NovelToon NovelToon
Always Gonna Be You

Always Gonna Be You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

Season 2


Bersama Rendra -The young and dangerous-, Anggi menjalani kehidupan baru seperti menaiki wahana rollercoaster.

Kebahagiaan dan kesedihan datang silih berganti.
Sempat jatuh, namun harus bangkit lagi.

Hingga akhirnya Anggi bisa berucap yakin pada Rendra, "It's always gonna be you."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8."He's A Really Good ...."

Anggi

'It's always been a mystery to me

How two hearts can come together

And love can last forever

But now that I have found you I believe

That a miracle has come

When God sends the perfect one

(Newsong, When God Made You)

Rendra langsung merengkuhnya begitu mereka masuk ke dalam suite room.

Ia telah selesai menghitung dalam hati hingga angka 90. Ketika perlahan namun pasti, Rendra mulai mencium puncak kepalanya.

"Finally, you're mine," bisik Rendra dengan suara bergetar. "Feel blessed."

"Sampai kapan begini terus?" ia terpaksa bertanya karena tak ada tanda-tanda Rendra akan melepas rengkuhannya.

"Selama-lamanya. Sampai aku yakin ini bukan mimpi."

"Gerah," ujarnya terus terang tanpa bermaksud merusak suasana.

Namun keterusterangannya justru menjadi blunder paling konyol.

"Apa? Gerah?"

Ia mengangguk. "Kebayanya bikin gerah."

"Kalau nggak AC nya terlalu kecil. Atau kayaknya aku perlu min...," kalimatnya menguap di udara.

"Ish!" ia langsung menepis tangan Rendra. "Kamu mau ngapain?!"

"Katanya gerah?"

Membuatnya kembali menepis tangan Rendra, "Jangan macam-macam!"

"Kamu lupa? Kita udah sah suami istri."

"Ren, Papa mau..."

"Oh, sori!"

Sebuah suara berhasil mengagetkan mereka berdua. Membuat mereka sama-sama menoleh ke arah suara. Dan di sana...di depan pintu, telah berdiri Rakai dengan wajah penuh penyesalan.

"Sori," Rakai spontan menunduk dengan wajah memerah menahan malu.

Padahal seharusnya mereka yang malu.

"Kenapa, Bang?" Rendra bertanya seolah mereka sedang duduk santai di warung kopi.

"Nggak jadi," Rakai menggeleng malu. "Silakan dilanjut," sambung Rakai dengan pandangan mata menuduh ke arah Rendra.

Dan sebelum menutup pintu, Rakai masih sempat menggerutu.Yang langsung memancing gelak tawa Rendra.

"Kamu teledor banget sih pintu nggak ditutup!" gerutunya menahan malu.

"Ah!" Rendra mengibaskan tangan. "Bagi Rakai ini nggak ada apa-apanya."

"Oh," ia mengernyit. "Jadi Rakai udah biasa lihat kamu begini?!" kali ini ia merasa kesal sungguhan.

"Sesering apa?! Sama siapa aja?!" cecarnya sebal.

Pertanyaannya membuat Rendra menghela napas, "Oh, come on....jangan sekarang."

Tapi ia menggeleng. Sejurus kemudian berjalan cepat. Ia tak mengira jika Rendra mengikuti langkahnya.

"Aduh, nanti sanggulku rusak," ujarnya sungguh-sungguh. "Jam satu kita masih ada acara keluarga."

"I don't care."

"Abang, please...," ia kembali memohon. "Joyce udah pulang. Baru kesini lagi sore. Aku nggak bisa benerin sendiri kalau rusak."

Tapi Rendra jelas tak peduli. Stok kesabarannya habis.

"Jangan macam-macam!" gerutunya sambil menjewer telinga Rendra. "Itu Bang Rakai barusan kesini pasti mau manggil kamu ada perlu!"

"Sebentar lagi kita juga ada acara temu keluarga!" kali ini ia punya ide cemerlang untuk mengalahkan Rendra.

"Jangan sampai hairdo sama make up ku hancur ya!"

"Aduh!" Rendra berteriak sekaligus tertawa.

"Mba Anggi, kata Pap...."

"Ya ampun!!"

Sebuah suara yang muncul tiba-tiba kembali mengejutkan mereka berdua.

"Adit?!" ia mengkerut melihat Adit berdiri melongo di tengah connecting door.

"Ngapain kesini?!" semburnya kesal campur malu.

"Eh, anu...ini...kata Papah..."

"Kenapa kata Papah Dit?" Rendra ikut bertanya. "Mba mu ini girl power banget. Garang cui!" lanjut Rendra mencoba bercanda.

"Mau ngapain kesini?!" tanyanya masih kesal campur malu.

"I-ini ada kado dari Bude sama Om," jawab Adit kaku sambil mengangkat beberapa box cantik dan amplop.

"Mau ditaruh di mana? Kata Papah suruh disimpan di kamar Mba Anggi...."

"Ya udah, taruh situ tuh," tunjuknya ke arah meja tamu melalui dagu.

Dengan gerakan tergesa seperti dikejar setan, Adit menyimpan semua box dan amplop yang dibawa ke atas meja. Lalu melesat ke arah connecting door dan menghilang di baliknya.

"Sekarang...amaaaan," Rendra jelas pintar memanfaatkan konsentrasi yang terpecah karena kehadiran Adit.

"Kamu lupa ngunci connecting doornya pasti!" tuduhnya kesal sambil mengkerut.

Namun Rendra malah tersenyum.

"Aduh! Pasti sanggulku rusak nih sekarang! Aduh!"

"Mba Ang...."

Sebuah suara tak diundang untuk ke sekian kalinya kembali mengagetkan mereka berdua.

Terlihat Adit kembali telah berdiri di tengah connecting door dengan wajah yang semakin merah padam dibandingkan saat pertama kali masuk tadi.

"Kenapa Dit?" Rendra yang bertanya.

"I-ini...a-anu...mmm...apa ya...jadi lupa," Adit cengengesan gaje sambil garuk-garuk kepala.

Membuat Rendra akhirnya beranjak menghampiri Adit. "Kenapa?"

Lalu Adit menjelaskan dengan kalimat belibet. Yang tak sempat ia dengar seluruhnya karena keburu malu sendiri demi menyadari 3 kancing kebayanya terbuka. Memperlihatkan bagian dirinya yang tak pantas.

"Oke...oke," ia hanya bisa mendengar jawaban Rendra begitu. Disusul dengan menghilangnya Adit di balik connecting door dan suara pintu dikunci.

"Abang?"

"Apa sih," Rendra terkekeh sambil menyesap sebotol air mineral yang terletak di atas nakas.

"Lihat...sanggulku jadi berantakan," gerutunya benar-benar kesal. "Make up ku juga pasti sama berantakannya."

***

Ia terpaksa menghubungi Joyce dan memintanya datang lebih awal ke hotel. Untuk memperbaiki make up dan hairdonya yang hancur berantakan akibat ulah Rendra.

"Ya ampun, kamu abis ngapain sih Nggi, sampai berantakan begini?" Joyce geleng-geleng kepala begitu melihat keadaannya.

Padahal ia sudah berusaha memperbaiki penampilan semaksimal mungkin agar tak terlihat hancur seperti saat pertama kali ia melihat kaca.

"Masa langsung sih," bisik Joyce curiga sambil melirik Rendra yang sedang duduk menonton televisi.

Membuatnya meringis malu sambil mengutuki ulah Rendra di dalam hati.

"Nggak rugi lepas dari Dio dapat yang ini Nggi," ujar Joyce pelan.

Oh, no, Dio again. Mungkin kalau Dio tahu namanya selalu dikaitkan dengan mereka berdua, akan bertanya heran, 'Why should that's me? Salah gue apa?'

***

Usai rangkaian acara yang berlangsung sejak pagi hari. Dimulai dari akad nikah, lalu acara pertemuan dua keluarga besar di siang hari. Dan terakhir resepsi pada malam hari yang baru selesai satu jam yang lalu.

Ia kini sedang duduk di depan meja rias sambil menghapus make up. Sementara Rendra sejak tadi terdengar beraktivitas di kamar mandi.

Saat hampir selesai menghapus seluruh make up yang menempel. Rendra keluar dari kamar mandi dengan wajah segar seperti habis mandi.

"Kamu mandi malam-malam nggak takut rematik?" tanyanya serius sambil memperhatikan Rendra dari pantulan cermin. Yang kini berdiri tepat di belakangnya. Telah mengganti setelan tuxedo dengan piyama untuk tidur.

"Enggak lah, segar malah. Kamu mau mandi juga?" jawab Rendra santai sambil menyisir rambut dengan menggunakan jari tangan.

Ia menggeleng, "Dingin."

"Kan ada air hangat."

Ia tetap menggeleng. "Nggak pernah mandi malam. Kata Mamah bisa rematik."

Membuat Rendra terkekeh, lalu memandangnya dari pantulan cermin. "Jadi cuma ganti baju?"

Ia mengangguk.

"Mau pakai baju yang mana?"

Lagi-lagi dengan tanpa suara ia menunjuk baju tidur yang baru saja disiapkan di atas tempat tidur.

"Tolong kasih tahu aku ini bukan mimpi," bisik Rendra.

Ia sendiri pun tak percaya semua ini adalah nyata.

Lalu berkata serius, "Perjalanan kita baru dimulai...aku harap kamu sabar menghadapi semua kekurangan dan sifat burukku...."

"Kalau ada yang bikin kamu nggak nyaman, tolong bilang terus terang. Nggak perlu pakai kode njelimet yang terenkripsi...."

Ia mencibir.

"Semua hal tentang kita bisa didiskusikan....jangan pernah main asumsi..."

"Semoga kamu nggak nyesel udah milih aku...."

"Semoga aku bisa membahagiakan kamu...."

"Doain aku bisa selalu membahagiakan kamu...."

Bisikan Rendra langsung menimbulkan efek luar biasa di tubuhnya. Membuatnya merasa lebih tenang dan rileks. Melemaskan otot-otot yang kaku karena tadi berdiri berjam-jam sambil memasang senyum manis. Membantunya memasuki rasa kantuk yang sangat. Mengantarnya memasuki masa tidur yang lelap.

Namun pikirannya seolah masih bekerja, dengan memutar ulang kejadian di dapur Pitaloka yang telah lalu, "Mowning babe...."

Bisikan yang membuatnya tersenyum senang, "Morning Abang....udah bangun?"

Ia sempat heran dengan kejadian yang jauh berbeda dari kenyataan sebenarnya.

Namun tak ingin mempermasalahkan. Karena, aroma pagi hari di dapur Pitaloka sama dengan aroma yang kini membuatnya terlelap. Aroma kayu maskulin yang menenangkan sekaligus membahagiakan.

1
Esti Nengsich
ya ampun...
Mereka ngapain siii...
Afidatul Rifa
Owalahhh jadi pas Cakra masuk ganapati saat Regis ketemu Maba yg namanya Adit itu adeknya MBK Anggi Tah?? 😁 aduhhh baru ngeh pdahal baca novel ini sama si Cakra itu dah berkali" aduhh si othor memang the best bikin alur cerita dari ke 4 karya ini nyambung semua
Ardiansyah Gg
yg gk enak pas bagi raport bang... di panggil menurut absen... auto pulang terakhir kita 😆
"ariani's eomoni"
baca lagi,...gegara nonton jendela seribu sungai

gara² ada yg ngomong ikam, auto ingat Rendra
Erna P
kalo aq dah pingsang Nggi g sanggup.sejam perjalanan aja udah tepar.mabokan orangnya makanya g pernah kemana2 hu hu😭padahal pengen kek orang2.kalopun bisa jauh itu aq harus pake roda 2 baru kuat 3 4 jam jg ku jabanin
Erna P
sekarang justru momen2 sama si abang yg di inget ya bukan Dio 😁
Erna P
aq malah jd keinget momen mabanya Anggi sama si abang🤭kalo ada lagu kebyar2 gini
Erna P
abang Renen aq reread entah yg keberapa kali ini y ampun gamon bgt aq.aq salah satu mantanmu jg kah habisnya susah mupon😝😝
Naimatul Jannati
2025 aku balik lg baca,.nunggu kak thir bikin cerita bang riyadh sm inne ini😍😍
Anna Maria Hendraswari
Luar biasa
Hijri Rifai
sering bgt ku lihat nama KK author ini kl pas buka aplikasi ini... tp blm ada cerita baru... cuma judul ini yg blm di bukukan semua sudah di bukukan.... tp mmg semua ceritanya bagus bgt. apa mungkin KK author sedang melakukan riset dll utk judul baru...😂😂😂 sejujurnya ngarep bgt...
Hijri Rifai: kak nama penulisnya sama jg kl di kbm ... aku udah cari tapi blm ketemu.. aku sampai download kbm lho demi mau baca..
total 5 replies
mainrahasia
kota ini aman damai... ya Alloh... andai benar Jogja aman damai tak ada isu sara yg menjadi pemicu beberapa pertikaian... 😩😩😩
sedangkan utk saat ini sungguh..saudara2 "malika" masih banyak berulah di jogja... shg warga sendiri yg banyak menjadi korban ketidakadilan 😭
Haryo Tawang
Luar biasa
Haryo Tawang
Kecewa
St4891
udah baca gak tau udah yg k berapa kalinya, gak pernah bosen bacanya walaupun karya yg skrang udah banyak revisinya
karya nya smua bagus" bnget ak udah baca smua bnyak pembelajaran d dlam nya
syang gak ad karya yg baru lgi ya, sukses slalu
Esther Lestari
circle pertemanan yg gk kaleng2 nih....
Lala Trisulawati
Keren bngt.....♥️♥️♥️♥️♥️👍
Reni Novitasary
ga prnah bosan..baca lagi..lagi...dan lagi
Reni Novitasary
ngambil master sm dio d jepang/Smile/
Fitri Fitri
kepingin kayak cerita ini ☺☺☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!