NovelToon NovelToon
PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

PAIJO, GIGOLO MENCARI CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: CACING ALASKA

Paijo, pria kampung yang hidupnya berubah setelah mengadu nasib ke Jakarta.

Senjata andalannya adalah Alvarez.

***

Sedikit bocoran, Paijo hidupnya mesakke kek pemeran utama di sinetron jam lima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACING ALASKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Bintang Terkenal — Joe Gregorius

Paijo lagi duduk santai di apartemennya, ngopi sambil scroll pesan masuk dari manajer yang selalu penuh kejutan. Tiba-tiba, ada email baru masuk dengan judul:

“Tawaran Iklan Parfum Erosi: Siap Bikin Dunia Meleleh!”

Paijo baca sambil ngernyit:

“Parfum erosi? Apaan tuh? Kayak bau kentang rebus yang bikin orang meleleh?”

Tapi yang bikin dia geleng-geleng kepala bukan cuma judulnya. Deskripsi iklan itu super absurd:

“Adegan syuting melibatkan ciuman panas, pelukan mesra, dan... adegan touch and go di sofa merah tua!”

Paijo langsung ketawa ngakak, tapi juga sedikit gemeteran:

“Ini iklan parfum apa video panas? Gue model atau bintang film dewasa nih?”

Manajernya sambil telpon:

“Mas Paijo, ini kesempatan emas, loh! Kalau lo berani ambil, duitnya bisa buat beli satu apartemen lagi!”

Paijo garuk-garuk kepala. Bayangin aja, dia harus berdansa mesra sambil disiram parfum, terus… eh, ada adegan ‘touch and go’ di sofa merah tua. Apa pula itu? Touch and go? Kayak main petak umpet atau gimana?

Sambil mikir, tiba-tiba muncul bayangan Suzy yang polos. Dia inget gimana Suzy selalu tanya, “Mas Paijo, kerjaan kamu apa sih sebenarnya?”

Paijo cuma bisa jawab, “Aku ini model, Mbak.”

Tapi mana bisa bilang kalau kerjaannya juga termasuk “senjata rahasia” bernama Alvarez yang jadi bahan gosip arisan tante-tante?

Paijo keringetan dingin. “Kalau Suzy tahu, bisa-bisa dia ngelihat aku kayak superhero… tapi malah lari tunggang-langgang.”

Setelah berkali-kali mikir, Paijo akhirnya nelpon manajer dengan suara setengah panik:

“Mas, gue takut. Iklan ini… agak-agak bikin kepala pusing. Bisa gak skripnya dibikin agak normal? Kayak… nggak perlu ‘touch and go’ itu.”

Manajer ketawa:

“Mas, dunia model itu keras, bro. Mau sukses ya harus berani. Lagian, ‘touch and go’ itu cuma istilah keren buat adegan ciuman pendek.”

Paijo tersenyum kecut, “Kalau cuma ciuman pendek sih gue oke, tapi jangan sampai ada yang tau tentang... ‘Alvarez’ ya!”

Malam harinya, Paijo duduk termenung sambil buka-buka meme lucu di HP-nya, berharap bisa bikin moodnya lebih ceria. Tapi hati kecilnya masih was-was. Gelisah banget. Dia mikir, kalau dia terlalu jauh masuk ke dunia ini, bisa-bisa dia kehilangan Suzy.

“Gue harus jaga rahasia itu. Biar Suzy tetep sayang sama Paijo asli, bukan Joe Gregorius atau ‘senjata andalan’ bernama Alvarez,” gumamnya lirih.

Paijo minum kopi lagi, dan dengan ekspresi dramatis dia bilang ke dirinya sendiri:

“Alvarez, kau memang bintang panggung tersembunyi. Tapi jangan sampai bikin panggung aku runtuh, ya.”

Jakarta mendadak jadi tempat yang lebih hangat buat Paijo.

Bukan karena udara kota yang makin pengap oleh kemacetan dan asap knalpot, tapi karena layar-layar iklan digital di pusat kota mulai menampilkan wajahnya—dengan senyum setengah malu, tubuh setengah bugil, dan caption yang terlalu berani untuk orang desa: "Lelaki tahu kapan harus bertanggung jawab."

Iklan kontrasepsi itu benar-benar mengubah nasib. Dalam seminggu, HP Paijo nyaris tidak berhenti bergetar. Agen model, produser iklan, bahkan influencer dadakan tiba-tiba ingin “kolaborasi.”

Dan dari situlah nama itu muncul.

Joe Gregorius.

Bukan namanya. Bukan juga pilihannya. Tapi nama itu kini melekat di setiap email yang ia terima, setiap kontrak kerja yang ia tandatangani.

"Nama lu terlalu kampungan, Jo," kata salah satu klien dari agensi periklanan waktu itu, sambil nyeruput kopi di SCBD. "Paijo tuh... nama kang ketoprak. Gue ganti aja ya. Joe Gregorius. Kedengeran kayak aktor Spanyol. Muka lo cocok dengan nama itu."

Paijo hanya mengangguk. Mau gimana lagi? Di dunia yang penuh cahaya sorot lampu dan kamera, kadang kau harus pakai topeng.

Meski begitu, satu hal yang masih membuat dadanya aneh tiap malam: Suzy.

Perempuan itu... entah kenapa selalu muncul di kepalanya ketika lampu studio dipadamkan. Ketika dia duduk sendirian di apartemen mewahnya, ditemani kopi sachet yang tetap jadi favoritnya, dan keheningan mulai menekan batinnya.

Bagi Suzy, dia masih Paijo. Dan entah mengapa, itu justru yang membuatnya nyaman. Satu-satunya orang yang tak peduli seberapa terkenalnya dia sekarang. Tak peduli soal ‘Alvarez’ yang jadi legenda di dunia malam. Tak peduli pada kontraknya sebagai bintang iklan parfum erotis saat ini.

Bagi Suzy, dia adalah Paijo. Lelaki dari desa yang pernah duduk di sebelahnya di kafe, mendengarkan tangisnya tanpa banyak bertanya. Lelaki yang tak pakai topeng.

Namun Paijo tahu... kebohongan ini seperti bom waktu. Suzy masih belum tahu siapa dia sebenarnya. Suzy belum tahu bahwa di balik iklan-iklan itu, dia masih menerima panggilan sebagai gigolo. Bahwa dunia malam belum benar-benar ia tinggalkan.

Dan tiap kali Suzy mengirim pesan dengan sapaan sederhana,

Mas Paijo, sudah makan belum?

Hati Paijo terasa diremas.

Bukan karena rasa bersalah semata, tapi karena dalam sapaan itu... dia merasa diakui. Bukan sebagai simbol seks. Bukan sebagai model kontrasepsi. Tapi sebagai manusia.

Sebagai Paijo.

...****************...

Di tengah jadwal yang makin padat—mulai dari pemotretan, fitting baju, sampai tawaran iklan yang kadang absurd—Paijo merasa penat. Dunia gemerlap ini memang menyilaukan, tapi di balik semua itu, ia mulai merindukan sesuatu yang sederhana.

Suzy.

Maka sore itu, dengan sedikit nekat dan usaha menyisihkan waktu, Paijo mengirim pesan ke Suzy.

“Mbak Suzy, kalau nggak sibuk, main ke apartemen saya ya. Nonton drakor bareng. Saya siapin kopi sama cemilan.”

Balasan dari Suzy singkat, tapi hangat.

“Oke, Mas. Jangan lupa cemilannya banyak ya.”

Menjelang magrib, Suzy datang. Membawa satu kantong besar keripik singkong dan sebotol minuman bersoda. Paijo menyambut dengan senyum lebar, mencoba menyembunyikan rasa groginya.

“Silakan masuk, Mbak. Ini apartemen sederhana, tapi nyaman kok,” ucapnya.

Suzy tersenyum, “Wah, lumayan mewah juga ini, Mas. Jangan-jangan Mas ini bintang sinetron diam-diam?”

Paijo tertawa kecil. “Belum sampai sinetron, Mbak. Baru iklan kontrasepsi,” katanya, setengah becanda.

Mereka duduk berdampingan di sofa. Layar TV menayangkan drama Korea yang penuh adegan menangis dan hujan-hujanan. Suzy sesekali menyeka air matanya, sementara Paijo—yang lebih fokus ke ekspresi Suzy ketimbang jalan cerita—menyembunyikan senyumnya.

Namun, momen tenang itu buyar ketika bel pintu tiba-tiba berbunyi.

DING-DONG.

Paijo mengerutkan kening. "Siapa ya?" gumamnya. Ia berjalan ke pintu dan membuka sedikit.

“Paijo sayang... Surprise!” Sebuah suara feminin terdengar genit. Dan di hadapannya, berdiri Madam Rini—klien lamanya yang sangat ekspresif dan tidak tahu waktu.

Wajah Paijo langsung pucat. “Madam Rini?!”

Madam Rini melirik ke dalam apartemen. “Aku kangen kamu... dan kangen Alvarez juga.” Ia mengedipkan sebelah mata.

“Madam, saya lagi ada tamu, mohon—”

“Ohh... tamu cewek ya?” Rini mendesis pelan.

Paijo panik, menutup pintu sedikit. “Please, Madam. Jangan sekarang. Nanti saya hubungi lagi. Ini penting banget…”

Entah karena desakan batin atau hanya ingin menjaga martabat, akhirnya Rini mengangkat bahunya. “Fine, tapi jangan buat Madam nunggu lama. Alvarez nggak bisa disimpan selamanya, sayang…”

Lalu ia pergi, meninggalkan aroma parfum yang menyengat dan detak jantung Paijo yang belum juga stabil.

Paijo menutup pintu, menghela napas panjang, lalu kembali ke sofa.

“Siapa tadi, Mas?” tanya Suzy tanpa menoleh, matanya masih terpaku ke layar.

“Ah... tetangga sebelah, Mbak. Suka... minta garam.” Paijo duduk sambil mencoba tenang.

Baru lima menit duduk, Paijo bangkit lagi hendak mengambil tisu. Tapi karena sandal rumahnya licin, ia tersandung karpet. Tanpa sempat menahan diri, tubuhnya terlempar ke arah sofa—tepat menimpa Suzy yang sedang duduk manis.

“Mas!” Suzy terkejut, tubuhnya terjepit antara sandaran sofa dan tubuh Paijo.

“Aduh! Maaf, Mbak! Saya—saya nggak sengaja,” kata Paijo, mencoba bangun, tapi malah makin dekat karena sempitnya ruang sofa.

Dan di saat itulah… Alvarez bereaksi.

...🪱CACING ALASKA MODE🪱...

1
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
sakarepmu clau🙄
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
lubang bikinan ondel
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
cincin satu"nya petunjuk pun dh hilang
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
jgn bilang Paijo saudara tiri Suzy 🤔🤐
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
pdhl aku berharap sakitnya mbok Sarni cuma rekayasa Claudia. tp rupanya.,🤔🤐
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL
duhh gustiii gini amat
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL
karepmu nyemplung dewe Joo
jgn salahkan Suzy aelahh
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Sedikit demi sedikit identitas paijo mulai terkuak.

next nell, semakin menarik 😁😁😁
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Bagus ceritanya~~~
Tpi bikin greget 😭
Jo terlalu pasrah bet, Jo ga boleh lemah ya kudu kuat lawan dong itu si lambe turah claudia jan mau dijadiin bonekanya😭😭
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
jan*

adududu typoku selalu tidak tau tempat🚶‍♀️
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
Nah kan bilang Claudia itu selirnya om Andi😱😱
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
gubrak😱
bagai petir disiang bolong faktanya😱😱
༄༅⃟𝐐Dena🌹
wah, Claudia pemegang semua kartu paijo, termasuk ibu paijo juga sepertinya 😁😁😁
༄༅⃟𝐐Dena🌹
masuk akal, cincin sdh hilang, karena orang desa ga terlalu ngurusi ngunu kuwi /Joyful//Joyful//Joyful/
༄༅⃟𝐐Dena🌹
pantess, visualnya aduhai, tidak seperti orang desa yg lain, anak ningrat toh😁😁😁
༄༅⃟𝐐Dena🌹
laah diberi teanslate /Joyful//Joyful//Joyful/
▀▄▀▄🪱CACING ALASKA🪱▄▀▄▀: harusnya aman 🙄🙄
༄༅⃟𝐐Dena🌹: nanti double enggak?
total 3 replies
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
kpan Jo bisa tegas sedikit masa mau jdi patungnya Claudia terus😭
gemes sndiri kan jdinya 😶😶
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
udah setaun aja ga ada kabar couple hts kita~
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL: cieeee
total 1 replies
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
wah gilakkk😭🫵

Lu yg terobsesi sama Paijo peak itu bukan cinta lagi namanya dari mana juga pengorbanan disitu 🤯
ᝯׁ֒ꫀׁׅܻ݊ᥣᥣіᥒꫀׁׅܻ݊༅𝐎𝐅𝐅🪭
cih penyelamat paan si claudia😒
yg ada dia tuh yg makin memperkeruh keadaan paijo🚶‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!