pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Setelah berlari cukup lama, akhirnya Reno berhasil lolos dari kejaran para monyet liar itu, dia berhenti di sebuah sungai yang airnya sangat jernih.
Reno menurunkan Reva dan tas besarnya, dia sangat kelelahan setelah berlari begitu lamanya, dia berbaring di atas pasir di pinggir sungai.
"Rey, Lo gapapa?" Cemas Reva, dia meringis ketika melihat wajah dan lengan kanan Reno yang berdarah.
Reno tidak menjawab pertanyaan Reva, dia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, darah di wajah dan lengannya masih keluar sedikit demi sedikit.
Reva menghampiri Reno dengan terpincang-pincang, dia lagi-lagi merasa bersalah, jika Reno tidak menangkap monyet yang ada di punggungnya, mungkin Reno akan bisa terus berlari tanpa terluka. Tapi lagi-lagi Reno membantunya, dan hal itu membuat wajah dan lengan Reno berdarah karena cakaran para monyet itu.
Setelah sekian lama berbaring, Reno akhirnya bangun, dia berjalan ke arah air sungai dengan lemah. Reno meminum air sungai yang jernih itu, dia merasa sedikit lega ketika meminum air itu, dia lanjut mencuci luka di wajah dan lengannya, hal itu membuat air sungai itu sedikit merah.
Reva menghampiri Reno, dari tadi dia merasa cemas terhadap luka Reno.
"Rey, Lo gapapa.?" Tanya Reva sekali lagi.
"Gak." jawab Reno singkat.
"Tapi muka sama tangan Lo..." Ucap Reva menggantungkan ucapannya.
"Ini cuma luka kecil, gak usah dipikirin." ujar Reno serius.
"Tapi..." Reva hendak berbicara lagi, tapi Reno langsung menyelanya.
"Ngomong-ngomong, makasih ya Lo udah mukul tuh monyet tadi". ujar Reno tulus berterima kasih.
"Sama-sama Rey, gue juga mau bilang makasih sama Lo karena udah nangkep monyet yang ada di punggung gue tadi." ucap Reva sama tulusnya.
Reno hanya mengangguk sebagai jawaban lalu kembali memasang muka datarnya.
Reva sedikit sedih ketika melihat muka datar Reno, dia benar-benar suka ketika Reno mencandainya. Mungkin Reno gak mau lagi becanda sama Reva karena tadi dia membentak Reno ketika Reno sedang bercanda.
"Gue mau mandi dulu di sini." ujar Reno tiba-tiba.
"Mandi?.. di sini?" Reva bertanya-tanya.
"Iya" jawab Reno singkat.
"Tapi ini air sungai Rey." ucap Reva.
"Kenapa emangnya kalo air sungai?" Tanya Reno serius.
"Emang Lo gak takut gatel?" Ujar Reva.
"Gak bakalan lah, airnya aja jernih kaya gini. Lagian gue udah biasa kok mandi di sungai-sungai kaya gini." ujar Reno tanpa ekspresi.
Reva diam, dia berpikir jika dia tidak punya hak untuk ngelarang Reno.
'gue gak punya hak buat larang-larang apa yang dia mau.' batin Reva.
"Abis gue mandi, kita bakal lanjutin jalan, kita bakal ngikutin jalur sungai ini, supaya gak nyasar lagi." ujar Reno.
Reva pun hanya mengangguk setuju.
"Yaudah, Lo ke sana dulu. Gue mau mandi ini." titah Reno, dia membuka kaosnya yang sudah robek di beberapa bagian.
Reva yang hendak pergi, sempat melihat perut sixpack Reno, dia meneguk ludahnya kasar sembari terus melihat ke arah Reno, dia benar-benar terpesona dengan bentuk tubuh Reno yang seksi.
'Gilaa, badannya Reno bagus banget, perutnya sixpack, terus otot-ototnya juga keliatan,, gue bener-bener gak nyangka Reno yang punya tubuh kecil kaya gitu ternyata nyembunyiin badan bagusnya..Aahh,,gue jadi gak mau pergi dari sini, gue pengen liatin badan seksi dia.' batin Reva terpesona.
"Gu...gue juga pengen mandi Rey." ujar Reva tidak jadi pergi karena dia ingin terus melihat tubuh seksi Reno.
"Nanti kalo gue udah beres mandi, abis itu giliran Lo" ujar Reno datar.
"Kelamaan Reno, gue mau mandi sekarang, badan gue udah gerah banget ini." Reva mulai melepaskan kaos ketatnya, Reno mengalihkan pandangannya dari Reva.
"Lo gak takut gue ngapa-ngapain Lo kalo Lo lepas baju kaya gitu." ujar Reno.
Reva tersenyum tipis ketika melihat Reno mengalihkan pandangannya, lelaki itu benar-benar tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Haha, Lo tenang aja Rey, lagian gue gak telanjang kok." Reva terkekeh lucu.
Reno mengembalikan pandangannya ke arah Reva, ternyata wanita itu menggunakan tanktop ketat berwarna hitam, hal itu membuat kedua asetnya hanya terlihat sedikit bagian atasnya.
"Lo ceroboh banget." ucap Reno sembari mulai membasahi rambutnya.
"Gue kaya gini cuma di depan Lo, karena gue tahu Lo gak bakal macem-macem sama gue, lagian kan Lo gak tertarik sama gue." ujar Reva, dia sekarang mulai memasuki air sungai, dia merasa segar ketika tubuhnya menyentuh air itu.
"Lo yakin gue gak bakal macem-macem sama Lo?" Reno memasang seringainya.
Bukannya takut Reva malah lebih menggoda Reno.
"Gue juga gak bakal keberatan kalo Lo mau macem-macem sama gue" goda Reva sembari menyingkap rambutnya ke belakang telinganya, membuat leher putih jenjangnya terlihat jelas oleh Reno.
Reva bertekad untuk memiliki Reno sepenuhnya, tak peduli apa yang akan Reno lakukan, dia akan membiarkan Reno bertindak sesukanya. Dia benar-benar sudah jatuh Cinta kepada Reno.
"Hmm, Lo bener. Gue emang gak tertarik sama Lo." ujar Reno lalu dia mulai berenang di sungai itu.
Reva mendengus kesal karena Reno tidak tergoda olehnya, dia benar-benar merasa heran kenapa Reno tidak tertarik kepadanya.
'emangnya apa yang kurang dari gue sih,..gue cantik, terus badan gue juga montok, dada gue juga gede, terus gue keturunan konglomerat lagi...kenapa Reno gak tertarik sama gue?,..' batin Reva berpikir.
Setelah Reno merasa badannya sudah kembali segar, dia pun segera berhenti mandi. Dia kembali ke darat dan meminum air yang dia dapat dari sumber air bersih tadi pagi. Dia merokok sebentar untuk menenangkan pikirannya.
Reva yang melihat Reno keluar dari air langsung mengikutinya, dia benar-benar terkejut ketika melihat Reno merokok, dia pikir murid pintar seperti Reno tidak akan menyentuh hal seperti itu.
"Lo ngerokok Rey?" Tanya Reva bodoh.
"Emangnya Lo gak liat.' jawab Reno.
"Gue kira Lo gak ngerokok." ucap Reva.
"Gue ngerokok cuma buat nenangin pikiran gue." ujar Reno.
Reva mengangguk paham, mau bagaimanapun, merokok adalah hal yang normal di negara ini, bahkan ayahnya juga merokok.
Reva merasa sedikit kedinginan ketika ada angin yang berhembus ke arahnya, dia ingin segera mengganti pakaian, tapi dia baru ingat jika semua pakaian berada di dalam tasnya.
"Ya ampun.." teriak Reva.
Reno mendengar teriakannya langsung mendekat ke arahnya.
"Kenapa." tanya Reno.
"Gu..gue lupa kalo baju gue semuanya di tas gue yang kemarin gue lempar." ujar Reva malu.
Reno menghela nafasnya ketika mendengar penjelasan Reva, wanita ini benar-benar sangat ceroboh, pikir Reno.
Reno lalu berjalan ke arah tasnya, lalu mengambil sebuah celana training dan celana dalamnya. Tadinya dia yang akan memakai celana itu, tapi dia juga tidak akan tega jika membuat Reva kedinginan, lagi pula jika Reva memakai pakaian yang basah, dia juga akan terkena basahnya karena menggendong Reva.
"Nih pake aja ini, sa..sama ini juga pake" ujar Reno malu-malu ketika memberikan celana dalamnya kepada Reva.
"I..ini masih bersih kok belum gue pake" lanjutnya masih malu.
Reva melihat ke arah celana training dan celana dalam Reno, dia juga ikut tersipu ketika melihat CD Reno.
"Terus Lo gimana?" Reva bertanya sembari tersenyum lucu melihat Reno yang malu-malu.
"Gu..gue pake yang ini aja, nanti juga bakal kering kok" ujar Reno masih malu-malu.
Reva akhirnya mengambil celana dan CD yang diberikan Reno. Tak lupa dia berterima kasih sembari menggoda Reno.
"Makasih Rey, Lo baik banget sama gue..gue jadi mulai suka sama lo." Reva tersenyum menggoda.
Reno tidak menjawabnya karena dia masih malu, apalagi sekarang Reva menggodanya dia jadi tambah malu.
Reva tertawa ketika melihat tingkah malu-malu Reno, lalu dia memakai CD dan celana training Reno, dia membuang pakaian basahnya, untuk atasannya dia hanya memakai kaos yang tadi dia pakai, tanpa tanktop ataupun BH.
Setelah mereka selesai berpakaian mereka akhirnya melanjutkan perjalanan dengan mengikuti jalur sungai itu.
Bersambung