Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LC 8
Maaf kalo banyak typo :D
***
Pulang sekolah, 3 pemuda ini masuk ke mobil mereka masing-masing dan bergegas menuju rumah Daniel.
Daniel memang sengaja menyuruh kedua sahabatnya ini ke rumahnya karena ia merasa bingung sama perasaan aneh yang muncul saat gak sengaja menatap Dara akhir-akhir ini.
CINTA ?? Maybe.
Setelah sampai, Daniel menyuruh keduanya masuk ke dalam rumah.
Membuat Al dan Revan menuruti apa yang di katakan si empunya rumah, namun begitu Daniel akan melangkah ke kamarnya, Rebecca adik Daniel langsung memeluknya dan mencium pipi kakaknya itu.
"Hey cantik, kok tiba-tiba cium kakak gini hm?" tanya Daniel menyapa adik kecilnya.
"Kakak! nanti beli mainan baru ya? Cacha ingin boneka teddy bear." rengek Cacha panggilan akrabnya itu ke kakak sulungnya.
"Iya. nanti kakak belikan ya?
Cacha mau apa lagi? mau di beliin berapa ??
Satu, dua, sepuluh ??"
Revan dan Al hanya bengong melihat pemandangan di depan mereka.
Bagaimana bisa Daniel bisa lunak dan sehangat ini kepada keluarganya??
Dan bagaimana bisa Daniel yang ketika diluar rumah slalu irit bicara?? namun ketika dirumah, ia banyak bicara.
"Kalian naik keatas dulu, nanti gue jelasin pas di kamar. Sekalian bawain cemilan dan minuman." Daniel menengok dua temannya sambil menggendong Cacha.
Mereka berdua masih melongo dan menganggukkan kepala.
"Al, ini bener-bener di luar dugaan." Revan dengan tatapan tak percayanya menaiki anak tangga menuju kamar Daniel.
"Gue setuju sama lo Rev,
Tapi pasti ada sebabnya." sahut Al mengangguk membenarkan ucapan Revan.
Memang Revan dan Al adalah sahabat Daniel dari smp. namun selama ini Daniel tidak pernah mengundang kedua sahabatnya ini main ke rumahnya.
Why,,??
Karna biasanya jika Daniel butuh sesuatu, dialah yang langsung mengunjungi mereka.
.
"Kak,anterin gue shoping yuk" ajak Dara duduk di samping Davin yang kini sedang bermanja dengan kertas-kertas hasil mahasiswanya.
"Kenapa ngajak gue dek? Ajak Julian aja gih.
Kakak lagi sibuk nih." Davin menggeleng tanpa menghilangkan fokus pada kertas di tangannya.
"Julian nya lagi bimbel kak!
Gue maunya sama lo," Dara merengek sambil memeluk lengan kakaknya.
"Sorry kid!
Lagian biasanya juga lo shoping sama si Zahra, dia kemana tuh??"
"Lagi ke rumah pamannya!
Ayolah.... Pliss!!" Dara akhirnya mengeluarkan jurus andalannya, puppy eyes.
Jika sudah begini,maka Davin tidak bisa menolak keinginan adik perempuannya itu.
"Oke oke!
Tapi gue nyelesain ini dulu sebentar. Kurang tiga lagi, abis itu kita otw."
"Yeay!!!
Makasih kakakku sayang!
Ahhh.. Lo emang bisa di andalin deh kak!" Dara girang dan mencium pipi kanan kakaknya.
Davin mengangguk sambil tersenyum, "Everything for you sis..
Yaudah lo siap-siap, gue juga mau." ia akhirnya selesai dan membereskan pekerjaannya.
"Siap kak.."
---
"Loh Dav? udah selesai ngerjain pekerjaan kamu ??" tanya Vivi melihat Davin yang rapi keluar dari kamarnya.
"Udah ma. Tuh si Dara rewel minta di anterin shoping. Udah tahu abangnya sibuk, malah ngrengek terus!"Jawabnya mengomel.
Vivi tertawa kecil dan menggeleng, "Biasa lah Davin, Dara lagi pengen jalan sama abangnya.
Itung-itung kan kalau di mall kamu bisa tebar pesona."
"mama ini apalah?
Dari dulu sampai sekarang, wanita yang paling Davin sayang cuma dan Dara.
Belum ada wanita lain yang ngisi tempat kosong di hati Davin.
Lagian Davin sama Dara umurnya nggak beda jauh, selisih 3 tahun. Jadi kalau kita keluar bareng malah di kira pacaran." Davin tertawa dengan ucapannya.
"Dasar kamu ini, yang penting kamu sukses dan bahagia Davin.
Apapun yang kamu pilih, asalkan itu baik, mama sama papa setuju aja.
Toh kamu juga sudah pintar memilih mana yang baik mana yang buruk."
Davin mengangguk, "Kalau gitu Davin manasin mobil dulu ya ma?"
.
"Gue ngumpulin kalian berdua karna mau cerita." Daniel duduk di sofa tunggal sambil menatap kedua temannya.
"So? jujur ya Dan, kita berdua sebenernya kaget waktu lo nyuruh kesini. Biasanya kalau lo butuh, langsung datang sendiri ke rumah kita. Ya nggak Al ?? tanya Revan melihat Al.
Al mengangguk, " Iya bener Rev.
Dan gue juga bingung sama lo, kenapa kalau di rumah ngomong banyak? Sedangkan di luar irit ngomong, kenapa Dan?"
"Satu-satu aja nanyanya.
Pertama, gue emang pengin kumpulnya di sini, sama kalian, bukan di luar.
Dan kalau cerita sama Nicko tuh rasanya nggak nyaman aja.
Kedua, kenapa gue jarang ngomong di luar tapi banyak omong di rumah? Ya karena emang dasarnya gue males aja.
Gue nggak suka ngobrol sama orang asing, apalagi yang kepo soal keluarga gue.
Di sekolah ada kalian berdua juga, tapi tetap aja gue nggak pengin banyak omong.
Kakek pernah nyuruh gue jadi orang yang ramah kayak dia, tapi gue nggak mau.
Soalnya ya emang gue begini orangnya.
Intinya, gue cuma mau ngobrol sama orang yang gue kenal.
Kalau nggak kenal, ya udah, gue diemin." ujar Daniel, datar tapi tegas.
Mendengar jawaban Daniel, Al dan Revan hanya ber-oh ria.
"Tapi kenapa kalau sama Dara, sikap lo beda nder?? Secara dia kan udah ngecrush lo dari kita smp, ya nggak Re ??"Tanya Al membuka keripik kentang lalu memakannya.
"Dia beda, ada sesuatu yang bikin gue bersikap acuh ke dia." jawab Daniel melepas seragamnya dan memasukkan ke dalam keranjang pakaian kotor.
"Haa ?? Maksudnya ??" tanya Revan bingung.
"Gue gak mau mikirin soal CINTA.
sebenernya gue nggak mengharapkan ini dari dia, gue punya alasan." jawab Daniel duduk di samping Revan dan meminum susu coklatnya.
"Seorang Daniel Ferondika Abraham nggak mikir soal cinta ??
Omegat,,!!
Lo itu cowok terkenal no 1 di Garuda Dan, banyak yang ngecrush lo. Kita bahkan di julukin "THREE PRINCE" dan lo masih gak mau mikirin cinta?? Astaga Re,,"Al terheran menggelengkan kepalanya.
"Justru itu Al, gue nggak suka jadi spotlite.
Kebanyakan dari mereka cuma numpang narsis doang dan cari sensasi buat terkenal
Padahal gue ilfeel banget sama tipe cewek begituan, apalagi sama cewek yang kemarin berantem sama Zahra.
Gue pengen hidup sederhana bersama keluarga dan ngejar cita-cita gue."
"Tunggu, tunggu, tunggu,
Jadi lo tau tentang cewek yang kemarin berantem sama Zahra ??" Revan menegakkan badan sambil memakan coklat.
"Gue tau,dan liat sendiri.
Gue pikir dia nggak bakal bisa dapetin gue, karna nggak tau kenapa gue punya firasat cuma Dara yang pantes, bukam cewek lain." jawab Daniel mengendikkan bahunya.
"Itu namanya cinta Dan, dan gue yakin lo udah jatuh terlalu dalam sama Dara.
Gue bisa lihat dari mata lo walaupun gengsi, tapi dari cara liat lo natap Dara , gue tau lo juga respect sama dia."Jelas Al memakan brownies dari Daniel yang diberikan Dara kemarin.
"Wah, bapak Aldrian, lo alih profesi jadi cenayang? Kok bisa tahu ??" Revan memasang wajah polosnya.
"Itu karna gue peka dodol.
Gue juga udah pernah jatuh cinta, lo juga udah pernah, tapi kenapa jadi goblok gini ya soal perasaan? Astaga Revan atilla.."
"Hehe,,maklum bang, efek jones." Revan nyengir
"Makanya cari pacar, jangan jadi cowok kesepian.." ucap Al menyenderkan bahunya di sofa.
"Eh mas, emang situ juga bukan cowok kesepian?" tanya Revan menepuk lengan Al.
"Oh jelas tidak, Al ganteng kan udah punya pacar." jawab Al dengan pedenya.
"Emang pacar lo dimana Al?" Daniel ikut penasaran sambil tersenyum tipis.
"Noh di masa depan, lagi LDR sama gue."
Sumpah author pengen nabok.
"Itu sama aja jomblo, kadal!!"Balas Revan memukul kepala Al dengan tangannya.
Daniel hanya tertawa melihat kedua sahabatnya ini bertengkar.
'akhirnya gue bisa nglakuin ini Dara, thanks buat support lo kemarin, tapi maaf gue belum bisa balas perasaan lo' Daniel bermonolog sambil merasakan perasaan lega.
***
Kenapa yaa Daniel masih kekeuh dengan pendiriannya buat nggak nerima Dara..??
Tetep stay di LAST CHANCE yaa..