kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
⚠️ mengandung scene dewasa ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jean Dateng
Dengan motor sport hitam miliknya, Jean datang kerumah Dave di pagi hari, mengantar tas berisi kue kering yang dibuat Davina, sang Mama, untuk dia berikan pada Dave dan Hazel. Setelah memarkir motornya, Jean menghampiri sosok yang sedang sibuk mencuci mobil Dave. Sebab sejak kedatangannya, Jean merasa tidak asing melihat sosok itu dari belakang. Jean hanya memastikannya, tidak lebih.
"Ternyata, lo?!" Mata Jean memicing tajam, dia berhadapan dengan Samuel sekarang.
Jean melirik Samuel dari atas sampai bawah, memperhatikan seragam serba hitam yang dipakai Samuel, "Lo supir disini?."
"Lo sendiri ngapain disini? Gue kira siapa?."
"Lo kenal sama Pak Dave? Suaminya Hazel?."
"Dia om gue."
"Apa? Tunggu, gue nggak ngerti. Gue tau lo cinta sama Hazel."
"Tapi kenapa Hazel nikahnya sama om lo?."
"Ck, nggak usah kepo. Lo sendiri kenapa jadi supir disini? Sejak kapan?."
"Lo bilang nggak usah kepo, tapi lo sendiri kepo."
"Banyak omong, jawab aja."
"Lo jawab dulu pertanyaan gue."
"Argh! Buang-buang waktu lo!".
Malas berdebat panjang dengan Samuel, Jean pun memilih masuk kedalam. Dia tinggalkan Samuel yang menyimpan banyak sekali pertanyaan. Semua ini membuatnya bingung dan semakin penasaran. Dari pernikahan Hazel dan Dave yang terkesan mendadak, dan kini, fakta bahwa Jean adalah keponakan Dave membuat Samuel tidak mengerti. Sebab sepengetahuannya, Jean memang begitu mencintai Hazel.
Saat Hazel masih menjadi kekasihnya pun, Jean sering kali mendekati Hazel. Mencari alasan agar tetap dekat dengan Hazel. Jika begitu, mengapa Jean melepaskan Hazel menikah dengan orang lain, terlebih adalah pamannya sendiri. Rasanya Samuel ingin mendapatkan jawabannya secepat mungkin, ini terlalu membuatnya penasaran.
Tiba didalam, kedatangan Jean disambut beberapa pelayan wanita yang sedang sibuk membersihkan rumah. Suara sapaan dan sambutan itu menarik perhatian Hazel yang berada didapur. Dia mematung saat Jean menghampiri.
Ya, sosok Jean. Laki-laki yang muncul dipikirannya sejak semalam. Laki-laki yang membuatnya cemas karena bayang-bayang kehamilannya. Hazel meneguk ludah saat Jean berdiri tepat dihadapan. Tanpa menyapa Jean langsung membuka kotak makannya dan menunjukkan isinya kepada Hazel.
"Dari Mama gue, cobain."
"Heh?."
"Hazel?" Jean mengguncang lengan Hazel saat beberapa kali panggilannya tidak diindahkan. Hazel pun mengerjap beberapa kali sebelum melempar senyumnya,
"Gue siapa?" Tanya Jean sambil menunjuk dirinya sendiri,
"Jean."
"Gue kira lo masih ngantuk."
"Enggak. Ada apa? Kenapa kamu kesini?."
"Ini lihat" Jawab Jean sambil menunjukkan kotak makanannya, "Kue buatan Mama gue, buat lo sama Dave."
"Oh, makasih."
"Cobain dulu, lah."
Hazel turuti ucapan Jean dan mengunyah makanannya itu, "Enak, mau lagi."
"Huh? Mau lagi?."
"Waktu lo buka kaki didepan muka gue juga lo bilang enak, mau lagi."
"Jean!!!" Hazel daratkan pukulan dilengan Jean saat laki-laki itu berbisik kalimat tidak senonoh ditelinganya, sangat memalukan.
"Jangan ngomong aneh-aneh."
"Apalagi sampe berani cium aku kayak waktu itu, aku benci sama kamu."
"Apa iya lo benci sama gue?."
"Lo itu nggak bisa benci gue, Zel. Gue kenal lo."
"Ngomong-ngomong, itu mantan lo kenapa jadi supir? Jujur, tampilannya emang cocok sih, mendukung."
"Kamu juga cocok Jean jadi supir."
"Sembarangan. Gue terlalu ganteng jadi supir. Gantengan gue apa mantan lo?."
"Yang ganteng cuma suami aku."
"Ck, iya, iya, gue kalah."
•••••
Jantung Hazel berdetak kencang, dia merasa gugup dan cemas sebab beberapa menit lagi rapat penting akan segera berlangsung. Rapat yang dihadiri para petinggi perusahaan dari luar negeri yang mengharuskan Hazel memberikan presentasinya dengan bahasa Inggris.
Hazel tidak pernah siap jika harus berbicara bahasa asing didepan umum, rasa gugup bisa mengacaukan semuanya. Namun kali ini dia persiapkan semuanya dengan matang. Dia tidak mau mengecewakan para direksi di kantornya, terkhusus Dave. Pria itu sudah memberi tanggung jawab penuh padanya, Hazel tidak mau membuatnya kecewa meski dia merasa cemas luar biasa.
"Pak Dave" Langkah Hazel begitu cepat saat Dave memasuki ruangannya, Hazel sudah berdiri tepat dihadapannya
"Saya deg-degan banget."
"Coba saya periksa."
"Ih!" Hazel reflek memukul tangan Dave saat pria itu hendak menyentuh dadanya, "Bapak jangan modus."
"Lho, saya cuma mau periksa, katanya deg-degan?."
"Saya serius, Pak. Saya takut."
"Jangan takut, kamu pasti bisa."
"Semangatin saya?."
"Ok, saya semangatin. Kamu bawa lipstick, kan?."
"Bawa. Buat apa, Hmphh" Dave membungkam Hazel dengan bibirnya. Dengan cepat dan tanpa aba-aba.
Dave sedang memberi semangat untuk Hazel dengan caranya sendiri. Hanya alasan Dave saja, sebenarnya itu bukan lah ciuman penyemangat. Melainkan ciuman yang wajib dia terima dipagi hari karena Hazel belum memberikannya sampai detik ini.
Bagaimana tidak, kedatangan Jean tadi pagi membuat Hazel semakin sibuk. Ditambah hari yang sudah semakin siang, membuatnya tidak ada waktu untuk bermesraan dengan Hazel meski sebentar.
Alhasil, diruangan Hazel sekarang keduanya baru bisa mencurahkan kerinduan. Kerinduan yang muncul setiap hari, kerinduan yang membuat mereka ingin terus menyentuh satu sama lain. Sambil mengusap rahang Dave, Hazel memperdalam ciumannya, dia tidak ingin usai, Dave begitu memabukkan. Suaminya pun turut memeluk mesra pinggangnya. Andai tidak ada rapat penting yang harus mereka hadiri, Dave ingin menghabisi Hazel sepuasnya, Hazel selalu membuatnya bergairah.
Puas mendapatkan ciumannya, Dave segera menata ulang riasan wajah Hazel. Hanya mengoleskan lipstick yang sebelumnya hilang tersapu permainan mereka. Dave aplikasikan dibibir Hazel dengan sangat rapih.
"Done" Ucap Dave sambil tersenyum, dia kembalikan lipsticknya ditangan Hazel, "Udah semangat, kan?."
"Kayaknya Bapak deh yang semangat?."
"Hehe, kamu candu" Ucap Dave sambil mencolek hidung Hazel. Hazel pun tersenyum, sebab Dave juga sudah menjadi candu untuknya.
"Semangat, Sayang" Dave berikan kecupan di kening Hazel sebelum membawanya pergi menuju lokasi rapat. Dave harus memastikan Hazel sudah tenang agar rapatnya berjalan lancar dan tujuan mereka semua sukses tercapai.
...••••...
...Bersambung dulu...
Seperti biasa tinggalkan jejaknya kalo mau tau kelanjutannya okeeeeee
buat hazel si cwek gatel semoga dave ninggalin lu,lu gk pantes jd istrinya😡😡😡