Andara Istri Kedua

di sebuah gedung pencakar langit, seorang pria mengepal kan tandan nya, beberapa kali meninju udara, guna mengurangi rasa kesal,

''siapa orang itu yang sudah membantu nya,'' tanya pria itu pada sang asisten yang sama hal nya tidak mengetahui siapa orang nya,

pria itu teramat marah saat tau proyek Mega trans sudah jatuh ke tangan Emran sepenuh nya, namun bukan dari tangan pria itu ada orang lain yang tengah membantu Emran saat ini,

''Selidiki cepat aku ingin tau siapa yang sudah membantu pecundang itu,'' titah nya cepat dengan nada marah

''Bagai mana ini! aku sudah janji dengan Nasita! bagaimana kalau sampai nasita tau kalau bukan dari tangan ku Emran mendapat kan proyek itu,'' ucap nya berkecak pinggang, marah dan juga kesal,

Penasaran sekali siapa sosok yang sekarang berada di belakang Emran, proyek yang selama ini di gadang gadang akan berada di tangan nya, dan Emran akan jadi bagian kecil dari proyek itu, menepati janjinya pada Nasita, tapi sekarang, justru Emran mendapat kan proyek itu sepenuh nya

Sementara Emran, sekarang tengah berada di ruang meeting untuk tandatangan penyerahan. Seluruh proyek,

Gugup gemetar sudah jelas karna ini proyek pertama bernilai fantastis yang Emran kendalikan sepenuh nya, mengalah kan sosok Arga yang bisa dengan mudah nya, mendapat kan proyek itu, akan tetapi ada seseorang yang jauh lebih berpengaruh dari pada seorang Arga

''Om tau kamu bisa, lakukan dengan baik, bekerja keras lah kali ini,'' Tara menepuk bahu Emran memberi semangat pada keponakan nya itu,

''Emran akan berusaha sekuat tenaga om,'' ucap nya yakin

Ada ratusan karyawan yang menantikan proyek ini, yang bergantung hidup di perusahaan Emran, bersukur mereka masih setia dan tidak meningal kan Emran, saat perusahaan nya nyaris gulung tikar,

Hutang Emran banyak sekali demi perusahaan nya terus berdiri demi bisa tetap lancar memberi gaji karyawan tepat waktu dan utuh, hingga mengabaikan kebutuhan rumah yang selama ini banyak di tangung oleh Nasita,

Sementara ini adalah kabar buruk bagi sosok Arga yang tidak tau dari mana datang nya dewa penyelamat yang sudah membantu Emran, bukan nya selama ini Emran sangat kesulitan finansial itu semua karna ulah nya,

''Emran baj*Ngan bang*at darimana dia mendapat kan dana sebesar itu,'' ucap nya lagi saat sang asisten masih tidak bisa mendapat kan informasi sosok di belakang Emran saat ini,

ponsel Arga bergetar Nasita mengirim pesan, mengatakan rasa terimakasih nya, karna Emran sudah mendapat kan proyek itu,

Emran baru saja mengabari Nasita, jika dia sudah berhasil mendapat kan proyek Mega trans itu, namun tidak secara detail siapa yang sudah membantu nya,

''Oh jadi dia tidak bilang siapa yang sudah membantu nya, dan Nasita percaya kalau itu aku, bagus lah,'' ucap Arga menyeringai dengan senyum jahat membalas pesan Nasita,

''Terimakasih saja, apa kamu tidak ingin memberi ku hadiah, kita bertemu di tempat biasa, sejam lagi,'' tulis Arga pesan balasan untuk Nasita,

Satu jam kemudian, Nasita sudah berada di tempat di mana biasa nya wanita itu bertemu dengan arga, Nasita harus menuruti semua kemauan Arga, semua Nasita lakukan demi Emran

''Hari ini kamu cantik sekali sayang,'' puji Arga selalu terpesona akan kecantikan Nasita,

''Arga aku tidak bisa berlama lama,'' ucap Nasita

''Tidak Nasita kali ini aku ingin di sini bersamamu sampai dua hari kedepan,'' Nasita menatap Arga menggeleng kan pelan kepala nya,

''nanti Emran mencari ku,'' tolak Nasita yang sebenar nya merasa jijik dengan sosok yang sekarang tengah memeluk erat pinggang nya Nasita berbalik badan Engan bertatapan dengan Arga,

''tidak akan percaya pada ku, suami pecundang mu itu akan sangat sibuk, dia sudah mulai dengan proyek itu,'' ucap Arga pria itu terus mengendus tengkuk Nasita ''kamu tau Nasita bukan hanya Emran yang kuberikan proyek besar! tapi ayah mu juga,'' lanjut Arga berkata memutar tubuh Nasita agar menghadap kearah nya

''Seberapa besar kamu memberikan proyek itu pada Emran, semua nya setengah atau hanya sebagian kecil asal Emran terlibat saja,''

''Segitu peduli mu sama dia, bagaimana kalau dia tau tentang semua kebohongan mu, tentang kita, dan juga kamu yang tidak lumpuh, dua tahun kamu sudah menipu nya, oh ya satu lagi Nasita, tentang rahim mu juga,'' ucap Arga tersenyum jahat menatap wajah Nasita yang membuat wanita itu semakin benci,

''kapan kamu akan bercerai dari nya,'' lanjut Arga berkata, tangan nya dengan nakal meraba punggung Nasita dari balik kemeja yang Nasita kenakan,

''Beri aku waktu, tidak sekarang Emran baru saja menikah,'' ucap Nasita

''Oke aku bisa tunggu, tapi ingat Nasita jika kamu berbohong, akan ku hancur kan Emran, sehancur hancur nya sampai dia tidak ingin menatap dunia ini, aku tidak main main dengan ucapan ku, proyek ini kesempatan bagi Emran untuk bangkit tapi juga kesempatan ku untuk menjatuh kan nya lebih hancur lagi,''

Nasita diam membisu membayang kan emran saat ini tengah berdiri di atas duri, bisa kapan saja jatuh, tapi jika Nasita ikut andil Emran bisa tetap berdiri Dangan kokoh

''Kamu memang baj*Ngan Arga,'' alih alih marah mendengar makian Nasita Arga pria itu malah terkekeh, seakan makian Nasita sebuah pujian untuk nya

''Impas kamu melakukan nya demi Emran, aku rela kehilangan proyek ini demi kamu, kita sama Nasita, tidak kah kamu lihat pengorbanan ku,''

''Omong kosong,'' Nasita membuang muka saat Arga hendak mencium bibir nya,

''Layani aku dengan baik dua hari ini, aku kan berikan proyek itu semua nya, jika kamu masih Engan seperti biasa nya, posisi Emran hanya bagian kecil di dalam nya, sukses nya proyek itu tidak akan berdampak pada nama nya," nasita meraup udara sebanyak banyak nya wajah nya mendongak menatap langit langit kamar hotel yang terasa panas

Justru membuat Arga semakin leluasa menyusuri leher jenjang Nasita,

"Kamu harus patuh tersenyum dan buat aku bahagia,"

Arga tersenyum penuh kemenangan melihat tangan lentik Nasita perlahan membuka kancing kemeja nya tanpa di pinta, perlahan membuka ikat pinggang yang melingkar kencang di pinggang Arga,

Nasita juga melucuti pakaian nya sendiri, wanita itu berpose menantang di atas ranjang,

Bibir Arga semakin menyeringai,

''Emran ini lah kekalahan mu yang sebenar nya, wanita mu sekarang bersama ku dia sedang mencoba menggoda singa jantan yang sedang kelaparan,''