NovelToon NovelToon
DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Pelakor / Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:440.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

‘Dulu, ibuku pernah menjadi permaisuri satu-satunya, dan aku Putri mahkota dalam istana mahligai rumah tangga orang tuaku, tapi lihatlah kini! Kami tak ubahnya sampah yang dibuang pada sembarang tempat!’

Dahayu – wanita berpenampilan sedikit tomboy, harus menelan pil pahit kehidupan. Sang ayah menjual dirinya kepada sosok asing, yang mana ia akan dijadikan istri kedua.

Tanpa Dahayu ketahui, ternyata dirinya hendak dijerumuskan ke jurang penderitaan. Sampai dimana dirinya mengambil keputusan penting, demi sang ibu yang mengidap gangguan mental agar terlepas dari sosok suami sekaligus ayah tirani.

Siapakah sosok calon suaminya?

Mampukah Dahayu bertahan, atau malah dirinya kalah, berakhir kembali mengalah seperti yang sudah-sudah?

Pengorbanan seperti apa yang dilakukan oleh wanita berpendirian teguh, bersifat tegas itu …?

***
Instagram Author : Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09 : Impas

Bandi langsung melangkah terburu-buru menyambut pimpinan tertinggi perkebunan yakni, Manager perkebunan. Ada juga seorang kepala afdeling, atasan bapaknya Dahayu.

Kedua pria berkharisma itu tinggal di villa bukit, area khusus diperuntukkan bagi jajaran petinggi perkebunan sawit dan karet milik Amran Tabariq.

“Selamat sore bapak Bandi,” sapa sang manager ramah, penuh nada kehangatan.

Bandi langsung mengangguk sedikit membungkuk, mengelap tangan pada celana kolor selutut, baru menerima jabat tangan.

Di belakangnya – Ijem dan Nafiya memasang raut berlebihan, tersenyum lebar hingga barisan gigi terlihat.

“Dah macam Kambing saja kedua badut dibelakang si Bandi itu.” Nelli merapat pada Dahayu, sama-sama memperhatikan interaksi orang penting yang bisa dibilang tidak pernah berkunjung ke rumah bawahannya, berlebih pak manager berambut putih.

“Mari masuk, Bapak terhormat. Maaf, kalau hunian kami apa adanya,” basa-basi Ijem. Dia melirik sombong pada tetangga sebelah rumah.

“Yu, besok Ayah antar ke rumah buktinya. Sekarang waktunya tidak tepat.” Bandi berlalu.

Sementara Nafiya mencibir, dan Ijem mendengus.

Dahayu tetap bergeming. Kali ini dia tidak mau mengalah, dirinya akan pulang setelah menggenggam bukti proses perceraian ibunya.

“Kau tak dengar apa? Sana pulang! Jangan buat malu, apalagi dengan penampilan lusuh mu ini!” Nafiya mendorong bahu Dayu.

Namun yang didorong tetap berdiri kokoh. Tanpa diduga – Dayu memelintir kebelakang lengan kanan sang kakak tiri yang baru saja mendorongnya.

“Lepas!” Fiya menggeram pelan, menahan sakit, tidak berani berteriak dikarenakan sedang menjaga image agar terlihat anggun di depan orang berpangkat tinggi.

“Sakit, Yu! Lepaskan, Dungu!” Wajah Fiya sudah memerah, dia ingin menjerit. Rasanya sungguh tersiksa menahan nyeri, tetapi harus bungkam.

“Lagak kau dah macam korban habis dihajar massa, padahal baru dipelintir lengan gatal yang suka membelai dada pria berjoget denganmu agar menambah jumlah uang saweran – dasar lemah!” hina Nelli, dia sangat menikmati raut nelangsa Nafiya.

Dahayu melonggarkan cekelan nya lalu mendorong punggung sang kakak tiri hingga jatuh tersungkur.

Bugh!

“Mamak!” jeritan kencangnya menarik perhatian para tamu yang sudah duduk di sofa.

“Nafiya! Kau kenapa, Nak?!” Ijem tergopoh-gopoh menolong sang putri untuk berdiri. Wajah dan bibir Fiya berdebu.

“Ada apa ini?” tanya pak Manager, sekilas dia melirik sungkan pada Dahayu yang tidak memperhatikan, tapi Nelli melihat hal itu.

“Saya putrinya ibu Warni – istri pertama Bandi, sedang menunggu bukti yang telah dijanjikan olehnya, perihal pengajuan cerai,” suaranya lugas, sedikitpun tak terdengar nada gentar.

Bandi melotot, tetapi tidak berani menyela apalagi menegur. Dia berada di posisi serba salah.

“Jadi Anda anak pertama bapak Bandi?" tanya atasannya jajaran Mandor.

“Iya.” Dayu mengangguk samar, menatap sekilas.

“Kebetulan sekali, mari masuk bergabung! Kedatangan kami kesini – untuk membahas sistem PT perkebunan perihal perceraian karyawannya.”

Tanpa dipersilahkan pemilik rumah, Dayu dan Nelli masuk.

Ijem mengepalkan tangannya, dia pun tidak berdaya untuk sekadar memperingati apalagi mengusir.

Semua orang sudah berada di dalam ruang tamu, duduk pada sofa. Hanya Dayu dan Nelli yang berdiri, menolak ketika dipersilahkan duduk.

Pak Manager menegakkan punggung, menatap tegas sang kepala keluarga. “Bapak Bandi – saya selaku pimpinan tertinggi jajaran para pengawas perkebunan PT Tabariq. Ingin meminta kejelasan atas laporan seseorang yang mengatakan kalau Anda akan menggugat cerai bu Warni selaku istri pertama, apa memang benar seperti itu?”

‘Siapa yang melapor? Apa Dayu? Rasanya mustahil. Mana mungkin wanita tak berpendidikan tinggi itu berani menemui para jajaran petinggi,’ benak Fiya dipenuhi tanda tanya.

Kening dan pelipis Bandi terlihat berkilat dipenuhi keringat. Dia gamang, dan dilema harus menjawab apa. “Betul, Pak.”

“Berarti benar ya, kalau bapak Bandi ingin melepaskan istri pertama? Sudah mantap kah hatinya?” tanyanya lagi untuk meyakinkan.

Tak ada yang bisa dia lakukan selain mengangguk. Bila mencoba mempertahankan dengan berkata tidak jadi cerai, maka posisinya sebagai mandor panen akan terancam – Dahayu pasti langsung bertindak saat ini juga.

“Baiklah kalau sudah yakin, tidak ada keraguan, dan memang untuk kebaikan bersama – esok hari pengacara perkebunan Tabariq, akan membantu perceraian itu. Tolong Bapak Bandi sportif, jangan ada drama penyesalan dan berniat menarik gugatan saat proses persidangan,” dibalik kata-kata lugas, terdapat nada tajam memperingatkan.

‘Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb,’ Dayu mengucapkan puji syukur. Tinggal selangkah lagi, dia dan ibunya terbebas dari sang tirani.

Nelli mengelus lengan sahabatnya, netranya ikut berkaca-kaca. ‘Alhamdulillah.’

Selepas menghabiskan suguhan air teh dan sepotong kue, kedua jajaran petinggi perkebunan PT Tabariq – berpamitan. Saat bersalaman dengan Dahayu, terlihat gesture mereka sedikit kaku.

.

.

“Kau lihat dan dengar sendiri kan? Kalau perceraian itu nyata adanya, dan bapakmu sudah menyetujuinya. Jadi, jangan lagi mencari perkara! Setelah suamiku resmi menceraikan ibumu, kau dilarang keras datang kesini mengemis bantuan bila terjadi apa-apa dengan wanita berpenyakitan itu!” Ijem berkacak pinggang, hatinya tengah kesal luar biasa.

Dia pikir kedatangan dua orang penting tadi mau mengabarkan kalau suaminya dipromosikan naik jabatan, ternyata malah ikut mengurusi hal tak penting.

“Kata-kata mu barusan juga berlaku untuk kalian!” Dahayu menunjuk ketiga sosok dihadapannya menggunakan dagu. “Selepas akte cerai itu turun. Maka antara aku dan Bandi maupun kau Ijem, terlebih Fiya – sama sekali tak ada lagi hubungan. Aku memutuskan tali hubungan apapun itu! Bila kita bersisian di jalan, anggap saja tidak saling mengenal.”

Dahayu mundur, untuk terakhir kalinya menatap sosok yang dulu sering mengajak bercanda, menggendongnya di punggung, dan mengabulkan apapun keinginannya. Kini, mereka seperti dua orang asing, setiap berkomunikasi hanya ada perdebatan.

Sang ayah yang dulu hangat, berubah dingin, berlidah tajam. Merendahkan, menghina, bahkan memanfaatkan dan menjual dirinya.

“Aku menganggap telah melunasi hutang budi denganmu, Bandi. Kau menjualku kepada salah satu penghuni villa bukit! Dengan sadar menyetujui kalau aku cuma dijadikan alat pencetak anak, lalu setelahnya akan dicampakkan. Maka dari itu – ku anggap lunas. Diantara kita tak ada lagi siapa paling banyak memberi dan menerima, melainkan sudah impas! Di masa depan, bila dirimu menemui kesulitan – harap sadar diri untuk tidak menyusahkan anak yang sudah dibuang demi sosok murahan.” Dia berbalik lalu melangkah keluar.

Netra Bandi bergetar – ulu hatinya nyeri. Dia merasa benar-benar telah kehilangan sang putri. Dayu belum pernah menatap hampa, hambar seperti tadi. Seolah perasaannya benar-benar mati.

“Sudahlah, Bang! Tak perlu kau pikirkan wanita congkak itu. Kita lihat saja, seminggu lagi pas awal bulan – pasti dia kembali kesini dengan raut memelas hendak meminjam kartu kesehatan!” Ijem menarik lengannya suaminya.

Nafiya masih menyimpan amarah. Dia tidak terima diperlakukan hina oleh Dahayu. Gadis itu merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel yang tombolnya warna merah dan putih. Mengirim pesan kepada seseorang.

‘Tak lama lagi kau akan menangis darah Dahayu!’

.

.

Bersambung.

1
Nik momRiz&Ga
alur cerita seru, sedih sampai ikut terhura, komedi lucu, bikin gemes geregetan pokok nya pembaca serasa ikut d dlm cerita.
tokoh wanita utama,, kuat,mandiri, pokok nya wonder women. cuma memang sudah kodrat wanita kdang terbawa emosi, terbawa hati yg penuh kasih syg gampang pake hati.
tokoh utama lk2 knp walau tau yg sbenarnya g sat set,,, hemmm,,, udah alurnya ya thor,,, 😁
semua cerita2 othor Warrrrr,,,, Biasa,, 👍👍
Leni Pur indah sari
bonusannya yg bnyak dong kaak 🤭🤭
nayla tsaqif
Semangat thorrr,, 💪💪
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tertampar satu lagi kenyataan dan kebenaran tentang menantu mu ,Masira hai nyonya Irna....bersiaplah menerima dentuman fakta mengenai kejadian beberapa tahun lalu...
Kuatkan jantungmu ,supaya detakannya tak melebihi batas normal...

Alhamdulillah, selamat ....selamat calon dedek kuat memeluk rahim sang bunda...
Mengobati luka terlihat jelas beda dengan luka batin, semoga Dahayu tidak terjebak dalam trauma...
dan bisa berpikir jernih ,untuk segera mengambil tindakan terbaik buat bu warni.

kedepannya,ketika ada gejolak dan nyinyiran orang ,bu Warni sudah siap
sryharty
ka cubliiiiik bener2 novel Kaka memporak poranda poranda hatiku
mengaduk2 emosi,,
astaghfirullah sukses terus ka cubliiik
Tak kasih vote dan kopi buat ka cublik
biar makin semangat
!m_mah
pndek kali rasanya🤭
Tri Lestari
setelah terbongkar menyesal kau Bu irma
isya🌀
Nahh... Misteri 4 tahun lalu segera terbuka. Siap2 lah bawa kopermu jauh2 sira
SR.Yuni
Jangan terlena lagi oleh bujuk rayunya Amran ....lelaki pecundang dia itu kalo dia tahu istri pertama dan ibunya jahat dia harusnya tahu bagaimana menjagamu.
@mb@R
yeay.. tambah.. tambah..
SR.Yuni
3 part terakhir ini bikin emosi kita meluap bak banjir rob, pun dengan air mata mengalir tanpa bisa dihentikan membayangkan penderitaan seorang dahayu semenjak kecil. Ayah yg biadab adalah penyebab semuanya hingga dia juga harus menderita setelah menikah paksa. Hinaan , cacian, tuduhan buruk , stigma negatif tentang dahayu okeh seorang yg bergelar ibu juga...mertua iblis
Lufia Lufia
karya yg luar biasa
Lufia Lufia
maksih ka, love love sekebon 🥰
SR.Yuni
Noooh....buka kuping kau Amran
DozkyCrazy
aslii mau up lagiii
horeeeee mksh
lope lopeee author 🙆🙆🙆
special vote buat author
SR.Yuni
Mau menyeret menantumu ke penjara atau neraka sekalian....muak kali aku sama emak satu ini
ilham gaming
bagus ceritanya
DozkyCrazy
Alhamdulillah legaaaa
Purnama Pasedu
ooo,,,libur,bolak-balik nengok akunya
Sulis Wati
ada kejutan dari amran yat emaknya dan marisa
si pembantu udh ketemu, tinggl cerita dehh,
langsung diksh syok terapi dah tuh emaknya,
tentang menantu kesayangan yg manulatiff
bae2 ya mak, jgn stroke ga seruu🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!