NovelToon NovelToon
SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun

Gue sebenarnya suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gue?

Mata Zea terbelalak rasa bahagia tak terkira saat mendengar ucapan Fero
Namun hanya seketika rasa bahagia itu hilang saat mendengar kelanjutan ucapan Fero
Kira-kira kalau gue ngomong begitu diterima apa gak ya sama Shena?"
"Hah, Shena?"
"Iya gue suka sama Shena, Ze. Gue mau jadiin dia pacar gue. Gimana menurut Lo?"
Zea menelan salivanya dengan susah payah. Lagi-lagi dia tertipu dengan ucapan sahabatnya yang selalu menggantung itu.
Zea gadis cantik berhidung mancung yang mencintai sahabatnya sendiri. suatu hari dia pernah tidak sengaja mengucapkan perasaannya tapi malah ditertawakan oleh Fero.
Sahabat tetaplah akan menjadi sahabat tidak pernah berubah menjadi cinta. itu yang selalu Fero usapkan pada Zea
Fero yang tidak peka terhadap perasaan Zea malah berusaha mengejar cinta Shena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT 9

Dengan Langkah tergesa – gesa Fero memasuki kelas. Bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Zea.

“Bon. Zea mana?”

Boni mengedikkan bahu “Kagak tau gue, lari kenyataan kali.”

Fero menatap Boni dengan sorot mata tajam yang menusuk. “maksud Lo apa?”

Boni  berdiri dan mundur beberapa Langkah. Karena Fero berjalan mendekatinya.

“Becanda Gue Fer. Ya elah serius amat Lo. Kencing nih Gue di celana!”Fero berhenti melangkah dan mendelik menatap Boni. “Gue bawa ke tukang sunat kalau sampe Lo kencing disini. Gue tanya sekali lagi, dimana Zea?” teriak Fero dengan penuh emosi.

Boni menggeleng “gak tau Gue, sumpah tadi habis menjambak mantan Lo. Dia keluar sama Rini”Jawab Boni dengan gemetaran karena takut sama Fero.

Fero menghela napas lalu keluar dari kelas.

Setelah kepergian Fero, Boni menghela napas lega dan berulang kali mengusap dadanya “Selamat” ucapnya.

“Lo sih, ngomong sembarangan banget. Udah tau Fero nggak suka denger orang ngomong sembarangan tentang Zea”celetuk Sisi, Bendahara di kelas itu.

“Gue becanda, Si. Sumpah ngeri banget gue lihat muka Fero”

“makanya jangan main – main kalau gak mau bonyok kayak Pak anton.”

Ternyata kabar berita Fero yang menghajar Pak Anton itu sudah tersebar luas. Tapi tak satupun dari mereka yang mengadukan Fero pada guru kalau Fero yang membuat Pak Anton mengalami retak tulang hidungnya. Terutama siswi – siswi malah mendukung apa yang Fero lakukan. Guru cabul itu memang harus di beri pelajaran.

Fero menyusuri setiap sudut sekolah, mencari keberadaan Zea. Tadi itu Fero baru turun dari rooftop sekolah dan mendengar kalau Zea berkelahi dengan Shena.

Meninggalkan Nando dan Evan, Fero pun bergegas menuju ke kelas. Tapi, sayangnya dia tidak menemukan Zea.

“Kemana sih Lo Ze?”gumam pemuda itu sambil

menoleh ke kanan kiri.

Zea  yang dicari tapi malah Shena yang di temuinya. Mantan pacar Fero itu tiba – tiba memeluk Fero dan menangis, ia mengadu pada Fero apa yang telah Zea lakukan.

“Kulit kepala aku sakit Kak. Aku tu Cuma bilang kepada kak Zea untuk jangan terlalu pick me, cukup aku jadi orang terakhir yang dia sakiti. Liat rambut aku berantakan, ada juga yang rontok,” adu Shena sambil mengusap ingusnya yang hampir terjatuh dan mengenai baju Fero.

“Sakit banget, tega Kak Zea giniin aku”Tambahnya lagi.

Shena makin erat memeluk Fero, membuat Fero harus mengeluarkan sedikit tenaga untuk melepaskan pelukan Shena.

...ΩΩΩΩΩΩ...

Pemuda duduk di kursi yang ada di balkon sambil menikmati angin sepoi – sepoi.

Fero mengeluarkan ponsel dan mencari nomor Zea. Entah kenapa hanya Zea yang hanya dipikirannya saat ini. Fero beberapa kali menelpon Zea dering pertama, kedua, ketiga bahkan kelima tidak diangkat oleh Zea. Fero Kembali mencoba, tapi kali ini ditolak oleh Zea.

“Wah kenapa Gue ditolak? Gak beres nih Zea,”gumam Fero, perasaannya tidak tenang, ia pun masuk ke kamar berganti baju dan mengambil jaketnya. Lalu pemuda itu pergi.

“Kemana lagi kamu Fero?”tanya Bima ayah Fero yang sedang duduk dan berbincang dengan orang kepercayaannya saat Fero lewat.

“Rumah Zea,”jawab Fero tanpa menoleh pada Bima.

...ΩΩΩΩΩΩ...

Tak membutuhkan waktu lama kini Fero sudah berdiri di depan gerbang rumah Zea. Jarak rumah Fero dan Zea hanya beberapa rumah saja. Ya mereka satu kompleks. Tapi, di komplek itu rumah bara yang paling besar dan paling kelihatan mencolok.

“Den Fero. Sapa kang Deni, satpam yang berjaga di pos rumah Zea.

“Iya kang.”

“Aduh akang kira siapa tadi. Mau masuk, Den?’

Fero menggeleng “Enggak, Kang, aku mau memperbaiki gerbang. Ya iyalah mau masuk kang.”

Kang Deni tergelak lalu membukakan pintu gerbang tersebut.

“Silahkan masuk Den. Tapi, Non Zea belum pulang Den”

“Jam segini belum pulang?”Fero mengerutkan keningnya.

“Iya Den. Belum ada yang pulang. Kayaknya sih masih pada di rumah sakit, liatin Bapak.

Fero menghela napas. Disekolah tadi dia tidak bertemu Zea, gadis itu bolos sampai jam pulang sekolah.

“Yau dah deh kang, saya susulin di rumah sakit aja”Fero naik keatas motornya dan melajukan dengan kecepatan yang cukup kencang menuju rumah sakit dimana ayah Zea di rawat beberapa hari ini.

Sesampainya di rumah sakit tempat ayah Zea dirawat, Fero ketemu dengan Zea dan Andi di lobi rumah sakit. Sepertinya Zea akan pulang.

“Fer. Ngapain kesini?” tanya Andi.

‘’ Kebetulan ketemu disini Bang, aku tadi mau ketemu Zea”

Andi menoleh pada Zea “Pas banget Ze kamu bisa pulang bareng Fero, sekalian bilang sama Mami besok gak usah kesini, soalnya Papi besok sudah boleh pulang ke rumah.”

Zea hanya diam. Ingin menolak dan pulang sendiri tapi tangannya masih ngilu.

“Ayo Ze. Gue antar Lo pulang.”Ajak Fero.

Zea menghela napas, mau bagaimana lagi, Andi tidak bisa lama – lama karena Papinya sendirian di ruangan inap.

Mau tidak mau alisa terpaksa Zea pun mengangguk.

Sebelum pergi bersama Fero, Zea membisikkan sesuatu ke telinga Andi dan membuat Andi melebarkan senyumnya. Lebih tepatnya senyum mengejek.

“Sialan Lo kak!”

Zea naik ke motor Fero dan motor itu berjalan membelah suasana malam di kota itu. Perjalanan yang biasanya mereka habiskan dengan bercanda kali ini hening.

Setelah beberapa lama tiba – tiba Fero menepikan motornya.

“Mampir disini dulu Ze, Gue pengen duduk,”Ucap Fero setelah mematikan mesin motornya.

“Jangan pernah pergi dari hidup Gue Ze.”ucap Fero tiba – tiba.

“Hah! Apa Fer. Lo bilang apa barusan?”’

“Boleh Gue pinjam bahu Lo sebentar gak Ze? Sebentar aja?”tanpa menunggu persetujuan Fero menyenderkan kepalanya di bahu Zea. Posisi mereka lagi duduk di pinggir jalan.

“Lo kenapa Fer?” tanya Zea

“Gue habis berantem sama Bokap Ze. Semua fasilitas ditarik sama bokap kecuali motor ini, karena motor ini hadiah ulang tahun Gue dari Nyokap”

“Kamu berantem lagi sama Bokap Lo?”

Fero menarik napas Panjang dan tak menjawab pertanyaan Zea. “Boleh Gue peluk Lo Ze?” tanya Fero.

Kali ini gantian Zea yang tak menjawab jantungnya berdetak kencang waktu mendengar ucapan Fero. Belum juga dipeluk perasaan Gue sudah kaya gini”Bisik Zea dalam hati.

Fero memeluk Zea dengan erat. Ada ketenangan yang dirasakan pemuda itu Ketika dia bersama Zea. Dua sahabat itu diam dengan pikiran masing – masing, tak ada kata yang terucap dari bibir mereka. Hanya detak jantung mereka yang menderu.

Fero melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Zea. Wajah cantik gadis yang sudah dikenalnya sejak kecil itu yang di klaim oleh Fero sebagai sahabatnya.

Wajah Fero mendekat dan secara tiba – tiba bibir Fero menempel pada bibir Zea. Fero mulai melumat bibir manis sahabatnya itu dengan lembut dan bahkan sedikit menyesapnya,

Zea yang terkejut tidak membalas ciuman Fero. Tetapi Zea juga tidak menolaknya. Ada perasaan aneh di dada Zea.

Entah apa yang dipikirkan keduanya saat itu. Setelah beberapa lama akhirnya Fero melepaskan bibir Zea. Ini kali kedua bibir mereka saling menyatu.

“Jangan pernah tinggalin Gue, Ze” Fero menatap wajah Zea dengan tatapan aneh tidak seperti biasanya.

Zea yang masih gak percaya yang barusan terjadi diam mematung tak menjawab dengan tatapan kosong.

“Lo marah sama Gue, Ze?”tanya Fero.

Zea berdiri dari duduknya “Anterin gue pulang sekarang Fer” Cuma itu kata yang keluar dari mulut Zea.

1
ZeNa
🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!