MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Enam tahun hidup sebagai istri yang disia-siakan, cukup sudah. Saatnya bercerai!
Zetta menghabiskan waktu yang tak sebentar untuk mengabdikan dirinya pada Keenan Pieters, lelaki yang menikahinya, tapi tak sekalipun menganggapnya sebagai seorang istri.
Tak peduli Zetta sampai menjadi seperti seorang pelayan di keluarga Keenan, semua itu tak juga membuat hati Keenan luluh terhadap Zetta. Sampai pada akhirnya, Zetta pun memutuskan untuk menyudahi perjuangan cinta sepihaknya tersebut.
Namun, saat keduanya resmi bercerai, Keenan malah merasakan jika ada sesuatu yang hilang dari dalam hidupnya. Lelaki itu tanpa sadar tak bisa lepas dari setiap kenangan yang Zetta tinggalkan, di saat sang mantan istri justru bertekad membuang semua rasa yang tersisa untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Bagaimana, sudah baca beritanya?" terdengar Daniel kembali bertanya pada Keenan setelah beberapa saat. Lelaki itu masih setia berada seberang sana.
"Keenan? Kamu baik-baik saja?" tanya Daniel sekali lagi saat Keenan tak merespon pertanyaan sebelumnya.
"Iya." Keenan akhirnya tak punya pilihan selain menjawab.
"Astaga, kamu membuatku khawatir saja. Aku pikir sekarang kamu sudah loncat dari balkon kamarmu karena merasa depresi," ujar Daniel sambil terkekeh. Dia sangat yakin jika saat ini Keenan sudah membaca berita yang sedang viral itu.
"Tutup mulutmu, Daniel. Memangnya kenapa aku harus depresi?" Keenan menyanggah dengan kesal. Saat ini dia memang sedang sangat emosional, tapi tentu dia tidak ingin temannya itu sampai tahu
"Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Ternyata kamu lebih kuat dan tegar daripada yang aku bayangkan," sahut Daniel dengan nada mengejek. Kekehan juga masih terdengar dari mulutnya. Sepertinya berita tentang hubungan Zetta dengan seorang model yang sedang naik daun itu benar-benar hal yang lucu dan menghibur untuk Daniel.
"Hentikan omong kosongmu itu," sergah Keenan.
Bukannya berhenti, Daniel malah semakin terkekeh dibuatnya. Dia sangat tahu bagaimana selama ini Keenan selalu memperlakukan Zetta dengan sangat dingin. Dia juga tahu dengan perlakuan keluarga Keenan yang begitu semena-mena terhadap Zetta. Tadinya Daniel pikir Zetta akan menjadi budak Keenan sekeluarga seumur hidup. Tak disangka, sekarang perempuan memilih berpisah dari Keenan, dibumbui kisah perselingkuhan dengan seorang model yang sedang naik daun pula.
"Tapi, Keenan, aku sungguh penasaran dan ingin bertanya satu hal padamu," ujar Daniel lagi.
"Apa?"
"Bagaimana rasanya diselingkuhi?"
Dari ujung telepon, dapat Daniel dengar Keenan membuang nafasnya kasar. Tentu saja hal itu langsung membuat Danile kembali tertawa renyah.
"Aku ini mungkin tidak sehebat dirimu, tapi seumur hidupku, aku tidak pernah diselingkuhi. Makanya aku merasa penasaran dan bertanya padamu bagaimana rasanya diselingkuhi." Daniel memberikan ejekannya sambil terkekeh.
"Sepertinya kamu sudah tidak waras." Keenan kembali menanggapi dengan dingin.
"Tentu saja aku masih sangat waras, makanya aku bisa menjaga wanitaku dengan baik sehingga tak pernah berpaling dariku. Kasihan sekali sekali sekarang kamu kehilangan Zetta, padahal dia itu istri yang manis. Tapi menurutku, itu juga salahmu, sih. Kenapa selama ini kamu tidak sedikit pun memberikan perhatian padanya. Jadinya dia berpaling pada lelaki lain yang memberinya perhatian."
Sebenarnya perkataan Daniel ada benarnya. Selama ini Keenan memang terlampau tak mengacuhkan Zetta, sehingga lama-kelamaan rasa cinta perempuan itu pada Keenan memudar hingga akhirnya hilang sepenuhnya. Tapi meski begitu, memangnya apa peduli Keenan? Toh, dia juga tak mencintai mantan istrinya itu, kan?
"Keenan, kalau aku jadi kamu, sepertinya aku mesti menyiapkan diri untuk pindah ke planet Mars saja. Diselingkuhi istri itu rasanya benar-benar memalukan bagi seorang lelaki. Entah kenapa, rasanya benar-benar kita ini lelaki yang sangat tidak berguna."
"Hentikan ocehan tidak jelasmu itu sekarang juga. Kalau tidak, jangan salahkan aku jika saat kita bertemu nanti akan kubuat wajahmu tak bisa dikenali," geram Keenan dengan agak mengancam.
Bukannya merasa takut, Daniel malah semakin terbahak tanpa beban. Tentu saja Keenan dibuat semakin kesal oleh lelaki itu. Jika saja tidak mengingat pertemanan mereka yang sudah terjalin sejak lama, mungkin saat ini Keenan sudah membuat perhitungan dengannya.
"Oke, oke, maaf telah membuatmu kesal. Aku sebenarnya meneleponmu untuk memberitahu sesuatu. Tapi sebelum itu, aku mau bertanya dulu. Apa kamu tahu kalau Zetta telah mereservasi sebuah restoran?" Daniel bertanya dengan nada yang lebih serius.
"Apa? Mereservasi sebuah restoran?" tanya Keenan tak percaya.
"Iya, dan dia mengundangku untuk datang ke sana," tambah Daniel.
Keenan tampak mengerutkan keningnya dengan ekpresi yang benar-benar tak enak dilihat. Tatapan matanya juga tampak sangat menyeramkan. Apa yang didengarnya barusan tampaknya menjadi hal paling tak menyenangkan yang didengarnya hari ini.
***
Hari di mana Zetta mengundang Daniel akhirnya tiba. Lelaki itu datang memenuhi undangan Zetta tepat waktu dan langsung duduk di salah satu meja restoran. Tapi rupanya yang diundang Zetta bukan hanya Daniel saja. Restoran tersebut tampak cukup ramai, seolah saat ini Zetta sedang menyelenggarakan sebuah pesta.
Zetta mendekati Daniel. Dia sangat tahu, jika ingin masuk dan menyelidiki perusahaan keluarga Helia, dia membutuhkan latar belakang keluarga Daniel. Itulah kenapa dia mau repot-repot mengundang lelaki itu saat ini.
Sebagai bentuk dari sopan santun, Zetta datang sambil membawakan Daniel segelas minuman. Tapi rupanya tanggapan Daniel tidaklah ramah.
"Aku sungguh penasaran kenapa kamu sampai mengundangku secara khusus seperti ini. Tapi jujur saja, aku sungguh tak tertarik terlibat hubungan apapun dengan perempuan sepertimu." Daniel terdengar setengah mengejek.
"Perempuan sepertiku? Memangnya aku ini perempuan seperti apa?" tanya Zetta.
Daniel tak menjawab, tapi tatapan matanya saat ini pada Zetta terlihat seperti tatapan yang merendahkan.
"Apa mungkin kamu menilaiku secara subjektif hanya karena kamu teman Keenan?" tanya Zetta lagi.
Sekali lagi Daniel hanya membalas senyuman tipis. Dalam hati dia merasa jika Zetta yang ada di hadapannya saat ini sangat jauh berbeda dengan Zetta yang menjadi istri Keenan dulu.
"Sayang sekali, padahal sebenarnya aku punya sebuah penawaran yang sangat menarik untukmu. sebuah kerja sama yang akan sangat menguntungkan bagi kita berdua," tambah Zetta lagi.
"Sudah aku katakan, aku tidak tertarik terlibat hubungan apapun denganmu," tolak Daniel sambil menunjukkan ekspresi malas, pura-pura tak tertarik.
Kali ini Zetta yang terlihat tersenyum asimetris pada Daniel.
"Padahal aku punya sebuah informasi yang sangat dibutuhkan perusahaan kalian, tapi kalau kamu tidak mau berhubungan denganku, aku terpaksa mengajak pihak lain saja yang bekerja sama denganku.
"Informasi apa?" Daniel sedikit terpancing.
"Tentu saja tidak akan kusampaikan pada orang yang tak mau bekerja sama denganku." Zetta menolak memberitahu.
"Ngomong-ngomong, perusahaan kalian saat ini sebenarnya sedang tidak baik-baik saja, ya?"
Mata Daniel agak melebar dibuatnya. Darimana Zetta bisa tahu tentang keadaan perusahaannya, padahal para pemegang saham saja belum diberitahu untuk sementara waktu agar tak terjadi kisruh di internal perusahaan?
"Menolak berhubungan denganku hanya karena kamu teman Keenan adalah keputusan yang sangat keliru, Tuan Daniel. Pertemananmu itu tidak akan menyelamatkan perusahaanmu jika nantinya kondisinya semakin buruk, tapi informasi yang aku miliki amat sangat berguna untuk perusahaanmu itu. Aku yakin, kamu akan sangat-sangat menyesal karena telah menolak uluran jabat tanganku mentah-mentah." Zetta memperingatkan. Tentu saja hal itu cukup membuat Daniel merasa risau walaupun dia masih tetap bergeming.
Tak lama kemudian, terlihat Alex pun mendekat ke arah Zetta dan Daniel.
Senyum Zetta lengsung merekah saat Alex menghampirinya. Mereka berdua saling berbicara dengan raut wajah yang terlihat saling mencintai satu sama lain, tentu saja itu dilihat dari kacamata Daniel. Tapi yang jelas, Zetta dan Alex memang terlihat layaknya pasangan, benar-benar serasi.
Sudut bibir Daniel berkedut menahan senyum. Dalam hati dia sangat menyayangkan kenapa Keenan tak ikut melihat pemandangan di depannya saat ini.