NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternistakan

Istri Yang Ternistakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

Menjadi istri tapi sama sekali tak di anggap? Bahkan dijual untuk mempermudah karir suaminya? Awalnya Aiza berusaha patuh, namun ketidakadilan yang ia dapatkan dari suaminya—Bachtiar membuat Aiza memutuskan kabur dari pernikahannya. Tapi sepertinya hal itu tidak mudah, Bachtiar tak semudah itu melepaskannya. Bachtiar seperti sosok yang berbeda. Perawakan lembut, santun, manis, serta penuh kasih sayang yang dulu terpancar dari wajahnya, mendadak berubah penuh kebencian. Aiza tak mengerti, namun yang pasti sikap Bachtiar membuat Aiza menyerah.

Akankah Aiza bisa lepas dari pernikahannya. Atau malah sebaliknya? Ada rahasia apa sebenarnya sehingga membuat sikap Bachtiar mendadak berubah? Penasaran? Yuk ikuti kisah selengkapnya hanya di NovelToon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter -17

Pernyataan Aiza langsung mengundang gelak tawa Felix. Lelaki yang biasanya hanya akan menampilkan senyum bersahajanya itu, kali ini melepaskan tawa seolah sedang mengejek Aiza?

“Suami macam apa yang  menjual istrinya pada pria lain, juga membiarkannya luntang-lantung sendirian di jalanan? Dia mengusirmu, tapi kamu masih menganggapnya suami? Naif sekali kau Aiza!” Kali ini ucapan Felix terdengar mendengus. Aiza bisa merasakan itu. Meski suaranya terdengar lembut, namun setiap delik kalimatnya terdengar tidak mengenakkan dilafalkan secara ketus.

“Ngomong-ngomong, bukankah kalian sedang proses cerai?” Pernyataan tersebut membuat kedua bola mata Aiza membesar.

Perceraian? Bagaimana bisa laki-laki ini mengetahui hal itu? Apakah Felix diam-diam mengulik tentang dirinya, dengan mencari informasi ke sana ke mari?

Belum sempat pertanyaan itu terjawab, Aiza langsung teringat akan suatu hal. Sore itu, lelaki ini juga ada di kelab tersebut bersama dua orang jepang yang hampir merudapaksa dirinya. Meski akhirnya ia tersalamatkan juga berkat pria ini. Namun, bukankah itu berarti hubungannya dengan Bachtiar terjalin dekat?

Bachtiar memang tidak terlalu banyak berbicara dengan Felix. Hanya saja dari gerak-gerik suaminya itu Aiza melihat jika Bachtiar cukup segan dengan lelaki yang ada dihadapannya ini.

“An…”

Driingg ….

Deringan ponsel terdengar. Milik Aiza yang bergetar dibalik saku dress navy berbahan crinkle yang ia kenakan. Wanita muda itu langsung menarik minatnya yang barusan ingin mengatakan sesuatu kepada Felix, beralih pada ponselnya.

Diraihnya ponsel keluaran baru tersebut, hadiah dari  Bachtiar sebelum akad nikah dilangsungkan. Menatap pada layar, dan melihat sebuah nama yang tertera. Ausal. Teman lelaki yang cukup dekat dengannya di desa.

‘Tumben … ada apa, Bang Ausal, tiba-tiba menghubungiku?’

Menjawab panggilan tersebut. Ekspresi Felix berubah seketika. Sorot mata yang tadinya teduh, berubah tajam seiring dengan bibir Aiza yang memanggil seseorang dengan sebutan ‘Bang’.

“Iya, Bang, ada apa?”

“Bapakmu sakit keras, Aiza. Beliau mendadak terkena serangan jantung. Sekarang udah di rumah sakit, aku yang bawa. Tapi dari tadi, Uwak Nasir, manggil nama kamu terus. Sekarang juga kamu harus pulang kampung, Aiza, takut sesuatu yang buruk terjadi sama, Uwak Nasir.” Suara Ausal terdengar begitu panik. Penjelasannya tergesa juga gugup.

Aiza tergemap. Pernyataan Ausal barusan membuatnya benar-benar takut. Sudah lama sang Bapak—Nasir tidak menderita tekanan jantung. Terakhir kali menimpanya sekitar lima tahun lalu, saat ia mendengar jika Aiza hampir saja diruda-paksa.

Ya, Aiza sempat mendapatkan pelecehan dari seorang rentenir yang ada di kampung mereka. Ulah istrinya—Ningsih yang mengambil pinjaman pada rentenir itu dengan jaminan Aiza.

Jika Ningsih tidak bisa mengembalikan uang tersebut, ia berjanji akan menyerahkan Aiza kepada rentenir itu. Bagaikan durian runtuh, sang rentenir jahat yang memang sudah berumur itu diam-diam juga menaruh keinginan pada Aiza. Bukan cinta, melainkan keinginan ragawi yang menuntut terpuaskan oleh raga serta kecantikan Aiza.

Saat itu Ningsih sendiri yang membawa Aiza pada rentenir jahat tersebut. Namun, belum lagi niat kejinya itu tersalurkan, Aiza berhasil kabur dari sana.

Ia mengadukan hal tersebut langsung pada Nasir, dan hal yang membuat sang Bapak terkena serangan jantung adalah, ketika ia mengetahui jika ternyata istrinya sendirilah yang telah tega menjual Aiza pada rentenir tersebut.

Beruntung saat itu Ausal memiliki sedikit simpanan. Ia menyerahkan seluruh uang yang telah terkumpul selama bertahun-tahun tersebut kepada sang rentenir, sehingga membuat Aiza bisa aman, karena selain membayar sejumlah uang serta bunga pinjaman Ningsih. Ausal juga mengancam jika ia akan membawa permasalahan ini ke kantor polisi jika rentenir tersebut tidak berhenti mengganggu Aiza.

“Saya harus pulang kampung,” ucap Aiza. Wajahnya terlihat pucat dan gugup. Tersirat ketakutan dari sorot matanya yang membuat Felix tidak tega melihatnya.

Lelaki itu memang tidak mendengar jelas apa yang dibicarakan Aiza barusan di telepon. Namun, dari raut wajah wanita muda itu Felix bisa menebak jika ada sebuah masalah pelik yang sedang menimpa Aiza.

“Biar aku antar.”

“Tidak usah, saya bisa sendiri!”Aiza menggenggam erat ponselnya. Ia ingin beranjak dari tempat tersebut. Namun, langkahnya dicekal oleh Felix dengan menarik pergelangan tangannya.

“Jangan menolak keinginan baikku, Aiza Natsuka. Sekarang aku bertanggung jawab atasmu, jadi aku akan mengantarkanmu kembali ke sana,” kata Felix yang tidak senang dibantah.

Tidak ada pilihan. Melihat tekad keras Felix, Aiza akhirnya mau tak mau duduk di samping lelaki yang lagi-lagi menolongnya itu. Memasang seat belt, sebelum akhirnya mobil mewah tersebut melaju menyusuri jalan ibukota.

“Bukankah itu, Bang Bachtiar?” Aiza bergumam. Sorot matanya menatap ke arah sebuah butik yang terdapat tak jauh dari lampu merah.

Bachtiar tampak menggandeng tangan Fanya. Keduanya terlihat begitu mesra layaknya pasangan kekasih yang sedang dilanda kasmaran. Ada banyak barang belanjaan yang wanita itu tenteng, Bachtiar terlihat begitu peduli, membawa semua barang-barang Fanya memasukkan ke dalam mobil.

Tak lupa senyum hangat nan teduh lelaki itu sampirkan saat Fanya mengajaknya bicara.

“Kenapa … kenapa, Bang Bachtiar, bisa setenang itu bicara dengan, Fanya? Sementara aku …”

“Itu karena ia sama sekali tidak mencintaimu, Aiza.” ucapan Felix sontak menyadarkan Aiza jika saat ini ia tidak sedang sendiri.

Ada Felix di sampingnya, mereka duduk di dalam mobil yang sama dengan jarak tak terlalu jauh.

“Bukan urusan anda!” sahut Aiza ketus tanpa mengalihkan pandangannya pada Bachtiar yang saat ini terlihat sedang bercanda dengan Fanya.

Aiza mengerutkan dahi. Ia termenung … memikirkan tentang mengapa sifat Bachtiar yang tiba-tiba saja berubah. Padahal, dulu sebelum keduanya resmi menikah, Bachtiar terlihat begitu mencintainya.

‘Apa jangan-jangan selama ini, Bang Bachtiar, hanya berpura-pura  denganku. Ia mendekatiku bukan karena cinta, melainkan karena—’

‘Aaaahh … enggak mungkin. Jika, Bang Bachtiar, hanya berpura-pura suka, lantas kenapa ia sampai menikahiku?’

Aiza berusaha menepis segala pemikiran buruk terhadap Bachtiar. Jika bukan karena benar-benar mencintai, tidak mungkin Bachtiar sampai menjadikannya istri.

Namun, lagi-lagi kenangan akan perlakuan buruk Bachtiar yang sampai tega menjual Aiza kepada rekan bisnisnya itu semakin membuat Aiza tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Hati Aiza sangat yakin terhadap cinta tulus Bachtiar. Namun, selama beberapa hari menjadi istri Bachtiar, bukan kasih sayang yang wanita muda itu dapatkan, melainkan siksaan bertubi-tubi yang melukai bukan hanya hati tapi juga fisik Aiza.

“Sekali lagi aku peringatkan kau, Aiza, jangan denial! Lelaki itu sama sekali tidak mencintaimu. Yang ia inginkan hanya wanita itu, yang saat ini sedang bersamanya!” Kali ini Felix menaikkan intonasi suaranya. Berujar lebih tegas agar wanita muda disampingnya kini sadar akan posisinya.

Aiza memicing. Ia memandang rendah terhadap Felix. Lelaki bersahaja, penuh kuasa, namun malah ikut campur masalah rumah tangga orang lain? Lalu ketika Aiza berbalik mengalihkan pandangannya ke arah luar, ia melihat Bachtiar sedang merengkuh pinggang Fanya dengan sangat mesra. Bachtiar juga terlihat mengacak-acak rambut Fanya, seakan menunjukkan kepada setiap orang jika keduanya merupakan sepasang kekasih yang sangat romantis.

Aiza merasa hati serta seluruh tubuhnya bagaikan tercabik-cabik.

‘Sepertinya ucapan lelaki ini benar. Bang Bachtiar sama sekali tidak mencintaiku!’

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!