Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9. Menemui Mertua
POV. Author
"benar Mbak, apa ada yang-"
Plak, Zulaikha sangat terkejut saat satu tamparan melayang tepat ke wajahnya. Hijab yang tadinya rapi kini berubah sedikit miring, Zulaikha lalu melihat tajam ke arah wanita yang pagi-pagi sudah mengibarkan bendera perang padanya.
"dasar wanita tidak tau malu!" teriak wanita itu, Zulaikha yang baru akan membuka mulut kalah cepat dengan teriakannya.
Syifa dan Sita yang mendengar suara keributan langsung meninggalkan makanan mereka dan berlari ke arah toko.
"ada apa ini, Mbak?" tanya Syifa saat sudah berada di samping sang kakak.
"ada apa kau bilang? kau tanya saja pada wanita yang tidak punya malu itu," tunjuk wanita itu tepat ke arah wajah Zulaikha membuat mereka terjingkat kaget.
"maksud Mbak apa? kenapa Mbak datang ke sini dan marah-marah padaku?" tanya Zulaikha, dia benar-benar merasa kesal dengan wanita yang suka melakukan kekerasan.
"kenapa kau bilang? ternyata kau ini bukan cuma enggak punya malu ya, tapi juga munafik!"
"jaga mulut anda ya, seenaknya saja anda mengatai Mbakku. Mau ku robek mulut anda itu!" bentak Syifa yang tidak terima kalau sang kakak dimaki-maki seperti itu.
"diam kau! dia memang pantas untuk dihina seperti itu,"
"cukup! sudah cukup!" teriak Zulaikha yang sudah tidak tahan melihat perdebatan mereka, dia lalu menyuruh Syifa dan Sita untuk mundur kebelakang karna memang jarak mereka berdua dan wanita itu sangat dekat.
"maaf ya Mbak, pertama-tama mari kita bicara sebagai sesama manusia. Saya hanya manusia biasa yang tidak bisa membaca hati dan pikiran orang lain, jadi kalau Mbak mau marah-marah, silahkan saja! tapi Mbak juga harus menjelaskan alasan dari marah-marah Mbak itu," ucap Zulaikha, dia mencoba untuk mengatur emosinya agar tetap tenang.
"ooh jadi kau benar-benar tidak tau, kalau begitu dengarkan baik-baik! aku adalah-"
"Agnes!" tiba-tiba suara baritone seseorang mengagetkan mereka semua yang sedang bersitegang, sontak mereka langsung melihat ke arah sumber suara.
"Mas Defin?" Zulaikha merasa kaget saat melihat suaminya ada ditempat itu sedangkan Agnes langsung berlari dan memeluk Defin dengan erat membuat ketiga wanita itu melotot dengan sempurna.
"apa yang kau lakukan di sini, Agnes?" tanya Defin dengan penuh penekanan, tangannya mencoba untuk melepaskan tangan Agnes yang melingkar erat dipinggangnya.
"aku cuma mau menemui dia honey," jawab Agnes dengan suara yang manja dan serak-serak basah.
Zulaikha tidak bisa mengedipkan matanya saat melihat semua itu, hatinya kembali merasa nyeri saat melihat sang suami sedang berpelukan dengan wanita lain.
"jadi dia Mas, jadi dia istri pertamamu?" Zulaikha memalingkan wajahnya ke arah samping, sungguh dia tidak sanggup untuk melihat pemandangan yang disuguhkan oleh suaminya sendiri.
Syifa dan Sita yang masih ada ditempat itu langsung melihat ke arah Zulaikha yang sedang memalingkan wajah, mereka mulai mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini.
"maaf ya Mas, Mbak. Kami di sini hanya menyediakan bunga, tidak menyediakan jasa foto shoot untuk kalian berdua," ucap Syifa dengan sorot mata penuh kebencian, andai saja saat ini kakaknya sedang tidak melihat sudah pasti dia akan menjambak rambut wanita itu.
Defin melihat ke arah Zulaikha yang sedang melihat ke arah samping, dia ingin sekali mengatakan sesuatu namun mulutnya tak kunjung mengeluarkan suara.
"lihatlah wanita kampung! mana yang lebih pantas bersama dengan Defin, aku atau kau?" ejek Agnes sembari mengibaskan rambutnya yang berwarna coklat kemerahan.
"jaga bicaramu, Agnes!" bentak Defin yang merasa tidak suka dengan apa yang dikatakan Agnes, dia lalu menarik tangan wanita itu untuk segera keluar dari tempat itu.
"aku tidak peduli mana yang lebih pantas atau yang tidak di mata manusia, aku hanya berharap agar diriku pantas untuk menghadap ke sang pencipta," ucapan Zulaikha menghentikan langkah kaki Defin yang sudah mencapai pintu, dia lalu melihat ke arah belakang dan mendapati Zulaikha yang sudah berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Defin dan Agnes lalu pergi dari toko itu, begitu mereka keluar Syifa dan Sita langsung menyiram bekas langkah kaki mereka dengan air supaya tidak ada bekas dari perbuatan mereka yang tertinggal.
"aku mau melihat Mbak," ucap Syifa sembari berbalik untuk masuk ke dalam rumah.
"jangan Syifa! biarkan Mbak sendiri," tahan Sita, dia mengerti jalau saat ini Zulaikha pasti butuh waktu untuk sendiri.
"sebenarnya apa yang terjadi Fa? dan siapa wanita tadi?" tanya Sita yang merasa kesal sekaligus geram dengan perbuatan mereka.
"Aku enggak tau, Mbak gak ada cerita apa-apa." Syifa menghela napas, dia tau kalau Mbaknya itu pasti menyimpan semuanya sendirian.
Sementara itu, Zulaikha yang tadi masuk ke dalam rumah terlihat sedang berbaring di atas ranjang. Matanya terbuka lebar memandang langit-langit kamar yang dihiasi dengan hiasan bintang-bintang kecil, dari sudut matanya kembali menetes air yang tak pernah habis. Padahal sudah 2 hari ini dia terus menangis.
Zulaikha kemudian memejamkan matanya, beberapa kali dia mengucap Asma Allah untuk menenangkan hati yang terasa terbakar.
Perasaannya begitu sakit, istri mana yang tidak terluka saat melihat suaminya bersama wanita lain? sudah begitupun mereka tidak merasa bersalah sama sekali, terutama sang suami yang sedikitpun tidak memikirkan perasaan istrinya.
"baiklah Mas, mungkin perpisahan adalah jalan terbaik untuk hubungan kita. Kau yang selama ini aku perjuangkan, ternyata sedang memperjuangkan orang lain," Zulaikha sudah mengambil keputusan, sore ini dia akan berkunjung ke rumah mertuanya.
****
Setelah selesai membereskan beberapa tanaman, Zulaikha pergi ke rumah mertuanya. Walau bagaimana pun, dia harus mengatakan niatnya kepada mertuanya terlebih dahulu.
Rumah mertua Zulaikha hanya berjarak 4 rumah dari rumah orangtuanya, jadi dia tidak perlu membawa mobil untuk pergi ke tempat itu.
"assalamu'alaikum," ucap Zulaikha pada penjaga yang bertugas menjaga gerbang rumah mewah itu.
"Wa'alaikum salam Non, Zulaikha." Penjaga itu segera membuka gerbang untuk menantu satu-satunya dikeluarga itu.
"apa Ayah sama Ibu ada dirumah Pak?" tanya Zulaikha pada penjaga itu.
"Bapak dan Ibu ada di dalam Non," jawab penjaga tersebut.
Zulaikha segera masuk ke dalam rumah untuk menemui kedua mertuanya.
"Assalamu'alaikum," ucap Zulaikha pada kedua Mertuanya yang sedang duduk santai di dekat kolam ikan.
"Wa'alaikum salam nak." Zulaikha segera menyalim tangan mereka dan langsung duduk disamping ibu yang sedikit menggeser duduknya agar Zulaikha tidak kesempitan.
"kamu baru dari toko, nak?" tanya Ibu mertuanya.
"iya Bu, Ibu dan Ayah sehatkan?" tanya Zulaikha.
Kemudian mereka saling bertukar kabar dan sedikit bercerita tentang keseharian mereka. Lalu Zulaikha menarik napas pelan, dia merasa sudah saatnya dia mengatakan maksud dari kunjungannya saat ini.
"Ayah, Ibu. Ada sesuatu yang ingin Zulaikha katakan pada Ayah dan Ibu," ucap Zulaikha dengan pelan, tangannya sibuk meremmas ujung hijabnya untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat ingin mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"ada apa nak?" tanya Ibu Mertuanya.
"Ayah, Ibu. Zu-Zulaikha ingin, bercerai dari Mas Defin,"
"apa?" teriak Ayah dan Ibu Mertua bersamaan.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!