NovelToon NovelToon
Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen

Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mafia / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:50.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anayaputriiii

"Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen" Adalah Kisah seorang wanita yang dihina dan direndahkan oleh keluarganya dan orang lain. sehingga dengan hinaan tersebut dijadikan pelajaran untuk wanita tersebut menjadi orang yang sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anayaputriiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Dipecat

Raffa termenung beberapa saat ketika Hanin memberikan bajukoko dan sarung padanya. Iaseringkali melihat Hanin salat dan istrinya itu tak pernah mengajaknya. Tapi, kini ... tiba- tibaistrinya mengajaknya untuk salat berjamaah?

"Kamu mau kita salat jamaah?" tanya Raffa, memastikan.

Hanin mengangguk seraya mengulas senyum. "Kita sudah beberapa bulan menikah. Tapi, sekali pun tak pernah beribadah bersama- sama." la menjeda kalimatnya.

"Bagaimana kita bisa masuk surga bersama kalau nahkodanya tidak mengemudi?"

Raffa merasa tenggorokannya seperti tercekat. Ia menatap Hanin dengan perasaan yang tak bisa dijabarkan. Ada rasa malu dan rasa rindu yang bergejolak dalam lubuk hatinya.

"Aku...." Raffa mnenarik napas dalam- dalam dan mengembuskannya perlahan. "Aku sudah lama tidak salat," ungkapnya. la menunduk dalam.

Untuk pertama kalinya, ia merasa benar- benar seperti lelaki yang tidak berguna.

"Mungkin aku sudah setengah lupa dengan bacaannya," ucapnya lagi.

Hanin tersenyum. la menyentuh tangan Raffa. "Masih setengah, kan? Gak semuanya?"sahutnya dengan mata menyipit karena tersenyum. "Tentu kalau mau mulai lagi Mas Raffa bakal inget lagi. Itu pun kalau Mas Raffa mau," tukasnya.

Raffa menatap Hanin lekat."Kamu mau mengajariku?"

Hanin terkekeh pelan. "Kita belajar sama- sama, Mas. Soalnya aku sendiri juga masih belajar," sahutnya.

"Mas ambil wudu duluan, setelah itu tunggu aku, kita salat bareng," katanya.

Raffa mengangguk. "Emm... Mas masih ingat caranya wudu, kan?"

Raffa menggaruk tengkuknya. "Masih. Kamu tenang saja."

Lelaki berbadan tegap ituberjalan ke kamar mandi, membersihkan diri sekaligusberwudu. Namun, sebelumnya diam- diam ia membuka aplikasi yutub untuk melihat tutorial cara berwudu. Setelah mengamati, Raffa mulai mengingat kembali kepingan memori di mana ia pernah rajin berwudu sebelum melaksanakan salat.

Hanin menggelar dua sajadah untuk ia dan Raffa. Ia dengan telaten mengajari Raffa gerakandan bacaan salat yang sudah lama Raffa tinggalkan. Raffa yang memang cepat tanggap langsung mengerti, apalagi dulu ia memang sudah hafal di luar kepala. Hanyasaja, ia melupakan semuanya karena tekanan hidup yangmelelahkan.

Hanin tersenyum lega melihat Raffa mengikuti setiap gerakan dengan khusyuk. Meski masih terlihat canggung, ada kesungguhan dalam setiap langkahnya. Saat mereka bersujud,

Hanin berdoa dalam hati, memohon agar hidayah ini benar- benar mengakar dalam hati suaminya. Usai salat, Raffa menoleh kearah Hanin dengan senyum yang tulus.

"Terima kasih, Hanin,"ucapnya lirih.

"Aku merasakan ketenangan yang sudah lama sekalitak aku rasakan. Aku juga merasa bahwa beban di pundakku ini perlahan mulai berkurang."

Hanin menggenggam tangan Raffa erat. "Allah itu Maha Pengampun, Mas Raffa. Kalau kita sungguh- sungguh, pintu rahmat- Nya selalu terbuka lebar. Allah adalah jawaban atas semua keluh kesahmu."

Raffa mengangguk. Tatapannya penuh dengan rasa syukur, tapi juga penyesalan yang mendalam. "Aku ingin memperbaiki semuanya. Nggakcuma hubungan dengan Allah, tapi juga hubungan kita."

Hanin menunduk, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. "Aku nggak pernah meminta apa -apa, Mas Raffa. Aku hanya ingin kita selalu bersama dalam kejujuran. Aku tahu, kamu belum sepenuhnya menerima aku, sehingga ada hal yang masih kamu tutupi dariku."

Raffa menghela napas panjang."Dua hari lagi, datanglah keNirwana Grup," ucapnya, membuatkening Hanin berkerut.

"Ke Nirwana Grup? Kenapa aku harus ke sana, Mas? Itu kan tempat kerjanya Arya."

"Di sana semua pertanyaanmu akan mendapat jawabannya, Hanin. Hari kamis besok, datang dan sekalian bawakan makanan untukku."

"Tapi, aku kan kerja, Mas." Hanin menjawab lesu.

Sebenarnya, ia sangat penasaran dengan pernyataan Raffa barusan. Namun, ia masih berat dengan pekerjaannya.

"Izin saja sama Ko Yusuf. Bilangkalau kamu akan ikut bersamaku,"tegas Raffa.

Hanin mengangguk. "Ya udah, besok aku akan minta izin sama Ko Yusuf," sahutnya.

Hanin lantas melepas mukenah dan melipatnya. Raffa memperhatikannya dengan tatapan yang enggan lepas dari wanita berwajah teduh itu.

"Kamu cantik kalau berhijab, kecantikanmu semakin bertambah," celetuk Raffa, spontan.

Hanin membelalak, mengedip-ngedipkan matanya.

Raffa tersenyum. "Aku akansangat senang kalau kamu mau berhijab," cetusnya. jari jemarinya Hanin menunduk.

Raffa mengusap kepala Hanin. "Aku tidak memaksamu memakai jilbab. Tapi, aku hanya ingin kamu tau, kalau hanya aku yang berhak melihat kecantikanmu itu, Hanin. Sebagai suami, aku cemburu jika melihat lelaki lain yang melihat kecantikanmu ini," tuturnya dengan suara lembut.

Hati Hanin mencelos. Ia memejamkan mata. Betapa sombongnya ia selama ini karena menganggap dirinya baik. Padahal, justru suaminya lebih baik dari pada dirinya sendiri.

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Aku yakin, kalau sudah waktunya, kamu pasti akan berhijab. Seperti katamu tadi, kalau kita sama- sama belajar," kata Raffa seraya mengusap kepala Hanin.

"Aku ke belakang dulu, mau makan," pamitnya kemudian.

"Mau aku ambilkan, Mas?" Raffa menggeleng.

"Tidak usah. Nanti kamu susul saja ke belakang."

Hanin mengangguk seraya tersenyum.

"Nak, mau makan?" tanya Pak Abdul yang kebetulan baru selesai makan.

"Iya, Pak."

"Ya udah, ambillah. Makannya dikenyangin, Nak. Jangan sungkan. Semua ini yang masak tadi istrimu." Pak Abdul berkata dengan bangga.

Raffa mengambil piring. Lantas, mnenyendok nasi, sepotongayam goreng dan sayur cap jay.Masakan yang ia makan selama tinggal di rumah Hanin sangat menggugah selera meskipun masakan sederhana.

"Bapak nggak makan?" tanya Raffa.

"Bapak baru saja selesai makan,Nak. Sudah, makan saja. Anggap saja bapak tidak di sini," kelakar Pak Abdul. Ia memilih berzikir diatas amben yang ada di sudut dapur. Biasannya amben itu digunakan untuk menata piring jika ada hajatan.

Di saat Raffa baru selesai makan, Arya datang ke dapur dan hendak makan. Lelaki itu berdecak kesal saat melihat hanya ada dua potong paha ayam dan sahur cap jay yang hanya tinggal seperempat mangkok.

"Ck! Makanan kucing kok mau dikasih ke aku!" Arya menggerutu sambil berkacak pinggang.

Pak Abdul sontak saja menoleh. "Nak, itu makanan makhluk hidup. Manusia dan hewan bisa makan asal bukan orang mati," tukasnya. "Kalau kamu menganggap itu makanan kucing, lalu makanan manusia yang seperti apa?" tanyanya.

Arya mendengkus kesal. "Setidaknya, masak masakan yang bergizi lah, Pak. Harusnya ada daging juga. Paling bener kalau empat sehat lima sempurna gitu," keluhnya.

mendengar ucapan menantunya itu. "Sudah bisa makan saja alhamdulillah, Nak."

Pak Abdul geleng- geleng kepala Arya menatap Raffa. "Kenapa kamu tertawa?" todongnya saat melihat Raffa tersenyum seolah mengejeknya. tersenyum.

"Aku tidak tertawa. Aku hanya...

"Hah?" Arya menggebrak meja. Amarahnya tersulut. Namun,

"Memangnya kamu pikir lucu, seketika ia menelan ludah ketika tatapan Raffa tajam menghujam.

"Sangat lucu. Lucu sekali." Raffa berdiri. Ia menatap Arya yang lebih pendek dari dirinya.

"Kalau kamu mau makan empat sehat lima sempurna, mau makan daging, yakasih uang lah buat belanja. Kalau enggak bisa, beli aja di luar. Kenapa malah protes sama Bapak?"

Arya berdecih. "Berani sekali kamu. Kamu tahu kan siapa aku? Kalau aku mau, besok aku bisa membuatmu kehilangan pekerjaan," ancamnya.

"Nak Arya, sudahlah... jangan diperpanjang hanya karena masalah sepele. Bapak minta maaf karena tidak bisa memenuhi keinginanmu." Pak Abdul menyela.

Lelaki paruh baya itu mendekat dan memohon pada Arya. Mana mungkin ia membiarkan Raffa kehilangan pekerjaan hanya karena masalah makanan?

Raffa menghela napas. "Pak, saya tidak bersalah. Lagipula, kenapa masalah pribadi harus disangkut pautkan sama pekerjaan? Sangat tidak masuk akal," tandasnya.

Arya tersenyum sinis. "Aku tahu kalau kamu pasti takut,"ejeknya. kecuali Tuhanku. Apalagi takut "Tidak ada yang aku takuti sama manusia sombong sepertimu."

Raffa sengaja membuat hati Arya terbakar amarah.

"Sialan kamu! Lihat saja nanti! Akan kubuat kamu kehilangan pekerjaanmu!" Arya melotot menatap Raffa yang sama sekali tak gentar mendengar ancamannya. Hal itu membuat Arya semakin yakin untuk melaporkan Raffa pada Papanya agar Raffa dipecat. Setelahnya, Arya berlalu pergi meninggalkan Raffa dan Pak Abdul.

"Nak, bagaimana? Bagaimana kalau Arya sungguh- sungguh dengan ucapannya?" Wajah Pak Abdul nampak cemas.

"Rezeki sudah tertakar dan tidak akan pernah tertukar, Pak. Jika memang saya harus dipecat jadi OB, saya yakin kalau ada pekerjaan lain yang sudah Allah siapkan untuk saya." Raffa menjawab dengan bijaksana.

"Yang penting Bapak, Ibu, dan Hanin selalu mendoakan saya. Itu saja sudah cukup," sambung Raffa.

Pak Abdul menepuk pundak Raffa. "Tentu saja, Nak. Doa kami selalu bersamamu. InsyaAllah doa istrimu adalah doa mustajab, Nak."

Raffa mengangguk. "Iya, Pak.Terima kasih." Arya membuktikan ucapannya semalan. la mendatangi Pak Herman di ruang kerjanya. Papanya itu sedang sibuk mengerjakan laporan.

"Apa yang membuatmu datang menemuiku, Ar?" Pak Herman melempar tanya usai menatap Arya sekilas.

"Pa, bantu aku memecat Raffa!" Arya berujar tanpa basa basi. Ialantas menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang ada dihadapan Pak Herman.

"Lah kenapa harus begitu? Raffa punya masalah apa samakamu, Ar?"

"Aku benci lelaki sialan itu. Serumah sama dia, bikin amarahku naik!" Napas Arya memburu.

Jelas sekali jika ia sangat kesal pada sosok Raffa.

Pak Herman membuang napaskasar. "Kalau masalah yang kalian hadapi adalah masalah pribadi, tidak seharusnya, dibawa kemasalah kerjaan. Selesaikan saja secara profesional," tuturnya.

"Tidak bisa! Harga diriku sudah diinjak- injak sama dia. Pokoknya aku mau Papa buat laporan ke Pak Ilham agar dia memecat Raffa. Memangnya Papa terima kalau anak Papa direndahkan?"

Pak Herman memejamkan mata. "Tapi ini masalah pribadi, Arya. Papa mana bisa bantu?"

"Kalau Papa gak bisa bantu, aku bisa saja ngadu ke Mama kalau Papa ada main sama Tante Linda!"

Ancaman tersebut ternyata berhasil membuat Pak Herman tak berkutik. "Oke baiklah, papa akan usahakan supaya Raffa dipecat hari ini juga!"

Arya tersenyum penuh kemenangan. Tak menunggu lama, Raffa yang sedang menyapu lantai tigamendapat panggilan dari Pak Ilham. Ia pun segera menemui atasan para OB itu di ruangannya.

"Raffa, duduklah! Ada yang ingin aku sampaikan padamu!"ucap Pak Ilham, lelaki muda berkaca mata itu menatap Raffa sekilas.

Raffa manut dan duduk dihadapan Pak Ilham. "Ada apa, Pak? Apa ada masalah sama pekerjaansaya?"

Pak Ilham membuang napas panjang. "Sebenarnya saya ini lelah menghadapi masalah OB- OB disini. Gaji gak seberapa tapi tugasnya gak kira- kira."

Satu alis Raffa terangkat. "Maksud Anda apa, ya?"

"Saya baru dapat laporan kalau pekerjaanmu selama ini tidak memuaskan, Raf. Ada yang komplain katanya kerjamu asal- asalan," jelas Pak Ilham.

"Kamu tau kalau di sini tidak menerima karyawan yang kerjanya setengah-setengah, kan?"

Raffa sudah bisa menebak dari awal. "Katakan saja langsung keintinya, Pak. Kalau Pak Ilham mau memecat saya, silakan saja," ucapnya.

Pak Ilham terkejut. "Kamu? Kalau kamu berhenti jadi OB, mau jadi apa kamu?" la sedikit kesal karena respons Raffa begitu santai.

"Saya bisa jadi Bos kalau Allah berkenan, Pak."

Pak Ilham terdiam selama beberapa detik sampai akhirnya meledakkan tawanya. "Apa? Bos? Dari seorang OB tiba- tiba jadi Bos? Bos apa? Bos kucing?"

"Halu boleh, tapi melihat dunia nyata itu penting, Raf. Kamu terlalu sering membaca novel, sampai hayalanmu setinggi itu," imbuh Pak Ilham.

Raffa hanya tersenyum tipis."Ya begitulah. Sebab, di dunia novel, saya adalah Tuhannya. Jadi, saya bisa berbuat sesuka hati saya.Termasuk menjadikan saya sendiri yang awalnya OB terus malah jadi Bos."

"Iyalah terserah kamu. Saya bisa gila kalau nanggepin kamu. Sekarang langsung saja. Kamu sayapecat!" Pak Ilham berkata tegas."Dan tidak ada uang pesangon karena banyak yang tidak puas dengan pekerjaanmu."

Raffa menyeringai. "Tidak ada pesangon, ya? Baiklah, tak apa.Terima kasih, Pak. Semoga hari-hari Anda berikutnya tetap bahagia," tandasnya. Lantas, berlalu pergi meninggalkan ruangan Pak Ilham.

Raffa menatap ruangan Pak Ilham dari luar. Satu keburukan Kembali terbuka. Hal yang kembali membuatnya harus bertindak tegas.

1
Lala Kusumah
hebaaaaaatt perjuangan Aris 👍👍👍💪💪
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut....
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut...
Lala Kusumah
Alhamdulillah.... barakallah, semoga Candra menjadi anak yang shaleh, berbakti sama orang tua dan keluarga juga negara, sayang keluarga juga sesama, aamiin yaa rabbal alamiin 🤲🙏😍😘❤️
Lala Kusumah
Alhamdulillah, bahagianya ❤️😍😍😘
Yaneee: Makasih udah mampir baca novelnya 🫶🫰
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Bodong Leong
Ceritanya bagus, tapi iklan nya bikin ga nyaman. terlalu banyak.
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Yaneee: Terimakasih sudah mampir baca novelnya😇
Yaneee: Yuppsss mohon bersabar, next episodenya akan segera rilis 🫶
total 2 replies
Dian Utami
cerita disini kurang bagus ya, udh tau lagi di pantau rumah ny, malah keluar,🤦🏻‍♀️
Rubi Yana
semangat 😍😍
Nurae
Ceritanya bagus banget... Lanjut
Mbladut Cilix
lanjut thor ahh
Yaneee: Yupsss, bentar lagi rilis next episodenya😇
total 1 replies
Rubi Yana
bagus ceritanya semangat😍😍
Yaneee: Makasih ka 😁🥰
total 1 replies
Rubi Yana
semangat di tunggu lanjutannya.
Yaneee: Makasih sudah mampir dinovelku🙏,,Yupss bentar lagi rilis next episodenya
total 1 replies
Nurae
Ini cerita nya sedih... ☹️
viddd
Greget bangett sama kelakuan lisna dan ibunya,, cepet rilis episode selanjutnya dong
viddd
Good ceritanya
viddd
Kasian lisna, baru episode 1 aja sedih ceritanya 🥲
Yaneee
❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!