NovelToon NovelToon
Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Putri Yang Kembali, Kaisar Yang Menanti

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dikhianati oleh suami dan adiknya sendiri, Putri Wei Lian menyaksikan keluarganya dihukum mati demi ambisi kekuasaan. Di saat nyawanya direnggut, ia berdoa pada langit—dan mukjizat terjadi. Ia terbangun sebulan sebelum perjodohan maut itu terjadi. Dengan tekad membara, Wei Lian berjuang membatalkan takdir lamanya dan menghancurkan mereka yang menghancurkannya. Tanpa ia tahu, seorang pria misterius yang menyamar sebagai rakyat biasa tengah mengawasinya—seorang kaisar yang hanya menginginkan satu hati. Saat dendam dan cinta bersilangan, akankah takdir berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Malam itu, di kamar pribadinya, Wei Lian duduk di meja rendah. Di hadapannya, daftar para penari yang akan tampil di festival. Nama Fei Lan muncul begitu saja, direkomendasikan oleh Selir Ning dan langsung disetujui oleh Putra Mahkota.

Aneh. Selir Ning selama ini lebih suka parfum dan pakaian mewah ketimbang seni tari.

"Ada sesuatu yang busuk di balik wewangian itu," gumam Wei Lian.

Yan’er muncul dengan laporan baru. “Aku dan Ah Rui menyelidiki asrama penari. Fei Lan tidak tinggal di sana. Ia punya kamar pribadi dekat gudang barat. Dijaga oleh dua prajurit asing.”

Wei Lian mengetuk-ngetuk meja. “Fei Lan bukan penari. Ia pelempar pisau dari Selatan, mantan pengawal keluarga bangsawan yang dibubarkan karena makar.”

“Dan sekarang ia menyamar untuk membunuh di depan banyak orang,” lanjut Yan’er.

Wei Lian berdiri. “Kalau begitu, kita beri dia panggung. Tapi kali ini, penonton yang akan membuat penilaiannya.”

---

Keesokan pagi, Wei Lian menghadap Putra Mahkota dengan raut secerah mentari. Ia menyampaikan semua laporan dengan suara manis, memberikan saran tentang urutan acara dan pilihan makanan.

Putra Mahkota menatapnya puas. “Lian-er, aku semakin yakin, setelah menikah, kau akan menjadi tulang punggung istana ini.”

Wei Lian menunduk, menyembunyikan senyum samar. “Saya akan melakukan yang terbaik, Yang Mulia.”

Tapi dalam hatinya, ia sudah mengatur langkah.

Festival akan jadi panggung. Tapi bukan untuk Fei Lan.

Melainkan panggung bagi dirinya sendiri untuk mengungkap siapa tikus, dan siapa singa.

Dan ia tahu, Mo Yichen akan menonton dari balik tirai. Atau... mungkin berdiri di sisinya, jika waktu mengizinkan.

...----------------...

Malam Festival Musim Gugur tiba dengan cahaya lentera yang membanjiri seluruh langit Luoyang. Istana pusat bersinar bak samudra emas. Ribuan orang menanti pertunjukan pembuka tarian dari Paviliun Lotus, yang konon akan mempersembahkan penari baru paling memikat dari selatan: Fei Lan.

Namun di antara lautan lentera, kilau permata, dan wajah-wajah tersenyum itu, tersembunyi ketegangan yang menusuk.

Di balik layar, Wei Lian berdiri tenang dengan jubah hijau toska, disulam tangan dengan motif kupu-kupu dan bunga musim semi. Rambutnya disanggul anggun, dihiasi hiasan giok. Wajahnya tenang, tapi mata elangnya awas mengamati setiap sudut.

Yan’er berdiri di belakangnya, berbisik, “Semua sudah siap. Para pengawal menyamar di titik yang kita sepakati. Fei Lan sudah menerima kostum tarinya yang telah kita sisipkan jarum tipis penanda di leher bagian dalam, agar mudah dikenali dari menara penjagaan.”

Wei Lian mengangguk. “Bagus. Pastikan dia tidak mencium sesuatu sebelum waktunya.”

Ah Rui muncul tergesa, napasnya ngos-ngosan. “Nona... ada perubahan aneh. Tuan teh dari Hanbei, eh… maksudku, Mo Yichen dia berada di area tamu kehormatan. Tepat di samping Selir Ning.”

Wei Lian mengerutkan dahi. “Diundang?”

“Tidak. Tapi katanya membawa undangan dari Jenderal Zhuang sebagai utusan khusus.”

Wei Lian menahan nafas. Ia tahu, Mo Yichen hanya akan muncul di area setinggi itu jika ia ingin memperlihatkan sesuatu.

“Aku mengerti.” Ia membalikkan badan, menatap Yan’er dan Ah Rui. “Pastikan kalian berada di jalur pelarian Fei Lan. Tapi jangan tangkap dia... sebelum dia bicara.”

---

Sementara itu, di tribun kehormatan, Putra Mahkota duduk di singgasana peraknya dengan angkuh. Di sampingnya Selir Ning tampak sumringah. Ia menoleh ke pria berwajah tenang di sebelahnya—Mo Yichen, dengan jubah ungu gelap dan lambang bunga teh di sabuknya.

“Jarang ada tamu dari Hanbei malam ini,” kata Selir Ning manja. “Dan lebih jarang lagi yang tampan.”

Mo Yichen tersenyum sopan, meneguk tehnya. “Hanbei tak memiliki pelayan seanggun Anda, Selir Ning.”

Putra Mahkota melirik sekilas, tidak terlalu menyukai percakapan itu, tapi membiarkan.

Musik mulai mengalun. Lonceng-lonceng emas dibunyikan.

Panggung utama diterangi lentera perak.

Dan muncullah penari itu Fei Lan.

Ia melangkah pelan, seperti angin musim semi yang menyusup ke sela-sela dedaunan. Tubuhnya ramping, gerakannya luwes, dan wajahnya... menawan. Tapi bukan itu yang membuat Wei Lian menahan nafas dari kejauhan.

Melainkan mata sang penari.

Dingin. Fokus. Dan membunuh.

---

Tarian dimulai. Fei Lan berputar, melayang seperti bayangan yang memikat. Para penonton terpana, bahkan Putra Mahkota membungkuk sedikit ke depan. Semua mata tertuju padanya.

Kecuali Mo Yichen.

Matanya mengamati panggung... dan lebih penting lagi: titik-titik lemah di sekelilingnya. Ia mencium bahaya dan detik berikutnya, ia melihat gerakan halus tangan Fei Lan mengambil sesuatu dari sabuk dalam bajunya.

Pisau.

---

Namun sebelum pisau itu dilemparkan, panggung meledak dengan bunga api.

Bukan ledakan sesungguhnya, melainkan kembang api yang disulut dari sisi panggung oleh perintah Wei Lian.

Penonton bersorak.

Fei Lan goyah sesaat dan saat itulah dua prajurit yang menyamar sebagai penabuh genderang melompat dari balik panggung, menangkapnya dari belakang.

Pisau jatuh.

Suasana seketika berubah.

Putra Mahkota berdiri, berteriak, “Apa yang terjadi?!”

Wei Lian melangkah ke depan panggung, suaranya jelas dan dingin.

“Yang Mulia, hamba memohon maaf. Tapi tarian malam ini bukan hanya hiburan. Ternyata juga menyembunyikan upaya pembunuhan.”

“APA?!” teriak Selir Ning. “Itu tidak mungkin! Fei Lan adalah rekomendasi pribadi saya—”

“Dan itu yang mencurigakan.” Wei Lian membuka gulungan kertas: surat pengakuan dari salah satu pelayan yang disuap Selir Ning untuk menyembunyikan kedatangan Fei Lan.

Mo Yichen berdiri perlahan, menambahkan dengan suara santai, “Saya pun menemukan sesuatu. Pisau ini berasal dari Bengkel Senjata Selatan khusus dipakai oleh pembunuh terlatih dari wilayah bekas pemberontakan Yang.”

Ia melempar pisau itu ke lantai. Tajamnya menancap di ubin marmer.

Putra Mahkota memucat.

Selir Ning terjatuh ke lantai.

Para penjaga mengepung panggung.

---

Beberapa saat kemudian, Fei Lan diikat dan dibawa ke ruang interogasi.

Di belakang layar, Mo Yichen mendekat ke Wei Lian yang berdiri sendirian menatap lentera.

“Langkahmu tadi... mengejutkanku.”

“Kau kira aku akan diam?”

Mo Yichen tersenyum tipis. “Tidak. Aku hanya mengira kau akan menghadapinya lebih diam-diam.”

Wei Lian menatapnya. “Kadang sesuatu harus ditunjukkan terang-terangan, agar mereka tahu... bahwa aku bukan boneka yang bisa mereka bawa ke altar tanpa perlawanan.”

Mo Yichen menyilangkan tangan. “Aku tak bisa berkata apa-apa selain kagum.”

Wei Lian berpaling, tapi sebelum ia berjalan pergi, Mo Yichen berkata, “Wei Lian…”

Ia berhenti.

“Jika satu saat nanti kau lelah sendirian, ingat bahwa ada satu orang yang tidak berdiri di belakangmu untuk menikammu, tapi berdiri di sisimu untuk melindungimu.”

Wei Lian menoleh pelan, tersenyum lembut. “Kau terlalu pintar untuk menjadi pedagang teh.”

“Dan kau terlalu kuat untuk menjadi pengantin politik,” balas Mo Yichen.

Langit malam disinari cahaya kembang api. Tapi hanya dua orang itu yang menyadari: malam ini, sesuatu telah berubah.

Pertarungan sesungguhnya... baru saja dimulai.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Osie
wuuuaaaww
Cindy
lanjut kak
sahabat pena
putri seorang jenderal hebat memang cocok nya sama kaisar muda, kutub, setia dan bucin bukan sama putra mahkota 🤣🤣🤣
Cindy
lanjut kak
Osie
gagal fokus sama pet8 kedua..minyak menyala...kagak kebayang senjata pamungkas buatan ah rui
Cindy
lanjut kak
Kusii Yaati
kalau adiknya model Wei ruo walau ada kehidupan kedua pun ogah aq terikat persaudaraan dengannya, apalagi matinya karena ambisi yang belum terwujud, pasti tuh di kehidupan kedua pun ambisi gilanya masih ke bawa😒
Tiara Bella
akhirnya metong jg tuh si Wei Ruo....tinggal ngadepin putra mahkota aja
Nitnot
mantaaafs
Cindy
lanjut kak
Ayudya
Ren you ga akan perna sadar apa ya kalau dia tu udah salah
Osie
dan kalau bersama author..akupun siap menunggu double up lanjutan/Grin//Grin//Grin//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Osie
akhirnya menuju hidup baru
Osie
kereeennn..gak sabar nunggu kiamat buatan wei lian di istana
Wulan Sari
semangat 💪 ayo Thor lanjut trimakasih, semoga Wei Ruo bisa di temukan dan sadar kalau dia berbuat jahat ....
Tiara Bella
Wei Ruo kemana gerangan dah lenyap aja ...
Yunita Widiastuti
khidupan rmh halaman baru
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
Wei Ruo ini ya bener² mw aja dihasut biar keluarganya hancur.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!