NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Trauma masa lalu
Popularitas:180.1k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Jiwanya tidak terima di saat semua orang yang dia sayangi dan dia percaya secara bersama-sama mengkhianatinya. Di malam pertama salju turun, Helena harus mati di tangan anak asuhnya sendiri.

Julian, pemuda tampan yang berpendidikan dibesarkan Helena dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tega menghunuskan belati ke jantungnya.

Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, ia diberi kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kesalahannya.

Bagaimana kisah perjalanan Helena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curiga

Helena menatap lekat kepada sepasang selingkuhan yang menjijikkan itu. Dia meraba kata yang tepat untuk membuat mereka mengakui sendiri.

"Oh, aku tahu ... sepertinya Julian sangat penting sekali bagi kalian. Sejak tadi kalian memaksaku untuk mengangkatnya sebagai anak. Jangan-jangan dia adalah anak ...."

"Tidak! Jangan salah faham, Julian bukan anak kami. Dia ...."

Helena tersenyum melihat Lusiana yang menyambar kata-katanya padahal belum selesai. Wanita itu tersadar segera menutup mulutnya rapat-rapat.

Lihat! Dia sudah mengakuinya secara tidak langsung.

"Oh, aku tidak mengatakan dia anak kalian? Kenapa aku semakin curiga?" sela Helena sembari tersenyum dengan kedua mata memicing.

Lusiana dan Ferdinan tertunduk mendengar itu, kesal dengan kecerobohan Lusiana yang nyaris membongkar rahasia mereka secara perlahan.

Sial! Kenapa Helena sepertinya menjadi lebih pintar. Aku harus mencari cara agar dia tidak mencurigai ku.

Ferdinan berpikir keras, sedangkan ibu mertua kembali melunak. Tatapan matanya tajam saat bertemu pandang dengan Lusiana. Mengancam jika rencana mereka gagal, maka wanita itu yang harusnya disalahkan.

Lusiana menggenggam cemas jemarinya, keringat bermunculan membasahi wajah. Dia gelisah tak menentu, apalagi saat melihat tatapan mata Helena yang seolah-olah sedang menguliti.

"Helena, kau tidak perlu mencurigai mereka, Nak. Kau tidak dapat dibandingkan dengan wanita itu. Dia sama sekali bukan apa-apa di matamu. Ibu hanya ingin kau menerima Julian saja di rumah ini, untuk membalas kebaikannya. Bukan berarti dia anak mereka," ucap sang ibu mertua menurunkan emosinya dan mengubah siasat.

Helena menoleh padanya, tatapan itu masih menunjukkan ketidak percayaannya terhadap laki-laki yang berstatus suami itu.

"Ibu benar, Helena. Aku dan Lusiana hanya sebatas rekan kerja saja. Tidak ada hubungan emosional di antara kami. Kau tenang saja, biarkan dia menginap hanya malam ini saja. Besok pagi dia akan mencari rumah kontrakan untuk sementara. Bagaimana?" sahut Ferdinan menjelaskan hubungan tanpa diminta oleh Helena.

Wanita itu tersenyum, nyaris saja tertawa melihat kepanikan di wajah ketiga orang itu. Ia menggelengkan kepala, menghela napas panjang. Mengurai segala sesuatu yang membuncah di dalam dada.

"Julian saja belum aku putuskan, sekarang kau memaksaku juga untuk membiarkannya tinggal di rumah ini." Sekali lagi Helena menghela napas.

Kalian benar-benar menguji kesabaranku.

Ferdinan mengepalkan tangan, salah siasat. Ibu mertua semakin terlihat cemas. Sementara Lusiana berpikir dengan keras.

"Jika Anda tidak mengizinkan maka saya akan pergi sekarang juga. Anda tidak perlu lagi berdebat dengan Tuan," ucap Lusiana lirih dan ada rasa tak rela meninggalkan kemegahan yang dijanjikan oleh Ferdinan.

Matanya melirik laki-laki yang tak melakukan apapun itu. Dia berharap Ferdinan akan membelanya dan memohon kepada Helena untuk tinggal barang beberapa hari saja.

Helena mengangguk-anggukkan kepala, ia tak yakin wanita itu akan pergi karena di luar salju turun dengan lebat. Jalanan tertutup, suhu sudah menurun drastis. Jika dia ingin membeku di luar sana, Helena tidak peduli.

"Pintu keluarnya di sana!" ucap Helena menunjuk pintu utama.

Ferdinan membelalak tak percaya, begitu pula ibu mertua. Mereka kira Helena akan mengizinkan Lusiana untuk tinggal karena hujan salju yang lebat. Ia menatap gelisah Lusiana yang pergi sambil menyeret kopernya. Berjalan tertunduk, menghentak-hentakkan kaki dengan kesal.

Ia menoleh beberapa saat setelah melewati Helena, menatap marah pada Ferdinan yang tak membantunya sama sekali. Helena melirik suaminya, riak di wajahnya itu tak rela dengan kepergian Lusiana. Begitu pula dengan ibu mertua dan Julian.

"Helena, di luar salju turun dengan lebat. Prediksi cuaca juga mengatakan akan ada badai salju siang ini. Biarkan dia tinggal setidaknya sampai cuaca membaik," rayu ibu mertua memelas.

Helena melirik dan berkata, "Bukankah dia sendiri yang ingin pergi? Kalian juga mendengarnya, bukan? Aku tidak mengusirnya."

Helena menatap mereka berdua bergantian, wajahnya dibuat polos dan lugu. Membuat Ferdinan kesal dan tersulut emosi.

Kalian lihat saja, sebentar lagi wanita itu akan berlari dan memohon kepadaku. Salju di luar sangat lebat, jika dia ingin membeku di luar sana aku sama sekali tidak peduli.

Ferdinan berdecak kesal, tak mampu melakukan apapun untuk membela Lusiana.

"Nenek, di luar salju turun dengan deras. Kasihan sekali tante Lusiana jika sekarang harus pergi," rengek Julian sambil menangis tersedu-sedu.

"Kau lihat, Helena! Anak kecil saja memiliki perasaan. Kenapa kau egois sekali?" sentak Ferdinan memulai pembelaan.

Helena memutar bola mata malas, mendengus kesal. Ia menatap tajam pada Julian yang menangis di pangkuan ibu mertua.

"Jika kau merasa kasihan terhadapnya, temani saja dia di luar sana. Jangan menangis dan mencari perhatian di sini!" ketus Helena membuat tangis Julian seketika terhenti.

"HELENA!" Ferdinan tak dapat menahan emosi, dia berdiri dengan murka. Napasnya memberat tak dapat menahan gejolak.

Helene berdecak, melengos dari pandangan suaminya. Dia muak dengan drama yang mereka lakoni.

"Jika kalian begitu memaksa, untuk apa kalian meminta persetujuanku?" sengitnya yang membuat Ferdinan terdiam.

"Kau keterlaluan! Bagaimana kau tega berkata seperti itu kepada anak sekecil Julian? Dia tidak bersalah apapun kepadamu," ujar Ferdinan menekan emosi di dalam dirinya.

Helena berdecak, melirik Keano yang diam memperhatikan. Dia sedang menilai satu per satu orang-orang di dalam rumah itu. Tangan kecilnya mengepal, tak terima ibunya diserang sedemikian rupa.

"Keterlaluan bagaimana? Bukankah dia merasa kasihan terhadap wanita itu. Kalian juga mendengar dia mengatakan itu, bukan? Kenapa menyalahkan aku?" bantah Helena yang sekali lagi membuat mereka bungkam.

Julian kembali menangis, dia menatap ibu mertua dan berkata, "Nenek, sepertinya Ibu Helena tidak menginginkan aku. Lebih baik Nenek kembalikan aku ke tempatku."

Dia kembali menangis, menarik perhatian Helena. Sayang, wanita itu sama sekali tak terenyuh. Nenek sibuk menenangkan, Ferdinan gelisah terlihat dari matanya yang berkali-kali menatap pintu utama. Berharap Lusiana kembali.

"Helena, apa kau benar-benar tega melihat Julian yang masih kecil ini hidup sendirian di jalanan?" Ibu mertua mulai berakting menangis, tapi tetap saja tak membuat Helena tersentuh.

"Jika Ibu sangat menyayanginya, Ibu saja yang merawat dia. Aku hanya akan fokus merawat Keano saja," ujar Helena semakin membuat darah tinggi wanita tua itu melonjak.

Ia ingin memprotes, tapi tak bisa. Otak liciknya berputar cepat, mengubah rencananya. Ia menghela napas, menurunkan ego untuk meluluhkan hati Helena.

Apa yang salah dengannya? Kenapa sekarang sulit diatur? Tidak seperti dulu.

"Baiklah jika begitu, Ibu yang akan merawat Julian," ucap sang ibu mertua kesal.

Helena menganggukkan kepala, dia berkata, "Jangan biarkan dia mengganggu Keano. Sebaiknya Ibu awasi dengan baik-baik!"

Deg!

Ibu mertua menuding, tapi tak ada kata yang terucap. Begitu pula dengan Ferdinan tak percaya dengan perubahan Helena.

"Argh!"

"Lusiana!"

1
Cicih Sophiana
semoga dia baik yg akan menjadi jodoh nya Selena...
Cicih Sophiana
keren Helena... ayo satu" mereka kasih pelajaran yg melawan mu Helena... jgn pandang itu suami, mertua dan anak kecil
Cicih Sophiana
emang harus si Julian yah... anak pelakor kok di angkat anak
Vay
😯😯❤️❤️
Cicih Sophiana
Ayo Kiano jujur aja sama ibu nak... ada apa sebenar nya?
Cicih Sophiana
si pelakor sll bersenang senang dgn uang orang enak banget yah... laki nya kere numpang dari istri nya aja selingkuh
Cicih Sophiana
ternyata dulu mereka yg sangat kejam sama Selena... padahal Selena pemilik semua harta yg mereka kuasai
Cicih Sophiana
boleh dong Helena klo mereka di suruh pergi tanpa bawa apapun...
Cicih Sophiana
pelayan mertua yg menggali jg kan Helena... emang ibu mertua Helena pulang uang sendiri?
Cicih Sophiana
cerita vaforit...
betul Helena yg salah maupun yg curang harus di hukum...
Cicih Sophiana
suami doyan selingkuh ibu melindungi anak yg salah... dasar gak tau terima kasih... udah di tampung enak jg
Vay
♥️♥️♥️
Cicih Sophiana
ibu mertua yg baik tp bukan sama Helena... dia baik sama selingkuhan anak nya
Cicih Sophiana
apa yah hukuman nya... apa kah akan di pecat dgn tdk hormat🤭😂😂
Cicih Sophiana
hadeh Helena knp gak di cerai aja tuh suami yg gak berguna... malah memelihara ulet keket dan anak kalajengking
Cicih Sophiana
tp jgn lama lama membasmi orang orang macam itu Helena...
Cicih Sophiana
jangan biarkan mereka bahagia di rumah mu Helena...
Cicih Sophiana
pelayan yg bisa di percaya... keren luar biasa keren
Cicih Sophiana
keren Helena👍😍 perempuan yg di rendah kan laki laki apa lg itu suami harus tegar dan berani melawan... apa lg suami yg cuma benalu
Cicih Sophiana
selingkuhan kere aja kamu bela mati matian Ferdinan... segitu pentingkah dia?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!