NovelToon NovelToon
Istri Tengil Jenderal Impoten

Istri Tengil Jenderal Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan Tentara
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

100% fiktif belaka, tidak ada kaitan dengan siapapun di dunia nyata atau di mana pun!!


"Gue nggak mau tau, kita menikah pokoknya. Lo, suami gue!"

Aria, gadis tengil 20 tahun, asal nyelonong masuk ke kamar hotel setelah mabuk di pesta temannya. Dengan penuh percaya diri, ia menodong pria di dalam kamar untuk menikah dengannya. Masalahnya? Pria itu adalah Jenderal Teddy Wilson, duda tampan 35 tahun yang dikenal dingin dan tak tersentuh. Yang lebih mengejutkan? Teddy tidak menolak.


Gimana kelanjutan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Jalan Sama Mertua

...****************...

Di dalam mobil, Mama yang nyetir sendiri sambil nyetel lagu-lagu lawas yang entah kenapa justru bikin suasana jadi... adem.

Gue duduk di sampingnya, ngerasa agak aneh karena biasanya gue duduk di belakang kalau naik mobil keluarga begini. Tapi Mama Teddy maksa, katanya biar bisa ngobrol lebih gampang.

“Kalau kamu diem terus, Mama bisa ngantuk loh. Ayo dong cerita. Teddy udah nelepon kamu belum hari ini?” tanyanya sambil melirik cepat ke arah gue.

Gue mengangguk pelan.

“Udah... dia bilang bakal hubungin terus walau lagi tugas.”

Mama mendengus pelan.

“Dasar anak itu. Dikit-dikit kerja. Tapi ya emang nurun dari Papa-nya sih...”

Gue tersenyum, enggak tahu harus komentar apa. Di sisi lain, gue senang karena meski gaya bicara Mama suka nyelekit, dia tuh sebenernya perhatian.

Bahkan sekarang dia mau repot-repot nyetir sendiri buat ngajak gue jalan padahal udah tua. Mau kepala enam. Itu bukan hal kecil.

Sampai akhirnya kami tiba di Mall, dan seperti biasa, Mama langsung meluncur ke butik langganannya. Tapi anehnya, bukannya ngambil baju buat dirinya, dia malah nyodorin satu per satu ke gue.

“Yang ini bagus buat kamu. Potongannya slim tapi gak ketat. Coba ini juga, warna peach-nya bikin kamu kelihatan lebih segar.”

“Ma, Mama aja yang beli. Aku masih punya banyak baju,” ujar gue sambil nyoba ngelipir.

Tapi dia malah nyodorin satu dress ke arah gue.

“Anggep aja hadiah. Mama seneng liat kamu pake yang begini.”

Gue terdiam. Ucapan itu sederhana, tapi hangat banget. Gak lama, setelah nyelesaiin bagian butik, kami pindah ke lantai atas. Mau makan katanya. Tapi di tengah perjalanan menuju restoran, langkah gue berhenti sendiri.

Tanpa sadar, mata gue ngelirik ke arah etalase toko perlengkapan bayi.

Ada pajangan stroller lucu warna krem, satu set baju bayi mini yang digantung manis di depan kaca. Dan sebelum gue tahu, tangan gue refleks ngelus perut sendiri, pelan, seolah... ada yang perlu gue jaga di dalam sana.

“Ngg—”

“Aira…” suara Mama pelan tapi terdengar jelas. Gue kaget, langsung narik tangan dari perut.

“Kamu juga pengen punya anak, kan?” tanyanya pelan sambil menatap gue dalam.

Gue buru-buru senyum tipis dan geleng. “Nanti aja deh itu, Ma.”

“Kenapa?” tanyanya lagi, nada bicaranya kali ini... lebih lembut.

Gue menunduk sebentar.

“Gak tahu, Ma. Lagi nggak pengin mikirin itu dulu. Kayak… masih banyak yang harus aku benahin dalam diri aku sendiri.”

Mama diam beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk pelan.

“Yaudah. Mama ngerti.” Lalu dia menggandeng lengan gue. “Tapi kalau suatu hari kamu pengen... Mama siap bantu jagain cucu tiap hari. Asal jangan bayi-nya kamu tinggal, terus kamu kabur liburan ya.”

Gue ngakak, dan Mama ikutan ketawa.

...****************...

Setelah muter-muter belanja, bawa beberapa kantong penuh yang semuanya milik gue—atas nama "dihadiahin Mama"—kami akhirnya berhenti sejenak di area taman kecil dalam mall.

Ada spot foto yang cozy banget, dihias lampu-lampu gantung dan kursi rotan yang dikelilingi bunga. Mama tiba-tiba narik gue buat duduk.

“Ayo foto dulu, mumpung kamu lagi cantik,” katanya sambil buka aplikasi kamera di ponselnya.

“Ma, aku capek...” gue ngeluh sambil meringis kecil.

“Cantik harus diabadikan! Sini, senyum!” Mama langsung selfie bareng gue, tangan satunya ngarahin angle kamera kayak profesional.

Klik!

Satu foto lucu, senyum gue agak paksaan, tapi Mama malah kelihatan seneng banget. Lalu dia dorong ponselnya ke arah gue.

“Nih, kirim ke Teddy. Biar dia tahu istrinya disayang mertua.”

Gue senyum geli, lalu buka chat Teddy dan kirim fotonya bareng caption:

Lagi ngabisin uang Mama kamu. Kartu Mama hampir patah Maaf ya Jenderal.

Gak lama kemudian, ada notif masuk.

Teddy:

Patah gak apa-apa, yang penting kamu senyum. Tapi kamu lebih cantik kalo senyumnya ikhlas bukan karena disuruh mama, Ra.

Gue senyum sendiri baca balasan itu. Mama yang ngelirik ke arah layar langsung cengengesan.

“Apa dia bales? Ih liat dong...”

“Rahasia,” jawab gue sambil nyembunyiin ponsel.

Mama mencibir kecil. “Dasar... kamu makin lama makin mirip Teddy, gengsian!”

Gue nyengir, tapi dalam hati ngerasa... hari ini, walau awalnya berat, ternyata jadi salah satu hari yang bakal gue kenang. Ada hangat yang pelan-pelan nguatin hati gue yang lagi remuk kemarin.

...****************...

Malam udah turun waktu mobil berhenti di halaman rumah mertua. Gue turun dengan langkah lelah, tangan penuh kantong belanjaan yang tadi diborong Mama. Belum sempat masuk rumah, Mama langsung nyeletuk sambil nyilangin tangan di dada.

“Udah malam, nginep aja di sini, Ra. Masa kamu pulang sendirian.”

Gue kaget sebentar, “Lho, aku bawa supir kok, Ma…”

“Biarin aja, supirnya pulang. Kamu nginep, titik.” Suaranya tegas, tapi sorot matanya enggak galak—lebih kayak… perhatian versi gengsi tinggi.

Gue sempet ragu, tapi akhirnya ngangguk pelan. “Yaudah deh, nginep aja.”

Mama langsung nyuruh mbak rumah beresin kamar Teddy yang—ya, walaupun udah lama gak dipakai karena kita tinggal di rumah pribadi Teddy, kamarnya tetep dijaga bersih. Dan malam ini, gue tidur di situ. Sendirian.

Gue masuk kamar itu pelan-pelan. Wangi khas Teddy masih kerasa, kayak ada jejak dirinya yang nempel di dinding, di sprei, di udara.

“Duh, kangen…” bisik gue pelan, sambil duduk di ranjangnya.

Setelah mandi dan ganti baju, gue rebahan. Ponsel langsung gue ambil, dan jari ini otomatis buka chat Teddy. Rindu banget, beneran.

Gue pencet video call, dan beberapa detik kemudian, wajah capeknya muncul di layar. Tapi senyumnya langsung ngembang pas liat gue.

“Hey, istri cantik,” sapanya lembut.

“Hey, suami…” balas gue sambil senyum.

“Kamu ngapain aja hari ini? Seneng jalan sama Mama?”

Gue angguk kecil.

“Iya. Dan Mama nyuruh aku nginep sini. Jadi malam ini… aku tidur di kamar kamu.”

Teddy mengangkat alis, “Wah… jadi kamarku dipakai juga akhirnya.”

“Wanginya masih kamu banget,” bisik gue pelan, bikin dia senyum senang.

“Kamu kelihatan lebih tenang sekarang,” ucapnya.

“Iya… walau sebenernya masih kosong, tapi tadi ketawa bareng Mama lumayan ngisi.”

Teddy menatap gue lama, matanya penuh kerinduan.

“Ra… aku janji gak lama. Begitu tugas ini selesai, aku langsung pulang. Aku kangen banget. Parah.”

“Aku juga... kangen kamu. Banget.”

Kami saling pandang lewat layar, dan dia melipat tangan seolah memeluk.

“Bayangin ini pelukan aku buat kamu malam ini, ya?”

Gue ikut melipat tangan, nahan senyum. “Nanti pas pulang, kamu peluk aku beneran. Lama.”

“Deal,” jawabnya sambil mengedipkan mata.

“Dan cium juga,” tambah gue buru-buru. Dia ketawa ngakak.

“Dasar, kamu makin berani sekarang…”

Kami ngobrol sebentar sampai suara Teddy mulai berat karena ngantuk. Gue langsung nyuruh dia istirahat.

“Sana, tidur. Aku juga mau peluk guling dulu malam ini, pura-pura itu kamu.”

“Guling gak bisa bales peluk kamu, Ra.”

“Ya terus gimana dong?”

“Tidur aja... dalam mimpi, aku pasti dateng peluk kamu.”

Gue senyum pelan. “Selamat tidur, Jenderal. Aku kangen.”

“Selamat tidur, Sayangku. Aku lebih kangen.”

Call berakhir. Tapi perasaan hangat itu masih nempel. Gue tarik selimut dan menatap langit-langit kamar yang penuh kenangan Teddy. Malam ini, gue tidur di peluk kenangan dan rindu.

...****************...

Di sisi lain satu jam setelah panggilan berakhir.

DOR! DORRR!

Suara tembakan membelah sunyi malam, membuat beberapa burung beterbangan dari pepohonan di sekitar markas. Tak lama kemudian—

DUARRRR!!

Ledakan terdengar keras dari sisi barak belakang. Tanah bergetar, serpihan puing beterbangan, dan suara teriakan kesakitan menggema di udara.

“Aaakhh!! Tolong!!”

“Jenderal! Mereka menyerbu dari arah barat! Kami butuh backup sekarang juga!” suara prajurit itu bergetar saat berbicara lewat radio.

Teddy berdiri tegap meski matanya siaga penuh. Di balik rompi dan helm tempurnya, rahangnya mengeras.

“Berapa jumlahnya?” tanyanya cepat tanpa mengalihkan pandangan dari layar drone.

“Enam sampai delapan orang, kemungkinan lebih. Mereka bawa senjata berat, Jenderal!”

DOR DOR DORRR!!

Tembakan kembali meledak, kali ini lebih dekat. Tembok depan markas dipenuhi lubang-lubang kecil bekas peluru. Asap tipis mulai mengendap.

Teddy menoleh ke ajudannya. “Kumpulkan Tim Bravo. Kita potong gerakan mereka dari timur.”

“Siap, Pak!” jawab sang ajudan sambil lari kecil ke arah barak.

Radio di tangan Teddy kembali berbunyi—terputus-putus, diselingi suara statis dan ledakan di latar.

“...Drone kedua—sinyal hilang... Kami kehilangan penglihatan dari udara...”

BRRAAAKK!!

Sebuah pintu besi roboh di kejauhan, disusul suara seseorang berteriak kesakitan.

“ARGHH!!”

Teddy mengepalkan tangan, lalu berbicara tegas tapi tetap tenang. “Semua posisi siaga penuh. Jangan beri mereka satu langkah pun ke dalam. Kita lawan.”

DORRR! DUARR!

Tembakan makin dekat. Lalu...

...hening sejenak.

Teddy menatap gelap malam dari balik celah. Napasnya berat. “Ini belum selesai…”

.

.

.

Next 👉🏻

1
💝F&N💝
thor kapan up lagi
💝F&N💝
up lagi doooooooong
💝F&N💝
kapan up lagi
atau thor, diam siam mau melarikan diri. gak mau neruskan sampai ceritanya tamat.
💝F&N💝
up lagi doooooong
💝F&N💝
up lagi thor
💝F&N💝
lanjut
💝F&N💝
kak, ini sudah tamatkah?
Alen's Vy: Belum/Cry/ ini bab nya lagi di review..
total 1 replies
💝F&N💝
mana up nya kak.
apa sudah capek
trus gak mau up lagi
mau melarikan diri tidak meneruskan cerita. iya kah. seperti author lainnya.
kalau seperti itu, sungguh sangat mengecewakan pembaca.
Miu Nih.: kak F&N sabar aja kali...
biar UP sesuai jadwalnya saja, jgn dipaksa 🙏🤗☺
Alen's Vy: /Sob//Cry/ Maaf yaa, besok di usahain update. Ceritaku sebelumnya gak ada yang berhenti di tengah jalan, tenang aja /Hey//Kiss/
total 2 replies
Miu Nih.
next thorrr
💝F&N💝
ayo lanjut lagi
Semangat
ada ada aja🤣
D_wiwied
gausah nambahin kompor raa, makin meleduk ntar si mamah 😆😆
D_wiwied
lha gimana lg maaa, abisnya kan kangen dah lama puasa sekalinya ketemu ya lgs gaslah 🤭🤭
Semangat
Thor karena smlm GK up ,double up ya ini harii. nungguin ni
Semangat
heboh dikit apa heboh banget sampe keram perut thorrr😅
Alen's Vy: Kalau udah puasa berbulan-bulan, sekali ngegas yaa NGEGAS BANGET/Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Semangat
ternyata mamanya Teddy 11 12 sama Aira🤣
Maria Lina
no 1 ni minta nambah lgi tu
💝F&N💝
apa mau melarikan diri untuk up.


trus nanti tau tau tidak ada ending cerita.

kalau sampai begitu, sungguh mengecewakan
Alen's Vy: Ga mgkin aku anggurin /Sob/ Author lagi galauin mantan /Applaud/
total 1 replies
💝F&N💝
libur kah up nya
💝F&N💝
ayo up lagi thor.
aku suka ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!