NovelToon NovelToon
Kisah Anak Farmasi

Kisah Anak Farmasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Tamat
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arzeerawrites

Arani bingung ketika tiba-tiba saja dijadikan kekasih oleh lelaki yang namanya hampir mirip dengannya yaitu Areno. Sering terjadi perdebatan karena Arani tidak mencintai Areno. Arani berpikir Areno menjadikannya kekasih karena kalah taruhan, atau sedang menjadikan Ia sebagai mainan.

Arani adalah anak yang fokus pada pendidikan. Maka ketika Ia dijadikan kekasih oleh Areno, didekati oleh Areno, Arani merasa terusik. Pendidikan yang Arani tempuh saat ini atas dasar keinginan orangtuanya, yang pada akhirnya menjadi keinginannya juga. Belajar Farmasi tidak mudah bagi Arani tapi Ia mau berusaha, dan tetap fokus. Hadirnya Areno menambah warna baru dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Kok Lo gak ikut nyokap bokap Joging?"

Areno duduk di kursi Teras rumah Arani.

Arani yang baru saja menutup Pagar rumahnya mengalihkan pandangan pada Areno.

"Males," Ujar nya singkat.

"Tumben gak asal Nyelonong masuk ke rumah gue? Biasanya langsung Duduk di ruang tamu. Kenapa sekarang malah duduk di sini?"

Areno menatap Arani dengan alis terangkat. Lalu tersenyum jail.

Sikap Arani yang seperti itu tanpa sadar membuat Hati Areno berbunga-bunga.

"Lo ngodein gue ya? Nawarin gue masuk ke rumah nih?"

Arani menghembuskan nafas kasar.

Baik salah, Jahat apalagi. Hal yang makin membuatnya malas untuk bersikap baik pada pacarnya itu adalah reaksi yang di tunjukkan Areno kadang membuat Arani mati kutu dan salah tingkah.

Harapannya, Kalau ia sedang berusaha baik pada Areno, Cowok itu seharusnya menerima saja tanpa meledek atau membuat jantungnya tak karuan.

"Mau lo apa sih?"

"Kamu,"

Mulut Arani terbuka lebar. Kenapa lagi dengan Cowok ganteng ini?

"Udah deh masuk buruan! Kena angin luar jadi buat lo makin sinting,"

"Heh!"

Panggil Areno saat melihat cewek itu ingin masuk ke dalam rumah.

"Sekarang gak boleh Lo-Gue lagi! Oke?" Ujar Areno seraya mengacak Rambut Arani.

Arani berteriak pada Areno yang tampak santai berjalan memasuki rumahnya.

"Mau minum apa, Bang Areno?"

"Aqua bulliens aja, Bik," Bukan Areno yang jawab. Tapi Arani.

Areno mendelik ke arah Arani yang menatapnya tajam.

"Apa itu, Kak?" Tanya Bi Tuti dengan bingung. Arani langsung mengalihkan pandangannya pada Bik Tuti.

"Air Mendidih," Jawabnya dengan Santai.

Mata Bik Tuti langsung melotot Sempurna lalu menggaruk keningnya yang telah dihiasi garis penuaan itu.

"Air mendidih?bisa melepuh bibir Bang Areno nanti?"

"Biarin aja. Biar makin GANTENG," Ucap Arani dengan penekanan di akhir ucapannya sembari melirik Areno.

"Jontor nanti ya," Bik Tuti tertawa.

Areno memutar bola matanya saat melihat Arani yang mengangguk pada Bik Tuti.

"Nanti kamu yang ngobatin kalau bibir aku jontor. Aku sih gak papa."

Arani mendengus lalu memasang mimik jijik di wajahnya.

"Obatin aja sendiri!"

"Gak bisa gitu lah. Kamu yang buat bibir Aku jontor kenapa Aku yang ngobatin?"

Saat Arani hendak adu mulut dengan pacarnya itu, Bik Tuti langsung menghentikan mulutnya yang sudah ingin bergerak.

"Udah jangan ribut. Bibik gak akan ngasih air mendidih buat Bang Areno. Tenang aja,"

Areno tersenyum puas mendengar jawaban Bik Tuti lalu mengerlingkan matanya pada Arani.

Bik Tuti undur diri ke dapur membuatkan minum untuk Areno.

Arani membanting tubuhnya di Sofa yang bersebrangan dengan Areno. Lalu menutup matanya sejenak sehingga hanya keheningan yang tercipta di antara mereka berdua. Areno sibuk memperhatikan wajah Arani yang polos tanpa polesan apapun.

Seperti biasa, Areno sudah hafal sekali kebiasaan Arani tiap Hari libur seperti sekarang ini. Gadis itu akan sangat malas melakukan ritual mandi. Jika belum di suruh oleh mamanya, Arani tidak akan mandi. Hanya menggosok giginya dan mencuci muka. Ia mandi menjelang siang tidak seperti Hari-Hari sekolah dimana ia mandi sebelum Adzan Shubuh berkumandang.

Kalau masalah bangun pagi, Arani tidak perlu di geretak lagi. Gadis itu sudah mempunyai kebiasaan bangun pagi sejak Menduduki Bangku Taman Kanak-Kanak.

"Jalan, Yuk"

Arani membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata. Dia sudah hampir tertidur.

"Kemana?"

"Kemana maunya?"

"Jalan mulu. Bosen,"

"Makasih ya, Bik,"

Ucap Areno pada Bik Tuti yang baru saja meletakkan minuman coklat panas di atas meja.

Kemudian Cowok itu menjawab Arani.

"Kok bosen? Emang kita tiap hari jalan?"

Arani mengangguk.

"Iya jalan terus. Males gue liat muka lo mulu hampir tiap hari,"

"Aku," Koreksi Areno dengan tatapan memperingati Arani.

"Jijik,"

"Lo pikir gue juga gak jijik? Gue juga belom pernah kali ngomong kayak gitu sama cewek,"

"Tuh kan, balik lagi Lo-Gue nya. Tadi nasehatin gue," Tunjuk Arani seraya mendengus.

"Lupa,"

"Gak bisa. ngomong lembut sama lo tuh kayak gak cocok aja,"

"Harus bisa!"

"Kok maksa sih?"

"Gue aja lagi berusaha ngomong lembut sama cewek. Masa lo gak mau usaha juga kayak gue? Lagian lo tuh gak adil. Masa ngomong sama orang lembut giliran ngomong sama cowoknya sendiri suka kasar sih?"

"Dibilang, ngomong lembut sama cowok kayak lo tuh susah. Dan aneh aja menurut gue,"

"Gue gak mau tau. status kita udah beda, panggilan juga harus beda dong. Lagian udah cukup selama ini kita ngomong kasar. Sekarang kan udah 3 bulan kita jadian. Masa masih kayak gitu? Gak Mau!"

******                                              ******

Areno turun dari motornya seraya menggenggam tangan cewek mungil di sampingnya yang sudah terlihat lelah.

"Capek ya?"

Arani mengangguk lalu mengusap matanya yang sudah mengantuk.

Areno melihat jam tangannya

"Padahal baru jam setengah enam. Belum Maghrib tapi kamu udah ngantuk kayak begini,"

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam,"

Radi yang sedang menonton TV berdua dengan putri bungsunya langsung menoleh pada pintu.

"Udah jalannya?" Tanya Ria pada sang kakak. Arani mengangguk.

"Makasih ya Om udah ngizinin Areno bawa Arani pergi. "

Areno menuntun tangan Arani agar gadis itu duduk di sofa.

Radi tersenyum hangat. Ia mengangguk.

"Asal Arani nya senang dan gak macem-macem sama kamu. Saya gak masalah,"

Aqua bulliens --> Air mendidih

*******                               

1
Siti Nina
oke
Siti Nina
oke kesan pertama,,,MENARIK,,,🤗
readers sejati 🤗
lanjut Thor, cerita nya bagus, konflik nya ringan alur cerita runtut. semangat up nya 💪🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!