"Dia bukan adik kandungmu, Raja. Bukan... hiks... hiks..."
17 tahun lamanya, Raja menyayangi dan menjaga Rani melebihi dirinya. Namun ternyata, gadis yang sangat dia cintai itu bukan adik kandungnya.
Namun, ketika Rani pergi Raja bahkan merasa separuh hidupnya juga pergi. Raja pikir, dia telah jatuh cinta pada Rani. Bukan sebagai seorang kakak..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Janji Raja pada Rani
Waktu berlalu semakin cepat, bahkan satu minggu lagi, Rani dan Hani akan berusia 17 tahun.
Saat ini di kota, Raja sudah berusia 22 tahun dan kuliah di salah satu kampus terkenal di kota. Dia akan menjadi insinyur sebentar lagi, benar-benar sebentar lagi, karena dia sangat pintar dan hanya butuh waktu satu semester lagi untuk lulus.
Sedangkan Rani, gadis kecil itu sekarang sudah menjadi gadis remaja yang cantik jelita, lembut dan ceria. Sekarang dia juga sudah kelas 3 SMA, dia sama pintarnya dengan Raja. Dan satu semester lagi, dia juga akan lulus SMA.
Seperti biasanya, setiap harinya Raja akan mengantarkan Rani ke sekolahnya. Raja selalu menjadi favorit teman-teman Rani.
Di depan gerbang, pemuda tampan itu mengusap kepala Rani perlahan dengan lembut. Namun, Rani bukanlah gadis kecil yang akan membiarkan kakaknya mengusap kepalanya. Sekarang dia sudah menjadi gadis remaja yang perduli pada penampilannya.
"Kakak, jangan acak-acak rambutku!" protes Rani.
Raja terlihat kesal seperti biasanya. Semenjak adiknya kelas 2 SMA, adiknya mulai mengeluh kalau dia mengacak rambutnya saat akan pergi sekolah.
"Kenapa memangnya? sejak kecil aku melakukan ini?" tanya Raja.
"Setidaknya jangan lakukan saat aku akan sekolah begini. Lakukan di rumah saja" kata Rani yang merapikan rambutnya sambil bercermin di kaca spion bagian dalam mobil Raja.
Raja semakin penasaran dan heran.
"Kenapa begitu? atau..." Raja menjeda ucapannya, "adikku ini sudah punya cinta monyetnya ya?" tanya Raja lagi.
Rani menoleh cepat ke arah Raja.
"Mana ada" tapi pipinya memerah.
Ya, pipi Rani memerah saat mengatakan jawaban atas pertanyaan Raja itu.
Wajah Raja langsung cemberut, entah kenapa dia tidak suka mendengar jawaban dan ekspresi adiknya yang berbeda itu.
"Aku turun ya, kakak hati-hati..."
Rani menjeda ucapannya, karena saat dia akan membuka pintu mobil, Raja menahan tangan Rani.
Spontan saja Rani menoleh lagi ke arah kakaknya.
"Ada apa? ada yang mau kakak katakan lagi?" tanya Rani.
Raja menatap Rani dan melepaskan tangannya dari tangan adiknya itu.
"Jaman mudah percaya pada ucapan laki-laki. Biasanya akan manis di depan saja" kata Raja mencoba menasehati adiknya.
Rani menggembungkan pipinya. Ekspresi itu jelas menunjukkan kalau Rani sepertinya memang sedang dekat dengan seseorang.
"Aku akan ingat, aku sudah janji kan, tidak akan pacaran sebelum usiaku 17 tahun. Aku tidak akan membuat kakak cemas. Aku turun dulu ya, dadah kakak"
Rani segera turun dari mobil dan berlari santai ke arah gerbang sekolahnya.
Raja menunduk sebentar sebelum menghela nafas panjang. Dia melihat foto yang di pajang di atas dashboard mobilnya. Fotonya dan Rani saat adiknya itu berusia 12 tahun. Saat itu ulang tahun Raja yang ke 17.
Flashback On
Pesta ulang tahun Raja yang ke 17 tahun cukup meriah. Di masa itu, orang tua sangat senang merayakan ulang tahun anaknya.
Banyak teman SMA Raja yang datang, termasuk gadis-gadis remaja yang cantik-cantik. Dan saat itu, adalah masa-masa posesif Rani pada Raja.
Bahkan sepanjang perayaan pesta ulang tahun Raja. Rani terus menempel di lengan Raja. Tak melepaskan lengan Raja barang sedetik pun.
Tapi semua orang tahu, Raja sangat menyayangi Rani. Jadi Jacky dan Retno pun membiarkannya. Karena Raja juga terlihat sama sekali tidak keberatan. Bahkan cenderung senang.
"Rani, biarkan kakakmu tiup lilin dan potong kuenya dulu!" kata Retno.
"Tidak apa-apa Bu, aku bisa melakukannya dengan tangan satu" kata Raja.
Retno dan Jacky hanya bisa menghela nafasnya panjang. Mau bagaimana lagi, Raja sudah bilang begitu, dan mereka tahu, Raja tidak akan pernah membuat Rani menangis.
"Raja, make a wish!" kata salah satu gadis remaja di samping Raja.
Gadis cantik itu sejak tadi juga terus berada di dekat Raja dan berusaha bersikap ramah dan manis pada Rani. Sayangnya Rani yang masih kelas 1 SMP saat itu, benar-benar seperti menjaga kakaknya dari gadis-gadis cantik itu.
Raja malah menoleh ke adiknya, "Rani, apa yang kamu inginkan?" tanya Raja.
Rani melihat ke arah Raja dan teman-teman perempuan kakaknya itu.
"Em, bagaimana kalau kakak berjanji saja padaku. Kakak tidak akan pacaran sebelum aku berusia 17 tahun, saat aku punya pacar, kakak baru boleh punya pacar. Bagaimana" tanya Rani.
Gadis cantik yang ada di samping Raja, yang bisa mendengar ucapan Rani meski pelan itu, terlihat sangat tidak senang.
"Rani, tidakkah itu keterlaluan..."
Tapi Raja menyela.
"Baiklah, seperti keinginanmu. Kakak tidak akan punya pacar, sebelum Rani berusia 17 tahun, whuuuhh"
Raja meniup lilin itu, Rani terlihat senang sekali. Saat itulah fotografer yang di sewa Jacky memotret momen itu, dimana Rani tampak sangat senang.
Flashback Off
Bahkan sampai detik ini, Raja masih memegang teguh janjinya pada Rani.
Setelah memastikan adiknya tak terlihat lagi olehnya, Raja baru melajukan mobilnya lagi meninggalkan sekolah Rani.
Raja pergi ke kampusnya, sampai di sana. Raja yang merupakan crush paling populer di kampus selalu menjadi penarik perhatian para mahasiswi cantik di kampus ini.
Begitu turun dari dalam mobil, damage ketampanan di tambah sikap ramah dan di kenal sangat baik. Membuat banyak yang ingin menjadi teman jalan bersama dengan Raja meski hanya dari tempat parkir ke kelas Raja.
"Raja" panggil salah satu mahasiswi cantik, dia adalah Tiara, salah satu mahasiswi idola juga di kampus Raja.
"Selamat pagi" sapa Raja ramah.
"Selamat pagi. Nanti malam acara ulang tahunku yang ke 21, kamu mau datang kan. Di klub Shinee" kata Tiara sambil menyerahkan undangan yang sepertinya berbeda dengan yang dia berikan pada teman-teman kampusnya yang lain.
Warnanya yang berbeda, teman yang lain dapat warna pink. Tapi Raja dapat warna merah.
Raja meraih undangan itu.
"Aku usahakan datang"
Tiara tersenyum senang.
"Terimakasih" ujarnya sambil berjalan bersama dengan Raja.
Kelas mereka memang berbeda, mereka akan berpisah di koridor depan.
"Raja" panggil Andre, salah satu teman sekelas Raja.
"Raja, aku akan ke kelasku!" kata Tiara yang berjalan ke arah lain.
"Gimana bro, datang ke klub Shinee, di undangannya ada dress code..."
Mendengar itu, Raja membuka undangan yang di berikan Tiara tadi.
"Loh, kok merah. Semua anak-anak undangannya pink, hihhh selera mereka itu ya" ujar Andre.
"Hitam" jawab Raja.
Andre langsung terlihat excited.
"Wah ini sih fix udah..."
"Apa?" tanya Raja.
"Dress code yang lain putih bro. Kamu sendiri hitam, jangan-jangan kamu mau di lamar ha ha ha" Andre tergelak.
Raja ikut terkekeh.
"Betewe, kemarin aku lihat adik kamu di bioskop sama cowok, cowoknya ya?" tanya Andre.
Wajah Raja langsung terkejut.
"Sama cowok?" tanya Andre.
Andre mengangguk cepat.
"Iya, pas aku sama Meri nonton nenek gayung. Kayaknya cowok itu perhatian banget. Pas aku tegur Rani, cowok yang namanya Damar itu nawarin antar adik kamu pulang"
Raja terlihat meremass undangan dari Tiara itu di balik ranselnya, ketika dia mendengar apa yang Andre ceritakan.
***
Bersambung...