Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.
Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.
Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Roling Pegawai
Hari baru dengan suasana baru. Tak terasa kini sudah memasuki semester yang baru. Ada mahasiswa baru dan ada mahasiswa yang naik tingkat. Tingkat satu naik ke tingkat dua, tingkat dua naik ke tingkat tiga. Dimana setiap tugas akan semakin bertambah.
...----------------...
Hari ini Permata dan Patricia praktek siang di bagian keuangan lagi. Sedikit berbeda, karena hari ini hari yang tidak bersemangat. Mungkin karena terik matahari yang membuat setiap orang merasa malas dan tidak bertenaga.
"Siang" Ucap Permata dan Patricia memasuki ruangan. Tapi tidak ada orang yang berjaga di ruangan tersebut.
"Kemana semua orang?" Tanya Patricia penasaran. Baik pegawai maupun rekan mereka tidak ada di ruangan.
Cekrek.... suara pintu kamar mandi terbuka. Menunjukkan seorang pria muda keluar dari kamar mandi.
"Bapak kenapa disini?" Tanya Patricia antusias sedangkan Permata bertanya - tanya dalam hati.
"Kalian yang praktek disini?" Tanya pria tersebut yang tak lain adalah Natan.
"Ia pak. Bapak kenapa disini? Kan bapak bagian administrasi kan?" Tanya Patricia bingung
"Banyak kali pertanyaanmu. Aku disini berarti pegawai sinilah aku."
"Serius pak?" Tanya Patricia berbinar
"Ia. Gak percaya dirimu?"
Ehem....
Perhatian mereka bertiga teralihkan ke arah pintu masuk. Menampilkan sosok pria tua yang tak lain adalah Pak Wandi. Pegawai yang sudah lama bekerja di perusahaan ini.
"Makan siang" Ucapnya sambil mengangkat kantongan berisi nasi bungkus. "Ada mahasiswi juga ternyata" Ucapnya melihat Permata dan Patricia.
"Siang Pak" Jawab Permata dan Patricia berbarengan.
"Ya udah kalian lanjut lah kerjaan kalian. Kami pergi makan dulu ya. Ayo Bro" Ajak Wandi dan mereka pun pergi makan ke kantin.
Setelah mereka pergi, Permata dan Patricia melanjutkan tugas praktek mereka. Waktu sudah setengah jam berlalu, dan pegawai keuangan kembali bekerja.
"Oh ia siapa nama kalian berdua?" Tanya Natan setelah kembali ke meja kerjanya.
"Patricia pak."
"Permata pak." Ucap mereka bergantian.
"Permata." Oh temannya Herlina ya? Tanya Natan setelah mengingat percakapannya dengan Herlina yang mengatakan punya sahabat yang bernama Permata.
"Ia pak."
"Oh jadi kamu yang namanya Permata." Jangan segan segan ya. Herlina udah ku anggap adek ku sendiri. Berarti kamu juga jadi tanggung jawab ku. Kalau ada apa - apa kabarin."
"Ia pak. Terimakasih" Balas Permata lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Trus aku gimana pak?" Tanya Patricia pada Natan
"Ya udah kamu jadi adeknya Bang Wandi aja" Canda Natan yang membuat Patricia kesel.
"Oh mau jadi adek ku. Boleh aja" Respon Wandi ikut menggoda Patricia.
"Gak pak. Gak mau. Makasih." Kesel Patricia yang membuat Wandi dan Natan ketawa.
"Bang Natan.... " Teriak Ana memanggil Pak Natan dari pintu masuk. Ana merupakan kakak kelas Permata dan Patricia.
"Oh adek ku" Senyum Natan menanggapi panggilan Kak Ana. "Kenapa belum pulang? " Tanya Natan kembali
"Kami ketinggalan bus. Tadi belum bisa pulang karena operan kami lama." Aduh Ana seperti anak kecil
"Terus mau ku antar kalian pulang?" Tawar Natan
"Gak bang."
"Trus ngpain kalian kesini?" Tanya Pak Wandi pada Ana.
"Minta uang jajan sama bang Natan" Senyum Ana lalu mengulurkan tangan kanannya meminta uang pada Natan. Sungguh terlihat pemandangan adek minta uang ke abangnya.
"Uang jajan terus." Ucap Natan tapi tetap mengeluarkan isi dompetnya.
"Ni uang jajan kalian." Kasih Natan pada Ana yang membuat Ana bahagia.
"Ye.... makasih abang ku yang paling baik." Puji Ana lalu pamit pulang.
"Ya udah aku pulang dulu ya. Semangat kerjanya abang ku."
"Ya.... pulanglah pulang." Usir Natan akhirnya
"Pak kami gak dapat uang jajan juga?" Tanya Patricia berharap dapat uang jajan juga.
"Astaga" Ucap Natan pusing melihat tingkat kakak dan adik kelas Rayon A.
Natan mengeluarkan duit juga dan memberikannya pada Patricia. "Nah, beli jajan kalian sana."
"Ye... Makasih pak." Ayok Per kita jajan. Ajak Patricia dengan senyum bahagianya.
"Sendiri aja!" Jangan pula kalian duanya pergi. Trus yang tinggal mahasiswi disini siapa? Ucap Wandi yang akhirnya membuat Patricia ke Kantin sendirian.
...****************...