Istri Kedua Mafia Bos

Marvel pulang ke rumah pribadinya bersama Vivian. malam ini ia tidak akan kembali ke mansion dan meninggalkan Bella disana.

Marvel berjalan cepat menuju kamar, Vivian ikut setengah berlari mengejar langkah Marvel.

"Tunggu! jelaskan padaku soal wanita itu!" Vivian menarik lengan Marvel.

Marvel terdiam sejenak ia sedang berpikir, tidak mungkin Marvel bisa menyembunyikan soal Bella dari Vivian.

"Yang di katakan Piere itu benar?" tanya Vivian menatap lekat wajah tampan di hadapannya.

"Iya"

"Oh sial, kenapa kau tidak pernah bercerita padaku Marvel? tentu aku akan senang dan tidak akan menghalangi mu untuk menikah lagi tapi setidaknya kau beritahu aku" kata Vivian kesal.

Marvel menggaruk alisnya, ia bingung harus bercerita dari mana soal Bella.

"Seperti apa dia? aku ingin melihatnya" kata Vivian antusias.

Marvel bersandar meja rias, ia membayangkan wajah Bella. senyum terlihat menghiasi bibir Marvel dan wajahnya juga sedikit memerah . sesuatu yang sangat jarang sekali Vivian lihat.

"Namanya Isabella, ia cantik bermata indah, dan dia baru saja menjadi dokter di salah satu rumah sakit. kemarin aku menikahinya"

"Wow apa ini sungguhan Marvel?".

Marvel mengangguk malu-malu. Vivian langsung memeluk Marvel.

"Bawa aku bertemu dengannya, oh ya tapi apa dia mencintaimu? maksudku dia tidak takut padamu? atau dia tidak tahu kau siapa?"

"Dia sangat benci padaku" jawab Marvel sembari menatap Vivian.

"Kenapa?" Vivian bingung dengan cerita Marvel.

"Dia anak Calegaro, beberapa hari lalu kami menyerbu markas musuh dan mengalahkan mereka. aku tidak tahu jika anak buahku membawa putri Calegaro sebagai tawanan"

"Kau jatuh cinta padanya dan memaksanya menikah dengan mu?"

Marvel mengangguk.

"Jika papa Gilian tahu maka kau dalam masalah besar Marvel! kau menikahi anak dari musuh kalian!"

"Aku tahu karena itu aku merahasiakan dari papa, kau juga harus membantuku Vivian"

Vivian menggeleng kepala tidak habis pikir dengan tingkah Marvel. selama ini Marvel sudah membantu menutupi hubungan Vivian dengan Robert pria yang di cintai Vivian. jadi sekarang giliran Vivian juga membantu Marvel dan Isabella.

"Aku benci padamu".kata Vivian sembari mengusap punggung Marvel memberi dukungan.

****

Bella membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Bella berharap semua kejadian yang telah ia lalui hanya sekedar mimpi buruk dan tidak pernah menjadi kenyataan. nyatanya Bella salah besar, ia masih berada di dalam kamar mafia itu. pria bengis yang sekarang menjadi suaminya. pria yang sudah membuat ayah dan kakaknya dalam bahaya.

Bela membuka jendela di kamar. ia menatap ke bawah, terbersit dirinya ingin melompat saja dari ketinggian lantai tiga di mansion itu. tatapan mata Bella kosong, ia berdiri di jendela, membiarkan angin menerpa rambut panjangnya. Bella menarik napas panjang, ia tersenyum lalu mulai mengayunkan perlahan sebelah kakinya sampai seseorang meraih pinggangnya dengan kasar dan menariknya.

Marvel menatap tajam wajah Bella dari jarak begitu dekat. ia mencengkram pinggang Bella dan membiarkan tubuh Bella membentur tubuhnya.

"Kau mau apa?! berani sekali kau mau melompat ke bawah?!"

"Lepaskan aku" kata Bella datar. sepasang bola matanya yang teduh menatap Marvel dengan sorot putus asa.

Dengan gerakan cepat Bella meraih senpi yang terselip di pinggang Marvel. ia menodongkan senpi itu di pelipisnya.

"Aku tidak mau hidup bersama pria jahat seperti mu!" terdengar sungguh dramatis dan suasana mencekam.

Tapi suasana mencekam itu tidak bertahan lama, Marvel justru tertawa memundurkan langkahnya dan duduk di sofa. Bella yang masih memegang senpi terlihat bingung dengan tingkah Marvel.

"Lakukan saja" kata Marvel.

Marvel tahu Bella tidak akan paham menggunakan senjata itu. karena senjata itu di rakit khusus oleh Marvel sendiri. yang bisa menggunakan senjata itu hanya Marvel dan Matteo.

Bella melemparkan senpi itu ke arah Marvel. ia berdiri mematung takut jika ulahnya tadi akan memantik amarah Marvel.

"Kemari dan makanlah, sejak kemarin kau tidak mau makan apapun" kata Marvel sembari meraih tangan Bella dan mengajaknya duduk di sofa.

Marvel meraih sendok mencoba menyuapi Bella tapi Bella menepis tangannya hingga sendok jatuh terpelanting ke lantai. habis sudah kesabaran seorang Marvel.

"Baiklah kau mau mengakhiri hidupmu bukan? ikut aku!"