NovelToon NovelToon
One Night Stand

One Night Stand

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fatzra

Aruna terjebak ONS dengan seorang CEO bernama Julian. mereka tidak saling mengenal, tapi memiliki rasa nyaman yang tidak bisa di jelaskan. setelah lima tahun mereka secara tidak sengaja dipertemukan kembali oleh takdir. ternyata wanita itu sudah memiliki anak. Namun pria itu justru penasaran dan mengira anak tersebut adalah anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Aruna mengusap air matanya. Hari ini ia sangat sedih karena Raven yang selalu mencari perhatian dengan merengek tidak jelas. Salah satunya meminta agar Julian cepat pulang.

"Aku tidak tahu kenapa hari ini Raven terus-terusan merengek. Maaf kalau aku sudah mengganggu pekerjaanmu," ucapnya dengan nada bergetar.

Julian tersenyum, lalu memeluk wanita itu. Ia memahami peran Aruna yang selama ini jadi single mom untuk Raven, beruntung saat ini ia sudah ada di sampingnya. Tidak habis pikir selama 5 tahun ia hidup sendiri, benar-benar sendiri. Setidaknya saat ini wanita itu memiliki sandaran untuk berkeluh kesah meringankan beban pikirannya.

"Maafkan Aku karena terlambat bertanggung jawab kepada kalian. Pasti biasanya hari-harimu sangat sulit selama ini," ucap Julian seraya menatap wanita itu.

Aruna semakin terisak di dalam pelukan Julian. Selama 5 tahun Ia mencoba menjadi ibu yang kuat untuk Raven. Namun, saat ini ia merasakan lelah bahkan sangat lelah. beruntung pria itu mengerti keadaannya.

Julian menarik tubuh Aruna, lalu menghapus air mata wanita itu. Ia mendongakkan kepala Aruna sehingga menatap ke arahnya. "Ayo temani Raven bermain," ucapnya, lalu tersenyum.

Aruna menganggukkan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya ke kamar Raven. ternyata anak itu sedang asyik bermain mobil remote control yang semalam dibelikan ayahnya.

Julian berlari ke arah Raven, lalu ikut bermain dengan anaknya itu. Baru kali ini anak itu benar-benar merasakan mempunyai ayah yang setiap hari bersamanya, menemaninya bermain, menemaninya tidur dan melakukan kegiatan bersama. Ternyata punya ayah itu sangat menyenangkan. Apapun keinginannya selalu dikabulkan oleh seseorang yang dipanggilnya ayah, bukan berarti punya ibu tidak menyenangkan hanya saja rasanya kurang lengkap tanpa sosok ayah.

Dulu Raven sempat berpikir kalau dirinya anak yang tidak diinginkan oleh ayahnya sehingga ayahnya meninggalkannya. Namun, setelah ayahnya kembali, pikirannya berubah Ia tidak menyangka kalau ayahnya begitu baik kepada dirinya dan juga ibunya.

Mengingat kata dokter, kalau Raven harus banyak istirahat dan tidak boleh kelelahan, Julian mengajak anaknya tidur siang. Anak itu hanya nurut saja.

Aruna melihat Raven telah tertidur pulas, lalu menyelimuti anak itu. Namun, ketika ia hendak melangkah keluar dari kamar, Julian memegangi lengan tangannya.

"Ayo bicara," ucap pria itu.

Aruna menganggukan kepalanya, "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Julian menarik lengan tangan Aruna menuntut mengikuti langkah kakinya. Mereka berhenti di ruang keluarga, lalu duduk di sofa. Pria itu menatapnya dengan wajah serius.

"Aruna sekali lagi aku minta maaf kepadamu, demi kebahagiaan Raven Aku ingin kita segera meresmikan hubungan kita, dalam ikatan pernikahan. Kalau caraku salah dalam berbaur dengan kalian tolong kasih tahu, supaya aku tidak bingung menghadapi sikapmu," tutur pria itu panjang lebar.

Aruna menundukkan kepalanya, rasanya ia tidak sanggup untuk menatap Julian. Namun, pria itu segera mendongakkan wajahnya agar posisi mereka sejajar. "Aruna, aku butuh kepastian darimu, jangan gantung perasaanku seperti ini," ucapnya, menegaskan kalimat terakhir.

"A-ku,"

"Apa yang membuatmu ragu, katakan?"

Aruna justru meneteskan air matanya, lalu menggeleng pelan. "Aku masih trauma dengan pernikahan. Dulu, aku sering melihat ibuku di pukuli oleh ayah, karena tidak sengaja memergoki ayah selingkuh. Pada akhirnya ibuku sakit jiwa dan bunuh diri. Aku hanya takut itu—"

Julian langsung membungkam mulut Aruna dengan telunjuknya. "Jangan membuka luka lama. Tapi kau harus tahu, aku bukan pria seperti ayahmu. Aku menjamin itu tidak terjadi padamu," ucapnya, lalu memeluk Aruna.

Aruna menatap pria itu, ia melihat ketulusan di matanya. "Baiklah, kita coba dekat dalam satu tahun, kalau traumaku berhasil kau sembuhkan kita akan menikah."

Julian tersenyum bahagia, memeluk Aruna dengan erat, walaupun ia harus berjuang satu tahun lagi, tentu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu bagai mana, pun caranya.

"Terima kasih Aruna." Julian menarik tubuhnya kembali.

Aruna dan Julian saling menatap seraya tersenyum seperti ada kebahagiaan tersendiri di antara mereka. Pria itu tertawa, lalu mencubit pelan hidung Aruna.

Selama ini Julian pikir Aruna tidak mau menerimanya Karena dekat dengan pria lain. Namun, setelah ia tahu kalau wanita itu memiliki trauma, ia langsung berjanji di dalam hatinya sendiri kalau tidak akan memberikan luka lagi kepadanya.

Selama hidupnya Julia tidak pernah mengejar seorang wanita sampai seperti ini. Aruna adalah satu-satunya yang berhasil menjerat hati Julian sejak pertama kali mereka bertemu. Tepat 5 tahun yang lalu saat mereka bertemu di klub malam. Saat itu Aruna sedang stres berat karena kematian ibunya. Ia melampiaskannya dengan meneguk bir yang paling memabukkan.

Julian berada di klub itu karena diajak temannya dan tanpa sepengetahuannya minumannya telah dicampur obat obat gairah. Saat itu ia tidak sengaja melihat Aruna jatuh dan hampir terinjak orang. Beruntung saat itu ia ada di sampingnya, lalu menarik tubuh wanita itu dalam pelukannya. ia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam tubuhnya saat menyentuh wanita itu.

Awalnya Julian berniat mengantarkan Aruna pulang. Tapi wanita itu tidak dapat diajak berkomunikasi karena keadaannya yang sedang mabuk, lalu Ia memutuskan untuk membawa Aruna ke hotel. karena pengaruh obat semakin bereaksi di dalam tubuhnya, ia tidak tahan lagi, lalu melakukan sesuatu kepada Aruna. Namun, anehnya setelah ia terbangun di pagi hari, tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu. Bahkan belakangan ini ingatannya baru mulai membaik walaupun masih samar-samar.

Aruna dan Julian mengobrol santai malam ini. Ia baru mengetahui sesuatu yang selama ini tidak ditunjukkan oleh wanita itu. ternyata Setelah lama mengobrol wanita itu tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.

Julian merebahkan tubuhnya ke sofa dengan kepala di pangkuan Aruna. Tangan mereka saling tergenggam erat. "Maafkan Aku, selama ini sangat bersalah kepadamu."

Aruna tersenyum tipis. "Kau tidak salah, hanya saja aku yang terlalu egois. Aku sudah memisahkan kau dan juga Raven begitu lama, terkadang aku menyesalinya."

Julian menghembuskan napasnya, "Tidak apa-apa, mungkin itu cara Tuhan menghukumku, karena telah mengabaikan kalian begitu lama."

Aruna tersenyum, lalu mengusap kepala Julian. Ia memandangi pria yang tiduran di pangkuannya itu, menatapnya hangat. "Sekarang kita harus melupakan semuanya dan memulai lagi dari awal."

Tangan Julian menyentuh pipi wanita itu. "Baiklah kau sudah meminta itu padaku, berarti hatimu sudah mulai terbuka untukku,"

"Aku membuka hati untukmu? Kau salah. Aku hanya bersikap baik kepadamu. Kau terlalu percaya diri," ucapnya sok jual mahal.

Julian terkekeh mendengarnya. "Tidak apa-apa, aku suka," ucapnya, lalu tersenyum.

Tanpa terasa hari semakin larut sementara Aruna dan Julian mereka masih asik mengobrol dan sesekali pria itu menggodanya.

Julian melirik jam di tangannya ternyata sudah tengah malam. Tidak terasa obrolan receh mereka terlalu asyik. Mereka seperti pasangan kekasih yang sedang asyik menumpahkan kerinduan dalam hangat canda dan tawa.

karena saking asyiknya mengobrol mereka sampai lupa waktu, tidak terasa ayam jantan mulai berkokok. karena menyadari hal itu Julian dan Aruna pindah ke kamar Raven, untuk melihat anak mereka yang tertidur pulas. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bersama menemani anak mereka.

Namun, tiba-tiba saja suara benda keras terjatuh mengejutkan mereka. Julian bangkit Dari ranjang, lalu mengendap-endap membuka sedikit jendela untuk melihat keadaan di luar. Ternyata pot bunga jatuh ke lantai, mungkin hanya tersenggol hewan yang kebetulan melewati teras rumah Aruna.

"Julian!"

1
Fatzra
Halo semuanya, terima kasih yang sudah membaca cerita ini. jangan lupa follow + like+ komen, ya. biar Author semangat updatenya 🥰
Terima kasih.
Ritsu-4
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Sterling
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Murasaki Kuhouin
Jauh melebihi harapanku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!