NovelToon NovelToon
Kosmos: Odise Dimensi

Kosmos: Odise Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Sci-Fi / Penyeberangan Dunia Lain / Hari Kiamat / Peradaban Antar Bintang
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: D. Septian D

Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?

Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.

Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.

Apa jawaban untuk mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9: Petunjuk, Bagian 2

Alexey membuka amplop biru yang tersegel dengan hati-hati. Tangannya gemetar saat ia mengeluarkan surat yang tertulis dengan tulisan tangan rapi.

"Alexey,

Dimana keberadaanmu? Ketika kamu sibuk dengan urusanmu, ibumu membutuhkanmu di sisinya. Dokter mengatakan kondisinya kritis, namun sedikit sadar. Ia membutuhkanmu, cepatlah pulang. Segera, walau hanya sesaat.

— Paman Ivan."

Hati Alexey berdegup kencang. Ia teringat ibunya yang selalu mendukungnya, meskipun mereka jarang bertemu karena kesibukannya. Perasaan bersalah menyelimutinya saat ia memikirkan betapa lama ia meninggalkan ibunya sendiri. Tidak ada pilihan lain selain merespons panggilan darurat ini, meskipun tugasnya untuk memecahkan kode ini tidak bisa ditunda. Ia harus membuat keputusan yang sulit.

Keesokan harinya, Alexey kembali ke kantor RSA dengan pikiran yang kacau. Mira menyambutnya dengan senyum ramahnya, namun Alexey bisa merasakan kegelisahan dalam hatinya.

"Selamat pagi, Alexey," sapa Mira.

Alexey tersenyum lemah. "Selamat pagi, Mira. Seperti biasa, kita harus menyelesaikan kode yang sudah kita pecahkan kemarin."

Mereka duduk di ruang rapat dengan layar besar yang menampilkan deretan kode yang sudah mereka deskripsi.

"Saya menemukan beberapa pola yang aneh dalam kode ini," ujar Alexey, mencoba fokus pada pekerjaan mereka. "Kode ini tidak hanya acak, tapi sepertinya memiliki semacam pola kunci yang tersembunyi di dalamnya. Jika A225ROS merujuk pada penomoran anggota RSA, pertanyaannya adalah siapa anggota dengan nomor A225 ini?"

Mira mengangguk setuju. "Saya punya sebuah saran. Apakah kamu memiliki akses ke database historis RSA?"

Alexey menggelengkan kepala. "Sayangnya tidak. Hanya kepala dan instansi besar yang bisa mengaksesnya."

Mira mengernyitkan dahi. "Itu berisiko. Disana ada data informasi tentang anggota RSA. Tetapi akses hanya dimiliki orang dalam."

Dan kemudian, Alexey mengungkapkan tentang masalah dengan handphone-nya. "Oh ya, tentang handphoneku... Sejak kita mulai bekerja dengan kode ini, handphoneku mulai rusak. Saya tidak bisa menghubungi siapa pun, dan ada sesuatu yang aneh dengan layarnya."

Mira tertarik. "Sesuatu yang aneh? Apa yang terjadi?"

"Handphoneku tiba-tiba berkedip, menampilkan layar putih dan mati dengan interval yang tidak teratur. Saya sempat mencoba menangkap dan menghitung rentang waktunya. Lebih mirip pola morse di dalamnya, tapi belum ada kemajuan," jelaskan Alexey.

Mira mengambil handphone Alexey dan memeriksa dengan cermat. "Ini tidak biasa. Jika itu adalah morse, itu harus diuraikan menjadi huruf dan angka."

Setelah beberapa saat diskusi intens, Alexey mengeluarkan surat dari saku jaketnya. "Ada sesuatu yang harus saya sampaikan, Mira."

"Malam kemarin, dua pria berpakaian militer muncul di kamar hotelku. Saya tidak tahu bagaimana mereka mengetahuinya. Mereka memberiku surat ini."

Mira mengerutkan kening. "Berhati-hatilah, Alexey. Apa itu surat dari keluargamu?"

"Ya, ini surat dari paman. Ibuku sedang sakit parah di rumah sakit mereka memanggilku pulang untuk menemani ibu."

Mira menggelengkan kepala dengan tegas. "Kita tidak bisa mengizinkan masalah pribadi mengganggu pekerjaan ini, Alexey. Kita punya tanggung jawab untuk menyelesaikan misi ini."

Alexey menatapnya dengan mata penuh keputusasaan. "Tapi keluargaku membutuhkanku, Mira! Ini lebih penting dari segalanya."

"Mungkin, tapi bagaimana jika kamu tidak kembali tepat waktu? Bagaimana jika kita kehilangan sesuatu yang penting?" tanya Mira dengan nada tegang.

Alexey merasa frustasi. "Maaf, tapi tidak bisa mengambil risiko dengan ibuku, Mira. Saya harus pergi."

Mira mendesak, "Kamu tidak bisa menyerah sekarang. Lagipula bukankah kamu menyuruhku untuk membantumu kerjaanmu? Jangan bersikap berat sebelah, Alexey."

"Tapi..." Alexey terhenti, berjuang dengan perasaan bimbang di dalam hatinya.

Mira menatapnya dengan tegas. "Kamu adalah Alexey Novasky, orang yang akan mempermainkan waktu, bukan di luar permainan Anda sendiri."

Alexey berpikir sejenak, perasaan bimbang dalam hatinya memuncak. Akhirnya, dengan suara lembut, ia menjawab, "Maaf, Mira. Tapi saya harus melakukan ini."

Dengan hati yang berat, Alexey meninggalkan kantor RSA dan menuju ke rumah sakit di mana ibunya dirawat. Di dalam hatinya, ia merasa terbelah antara tanggung jawab pribadi dan tugas profesionalnya.

Ia berharap bahwa keputusannya tidak akan mempengaruhi hasil dari upaya mereka untuk memecahkan kode ini.

Dalan perjalanannya menuju ke rumah sakit, handphonenya terus berkedip dengan interval yang aneh. Alexey mencoba mengabaikan keanehan ini, fokus pada apa yang lebih penting saat ini: ibunya yang membutuhkannya.

Namun, ada rasa cemas yang tak terhindarkan tentang apa yang mungkin terjadi jika mereka kehilangan jejak yang mereka temukan.

Sementara itu, di kantor RSA, Mira duduk di depan layar komputer, hatinya berdebar, berharap bahwa keputusan Alexey tidak akan menghentikan kemajuan mereka.

Sesampainya rumah sakit, Ia dengan tergesa-gesa menuju ruangan sang ibu. Di sudut ruang perawatan yang sunyi, Alexey duduk tegar di samping tempat tidur ibunya yang terbaring rapuh. Cahaya lampu redup dari jendela terbuka memancar lembut, menciptakan suasana yang hening dan sakral. Ibunya memandanginya dengan mata lemah namun penuh kasih sayang.

"Ibu," bisik Alexey dengan suara yang hampir tidak terdengar, "aku sudah di sini, bersamamu, Bu."

Ibu Alexey tersenyum tipis, tangannya yang dingin meraih tangan Alexey dengan lemah. "Alexey, kamu selalu menjadi sinar dalam hidup ibu. Ibu bangga padamu, anakku."

Alexey menelan ludahnya sendiri, mencoba menahan air mata yang ingin mengalir. "Aku minta maaf, Ibu. Selama ini tidak pernah cukup di sampingmu."

Ibu Alexey menggeleng pelan. "Kamu sudah cukup, Alexey. Cukup menjadi anak yang luar biasa."

Air mata mulai jatuh dari mata Alexey yang terpaku pada wajah lemah ibunya. "Ibu... Aku selalu disini, janji."

Ibu Alexey mengangkat tangannya dan menyeka air mata Alexey dengan lembut. "Jangan ragu, Alexey. Kamu selalu ada di hati ibu."

Dengan napas yang semakin lemah, ibu Alexey tersenyum dengan tenang. "Sekarang, tiba saatnya untuk ibu. Jangan pernah lupa, ibu selalu ada di sini untukmu."

Perasaan hampa melanda Alexey saat ia merasakan detik-detik terakhir bersama ibunya sambil memeluknya. "Ibu... Aku mencintaimu."

Ibu Alexey tersenyum hangat. "Dan aku juga mencintaimu, anakku."

Dengan perlahan, nafas ibunya perlahan-lahan menghilang. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya suara detak jantung Alexey yang terdengar keras dalam kehampaan yang mendalam. Dia merasakan kehilangan yang mendalam namun juga merasa lega bahwa dia ada di sisi ibunya hingga akhir.

...****************...

Di kantor RSA, Mira merasakan kekosongan yang mendalam. Dia tahu bahwa keputusan Alexey untuk pergi adalah yang terbaik, meskipun hatinya hancur karena sikapnya yang menahan Alexey untuk pergi. Kini, mereka harus melanjutkan pekerjaan itu tanpa kehadiran Alexey, dengan harapan bahwa mereka akan menemukan jawaban yang mereka cari. Demi membantunya sepenuh hati.

Di malam itu, bintang-bintang di langit malam bersinar terang, mengingatkannya tentang kehidupan adalah perjalanan yang penuh dengan cinta, kehilangan, dan keajaiban yang tak terduga. Kini, Alexey tinggallah seorang diri.

Tetapi waktu terus berkata, ini belum berakhir.

1
anggita
like👍+☝tonton iklan. semoga novelnya lancar banyak pembaca.
NautamaDaiku
mampir juga ka
Leekay_Clowpd
keren kak ^^, apa kakak ada rencana buat ikut space explorer nanti?
Leekay_Clowpd: tentu, kebetulan juga aku punya cerita space explorer, sekalian nyari inspirasi ^^
D. Septian: Kemungkinan, bantu support ya/Plusone//Good/
total 2 replies
D. Septian
terjadinya*
Scar
Mantap banget! 🙌
D. Septian: Bakal update kok😉
total 1 replies
kappa-UwU
Ga sabar jilid berikutnya
D. Septian: Sip, saran dan dukungannya ya👍
total 1 replies
Muhamad Ali
Maknyus! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!