Di daratan yang sangat luas, terbentang lima benua besar yang memiliki ratusan penguasa. Masa dimana peperangan antar kerajaan di mulai, masa dimana penguasa berambisi menguasai daratan. Perang, politik, birokrasi, kekuatan, kekuasaan, romance, dan sejarah peradapan menyatu dalam kisah ini.
ini hanya cerita fiksi belaka, imajinasi yang beradu dengan sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps - 09
Semua sisa pasukan mengikuti Klain ke camp militer, lalu Herry dan Alice menuju ibu kota untuk mencari tempat tinggal.
"Lokasi Rumah yang Anda mau sedang kosong Tuan. Jika Anda mau, ada sebuah rumah kosong di tepian ibu kota, jaraknya tidak jauh dari sini, mungkin sekitar 1 jam perjalanan jika jalan kaki, dan sekitar 20 menit jika menaiki kereta kuda."
"Hm, bagaimana menurut mu.?" tanya Herry kepada Alice.
"Selama kau mau pergi berbelanja keperluan kita nanti, aku tidak masalah."
"Haish, baiklah. kita ambil saja rumahnya." sahut Herry.
"Harganya 230 keping perak." kata petugas
"Apa.?" teriak Herry.
"Hm, kenapa rumahnya mahal sekali, ini kan di luar area ibu kota, apalagi tempat itu sepi dan sedikit rumah di sekitarnya. Kami juga harus pulang pergi untuk keperluan kami di ibu kota." teriak Alice.
"Tapi Nyonya, yang menjadi mahal itu bukan rumahnya, tapi ukuran tanahnya sampai 7 hektare."
"Aku tidak mau tau, aku hanya ingin rumah, bukan tanah kosong. buat apa tanah kosong disana, jika kau memberikan harga mahal seperti ini sebaiknya kita cari agen lain saja."
"Eh, tu tunggu nyonya. baiklah aku kasih diskon, 220 keping perak. bagaimana.?"
"120"
"Haaaa?" teriak petugas dengan terkejut, bahkan Herry pun ikut terkejut.
"Gila, dia mau menawar atau merampok"
"210 nyonya"
"125"
"205 nyonya"
"130"
Wajah petugas itu pun mulai kesal karena tawar menawar dengan Alice.
"Huh, ya sudah 170 kami lepas."
"Ho, oke Deal." sahut Alice dengan tersenyum.
Herry dan petugas disana hanya bengong melihat Alice. Mereka pun resmi mendapatkan surat tanah dan bangunan milik pribadi.
....
"Hehe, kita dapat harga murah. Jika itu ada di Neverland, harganya mungkin mencapai 400 koin perak." kata Alice
"Hm, kau seperti merampok Alice."
"Kita harus berhemat, untuk kebutuhan Tuan Muda selama hidupnya, uang kita tidak akan cukup." sahut Alice
"Padahal uang Tuan Muda sangat banyak, apa kau tidak mengambilnya.?"
"Hehehe, aku tidak tau tempat brangkas Tuan Gerald. Apalagi aku tidak sempat pergi ke Castlenya kan. Jadi yang bisa kita andalkan hanyalah uang dari kebutuhan militer saja, itu pun sudah ada di dalam kapal."
"Ha? jadi kau mengambil semuanya.?"
"Hm, jadi kau tidak menyadari nya.? lalu apa yang kau bawa itu.? kau kira itu bungkusan kain.?"
Herry pun langsung menghentikan langkah nya, dan membuka tas kain yang ia bawa. Saat kain itu di buka, Ratusan ribu koin emas ada di dalamnya.
"Gila, ini uang banyak sekali. Pantas saja sangat berat, aku kira isinya bongkahan besi."
"Ekhm, bagaimana.?" sahut Alice dengan sombong.
Herry pun memegang kedua pundak Alice.
"Wah, kau menyelamatkan hidup kita Alice, bahkan kebutuhan Tuan Muda tidak akan pernah kurang dengan uang ini."
"Tentu saja, tapi ingat, uang itu bisa habis, dan kita tetap harus menghematnya. Semua uang ini adalah milik Tuan Gerald, Artinya, uang ini adalah warisan untuk Tuan Muda. Kau tidak boleh sembarangan memakai uang ini Herry, apalagi untuk membeli minuman dan menyewa seorang perempuan."
"Ah, hahaha." sahut Herry dengan senyum palsu
"Aku tau isi kepalamu, kau berencana menghamburkan uang ini kan.? Jangan macam-macam denganku." sahut Alice dengan wajah mengancam.
"Ehehe. tidak Alice, kau saja yang mengaturnya. Karena ini bukan dana militer, jadi aku serahkan padamu."
"Oke, itu lebih baik. Kalau begitu, kita pergi berbelanja sekarang. Hahahaha."
"Perasaanku tidak enak."
....
Mereka berdua pun, belanja keperluan Rudy, mulai dari pakaian, peralatan bayi, makanan, dan tempat tidur untuk Rudy. Mereka juga membeli beberapa perabotan rumah, karena informasinya, rumah yang mereka beli hanya ada bangunan saja.
"Sudah seharian kita belanja Alice, sebaiknya kita pergi kerumah baru kita."
Namun, Alice tiba-tiba berhenti di depan toko pakaian dan perhiasan. Herry pun langsung terkejut.
"Kita pergi dari sini, sebelum terlambat"
Tangan Alice di tarik, tapi Alice menolak pergi dan matanya tertuju pada perhiasan didalam toko.
"Haish, ini bahaya."
"Kita juga harus mempersiapkan diri kita Herry, jadi tidak masalah jika memakai sedikit uang untuk kita. Anggap saja ini adalah upah untuk merawat Tuan Muda kan." kata Alice dengan tersenyum licik.
"Huh" Herry hanya menghela nafas.
....
Beberapa jam kemudian, Mereka akhirnya sampai di rumah baru dengan menaiki kereta kuda. Dan semua barang yang di beli, juga di angkut menggunakan kereta kuda.
"Sialan, rumah ini kecil sekali, berbeda dengan tempat kediaman seorang Duke." kata Alice.
"Jangan bandingkan dengan tempat tinggal para Bangsawan. Ini sudah cukup bagus, rumah kayu dengan dua lantai, halamannya juga luas. Ini cukup untuk tempat tinggal Tuan Muda." sahut Herry
"Ya meskipun begitu, apakah semua ini layak.?"
"Mau bagaimana lagi, kita sudah terlanjur membelinya. dan jangan berfikir untuk membeli rumah baru lagi." sahur Herry
"Hm, baiklah."
Semua perabotan dan peralatan pun di turunkan semua dari kereta kuda.
"Mulai besok kita akan sibuk." kata Herry.
"Tuan, semuanya sudah di turunkan, kami akan kembali." kata pembawa barang.
"Ah, ini upah kalian." kata Herry sambil memberikan 1 koin emas.
"Hee.? Anda serius Tuan, ini terlalu banyak."
"Iya, aku serius. Karena kalian sudah membantu menurunkan barang, jadi terima saja upah ini."
"Terimakasih Tuan, Terimakasih."
Para pengantar barang pun langsung pergi meninggalkan tempat itu, lalu Alice melihat sekeliling rumah.
"Bukankah tempat ini adalah perbatasan darat Andorra dan Neverland. Cukup bahaya jika terjadi peperangan."
"Aku akan menata perabotan dulu Alice, dan jangan jauh-jauh jika kau mengajak pergi Tuan Muda."
"Aku tau."
Alice pun berjalan menjauh dari sana. ia benar-benar penasaran dengan lingkungan disana. Sesekali, ia melihat orang-orang sedang bertani. Dan hanya ada beberapa rumah diwilayah itu.
Alice mencoba mengakrabkan diri kepada tetangga sekitar, dan selalu menyapa ke semua orang.
"Lumayan juga hidup tenang dan sederhana. Aku merasa bebas tanpa ketakutan." kata Alice
Ia pun melihat Rudy yang sedang tertidur dalam gendongannya.
"Jadi, inikah kehidupan yang di inginkan Tuan Gerald.? hm, aku merasa tidak ada tekanan, bebas mengekspresikan semua keinginan. Meskipun begitu, kau harus tetap belajar dengan giat Tuan Muda, karena kau memiliki darah seorang Bangsawan." kata Alice tersenyum.
.....
3 bukan berlalu, mereka menjalani hidup dengan damai dan nyaman. Karena kehidupan seperti itu, Herry dan Alice semakin dekat dan saling membantu. Benih-benih cinta di antara keduanya mulai tumbuh. Sampai akhirnya, Herry menyatakan cinta pada Alice dan mengajaknya menikah.
"Aa, Alice, sebenarnya sudah lama aku mencintaimu, mau kah kau menikah denganku.?"
"Kenapa baru sekarang kau mengatakan nya Herry. Aku juga punya perasaan padamu, baiklah aku terima lamaranmu. Tapi ingat, posisi kita adalah seorang pelayan Tuan Muda. Jika kita punya anak nantinya, jangan sampai anak kita nanti tersinggung."
"Aku tau Alice, Tapi, sejauh itukah kau sudah memikirkan seorang Anak.?"
Wajah Alice memerah sangat malu.
"Diam kau."
.....