NovelToon NovelToon
Cold Flame

Cold Flame

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS
Popularitas:607
Nilai: 5
Nama Author: Angle love

Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…

Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.

YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.

Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.

Dibayangi fitnah, d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6 – Bara dalam Diam

Hari itu, YN datang lebih pagi dari biasanya. Ada yang terasa ganjil setelah pertemuan dengan Jennie kemarin. Tatapan wanita itu... tidak seperti mantan kekasih yang patah hati. Itu adalah tatapan milik seseorang yang siap melukai siapa saja yang merebut miliknya.

“Pagi, YN!” sapa Sooah ceria, menyusul di belakang.

“Pagi,” balas YN dengan senyum, meski pikirannya masih sibuk.

Tak lama setelah ia duduk dan mulai menyentuh keyboard, suara langkah berat dan aroma parfum khas langsung mengunci seluruh ruang. Yoongi.

Semua staf langsung duduk tegak. Tapi mata Yoongi hanya tertuju pada satu orang—YN.

“Ke ruanganku. Sekarang,” ucapnya, tenang namun penuh tekanan.

Tanpa bicara, YN berdiri dan mengikutinya. Langkahnya mantap, walau jantungnya tak bisa diajak kompromi.

Begitu pintu ruangan tertutup, Yoongi berbalik cepat dan menatap YN dengan ekspresi tajam.

“Apa dia mengganggumu?” tanyanya langsung.

YN diam sejenak. “Kalau maksud Anda Jennie… dia hanya berbicara biasa.”

Yoongi tertawa pelan, suara rendahnya terdengar menyeramkan. “Kau pikir aku tidak tahu gaya bicara Jennie?”

“Tidak apa-apa. Saya baik-baik saja.”

“Kau harus bilang kalau dia mengganggumu, YN. Aku tidak akan diam.”

YN menatap Yoongi, berusaha mengukur emosi pria itu. “Kenapa Anda begitu peduli? Anda ingin aku tidak menarik perhatian Anda, kan? Lalu kenapa—”

Yoongi melangkah cepat dan mencengkeram bahu YN, menunduk sampai wajah mereka sangat dekat.

“Aku bilang jangan buat aku tertarik,” bisiknya, “bukan berarti aku bisa mengabaikanmu setelah kau menarikku terlalu dalam.”

Degup jantung YN berdentum keras. “Saya tidak bermaksud... membuat Anda tertarik.”

Yoongi tersenyum kecil, tangannya bergerak turun dan menggenggam pergelangan YN dengan lembut. “Terlambat.”

Saat itu, ponsel Yoongi berdering. Ia menghela napas sebal, lalu menjawab.

“Ya?”

Suara di seberang membuat alisnya naik. “Apa? Sekarang?”

Setelah menutup telepon, ia menatap YN. “Ada rapat mendadak. Kau ikut denganku.”

“Eh? Tapi saya—”

“Tidak ada tapi. Bawa catatanmu dan ikut.”

---

Rapat berlangsung di ruang VIP lantai tertinggi. Hanya ada empat orang termasuk Yoongi dan YN. Dua sisanya adalah investor asing yang tampaknya sangat tertarik dengan presentasi Yoongi. YN duduk di sisi samping, mencatat dengan rapi, sesekali mengalihkan pandangan ke Yoongi yang bicara dengan penuh kharisma.

Sosok pria itu saat bekerja... benar-benar berbeda. Tegas, dingin, namun memikat. Tak heran jika siapa pun bisa jatuh padanya.

Usai rapat, salah satu investor, seorang pria muda berwajah Timur Tengah, mendekati YN.

“You are very attentive. Good assistant,” ujarnya sambil tersenyum hangat.

“Thank you, Sir,” balas YN sopan.

Pria itu mengambil kartu namanya dan menyerahkannya. “Call me if you ever need a reference.”

Belum sempat YN menyimpan kartu itu, tangan Yoongi datang dari samping dan mengambilnya langsung.

“Maaf, Pak. Staf saya tidak menerima tawaran pribadi,” ucapnya dengan senyum yang sangat... tidak tulus.

Pria itu hanya tertawa kecil dan pamit.

Setelah mereka pergi, Yoongi memandangi YN dengan tatapan tidak suka.

“Kenapa kau terima kartunya?”

“Saya cuma bersikap sopan,” jawab YN cepat. “Itu cuma kartu nama.”

Yoongi mendekat dengan cepat, berdiri terlalu dekat hingga YN terpaksa mundur satu langkah.

“Kalau aku tidak datang, kau akan simpan itu, kan?”

“Saya tidak—”

“Tsk. Kau terlalu mudah dipercaya, YN. Dunia ini tidak seperti yang kau pikirkan.”

“Saya tahu,” suara YN mulai bergetar, “tapi saya juga bukan anak kecil. Saya bisa menjaga diri.”

Yoongi mendengus, lalu tiba-tiba menarik YN masuk ke lift yang masih terbuka di belakang mereka.

Begitu pintu lift menutup, Yoongi menekan tombol darurat. Suara alarm kecil berbunyi, menandakan lift berhenti.

“P-Pak?!” YN panik. “Kenapa—”

“Karena aku sudah cukup bersabar.”

Yoongi mendekat, mendorong tubuh YN perlahan ke dinding lift. “Aku tidak suka orang lain memandangmu seperti tadi.”

“Kita ada di kantor...”

“Aku tidak peduli.” Suaranya nyaris seperti erangan menahan emosi. “Kau pikir aku kuat melihatmu tersenyum ke pria lain? Mendapat perhatian yang seharusnya hanya aku yang bisa lihat?”

Tangannya menyentuh wajah YN, jemarinya menyisir rambut gadis itu dengan perlahan.

“Jangan buat aku kehilanganku kendali, YN.”

“Lalu... saya harus bagaimana?”

“Jangan senyum ke orang lain. Jangan bicara terlalu lama dengan siapa pun. Dan jangan buat aku cemburu,” bisiknya sambil menyentuh dagu YN.

YN menunduk, tubuhnya bergetar. Bukan karena takut—tapi karena dia mulai memahami satu hal:

Yoongi tidak sedang main-main.

---

Sementara itu di tempat lain, Jennie berdiri di ruang rahasia dengan layar laptop menampilkan CCTV dari lift lantai atas.

Ia menyaksikan dengan tatapan dingin saat Yoongi menyentuh wajah YN, menatap gadis itu dengan penuh hasrat.

“Hm. Ternyata kau semudah itu digoda, Min Yoongi,” gumamnya.

Ia mengangkat telepon.

“Persiapkan semuanya. Aku akan buat gadis itu menyesal datang ke perusahaan ini.”

---

1
Ita Putri
jangan cuman janji" yoongi tp bukti nyata
Ita Putri
Luar biasa
Ita Putri
padahal ceritanya bagus lhoo
kenapa gk ada yg nge like yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!