mengatakan itu kepada orang tua dari sang korban yang tinggal di sini.

Namun untuk dunia luar maka dia menutup mulut karena takut tidak ada lagi orang yang mau kost di sini, bila itu sampai terjadi maka bisa saja usaha dia menjadi sepi dan tidak ada lagi yang mau datang kemari untuk tinggal atau menyewa sehingga sudah pasti keuangan Bu Dewi akan terganggu.

"Kenapa kau menangis seperti itu?" Purnama menegur Gita di depan pintu.

"Kau bisa melihat aku disini sekarang?!" Gita kaget karena dia tidak menyangka ada orang yang bisa melihat keberadaannya.

"Aku tidak buta sehingga jelas aku bisa melihat bahwa kau sedang menangis akibat meratapi hidup yang telah Kau akhiri sendiri." Purnama tersenyum santai.

"Tidak! aku tidak pernah mengakhiri hidup ku, justru aku ingin pergi dari sini agar bisa selamat." Gita langsung bangkit dan mendatangi Purnama.

"Lalu apa yang terjadi pada dirimu bila itu bukan kasus bunuh diri?" Purnama sebenarnya sudah tahu namun dia hanya ingin bertanya saja.

"Ada seseorang berwajah hancur yang datang dan dia membunuh aku karena aku akan pergi dari tempat ini." Gita bercerita saat dia akan meninggalkan kamar.

"Ada kah gadis itu menyebutkan nama?" Purnama penasaran dengan gadis berwajah hancur itu.

"Tidak!" Gita menggeleng karena dia memang tidak mengetahui siapa nama gadis yang menemui dia kemarin.

"Pasti dia salah satu korban yang ada di sini sehingga membuat masalah, siapa dia dan kenapa ingin semua orang yang tinggal di sini ikut mati juga?" ratu ular jadi penasaran dan sangat ingin tahu.

"Tapi siapa kau sebenarnya dan kenapa energi mu bisa sekuat ini?" Gita agak ngeri karena dia bisa merasakan kekuatan yang sangat besar di dalam diri Purnama.

Purnama hanya tersenyum saja dan dia tidak berniat untuk memberitahu siapa dirinya saat ini kepada Gita atau kepada yang lain, sebab tujuannya datang ke sini memang untuk menyamar dan bila ada salah satu saja yang tahu bisa saja nanti justru akan tersebar dan semua rahasia akan terungkap.

Untuk berjaga-jaga memang lebih baik bila menutup saja mulut ini agar tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya ratu ular dan tujuannya datang kemari, Manto juga jelas tidak tahu siapa Purnama sehingga di terima begitu saja dan yang pasti pak Manto tertarik ketika melihat kecantikan Purnama yang sangat menawan hati bagi semua pria.

"Teman ku sudah tidak bisa melihat aku lagi." Gita tersenyum ketika Luna lewat.

"Dia teman mu? kenapa Dia seolah tidak bersedih setelah kematian yang kau hadapi." Purnama tahu bahwa Luna sama sekali tidak berduka.

"Dia berduka kok, hanya saja dia menyembunyikan rasa sedih itu." Gita masih membela Luna.

"Bila ternyata dia tidak berduka dan memiliki konspirasi dengan gadis berwajah hancur itu kau mau apa?" pancing Purnama kepada Gita.

"Apa yang sedang kau bicarakan ini, dia tidak mungkin seperti itu karena dia adalah sahabatku sejak dulu dan sampai kini." Gita tetap membela Luna.

"Hahaaaaa...naif sekali kau ini, astaga kenapa para manusia memang sangat bodoh." Purnama tertawa kencang.

"Kau kenapa berbicara seperti itu, Luna memang sahabat ku dan dia akan selalu jadi sahabat ku!" tegas Gita.

"Maka persiapkan dirimu bila suatu saat mendapat kejutan yang sangat memukau ya." Purnama mengedipkan mata genit.

Rasa ingin tertawa kencang karena Gita sangat percaya dengan yang namanya sahabat, sepertinya kita harus bertemu dengan Julia karena arwah satu itu pernah mengalami hal yang sangat menyakitkan dari teman walau bukan sahabat namun sudah pasti Julia dan Lea memiliki kedekatan yang bisa dikatakan erat karena mereka tinggal berdampingan selama di desa.

Namun Lea masih saja tega mengambil suami dari Julia dan bahkan dia juga tega meracun Julia, intinya tidak ada orang yang bisa di percaya walau itu adalah sahabat sejak kecil dan mereka selalu bersama untuk melewati suka dan duka selama ini, tapi tentu saja Purnama tidak bisa langsung berkata demikian.

Gita jelas tidak akan percaya dan akan menyangkal fakta itu karena dia masih sangat percaya kepada Luna bahwa sang sahabat tidak akan pernah menjerumuskan ke dalam hal yang menyakitkan, padahal selama ini sudah banyak kasus bahwa sahabat bisa menusuk dari belakang bila ada kesempatan yang sangat besar.

"Kenapa kau berpikir Luna akan bersikap seperti itu?" Gita mengejar Purnama yang sudah mau pergi.

"Terpikir begitu saja." jawab Purnama cuek.

"Kau tidak boleh berpikir sembarangan seperti itu karena bila Luna sampai tahu dia akan merasa sangat sakit hati." Gita mengajukan protes kepada Purnama.

"Apa peduli ku? mau dia sakit hati atau sakit ginjal aku juga tidak peduli." sahut Purnama sangat ketus.

Gita melongo tidak percaya Karena yang ada di hadapan dia ini adalah wanita yang sangat ketus luar biasa, ini bisa bersikap agak ramah hanya karena dia ingin mengungkap kasus yang ada di rumah Pak Manto sehingga sejak tadi dia terus berusaha untuk menyembunyikan sifatnya yang sangat galak itu.

Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya.