NovelToon NovelToon
Cinta Cucu Sang Konglomerat

Cinta Cucu Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ichi Gusti

Jika sebelumnya kisah tentang orang miskin tiba-tiba berubah menjadi kaya raya hanyalah dongeng semata buat Anna, kali ini tidak. Anna hidup bersama nenek nya di sebuah desa di pinggir kota kecil. Hidupnya yang tenang berubah drastis saat sebuah mobil mewah tiba-tiba muncul di halaman rumahnya. Rahasia masa lalu terbuka, membawa Anna pada dunia kekuasaan, warisan, dan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichi Gusti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Si Pengkhianat

Zayyana tersentak. Tidak percaya ada gadis yang bisa bicara seperti itu kepadanya. Kedua bibir wanita itu bertaut kencang menahan geram. Tangan nya bergerak ingin menjambak rambut Anna, namun secepat kilat Tony sudah menggenggam pergelangan tangan nya.

Bahkan Anna sudah menunduk untuk mengelak. Gerakan yang mudah dibaca! Kalah bertarung mulut, mulai mau pakai cara kuno. Cuih! 

“Hati-hati, tangan nya jangan sampai keseleo, Mbak!” seru Tony marah. Ia melepaskan dengan kasar tangan Zayyana yang berkulit putih mulus itu.

Zayyana memerah. Marah. Malu. Bercampur aduk. Ia mengibas rambutnya, menghilangkan rasa canggung karena gagal memberi pelajaran kepada Anna.

“Mbak keluar aja! Atau saya pencet nursecall ini buat manggil perawat biar Mbak diperiksa! Barangkali otaknya geser!” usir Anna sambil mencemooh. Ternyata wanita cantik yang ada di cover majalah itu cuma menang di foto. Aslinya jauh! Sifat mengalahkan kecantikan.

“Kamu!!” Zayyana semakin emosi, namun melihat tangan Anna sudah menggenggam tombol nurse call. Nyalinya ciut juga. Huhh! Zayyana menyentak lantai. “Awas kamu! Aku bakalan sampaikan ini kepada Om Wirautama biar kamu DIPECAT!”

Tony sedikit pucat mendengar ancaman itu. Memang ancaman itu bukan untuknya, tapi untuk Anna. Gawat kalau karir Anna berhenti secepat itu karena peristiwa ini, pikir Tony.

“Tenang aja, Ton! Ini hanya omong kosong. Selama ada Pak William, itu tidak akan terjadi.” Anna menenangkan Tony. Ia percaya dan sudah menyaksikan sendiri bahwa William bukan orang yang akan membiarkan ketidakadilan terjadi di kantornya. Dan Tony tampak mengkhawatirkan Anna.

“KAMU!!” Zayyana merasa emosi nya semakin memuncak. Bukannya berhasil mengancam gadis itu, ia malah dipermainkan oleh Anna. Besar sekali nyali wanita ini! Huh! Lihat saja! Zayyana mengambil potret Anna dan Tony. “Aku bakalan kirim foto ini ke William. Biar dia tau kamu punya pria lain!” ancam wanita itu.

Anna menatap Zayyana tajam. “Silahkan saja!” jawabnya. Selain karena William lah yang menyuruh Tony menemaninya, juga karena ia dan William tidak ada hubungan apa-apa saat ini.

Zayyana terdiam.

Sia-sia. Ya. Tindakan nya kali ini sia-sia saja. Aku harus mundur dulu. Yang jelas, Om Wirautama telah salah menduga. Sepertinya gadis ini tidak terlalu berharap kepada William, pikir Zayyana.

Wanita itu menarik napas, mundur dua langkah lalu membuka pintu dan menghilang dari balik pintu yang ditutup dengan kasar.

Anna dan Tony saling pandang.

Tony melipat tangan di dada sambil memberi tatapan yang semakin tajam ke arah Anna. “Kamu lihat ,kan?”

“Lihat apa?” tanya Anna membalas Tony dengan tatapan yang lebih menusuk.

Tony terdiam sejenak, mencoba memikirkan kata-kata yang tepat. Berdebat dengan Anna mustahil bisa dimenangkan nya.

“Wanita yang ada di sekeliling Pak William itu, seperti Zayyana itulah gambaran nya!” ucap Tony selanjutnya.

Anna mengerutkan alisnya. “Lo pikir gue wanita murahan yang ngejar-ngejar Direktur?” tembak Anna.

Ck! Tony berdecak. “Enggak gitu juga, Anna! Siapa bilang Lo wanita murahan!” gemas Tony. Ia tidak bermaksud merendahkan Anna. Tapi Anna harus paham kalau statusnya dan William bagaikan bumi dan langit.

“Ton!” Anna menyeru Tony dengan nada kecewa. “Gue gak nyangka ya, Lo juga berpikiran Gue lagi ngincar Pak William!” suara Anna tercekat.

“Enggak, Anna. Bukan begitu.” Ahh. Serba salah nih. Tony mendekat ke arah Anna. Lalu kedua tangan nya mulai diletakkan di bahu Anna. Ia mulai memberi pijitan pada otot Anna yang terasa kaku di sana.

Anna membiarkan saja Tony melakukan itu. Toh mereka sudah terbiasa begitu. Tony akan memijat bahu Anna kalau ia akan kalah berdebat dengan Anna atau membujuk Anna untuk mendapatkan sesuatu. Kadang Anna juga melakukan yang sebaliknya.

“Jadi apa maksud, Lo?” Anna ingin mendengar langsung alasan Tony.

“Pak Wil-”

Krieet…

Ucapan Tony terhenti saat pintu ruang perawatan terbuka dan beberapa orang wanita terlihat terkejut melihat Anna dan Tony.

Tony telah duduk di tempat tidur Anna dengan posisi tangan di punggung gadis itu.

“Apa aku bilang! Anna itu cewek sasimo! Sana sini mau!” Gadis muncul dari belakang Sherly dan rekan-rekan sekretaris yang lain.

Tony menghentikan pijatan nya dan menarik tangan nya dari bahu Anna. Ia lalu berdiri di samping tempat tidur Anna, menilai situasi dulu sebelum salah berkata.

Anna menatap tak percaya ke arah Gadis. Tidak menyangka bahwa Gadis akan berkata seperti itu tentangnya. “Aku tak percaya kamu bisa bicara gitu, Gadis!” seru Anna.

Sherly serta teman-teman nya tampak saling pandang dan seperti menahan tawa.

Anna menggigit bibir. Sepertinya selama ini ia telah salah menilai Gadis. Anna tak menyangka bahwa gadis termasuk orang dekat Sherly yang telah menjadi musuh tak resmi Anna di kantor.

“Lo pikir gue lebih milih berteman dengan elo dibanding kak Sherly?” Gadis menunjukkan watak aslinya. “Sorry, ye!”

Anna menatap Gadis tak percaya.

Tony mendekat ke arah Anna, lalu berbisik, “sepertinya kecelakaan kemarin juga disengaja.” Tony sudah curiga dari awal -sejak pertemuan di kantin- bahwa Gadis tidak tulus berteman dengan Anna. Dan saat final lomba estafet kemarin, Tony yakin bahwa Gadis sengaja menjatuhkan diri ke arah Anna.

Anna menarik nafas dalam. Sherly, Gadis, Risha dan dua rekan sekretaris lainnya memperlihatkan wajah prihatin yang dibuat-buat ke arah Anna. Yang dikatakan Tony mungkin benar. Anna kembali mengingat bahwa Gadis tiba-tiba meminta bertukar urutan dengan Vita. Anna mengepal tangan nya di bawah selimut.

Ruang perawatan itu terasa suram, karena semua diam.

Salah seorang dari mereka membawa keranjang buah lalu meletakkan di atas meja di dekat Sofa tamu. Sementra Sherly mengamati ruang VIP tempat Anna dirawat. Ia berpikir bahwa tidak seharusnya Anna mendapat fasilitas semewah ini. Anna kan hanya sekretaris yang masih dalam masa percobaan.

Anna menatap Gadis tajam. Usia Anna dan Gadis hampir sama. Hanya saja, gadis yang punya basic pendidikan Diploma 3 manajemen lebih dulu bekerja di kantor pusat Wijaya Group dibanding Anna.

“Jadi. Apakah kamu sengaja melakukan itu, Gadis?” Tantang Anna dengan suara ditekan. Menahan emosi.

Gadis hendak menjawab namun Sherly menahannya, lalu berbisik. “Hati-hati Gadis! bisa saja ucapanmu direkam!”

Gadis yang awalnya ingin memprovokasi Anna, mengurungkan niatnya. Sherly benar. Ia tidak boleh keceplosan.

“Huh! Tidak mau menjawab, ya sudah.” Anna bisa menerka apa yang dibisikkan Sherly ke arah Gadis. “Apakah kalian melakukan ini karena iri akan hadiah kejutan itu?”

Semua sekretaris itu menatap Anna. Tak percaya bahwa secepat itu Anna bisa menyimpulkan tujuan Gadis. Dan tentu saja yang menyuruh Gadis melakukan itu adalah Sherly.

Dengan angkuh Sherly mendekati Anna, lalu membuka selimut yang menutup kaki Anna yang bergips. Lalu ia tersenyum smirk. Menyebalkan. “Kasian … Anna! Gagal deh acara kencannya dengan Pak Dirut! Haha.”

PLAKK!!

Sebuah tamparan pun melayang.

***

1
Juliana Pieter
thir mana lanjutannya
Ichi Gusti: lagi direview🤭
total 1 replies
&-miss chan-&
Bikin merinding! 😱
Mưa buồn
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Ichi Gusti: terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!