Kimmy, mahasiswi semester 3 yang nekad bunuh diri akibat ibunya meninggal. sikap bodohnya ini membawanya masuk ke rumah sakit. di rumah sakit inilah, perjumpaan Kimmy dengan seorang dokter tampan bernama Nico.
Adalah Snowdrop yang, yang berwarna putih yang hanya tumbuh di musim dingin. berawal dari bunga itu, Kimmy sering bertemu dengan Dokter Kimmy. Seiring bergulirnya waktu, Kimmy jatuh cinta pada dokter tampan tersebut.
Di tengah perasaan cintanya pada Nico, sahabatnya Max mengungkapkan cinta pada dirinya. Kimmy kebingungan karena Max yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. Bersamaan itu pula tanpa Max sadari, Jeslyn sahabat karibnya diam-diam juga memendap cinta pada Max.
Sementara itu Kimmy justru resah dengan perasaannya. sebab sikap Nico yang selalu perhatian dan baik hati, tidak juga dibarengi ungkapan cinta. hingga akhirrnya kenyataan pahit pun harus dia terima. dimana Nico menganggap Kimmy sebagai adik sendiri. Sebab Kimmy mirip dengan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enjels, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
“Kimmy awassss” teriak Nico yang baru keluar dari mobilnya . Kimmy yang terkejut hanya bisa terdiam karena terlalu shock. Sementara Nico berlari dengan cepat kea rah gadis itu dan membawa gadis itu kedalam pelukannya.
Braaaaak………
Tubuh mereka berdua sedikit terpental pada pinggir jalan. Kimmy memejamkan matanya ketakutan. Sementara Nico menopang tubuh Kimmy diatas nya.
“Kimmy…, apa kau baik-baik saja?” Nico mencoba mendudukkan Kimmy di sampingnya. Gadis itu masih shock dengan kejadian yang baru saja terjadi padanya.
“Iya dokter Nic, aku baik-baik saja”, ucapnya gemetaran.
Nico membantu Kimmy untuk berdiri. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir saat menatap gadis itu. Kedua matanya sibuk memperhatikan semua bagian tubuh gadis itu karena takut ada sedikit saja yang terluka.
“Aku tidak apa-apa Dokter Nico. Terimakasih, terimakasih sudah menyelamatkan aku. Apa kau baik-baik saja?” Kini Kimmy yang terlihat sibuk memperhatikan Nico.
“aku baik-baik saja. Lain kali berhati-hatilah Kimmy. Kau hampir membuatku terkena penyakit jantung”. Canda Nico.
Kimmy merasa hatinya menghangat. Ia merasa Nico benar-benar peduli padanya.
“Baiklah, ayo kita kesana!” Seru Nico sembari menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya kuat seolah takut lepas. Kimmy tersipu malu dan mengikuti Langkah Nico dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajahnya.
Mereka punmmenyaksikan festival itu. Tak lupa sembari mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Kimmy terlihat sangat ceria menyaksikan karnaval dan tari-tarian yang disuguhkan saat festival itu.
Setelah peragaan karnaval sudah selesai Nico membawa Kimmy ke sebuah taman seperti bukit, dari sana mereka bisa menyaksikan festival tersebut. Festival ini juga mencakup berbagai acara di pub, bar, dan tempat lainnya di seluruh kota, seperti pertunjukan musik, tarian, dan acara keluarga.
Sekilas bayangan masa lalu Nico tergambar saat melihat keramaian festival tersebut.
“Kakak…, aku ingin pergi ke festival St Pattrik sekarang juga! Kau sudah janji untuk menemaniku bukan? Kenapa sekarang kau malam emngingkari janjimu?” ucap seorang gadis di telepon.
“Kakak bener-bener minta maf merlyn. Saat ini aku sedang sangat sibuk. Banyak pasien yang harus kakak tanganin hari ini. Bagaimana jika besok saja?” Bujuk Nico.
“Aku tidak mau! Kau jahat kak, sudah cukup kau mengurungku selama musim dingin dan tidak mengijinkanku keluar. Dan sekarang saat musim semi telah tiba, kau malah tak ingin menemaniku pergi. Sudahlah aku benci padamu” ucap gadis itu lewat telfon.
“Bukan begitu Merlyn, hari ini aku benar-benar tidak bisa menemanimu. Kakak janji besok atau lusa akan menemanimu untuk menyaksikan festivalnya. Sekarang kau lebih baik diam di rumah dan jangan kemana-mana sebelum kk pulang”.
“Kau sunggu egois! Aku tidak mau tau, aku akan pergi hari ini juga. Terserah mau menemaniku atau tidak. Aku tidak peduli!” teriak gadis itu.
Sambungan telepon akhirnya terputus. Nico sedikit tertegun dengan ucapan yang terlontar dari mulut adiknya barusan. Ingin sekali dia segera pulang untuk memenuhi janjinya terhadap Merlyn. Tapi keinginannnya tidak bisa terwujud karena haari ini seorang pasiennya tiba-tiba diberi Tindakan operasi karena kondisinya yang tiba-tiba melemah.
“Maafkan kakak Merlyn. Kakak harap kamu bisa sabar sampai kaka bisa memenuhi janji kakak padamu.” Gumama Nico pelan. Ia bergegas ke ruang operasi dan menyelamatkan nyawa pasiennya.
Beberapa jam dilalui oleh Nico di ruang operasi. Dia harus focus walaupyn saat ini pikirannya tertuju pada Merlyn. Akhirnya setelah melakukan operasi itu dengan hati-hati, dia bisa menyelesaikannya dengan baik. Segera setelah operasi itu selesai, dia bergegas untuk pulang dan memenuhi keinginan adiknya.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Nomor adiknya tertera disana. Tanpa berpikir Panjang, Kimmy mengangkat telepon itu.
“Halo” ucap Nico
“Halo… apakah ini dengan saudara Nico?” tanya seorang dari Seberang sana. Nico mengernyitkan dahinya. Bingung ini bukan suara Merlyn pikirnya.
“iya benar, saya Nico. Bukankah ini telepon adikku? Apa yang terjadi?” tanya Nico panik. Seketika perasaanya berubah emnjadi tidak nyaman.
“Aku emnemukan telepon ini di samping adikmu. Dia mengalami kecelakaan dan menjadi korban tabrak lari”
Deg….
Seketika jantung Nico terasa di hujam oleh pisau tajam. Ia merasakan sakit sampai sulit bernafas.
“Apa… kau bercanda bukan ? kau pasti teman Merlyn dan Merlyn pasti menyuruhmu untuk melakukan ini agar aku khawatir dan merasa bersalah padanya kan”, ucap Nico berusaha menenangkan perasaannya.
“Aku tidak berbohong. Jika kau tidak percaya kau bisa segera ke rumah sakit sekarang. Dia dibawa ke Beteshda Hospital 20 menit yang lalu.”
Tanpa sadar Nico emnjatuhkan ponselnya. Ia tak memperdulikan itu dan segera berlari dari ruangannya. Penelepon itu berkata bahwa Merlyn dibawa ke Beteshda Hospital yang berarti tempat Dimana ia bekerja saat ini.
Langkah Nico terhenti saat seorang yang sangat dikenalinya terbaring di Kasur persakitan dengan kepala dan bagian tubuh lainnya berdarah. Tanpa terasa air mata mulai menggenang di pelupuk mata dokter mud aitu.
“Merlynn… “ gumamnya pelan. Ia mencoba menggenggam g= tangan gadis itu sambil berjalan menuju ruang UGD . di sana perawat sudah siap utnuk menyelamatkan gadis itu.
“Kau sebiknya tunggu di luar dokter Nico, emosimu akan sangat berpengaruh pada proses penyelamatan gadis ini. “ ucap salah satu dokter yang ada disana seolah mengetahui hubungan Nico dengan gadis yang harus egera mendapat pertolongan itu.
Nico mengangguk pasrah dan bersimpuh di depan UGD setelah ruangan itu tertutup dengan rapat.
“Merlyn… tolong maafkan kakak. Maafkan aku..” hanya kata-kata itu yang berhasil Nico ucapkan di Tengah kekacauan hatinya saat ini.
Beberapa jam berlalu diiringi perasaan khawatir. Ruangan UGD itu akhirnya terbuka dan menampakkan wajah-wajah dokter yang sedikit muram. Hal itu membuat Nico terluka seketika.
“bagaimana keadaanya? Dia berhasil diselamatkan bukan? Nico memandang wajah dokter-dokter itu dengan penuh harap. Semua dokter itu hanya bisa diamdan Sebagian lagi hanya bisa menunduk.
“Kenapa kalian diam saja hah? Bagaimana keadaan Merlyn saat ini!” teriak Nico.
“kau harus mengiklaskannya. Adikmu sudah tidur dengan tenang dokter Nico” ucap salah satu dokter sambil merangkul bahu Nico. Nico menggelengkan kepalanya dan menepis tangan dokter itu.
“Apa maksudmu tidur dengan tenang?, Merlyn sedang istirahat bukan? Dia pasti akan segera bangun bukan?” tanya Nico lagi. Kini air matanya mengalir dengan deras . ia segera menerobos masuk saat tak didapatinya jawaban dari dokter-dokter itu.
Merlyn terbaring di atas tempat tidur itu. Tak ada Gerakan ataupun hembusan nafas dari tubuhnya. Nico merasa tubuhnya menegang melihat keadaan Merlyn lalu emmeluk adiknya.
‘Merlyn… bangun! Kau tidak pantas bercanda di saat seperti ini. Bukankah kita akan pergi bersama merayakan festival itu? Kenapa kau malah tertidur merlyn? Cepat buka matamu!” Nico meracau tidak jelas sambil mengguncang-guncang tubuh gadis itu.
“Bangun Merlyn!, kenapa kau belum juga membuka matamu? Kau sudah berjanji untuk selalu menemani kakak agar kakak tidak kesepian bukan? Tapi kenapa kau malah seperti ini? Kenapa kau malah menyusul ayah dan ibu? Kau membiarkan mau emmbiarkan kakakmu sendirian disini? Bangun Merlyn, bangun!!’
Nico semakin tak kuasa menahan kesedihannya. Dia mencoba menggunakan alat-alat rumah sakit yang ada di ruangan itu dan berharap bisa membuat Merlyn hiddup Kembali. Namun apa daya Merlyn memang sudah tertidur selamanya…
“merlyn… seandainya saja kakak mu ini menuruti keinginan mu, mungkin semua tidak akan jadi seperti ini…” gumam Nico. Ia meremas dada nya yang terasa sesak.
Test test tes..
Beberapa tetes air mata mengalir dari mata Kimmy dan emmbuatnya tersadar dari masa lalunya. Dengan cepat ia menghapus air mat aitu dengan punggung tangannya.
“Dokter Nic…” suara lembut itu membuat nico menoleh kea rah gadis itu. Jantungnya berdebar saat emlihat gadis itu dari arah dekat.
“Aku mengerti” jawab Kimmy
“Baiklah, karena sudah hampir gelap, sebaiknya kita pulang. Oh y ajika kau ingin bercerita, jangan sungkan untuk datang ke rumah sakit ya…”
“iyaaa” jawab gadis itu singkat
Keduanya beranjak dari taman itu. Tanpa sadar Nico masih menggenggam tangan gadis itu. Kimmy hanya bisa menerima perlakuan dari dokter itu dengan hati yang berdebar. Ia merasa nyaman saat dokter itu menggenggam tangannya.
Susana senja yang jingga menemani perjalanan pulang mereka.
“Sunggu terimakasih dokter Nico”.