NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Tubuh dengan tinggi 185cm itu meraup kasar wajahnya, merasa sesal telah mengabaikan istri keduanya begitu saja. Merasa lelah, Rasyid langsung menjatuhkan tubuhnya di bangku teras.

Sementara Jesica, karena sejak kepergiannya tadi ... batrei ponselnya tinggal 12%, jadi sekarang gawai itu mati karena kehabisan daya.

Adnan merasa bahagia melihat wajah Jesica yang kini terpancar senyumnya.

Sambil membawa dua mangkuk ice cream, Andan menghampiri Majikannya.

"Mbak, ini aku traktir ice cream! Hehe, habis gajian nih," kekeh Adnan sambil mengulurkan tanganya. Pria itu sedikit agak canggung, masih sungkan terhadap Majikannya.

Jesica ikut tertawa. "Kok malah kebalik gini, Nan! Ya udah deh, sering-sering ya, hehe ...." kekehnya. Mereka kini memutuskan duduk bersama.

Karena disana hanya ada satu bangku, jadi sopir muda itu memilih berjongkok disebrang tempat duduk Jesica. Adnan merasa tidak enak, mengingat ia hanyalah bawahan saja.

"Loh, sini duduk Nan! Bangku ini terlalu panjang buat aku duduki sendiri," Jesica menggeser tubuhnya, agar sang sopir dapat duduk diatas.

"Sudah Mbak, nggak papa! Ini sambil lihat orang-orang seru juga pada naik permainan," meski usianya sudah 25 tahun, namun jiwa balita Andan meronta-ronta saat ini.

"Naik aja kalau kamu mau!" Jesica tertawa kembali.

Setelah puas memakan ice cream tadi, ini saatnya bagi Jesica untuk berkuliner. Memastikan kedua tanganya sudah penuh dengan beberapa kantung kresek, kini ia memutuskan untuk pulang.

Begitu Jesica baru akan berbelok, karena terdapat mobil didepanya, tiba-tiba ....

Sretttt

Brug!!!

"Astaqfirullahaladzim ...." Jesica tersentak, karena lenganya tersenggol oleh seorang wanita, hingga dua kantung makanan tadi terjatuh.

Untung Adnan tepat berada dibelakang tubuh Jesica. Spontan, pria muda itu menahan badan Majikannya begitu tubuh Jesica terhuyung kesamping.

"Astaga ... Kalau jalan pakai mata dong, Mbak! Isshhh ...." geram wanita tadi sambil mengusap bahunya.

"Maaf, saya nggak sengaja! Karena ada mobil disini, jadi saya nggak melihat kalau ada ora-"

"Sudahlah, kalau salah tetap aja salah!" sentak wanita berambut curly itu.

"Hei, Nona! Majikan saya sudah berbaik hati meminta maaf ya! Lagian, Anda juga kalau jalan pakai mata, jangan sembarangan menabrak orang!" balas sentak Adnan.

Jesica memegang lengan sopirnya, "Sudah Nan, biarin aja!" selanjutnya Jesica bersiap ingin berjongkok untuk mengambil makananya tadi. Namun belum sampai tanganya menyentuh, seketika wanita asing tadi menginjaknya,

Krieksss

Dan langsung kembali melanjutkan jalannya.

Melihat itu, Jesica menghela nafas dalam sambil memejamkan mata sekilas. Sudah habis rasa sabarnya, ia langsung memungut makanan yang sudah hancur tadi.

Jesica berjalan cepat kebelakang, sambil berseru, "Hei, kamu melupakan ini!"

Wanita asing itu menoleh, dan betapa kagetnya, kala Jesica sudah melempar makannya tadi ... Tepat dibadannya.

"Kurang ajar!" geramnya, ingin membalas, namun lenganya langsung ditahan oleh seseorang.

Jesica tersenyum puas, lalu mengajak Adnan kembali kedalam mobilnya. Ia kira dengan sikap lemahnya itu akan mudah direndahkan orang? Oh tentu tidak. Jika susah kelewatan seperti tadi, Jesica akan menunjukan dua taringnya sekaligus.

"Andini ... Kamu harus mengontrol emosimu!" pekik Mars yang baru saja tiba, setelah mencari tempat parkir tadi.

Andini masih kesal gara-gara wanita berjilbab tadi. "Dia jalan nggak pakai mata, ya ku injak saja makananya sekalian," gerutunya dengan wajah geram.

"Ya sudah, ayo kita masuk kesana! Nanti aku yang main, agar dapat boneka untukmu," Mars menarik lengan selingkuhannya, untuk diajak menuju wahana permainan.

Andini, benar dialah orangnya. Selepas acara ulang tahun Oma Selin tadi, ia menghubungi Mars, untuk menjumputnya. Hingga akhirnya mereka berdua kini berakhir di pasar malam.

*

*

Menunggu sang istri terlalu lama, membuat Rasyid kini terlelap duduk di bangku teras.

Ia mengerjab, dan tersadar, kala mendengar deru mobil memasuki garansinya. Istrinya sudah keluar, bersama sopir muda itu.

"Mas Rasyid, kamu sudah pulang?" Jesica berjalan menuju teras, sambil menenteng 3 kresek makanan.

Adnan tertunduk juga ikut berjalan. Rasyid yang terbangun akibat terkejut, kimi matanya agak memerah, dan ia layangkan kepada Adnan sedikit melotot.

"Kamu pergi dengan dia?" dagu Rasyid mengarah pada posisi Adnan.

Jesica menoleh Adnan sekilas, "Aku habis keacara pasar malam, Mas! Aku tadi juga ... kerumahnya Ibu, tapi orang-orang pada nggak ada. Ya udah deh, kita ke pasar malam."

Rasyid kembali menatap Adnan dengan tatapan intimidasi. Setelah itu, ia langsung menarik tangan istrinya untuk ia ajak masuk kedalam.

Adnan perlahan mengangkat pandanganya. Ia mengerjab, sambil mengelus dadanya.

"Kenapa nggak ngajakin aku saja?!" Rasyid melepaskan tangan Jesica, begitu mereka tiba diruang tengah.

"Bagaimana mau ngajakin, Orang aku aja nggak tahu kalau Adnan nggak bilang!" balas acuh Jesica.

Jesica kini menjatuhkan tubuhnya disofa, sambil menyalakan televisi didepannya. "Mas ...." lirihnya yang kini sudah menyerongkan duduknya menatap Rasyid.

"Hem ... Ada apa?" Rasyid menoleh, begitu ia menyimpan kembali ponselnya.

"Mas, sudah hampir dua bulan, dan menunggu kapan lagi kamu akan meresmikan pernikahan kita?! Atau ...." ucapan Jesica kini menggantung.

"Atau apa?" Rasyid agak mengernyit.

"Atau kamu malu menikahi aku, dengan status jandaku ini, sementara kamu masih perjaka?" kalimat polos itu keluar dari mulut Jesica dengan tatapan sendu.

Rasyid seketika gugup. Ia berdehem beberapa kali demi menstabilkan rasa cemasnya. Kedua matanya mengerjab, lalu menatap kearah istrinya. "Bukan, bukan seperti itu! Secepatnya pasti akan aku daftarkan. Sudah ya, kamu jangan berpikir yang tidak-tidak."

Demi menghidari pertanyaan yang akan menyulitkannya kembali. Kini Rasyid spontan langsung bangkit. "Jesica, badanku agak gerah. Aku keatas dulu mau mandi!"

Sambil berjalan, ia mengusap terlebih dahulu kepala istrinya. Jesica hanya mendesah lirih, lalu menatap kembali keacara siaran televisi.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

Andini baru saja tiba dikediamannya diantarkan oleh Mars. "Jangan cemberut lagi! Sudah, sana masuk." Mars meninggalkan kecupan begitu dalam pada bibir Andini.

Merasa tersipu malu, Andini langsung turun. Ia melambaikan tangan sejenak, saat mobil selingkuhannya mulai melaju.

'Aku yakin ... Mas Rasyid pasti di rumah Jesica!' batin Andini begitu melangkahkan kakinya masuk kedalam.

Begitu masuk kedalam rumah, sudah seperti biasa ia disuguhkan kehampaan yang menyelimuti hari-harinya. Andini tahu, jika Rasyid pasti malam ini akan menginap dirumah istri mudanya itu.

"Kurang ajar si Jesica! Dia suda berhasil meluluhkan hatinya Mas Rasyid." Geramnya. Namun seketika raut wajahnya berubah. Jesica kini bangkit dari duduknya, "Aku harus menyingkirkan dia, dan membongkar semuanya tentang rumah tanggaku dengan Mas Rasyid! Dengan begitu, dia yang merasa terbohongi ... Langsung pergi deh! Hidupku seperti ini saja sudah bahagia, meskipun tanpa anak! Dan untung saja selama ini aku meminum pil kontrasepsi, jadi aku dapat bebas berhubungan dengan Mars kembali." Andini tersenyum sinis, lalu segera masuk kedalam kamarnya.

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!