NovelToon NovelToon
TEMANKU ADALAH SUAMIKU

TEMANKU ADALAH SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kholifah NH2

Seorang laki-laki yang berhasil mendapatkan pujaan hatinya dengan kelicikan yang dia lakukan

Di baca aja ya, silahkaaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Piknik

"Eugh." Airin menggeliat, pegal rasanya tidur dalam dekapan Adrian setiap malamnya. Suaminya itu tidak pernah meninggalkan jarak meski dalam keadaan tidur.

Merasa tubuhnya lebih baik setelah puas menggeliat, Airin mendaratkan kecupan di kening Adrian, hal yang wajib ia lakukan sertiap hari saat bangun tidur.

Sebelum memberi makan ikan-ikannya, Airin mencuci muka dan menggosok giginya lebih dulu. Dari dalam kamar mandi, ia bisa mendengar jelas suara Inez berteriak, membuat Airin buru-buru menyelesaikan kegiatannya dan menghampiri Inez yang ada silantai bawah.

"Tante kenapa?."

"Papa gimana, sih?! Kenapa nggak bisa diam?! Tangan Mama sakit!." Inez meringis kesakitan, tangannya tertumpah kopi panas yang tidak sengaja dilakukan Henry.

"Tante? Jangan marah, nanti Airin obatin."

"Nggak perlu! Udah lah, kamu urus Papa kamu sendiri. Saya nyerah, capek!."

Inez melenggang pergi meninggalkan meja makan, Henry pun tampak sedih dengan apa yang terjadi dengan istrinya itu.

"Papa hanya beban buat Mama." Henry bergumam, ia menyesali dirinya sendiri.

"Semenjak keadaan Papa seperti ini, Mama nggak pernah bersikap baik, Mama selalu marah dan merasa lelah merawat Papa."

"Pa? Kan ada Airin. Jangan dipikirin ya? Gimana kalo kita jalan-jalan?."

"Kamu kan mau ke kampus?."

"Masih ada waktu, Pa. Ayo."

Airin mendorong kursi roda Henry keluar rumah. Ia bawa Papa mertuanya itu menyusuri sisi jalan yang membawa mereka ke taman kecil tengah komplek.

Henry tersenyum bahagia. Akhirnya, ia bisa kembali menghirup udara segar pagi hari. Sebab sejak kemarin, Inez tidak pernah membawanya keluar rumah, ia terlalu malas untuk itu. Dan berkat Airin, tubuhnya kini merasa lebih baik.

"Airin?."

"Iya, Pa?."

"Kamu dan Adrian, menunda punya anak, ya?."

"Eh." Airin tersentak mendengar pertanyaan Henry, ia sedikit canggung karena bingung harus menjawab apa,

"Airin bingung, Pa. Menunda atau sama sekali nggak punya anak."

Ya, akhirnya Airin mengatakan sesuatu hal yang cukup mengganggu pikirannya. Disisi lain ia menginginkan kelahiran bayi mungil dari rahimnya. Tetapi disisi lain, ia juga masih ingat bahwa Inez tidak menginginkan kehamilannya.

"Kenapa? Apa Adrian nggak mau punya anak?."

"Bukan Adrian, Pa. Tapi tante Inez."

"Lho, apa urusan Mama? Itu kan terserah kalian, Nak."

"Tante Inez nggak suka sama Airin, Pa. Tante pengen pisahin Adrian sama Airin..."

"Tante pernah bilang, Tante nggak mau Airin hamil."

"Enggak, enggak. Kamu jangan dengerin Mama..."

"Kalian bisa punya anak, yang banyak kalo perlu, hehe. Papa mau menggendong cucu..."

"Apa kamu tega, Papa lewatin masa tua tanpa pernah memeluk cucu Papa sendiri?."

"Iya, Airin ngerti, Pa."

"Papa nggak masalah kalo kalian menunda dulu, kalian masih kuliah..."

"Tapi setelah lulus, Papa minta cucu segera ya, hehehe."

"Airin usahain ya, Pa."

"Harus."

Mendapat dukungan dari Henry, cukup membuat Airin merasa lega. Ia tahu, sifat Henry memang jauh lebih baik dari Inez. Henry selalu mendukung dan membelanya sejak hari pertama ia datang kerumah.

Obrolan mereka terus berlanjut, canda tawa juga terdengar diantara mereka. Airin semakin serius menatap Henry, matanya beralih pada kaki Henry.

Gadis itu penasaran, sudah beberapa hari berlalu sejak kecelakaan saat itu, tidak mungkin jika kaki Henry belum membaik meski sedikit.

Dengan rasa ragu, Airin meminta izin Henry untuk membantunya berjalan. Tetapi siapa sangka, Henry setuju dan bersedia berlatih bersama Airin pagi itu.

Airin langsung membantu Henry berdiri dengan hati-hati. Berhasil dengan langkah pertama, Airin meminta Henry untuk merangkul bahunya. Papa mertuanya itu patuh, mereka pun melanjutkan selangkah demi selangkah dengan pelan tapi pasti.

"Jangan dipaksa ya, Pa. Bilang Airin kalo kakinya mulai sakit."

"Iya, Nak."

Henry tampak bersemangat. Ia enggan kembali ke kursi roda meski Airin sudah merasa cemas. Airin tidak mau memaksa keadaan sang Papa, tetapi ia bisa apa, Henry lah yang lebih mengetahui keadaannya sendiri.

Akhirnya, setelah lima belas berlatih, Henry meminta kembali ke kursi rodanya. Mereka saling berpelukan sebelum kembali pulang kerumah.

Tiba dirumah, Henry menceritakan sedikit kemajuan dari kondisi kakinya itu pada Adrian dan Inez. Kabar bahagia itu disambut puteranya dengan pelukan. Tetapi tidak dengan Inez, istrinya. Inez hanya diam tanpa ekspresi.

Sepertinya wanita itu masih marah dengan kejadian sebelumnya. Terlihat Inez yang lebih memperhatikan luka merah ditangannya.

"Tante? Tangannya udah di obatin atau belum?". Airin bertanya

"Udah, di obatin Adrian." Inez menjawab dengan ketus,

"Jangan marah lagi dong, Tante..."

"Oh iya, Tante. Papa udah bisa jalan sedikit-sedikit. Tante senang, nggak?..."

"Tante peluk Papa, dong. Please."

Ucapan Airin membuat Henry dan Adrian terbelalak. Bagaimana bisa Airin memiliki keberanian seperti itu. Melihat wajah Inez saja, rasanya tidak memungkinkan Inez mau melakukannya.

Terbukti, Inez langsung memberi tatapan tajam pada Airin. Wanita itu pun langsung berdiri dari kursinya, membuat Airin takut karena dipastikan ia telah membuat Inez semakin marah.

Tetapi tidak disangka, lagi-lagi Henry dan Adrian terbelalak. Tidak hanya mereka berdua, Airin pun dibuat terkejut. Inez justru menghampiri Henry dan memberinya sebuah pelukan. Pelukan hangat dan kecupan di pipinya.

"Heummm." Airin tersenyum haru, ia berharap bisa melihat pemandangan sehangat ini setiap harinya.

Tetapi sedetik kemudian, senyum itu luntur karena Adrian memeluknya dari belakang. Airin merasa malu, Airin langsung menyikut perut suaminya itu

"Sayang? Bukannya di cium?." Adrian merengek manja, Airin pun langsung membawa Adrian ke kamar mereka.

"Ikannya udah gue kasih makan, lho."

"Masa, sih?."

Airin langsung memastikan ucapan Adrian. Dan benar, suaminya sudah memberi makan ikan-ikannya. Mengingat cukup lama ia berada di taman, khawatir ikannya lemas jika telat diberi makan.

"Tumben kamu? Biasanya nunggu aku suruh dulu?."

"Hehe, enggak dong. Mana ciumannya?."

"Ciuman apa?."

"Kan udah kasih makan ikan-ikan lo. Gue berbaik hati, lho."

"Ck, kebiasaan selalu minta imbalan..."

"Nanti aku kasih, kita mandi dulu, ya."

"Yeah! Let's go, baby."

Selesai mandi dan bersiap, Adrian langsung menagih imbalan yang tertunda sejak kemarin. Ia terus menciumi Airin sepuas yang ia mau. Sambil duduk diatas meja, Airin berusaha mengimbangi Adrian yang menggebu-gebu.

Suaminya ini tidak bisa mengontrol diri. Ia tahu Adrian sangat menginginkan tubuhnya. Airin men desah disela ciuman mereka, bagaimana tidak, tangan Adrian sudah menjelajah dengan bebas didalam pakaiannya. Menyentuh, membelai bahkan mencengkram dua gunung sekal yang tumbuh di dadanya.

Aiein mulai menyerah, ia harus mengakhiri ini. Ia tidak mau membuat Adrian kembali sedih dan kecewa karena ia masih dalam masa datang bulan.

"Udah puas? Hm?". Airin bertanya sambil merapihkan pakaiannya,

"Memuaskan, lo bikin candu."

"Hmm...akhir-akhir ini kamu juga mesum..."

"Nggak pernah lewatin kesempatan buat pegang-pegang aku."

"Hahaha, nggak salah kan mesum ke istri sendiri?."

"Nggak, sih. Ya udah ayo, berangkat..."

"Eh, di rapihin dulu, berantakan." Airin meminta Adrian untuk menunduk, ia ingin merapihkan rambut suaminya itu.

"Lo sih jambak-jambak segala, nafsu banget, ya?."

"Hey, jaga ucapan anda."

"Hahaha..."

"Tunggu lo selesai menstruasi, nggak gue kasih ampun lo."

"Adrian?!."

Mereka tiba dikampus dengan beberapa kantong makanan yang mereka beli di perjalanan. Ya, permintaan siapa lagi jika bukan Airin yang masih dalam masa nafsu makan yang tinggi selama datang bulan.

Adrian melirik Airin yang sangat bahagia dengan makanan ditangannya. Ia menemani Airin duduk dibawah pohon sebelum mata kuliah dimulai.

"Ini kalo bawa tikar udah berasa piknik."

"Hahaha, ide bagus. Besok bawa tikar, ya."

"Heh."

"Adrian, kamu juga makan dong." Airin menyodorkan makanannya, ia suapi Adrian dengan makanan ditangannya.

"Enak, kan?."

"Iya, enak."

"Hay?." Vina datang menyapa, ia terlihat bersama Tommy disisinya.

Vina mengambil posisi duduk diantara Airin dan Adrian, namun Adrian merasa tidak nyaman dan langsung bangun dari duduknya,

"Rin? Lihat deh, Tommy juga bawa makanan buat kamu."

"Iya, aku beli bakpau sama donat." Tommy berjongkok dihadapan Airin, ia keluarkan semua makanannya untuk gadis itu,

"Tommy so sweet ya, dia masih perhatian lho sama kamu."

"Adrian? Menurut kamu, Airin sama Tommy masih cocok kan kalo balikan?." Vina bertanya pada Adrian, namun laki-laki itu hanya berdehem dan pergi meninggalkan ketiganya,

"Eh, Adrian kenapa?." Vina terlihat bingung, ia menggaruk kepalanya sendiri,

...••••...

Bersambung...

Maap telat update hehehehehee

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasa okeeee i love you guys 💖💋

1
icegirl
deg degan ya
icegirl
ada apa nihhhh jgn2 vina dah tau status Airin dgn Adrian?
fli
kok ga lanjut toorr??
icegirl
udah jelek, stres pulaa ahaha adrian klo ngomong 🤣🤣
icegirl
Adrian mulutnya pedessss nyelekit🥵🥵
icegirl
Jujur gw ngakak kenceng bagian chatan Airin sama Adrian 🤣🤣 kocak bgt dah🤣🤣
icegirl
pgn ehem ehem y Adrian wkwkw
icegirl
🤣
icegirl
🥴🥴🤮🤮🤮
icegirl
😏😏😏😏 bibit pelakor usir aja
icegirl
kasih tau rinnn laki mu adriaaaannnnn hhahhahaa
Raefli Dirgantara
menarik
fli
Tommy mulai nyari mslah lg
fli
aku jg kecewa lohh toorrr
fli
iya tau adria, tau kok Airin cantik
fli
rangkaian kata2 nya bagus thoorr bikin kebawa suasana, ikut geli,🤣🤣🤣😭
fli
belah duren kah????
fli
😱😱 adrian muali nakaallll
fli
👧 maafin aku y
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya
fli
aladin kali naik karpet terbang wkkw ada2 aja toorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!