NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Raka mencengkeram tangan Nyi Pelet dengan kuat.

“Cepat katakan, Dimana Datuk Pengemis Nyawa?” desisnya tajam.

“Tidak mungkin aku katakan!” bentak Nyi Pelet.

KREEKKK!

“Aaaaaaaa!!”

Teriakan Nyi Pelet melengking tinggi saat satu jarinya dipatahkan begitu saja oleh Raka. Semua mata memandang dengan ngeri. Betapa dingin dan kejamnya pemuda itu.

“Cepat katakan!” bentak Raka lagi.

“Tidak…!!”

KREKKKK!

Satu jari lagi patah. Jeritan Nyi Pelet makin menyayat hati.

“Mau lagi?” ucap Raka dingin.

KREK… KREK... KREK!

Tiga jari terakhir Nyi Pelet dipatahkan satu per satu.

Teriakannya menembus udara, melengking pilu memenuhi area sekitar dengan rasa ngeri yang pekat.

Tak Cukup sampai di situ. Kini Raka beralih ke tangan satunya.

"Masih tidak mau mengatakan di mana Datuk Pengemis Nyawa berada?" ancam Raka sambil mencengkeram salah satu jari Nyi Pelet Peteng, siap mematahkannya.

"Baik... akan aku katakan," ujar Nyi Pelet Peteng, tampak ada riak kecil di matanya antara takut dan tidak sanggup lagi menahan siksaan.

"Guru ada di Rawa Lintah," ucap Nyi Pelet Peteng sambil menangis.

Raka berdiri perlahan. "Terima kasih..." bisiknya lirih.

Tiba-tiba, kaki Raka terangkat dan...

KREKKK! KREKKK! PLAAAARRRR!!

Semua mata terbelalak menyaksikan Raka menginjak kepala Nyi Pelet Peteng hingga hancur berantakan.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!" Raka menjerit penuh amarah, seluruh urat tubuhnya menegang.

"Akan ku bunuh kau, Datuk Pengemis Nyawa!" teriaknya dengan murka membuncah.

Sekonyong-konyong bumi di sekitar Raka berguncang hebat seperti dilanda gempa. Angin saling berbenturan, air danau bergelora, bahkan kerikil pecahan beton pentas sebesar jempol ikut terpental ke udara.

Seorang pria dewasa terangkat mengambang satu jengkal dari tanah oleh luapan tenaga Raka. Semua mata terbelalak menyaksikan betapa dahsyatnya tenaga dalam yang dimiliki pemuda itu.

Tiba-tiba, getaran hebat itu berhenti seketika. Batu-batu yang sempat melayang jatuh bergemuruh ke tanah. Air danau yang tadinya bergolak kembali tenang, udara pun kembali mengalir dengan normal.

Tubuh Raka roboh tak sadarkan diri, tersungkur oleh amarahnya sendiri yang begitu besar hingga meluap tak terkendali.

Sementara itu, seekor kuda putih melesat kencang, kaki-kakinya menggebrak tanah dengan garang. Debu-debu beterbangan tinggi ke udara, meninggalkan jejak samar di jalur lintasannya. Penunggangnya tampak terburu-buru, seolah waktu dan urusan penting tengah mengejarnya.

Kuda itu melintasi area persawahan milik warga. Para petani yang sedang bekerja tersentak kaget melihat sosok berkuda melaju secepat angin.

Arah larinya jelas menuju Padepokan Gajah Mungkur, yang terletak di puncak bukit Gajah Mungkur bukit yang hijau, asri, dan subur. Tanah di sekitarnya begitu subur hingga sawah-sawah tumbuh subur menghijau.

Para santri yang tengah bercocok tanam di halaman padepokan ikut menoleh, namun tak satu pun berusaha mencegah. Mereka sudah sangat mengenal penunggang kuda itu.

Ia adalah seorang wanita berparas cantik, mengenakan pakaian hijau, dengan sebuah pedang tergantung di punggungnya.

Dia tak lain adalah Kirana, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dewi Pedang Bulan, kedatangannya ke Padepokan Gajah Mungkur jelas membawa urusan yang sangat penting.

“Hiaaaat…!” Kirana menarik tali kekang kudanya hingga binatang itu meringkik keras dan berhenti mendadak di samping padepokan. Setelah cepat-cepat mengikat tali kekangnya, ia langsung berlari menuju Balai Padepokan.

Di sana, dua orang kakek tua berpakaian serba putih telah menunggunya. Mereka telah mendapat kabar tentang kedatangannya melalui tilik sandi.

“Ada urusan apa hingga kau datang tergesa-gesa seperti ini?” tanya Kyai Banjar Banyu Bening yang berdiri di samping Kyai Koneng, tampak heran.

“Saya sudah bertemu dengan Pendekar Iblis…” ujar Kirana tanpa basa-basi, membuat kedua kyai itu saling berpandangan penuh keterkejutan. Mereka segera mempersilahkannya masuk untuk membicarakan hal penting tersebut.

“Coba ceritakan pertemuan mu itu,” pinta Kyai Koneng dengan nada penasaran.

Kirana pun mulai menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya tentang pengeroyokan oleh Gerombolan Tapak Langit yang hendak menangkap dan bahkan mencoba memperkosanya, serta kemunculan Raka yang menyelamatkannya bahkan Ia turut membantu dalam insiden pengeroyokan itu.

Tak lupa, diceritakan pula kelakuan Raka terhadap Boma, pimpinan perampok Tapak Langit, hingga akhirnya Boma memilih bunuh diri karena tak sanggup menahan siksaan.

“Sungguh tindakan yang sangat kejam. Apakah kau sampai berurusan nyawa dengannya?” tanya Kyai Koneng dengan penuh penasaran.

Sementara itu, Kyai Banjar hanya membelai jenggot putihnya dengan tenang.

“Tidak, Kyai. Setelah memperlakukan Boma seperti itu, dia langsung meninggalkannya dan tidak memedulikan saya. Tapi saya mengejarnya, dan akhirnya kami sempat berbincang panjang lebar mengenai sepak terjangnya,” jawab Kirana.

Kedua kakek itu saling pandang dengan heran. Pendekar Iblis yang terkenal kejam itu ternyata hanya bersikap keras kepada orang-orang yang tidak disukainya. Buktinya, Kirana justru bisa berbicara baik-baik dengannya.

“Coba ceritakan isi perbincangan mu dengan Pendekar Iblis,” ajak Kyai Banjar.

“Nama aslinya adalah Raka, seperti yang Kyai ketahui. Dia menyimpan dendam yang sangat dalam terhadap Datuk Pengemis Nyawa,” ujar Kirana, lalu mulai menceritakan semua yang ia bicarakan bersama Pendekar Iblis.

“Hemmm... begitu rupanya,” gumam Kyai Banjar, sambil membelai jenggotnya lagi.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!