Wu Sheng anak dari juragan Wu seorang yang sangat kaya di desa Kapas Angin. Sebagai orang kaya sejak kecil dia hidup dengan penuh kecukupan, membuatnya menjadi pemalas.
Ayahnya memiliki beberapa pesan untuknya sebelum meninggal. Namun untuk beberapa alasan Wu Sheng tidak suka dengan ayahnya. Tapi setelah tau kalo ayahnya menyayanginya, dia merasa bersalah dan berniat melaksanakan wasiat ayahnya.
Di mulailah perjalanan Wu Sheng di jalan seni beladiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bagas pw GGWP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Metode kultivasi
Setelah perjalanan panjang Wu Sheng akhirnya sampai desa Kapas Angin lagi. Wu Sheng merasa desa ini tidak banyak berubah. Hanya ketidak hadiran Paman Shi membuatnya merasa sepi.
Pada saat ini Wu Sheng berada di kamarnya. Kamarnya cukup luas dengan beberapa pernak-pernik dan hiasan. Di sana juga ada rak buku yang menyimpan banyak buku. Kebanyakan adalah buku tentang bisnis dan buku cerita. Wu Sheng tidak suka buku bisnis itu, namun ibunya bersikeras untuk menaruhnya di sana.
Kamar itu di hiasi lampu lilin sebagai penerang. Jendela kamar juga terbuka membiarkan sinar matahari masuk.
Duduk di atas ranjang yang besar dia membawa kotak hitam. Kotak yang di berikan Paman Shi ini belum di bukanya sama sekali. Dia tidak tau apa isinya, namun dia yakin ini adalah hal yang berharga.
Wu Sheng membuka kotak itu dengan hati-hati. Dia sedikit menahan nafas, baginya waktu berjalan sangat lambat.
Setelah kotak itu benar-benar terbuka, Wu Sheng menemukan sesuatu di sana. Itu adalah sebuah buku dengan tebal sekitar dua inci.
"Buku?" Wu Sheng sedikit mengangkat alis. Menyentuh buku dengan tangan, dia dapat merasakan kalo cover buku terbuat dari kulit yang tebal, Itu agak kasar.
Wu Sheng menaruh kotak kesamping untuk melihat buku itu lebih detail. Buku itu terlihat tua, cover nya hanya berwarna coklat polos. Wu Sheng membuka buku itu, di halaman pertama bertulis judul buku "Metode pelatihan qi, teknik kultivasi serigala angin."
Wu Sheng mencoba membaca kata pengantar. " Serigala angin adalah binatang iblis tingkat 3 yang memiliki kekuatan setara dengan kultivator ranah kondensasi qi lapisan 6. Metode kultivasi serigala angin di rancang agar seorang dapat berlatih mencapai kekuatan seperti seekor serigala angin."
Wu Sheng merasa bingung karena di buku itu terdapat banyak kata-kata yang menurutnya asing. Untungnya buku ini Ramah untuk pemula dan menjelaskan hal-hal dengan sangat detail.
Satu hal yang dia tau adalah tentang binatang iblis, karena dia sudah menanyakan itu pada kusir.
Binatang iblis, hewan buas yang telah berevolusi. Seperti seorang manusia bisa berubah menjadi Master Beladiri. Maka binatang juga bisa, mereka di sebut binatang iblis.
Jadi serigala angin adalah binatang iblis tingkat 3? Dia pada dasarnya baru tau kalo binatang iblis memiliki tingkatan.
Bab pertama menjelaskan serigala angin, seperti apa kekuatannya, apa hal yang di sukai dan sebagainya. Wu Sheng akhirnya memilki banyak pemahaman tentang serigala angin.
Wu Sheng terus membalik dan membalik, dia terus membaca dan memahami. Waktu perlahan berlalu saat Wu Sheng tenggelam dalam bacaannya.
"Xiao Sheng, apa kamu tidak makan?" Suara ketukan pintu berirama terdengar, saat ibunya memanggil.
Wu Sheng akhirnya kembali tersadar ke kenyataan mendengar panggilan ibunya. Dia merasa hal-hal di buku ini sangat baru dan luar biasa. Membuatnya tidak bisa berhenti untuk membaca.
Perutnya Tampa sadar berbunyi saat dia merasa lapar. Kembali menyimpan buku itu di kotak dan berjalan keluar.
"Apa yang kamu lakukan, kamu tidak keluar sejak pagi?" ibunya sedikit memarahinya.
"Jam berapa sekarang?"
"Sekitar pukul 7 malam."
"Apa! aku lupa lari pagiku!" Wu Sheng memegangi kepalanya dengan panik. Setelah berpisah dengan Paman Shi, dia selalu melakukan apa yang di ajarkan padanya. Karena dia sudah bertekad untuk menjadi kuat.
Wu wangsan sangat senang dengan perubahan Wu Sheng. Setidaknya dia bisa melanjutkan keinginan suaminya, menjadikan Wu Sheng ahli beladiri. Namun dia tetap kesal dengan sikap sikap anaknya satu ini. Jadi dia memukul kepala Wu Sheng. "Kamu anak bodoh, anda harus makan. Kenapa hal pertama yang kamu pikirkan setelah seharian tidak keluar kamar adalah latihan!"
Wu wangsan benar-benar tidak puas. Kamu boleh latihan, tapi setidaknya perhatikan kesehatanmu!
Wu Sheng tidak berdaya menghadapi kemarahan ibunya. Dia hanya tertawa canggung sambil menggaruk kepala. "Hehe, aku juga sedikit lapar." Tapi perutnya tiba-tiba berbunyi sangat keras.
"Apa itu yang kamu maksud sedikit?" Jadi ibunya mulai menyeretnya ke meja makan tampah basa-basi.
"Ah, ibu tolonglah aku sudah dewasa. Hei...."
Setelah selesai makan dengan sangat banyak Wu Sheng membaca buku itu lagi dan segera tidur.
Di pagi hari saat matahari akan muncul, burung-burung berkicau menyambutnya. Desa Kapas Angin aman dan damai seperti biasanya.
Seorang pemuda dengan tubuh yang sedikit berisi berlari melewati bukit-bukit kecil. Dia mencapai desa dan berhenti di depan rumah besar. Pemuda itu langsung tergeletak di tanah dan mengatur nafasnya. Dia adalah Wu Sheng yang telah melakukan rutinitas paginya.
"Aku merasa jauh lebih kuat," Gumam Wu Sheng sambil terengah-engah. Sudah hampir 2 Minggu sejak kejadian itu. Hari-hari yang Wu Sheng lakukan adalah berlatih dan berlatih. Baru sekitar 2 Minggu Wu Sheng dengan rutin latihan. Namun dia menemukan tubuhnya menjadi jauh lebih fit. Bahkan tubuh kurusnya dulu benar-benar sudah berubah. Sekarang dia lebih banyak memiliki otot.
Wu Sheng memiliki jadwal yang ketat. Di pagi hari Dia akan berlari setidaknya sepuluh kilo meter. Setelah makan yang banyak, dia akan berlatih seni beladiri sampai siang. Setelah itu istirahat sampai sore. Dan malamnya dia akan membaca buku sampai ngantuk.
Setelah mengatur nafas Wu Sheng bangkit dan berjalan kedalam rumah. Pergi ke meja makan, dia menemukan ibunya telah menyiapkan daging besar untuknya.
"Pagi, xiao Sheng kamu terlihat sangat sehat sekarang." Melihat anaknya tidak terlihat kurus seperti dulu membuat Wu wangsan sangat senang. Dia tau setiap hari Wu Sheng akan berlatih seni beladiri. Jadi sebagai ibu dia dengan antusias menyiapkan makan.
"Ibu apa tidak ada kabar dari Paman Shi?" Wu Sheng bertanya setelah duduk di bangku.
Wu wangsan menggelengkan kepala.
"Kalo begitu aku akan mencarinya." Wu Sheng merasa khawatir.
"Kamu jangan, bukankah kusir itu bilang tempat itu sangat berbahaya." Wu wangsan langsung melarangnya. Sebelum Wu Sheng dapat berbicara Wu wangsan melanjutkan. "Selain itu dia adalah orang yang hebat, tidak mungkin dia celaka begitu saja."
Wu Sheng menghela nafas dan mengangguk. Dia menyetujui usulan ibunya. "um, baiklah."
Melupakan itu semua, Wu Sheng mengambil pisau memotong daging itu beberapa bagian. Kemudian memakannya dengan lahap. Setelah berlatih beladiri, nafsu makan Wu Sheng menjadi jauh lebih besar. Ini setara 5 porsi dirinya yang dulu.
Saat daging itu memasuki mulut, rasa gurih, asin manis bercampur membuat suatu kenikmatan. Ibunya menambahkan garam dan beberapa rempah untuk meningkatkan cita rasa. Hal ini membuat Wu Sheng sangat menikmati masakan ibunya.
"Makan pelan-pelan." Wu wangsan sedikit memperingatinya.
"Uhm," Wu Sheng mengangguk dengan mulut penuh daging.
