NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9

Ardo berjalan gontai dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana trainingnya, ketika masuk ke dalam gangnya, dia melihat tiga orang pria sedang berdiri di depan pagarnya dan terlihat mereka sedang mengukur rumahnya menggunakan meteran, Ardo langsung berlari kecil menghampiri ketiga pria itu,

“Hei...ngapain di rumah saya ?” teriak Ardo.

Seorang pria paruh baya berkepala botak menoleh melihat Ardo, tentu saja Ardo mengenalnya dan sebenarnya malas bertemu dengannya.

“Eh elo Do, dah balik ?” tanya pria itu.

“Om Sam ngapain lagi di depan rumah saya ?” tanya Ardo langsung.

“Ah cuman mau ngukur lebarnya aja kok Do, ga ngapa ngapain, kalau mau bikin kos kan musti tau dulu itungannya,” jawab Sam santai.

“An*** nih orang tua\, dah gue bilang rumah gue ga di jual juga\, gue habek juga nih lama lama\,” ujar Ardo dalam hati mendengar ucapan Sam.

“Rumah saya kan ga di jual om, kemarin saya sudah mempertegas kan, kalau mau ngomong urusan seperti ini, tunggu papa saya pulang, tapi saya yakin, dia juga tidak akan menjual rumah ini kepada om,” ujar Ardo dengan nada sedikit tinggi.

“Ah kan jaga jaga aja, ntar kan orang bank bakal balik lagi, kalau sampai di lelang ya gue ikut lelangnya lah,” ujar Sam santai.

Tangan Ardo mengepal, dia benar benar geram mendengar ucapan tetangganya yang sangat tidak sopan itu, kemudian dia mengambil smartphone dari dalam saku celana trainingnya,

“Om jangan sampai saya telepon polisi ya, ini pelanggaran melewati batas kediaman orang lain,” ujar Ardo.

“Ah mana melanggar sih, saya dan anak buah saya kan ga masuk ke dalam,” balas Sam.

“Hah apanya om, anak buah om nembak meteran laser ke tembok rumah saya, itu melanggar om, saya foto aja ya,” ujar Ardo.

“Ah lo emang ga bisa di ajak kerja sama Do, ga kayak bapak lo, ya udah kalo lo keberatan gue balik, dah ga usah di perpanjang, (menoleh kepada dua anak buahnya) oi, kita balik,” ujar Sam.

“Iya bos,” balas dua anak buahnya.

Tanpa melihat Ardo, Sam dan kedua anak buahnya berjalan kembali masuk ke dalam rumahnya yang berada tepat di sebelah rumah Ardo. Mereka terlihat santai dan tidak merasa bersalah sama sekali, Ardo memastikan ketiganya masuk ke dalam dan tidak keluar lagi, setelah itu baru dia memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya. Setelah di dalam, dia langsung duduk di kursi meja makan.

“Beneran dah tuh orang, kelewatan banget,” ujar Ardo geram.

[Tenang, mereka tidak akan berani masuk tanpa ijin ke dalam.]

“Duh lo jangan ngagetin napa, oh ya, ngomong ngomong, tadi lo bilang kalau orang orang jahat adalah makanan lo, gue ga ngerti maksud lo,” ujar Ardo.

[Mereka berada di lahan yang ku buat untuk menghasilkan makanan untuk ku, mau lihat ?]

“Oh bisa ya ?” tanya Ardo.

[Tentu saja bisa.]

“Gimana caranya ?” tanya Ardo.

[Silahkan ke teras belakang dan duduk bersila di sana.]

Ardo langsung berdiri, dia berjalan ke teras belakang kemudian langsung duduk bersila di lantai seperti orang yang sedang bermeditasi.

[Pejamkan mata.]

Ardo memejamkan matanya, kemudian dia mendengar suara langkah kaki mendekati dirinya. Tiba tiba dia merasakan dirinya di tarik seseorang dan berdiri,

[Coba buka mata kamu]

Ardo membuka matanya, dia melihat di depannya berdiri seorang wanita berkulit hijau, berambut daun, bermata kuning, bertelinga panjang dan memiliki sepasang tanduk seperti dahan beranting yang besar di kepalanya.

“Huh...lo...Beringin ?” tanya Ardo yang baru melihat jelas sosok Beringin di depannya.

“Benar, ini aku,” ujar Beringin.

Ardo melihat mulut Beringin tidak terbuka, dia juga merasakan kalau mulutnya tidak bisa terbuka dan dia baru menyadari kalau dirinya melayang di udara tidak menapak tanah. Dia menoleh melihat sekeliling dan melihat tubuhnya sedang duduk seperti orang bermeditasi di teras, ada seutas tali berwarna putih yang menghubungkan pusarnya dengan ubun ubun di kepalanya,

“Huh...apa ini ?” tanya Ardo.

“Tubuh astral, kamu sekarang berada di luar tubuh mu, tapi tidak usah takut, anggap saja ini pengalaman spiritual,” jawab Beringin.

“Gila...baru kali ini gue ngalami hal semacam ini,” ujar Ardo.

“Yuk, kita ketempat ku,” ujar Beringin.

“Dimana ?” tanya Ardo.

Beringin menunjuk ke langit dengan jarinya, Ardo langsung mendongak untuk melihat langit, matanya langsung membulat karena dia melihat sebuah pohon raksasa yang sangat besar seperti menutupi langit dalam posisi terbalik menghadap bumi dan akar akarnya yang besar menancap di awan seakan akan pohon itu di tanam terbalik di langit.

“Whoaaaah...pohon apa itu ?” tanya Ardo.

“Beringin, sang pelindung,” jawab Beringin.

“Hah.....gue ga ngerti,” ujar Ardo.

“Ayo kita kesana,” ujar Beringin.

“Loh kita terbang kesana gitu ?” tanya Ardo.

“Tentu saja tidak, mari ikut aku,” jawab Beringin.

Beringin menarik tangan Ardo kemudian mereka melayang menuju pohon besar yang berada di halaman belakang, Ardo terus menoleh melihat tubuhnya yang duduk di teras dan melihat ke bawah untuk melihat bayangannya yang tidak menempel dengan tanah. Ketika sampai di hadapan pohon besar, Beringin memegang batang pohon menggunakan telapaknya, sebuah portal seperti pusaran cahaya putih terbuka di batang pohon yang besar itu. Beringin menarik Ardo yang bingung setengah mati masuk ke dalam.

Ketika sudah masuk, Ardo melihat dirinya berada di dalam tabung cahaya dan seperti lift bergerak ke atas, dalam sekejap di depannya terbuka portal lagi dan ketika keluar Ardo melihat dirinya keluar dari batang pohon raksasa yang dia lihat barusan. Dia mendongak ke atas dan kota jakarta yang luas terlihat seperti menutupi langit. Belum sempat Ardo berbicara, Beringin menarik tangan Ardo melayang memutari pohon, tiba tiba dia berhenti setelah berada di belakang pohon.

“Nah enam orang yang di serap barusan menjadi seperti itu,” ujar Beringin sambil menunjuk ke depan.

Ternyata di depan Ardo ada sebuah padang rumput luas dengan banyak pohon kering yang dahannya tidak memiliki daun dan nampak seperti pohon yang sudah mati dengan jarak berjauhan sehingga menyerupai hutan namun dengan pohon yang sudah tua dan mati, ketika di perhatikan secara detil, batang pohon itu nampak seperti wajah manusia yang terlihat ketakutan dengan mulut yang terbuka lebar menganga. Terlihat akar pohon pohon itu bergerak gerak seperti mencari sesuatu di dalam tanah dan menyerap sesuatu dari tanah. Ardo menoleh melihat Beringin di sebelahnya,

“Mereka....jadi pohon ?” tanya Ardo.

“Benar, mereka berdiri di sana dan menjadi santapan ku, tenang saja, aku tidak membunuh mereka, malah mereka ku berikan tanah yang subur sehingga mereka bisa makan sepuasnya dan ketika mereka kenyang aku mengambil seluruh nutrisi dari tubuh mereka,” jawab Beringin.

“Hah....berarti kalau begitu sama saja dong ?” tanya Ardo.

“Tentu saja tidak, lebih baik kamu lihat sendiri,” ujar Beringin menunjuk ke salah satu pohon kering.

Ardo menoleh, dia melihat sebuah pohon kering yang tiba tiba berubah menjadi sebuah pohon yang rindang, batangnya kembali berwarna coklat dan dahan penuh daun hijau yang lebat, wajah yang nampak di batangnya terlihat tenang seperti orang sedang tidur, tak lama kemudian tiba tiba saja pohon itu mengeluarkan cahaya hijau dan perlahan lahan kembali menjadi pohon kering dengan wajah kembali seperti semula yaitu wajah yang terlihat takut dan kesakitan dengan mulut terbuka lebar. Ardo menoleh melihat seluruh pohon di sekitarnya, ternyata semua pohon mengalami nasib yang sama,

“Huh...be..begitu rupanya, sampai kapan mereka akan seperti itu ?” tanya Ardo.

“Selamanya,” jawab Beringin singkat.

Ardo menoleh melihat Beringin yang sedang melihat “kreasi” nya sendiri sambil tersenyum dan menepuk nepuk perutnya di sampingnya.

“Buset...dia...sadis juga rupanya,” ujar Ardo dalam hati dan sedikit gemetar.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!