Cinta Terakhir Zulaikha

Cinta Terakhir Zulaikha

Bab. 1. Keseharian Zulaikha

Angin malam berhembus kencang dan masuk melalui fentilasi udara yang berhasil mengganggu ketenangan seorang wanita yang tertidur di atas sofa. Dia menggeliatkan tubuhnya saat hawa dingin mulai menerpa kulit, tangannya terangkat dan mengusap lengannya yang merinding akibat terkena angin.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun seseorang yang wanita itu tunggu tak juga pulang ke rumah.

Brak, tiba-tiba suara pintu yang dibuka sedikit kuat membuat wanita itu mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah seorang pria yang sedang membuka sepatu di depan pintu.

"Baru pulang, Mas?" Zulaikha bangun dan mendekat ke arah sang suami.

"Hem." Defin berdehem untuk menjawab pertanyaannya. Dengan sigap Zulaikha mengambil tas dan jas yang sudah berserakan di atas lantai, lalu dia berjalan cepat ke arah dapur untuk membuat teh hangat agar tubuh Defin kembali segar.

Tak berselang lama, Zulaikha sudah berada di dalam kamar. Dia meletakkan secangkir teh ke atas meja lalu beralih menyiapkan air hangat untuk mandi sang suami.

Defin yang merasa sangat lelah masih duduk di atas ranjang, dia memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk melemaskan otot lehernya yang terasa kaku.

"Ini Mas, tehnya." Zulaikha memberi secangkir teh yang tadi sudah dia siapkan.

Namun Defin tak langsung mengambil teh itu, terlihat dia sedang melamun sehingga tidak mendengar apa yang Zulaikha katakan.

"Mas!" Zulaikha menepuk bahu Defin untuk menyadarkannya. Defin yang kaget karna tepukan Zulaikha tidak sengaja menyenggol teh itu dan tumpah ke kakinya.

"ya Allah, Mas!" teriak Zulaikha saat melihat teh itu menyiram kaki Defin.

"bagaimana sih kamu ini? bisa tidak sehari saja jangan menggangguku!" bentak Defin dengan suara melengking tinggi membuat Zulaikha terjingkat kaget.

Zulaikha segera berlari ke dalam kamar mandi untuk mengambil handuk dan air, lalu dia kembali lagi dan segera membasuh kaki Defin dengan handuk yang sudah dia basahi.

"maafkan aku Mas, aku tidak sengaja," ucap Zulaikha sambil tetap membasuh kaki sang suami.

Defin diam ditempatnya, tangannya terangkat ingin menyentuh kepala Zulaikha, namun dia urungkan saat mengingat bahwa hubungan mereka tidak sedekat itu.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Zulaikha bangun dan mengambil salep yang ada di laci meja dan mengoleskannya ke kaki Defin yang tersiram teh.

"aku mau mandi, kenapa dikasi salep?" tanya Defin membuat Zulaikha mendongakkan kepalanya.

"eh, iya ya. Enggak apa-apa lah, nanti dikasi lagi" ucapnya sembari menyimpan kembali salep itu.

Defin beranjak bangun dan masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Zulaikha menyiapkan baju tidur untuk lelaki itu.

15 menit kemudian, Defin keluar dari kamar mandi dan sudah terlihat segar. Dia segera memakai pakaiannya dan melirik ke arah Zulaikha yang sedang menundukkan kepala.

"kenapa dia masih di sini?" Defin merasa heran, karna biasanya wanita itu akan keluar saat sudah selesai menyiapkan pakaian untuknya.

"apa pekerjaan Mas sangat banyak? akhir-akhir ini Mas selalu pulang larut malam," tanya Zulaikha, sudah beberapa hari ini Defin selalu pulang lewat dari jam 10 malam.

Defin menghela napas kasar, dia tidak mungkin memberitahu alasan kenapa dia selalu pulang larut malam pada istrinya itu.

"aku lelah! aku mau istirahat!" Defin naik ke atas ranjang tanpa menjawab pertanyaan dari Zulaikha, dia memejamkan matanya agar istrinya itu segera keluar dari kamar.

"aku istrimu Mas, mau sampai kapan kamu seperti ini?" Zulaikha beristighfar beberapa kali untuk menenangkan gejolak emosi yang sedang menyelimuti hatinya. Dia segera menarik selimut untuk menutupi tubuh sang suami, tak lupa dia memberi kecupan selamat malam dikening Defin dengan malu-malu dan dengan cepat dia keluar dari kamar itu.

Defin yang mendengar suara pintu tertutup langsung membuka matanya, dia tersenyum tipis saat mengingat kecupan yang dilakukan istrinya tadi. Namun senyuman itu seketika lenyap saat mengingat tentang seseorang yang membuatnya selalu pulang larut malam.

Zulaikha yang masih berdiri di depan pintu kamar sang suami terlihat senang, jantungnya berdebar-debar saat dia mendaratkan kecupannya dikening Defin. Lelaki yang sudah 5 bulan ini menjadi suaminya, dan juga lelaki yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta.

***

Pagi menjelang, suara Adzan subuh berkumandang untuk membangunkan setiap insan yang masih bergelut manja di atas ranjang.

Zulaikha menggeliatkan tubuhnya, perlahan namun pasti kedua mata indahnya mulai terbuka dan melirik ke arah jam yang ada di atas meja. Zulaikha segera bangun dan membersihkan tubuh untuk segera melaksanakan kewajiban bagi setiap muslimah.

Setelah selesai, Zulaikha segera pergi ke dapur untuk memasak sarapan suami tercinta. Dia bergerak ke sana ke mari dengan lihai, tangannya terlihat sangat terampil dalam menyiapkan menu sarapan yang akan dia buat.

Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Zulaikha bergegas pergi ke kamar Defin untuk membangunkannya, karna suaminya itu harus sudah berada dikantor sebelum jam 8 pagi.

"Mas, bangun!" Zulaikha menggoyang bahu Defin mencoba untuk membangunkannya, namun lelaki itu malah semakin menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Mas, bangun! ini sudah siang loh, nanti kamu terlambat." Zulaikha kembali mengguncang bahu Defin dengan sedikit keras membuat lelaki itu membuka kedua matanya.

Untuk sepersekian detik, mata mereka beradu pandang. Defin segera memalingkan wajahnya dan berlalu ke kamar mandi, sementara Zulaikha melihatnya dengan sedih. Kapan rumah tangganya akan seperti orang lain?

"Zulaikha, aku membutuhkan banyak waktu untuk menerima hubungan kita. Aku harap kau bisa mengerti,"

Zulaikha kembali mengingat kata-kata yang diucapkan Defin pada saat lelaki itu baru selesai mengucap akad, dia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir segala keluh kesah yang ada dalam hati dan pikiran.

Zulaikha kemudian menyiapkan pakaian untuk sang suami, mulai dari kemeja, celana, jas, dasi bahkan semua perlengkapan Defin selalu disiapkannya dengan baik.

Zulaikha kemudian keluar kamar dan kembali ke dapur untuk menata makanan di atas meja, tak lama terlihat Defin yang langsung duduk dikursi makan.

"Mas, hari ini aku pulangnya agak malam" ucap Zulaikha sembari mengambil makanan untuk Defin.

"kenapa?" tanya lelaki itu.

"aku mau ngantar bunga ke salah satu pelanggan, sekalian mau menghadiri acaranya nanti sore," jelas Zulaikha. Defin hanya menganggukkan kepalanya sembari memakan sarapan yang telah disiapkan sang istri.

Setelah selesai, Zulaikha mengantar Defin ke halaman depan, rutinitas yang selalu dia lakukan. Zulaikha memberikan tas kerja pada Defin dan beralih mencium punggung tangan suaminya, Defin selalu merasa berdebar saat Zulaikha melakukan itu padanya.

"Zulaikha." Defin segera masuk ke dalam mobil untuk menenangkan perasaannya, sementara Zulaikha sendiri bergegas masuk ke rumah untuk mengambil tas serta kunci mobil untuk menuju tokonya.

TBC.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

kenapa

2024-08-07

0

Neulis Saja

Neulis Saja

kalau sdh ada getaran defin,kamu itu sebenarnya sdh jatuh cinta tapi kamu msh menutup hatimu utk mengakuinya kenapa juga hrs berbatas sementara kamu berdua sdh ada rasa?

2024-03-22

0

Muawanah

Muawanah

mampir nieh kak 😊

2024-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Keseharian Zulaikha
2 Bab. 2. Sebuah Potret
3 Bab. 3. Cerai ?
4 Bab. 4. Wanita Simpanan
5 Bab. 5. Istri Pertama
6 Bab. 6. Kedatangan Mertua
7 Bab. 7. Ceraikan aku!
8 Bab. 8. Tamparan
9 Bab. 9. Menemui Mertua
10 Bab. 10. Sebuah Pengakuan
11 Bab. 11. Berdebar
12 Bab. 12. Flashback
13 Bab. 13. Flashback part 2
14 Bab. 14. Amarah Syifa
15 Bab. 15. Bercerailah, Mbak!
16 Bab. 16. Lupa
17 Bab. 17. Tertidur
18 Bab. 18. Kerja Sama
19 Bab. 19. Keributan Agnes
20 Bab. 20. Bertemu Kembali
21 Bab. 21. Apa yang terjadi?
22 Bab. 22. Club Malam
23 Bab. 23. Pemandangan Sempurna
24 Bab. 24. Mengikhlaskan
25 Bab. 25. Pengadilan Agama
26 Bab. 26. Pengacara
27 Bab. 27. Keterkejutan Defin
28 Bab. 28. Penolakan Defin
29 Pengumuman Karya Baru
30 Bab. 29. Tindakan Yusuf
31 Bab. 30. Sidang
32 Bab. 31. Cerai
33 Bab. 32. Lelaki Egois
34 Bab. 33. Memberi Restu
35 Bab. 34. Rencana ke Indonesia
36 Bab. 35. Pertemuan yang Tidak disengaja
37 Bab. 36. Kedatangan Defin
38 Bab. 37. Mengetahui perceraian Zulaikha
39 Bab. 38. Kedatangan Agnes
40 Bab. 39. Pendarahan
41 Bab. 40. Tidak Selamat
42 Bab. 41. Salah Tingkah
43 Bab. 42. Rencana Licik
44 Bab. 43. Permintaan Agnes
45 Bab. 44. Meminta Pergi!
46 Bab. 45. Perkataan Ammar
47 Bab. 46. Keputusan
48 Bab. 47. Masa Lalu Zulaikha
49 Bab. 48. Kepergian Zulaikha
50 Bab. 49. Istana Ammar
51 Bab. 50. Orangtua Aziz
52 Bab. 51. keterkejutan Defin
53 Bab. 52. Pingsan!
54 Bab. 53. Calon Suami Zulaikha
55 Bab. 54. Menemui Ammar
56 Bab. 55. Mama?
57 Bab. 56. Kemarahan Zulaikha
58 Bab. 57. Papa meninggal!
59 Bab. 58. gadis bernama Mikayla
60 Bab. 59. Penderitaan Defin
61 Bab. 60. Ketidaksengajaan
62 Bab. 61. Tawaran Menjadi Sekretaris
63 Bab. 62. Penerimaan
64 Bab. 63. Awal Bekerja
65 Bab. 64. Kelepasan Bicara
66 Bab. 65. Dua orang Penggosip
67 Bab. 66. Ungkapan Cinta
68 Bab. 67. Rahasia Syifa
69 Bab. 68. Jawaban Zulaikha
70 Bab. 69. Ungkapan Zulaikha
71 Bab. 70. Tangis Bahagia
72 Bab. 71. Kecurigaan Defin
73 Bab. 72. Kedatangan Tamu yang Tidak diundang
74 Bab. 73. Bimbang
75 Bab. 74. Keputusan Ammar
76 Bab. 75. Kembali ke Indonesia
77 Bab. 76. Kekhawatiran
78 Bab. 77. Lamaran atau Langsung Menikah?
79 Bab. 78. Rumah Sakit
80 Bab. 79. Rasa Penasaran
81 Bab. 80. Perselingkuhan Agnes
82 Bab. 81. Operasi
83 Bab. 82. Manusia Tidak Punya Hati
84 Bab. 83. Persiapan Akad
85 Bab. 84. SAH!
86 Bab. 85. Ucapan Selamat
87 Bab. 86. Keikhlasan
88 Bab. 87. Katakanlah!
89 Bab. 88. Rasa Cinta yang Tak Terkendali
90 Bab. 89. Malam Kebahagiaan
91 Bab. 90. Tersegel Sempurna
92 Bab. 91. Resepsi Pernikahan
93 Bab. 92. Sebuah Lagu
94 Bab. 93. Ketahuan
95 Bab. 94. Kebijaksanaan Ammar
96 Pengumuman
97 Bab. 95. Mengincar Adik Ipar
98 Bab. 96. Sosok Atha
99 Bab. 97. Kecelakaan
100 Bab. 98. Lelaki Asing
101 Bab. 99. Sean Pranata
102 Bab. 100. Pengusaha Nomor 1
103 Bab. 101. Pewaris Kedua
104 Bab. 102. Siapa Sita?
105 Bab. 103. Flash Back Sita
106 Bab. 104. Memperhatikan Diam-diam
107 Bab. 105. Hari Bahagia (Tamat)
108 Pengumuman Karya baru
109 Promosi Novel Terjebak Pesona Mama Muda
110 Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin
111 Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
112 Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
113 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
114 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab. 1. Keseharian Zulaikha
2
Bab. 2. Sebuah Potret
3
Bab. 3. Cerai ?
4
Bab. 4. Wanita Simpanan
5
Bab. 5. Istri Pertama
6
Bab. 6. Kedatangan Mertua
7
Bab. 7. Ceraikan aku!
8
Bab. 8. Tamparan
9
Bab. 9. Menemui Mertua
10
Bab. 10. Sebuah Pengakuan
11
Bab. 11. Berdebar
12
Bab. 12. Flashback
13
Bab. 13. Flashback part 2
14
Bab. 14. Amarah Syifa
15
Bab. 15. Bercerailah, Mbak!
16
Bab. 16. Lupa
17
Bab. 17. Tertidur
18
Bab. 18. Kerja Sama
19
Bab. 19. Keributan Agnes
20
Bab. 20. Bertemu Kembali
21
Bab. 21. Apa yang terjadi?
22
Bab. 22. Club Malam
23
Bab. 23. Pemandangan Sempurna
24
Bab. 24. Mengikhlaskan
25
Bab. 25. Pengadilan Agama
26
Bab. 26. Pengacara
27
Bab. 27. Keterkejutan Defin
28
Bab. 28. Penolakan Defin
29
Pengumuman Karya Baru
30
Bab. 29. Tindakan Yusuf
31
Bab. 30. Sidang
32
Bab. 31. Cerai
33
Bab. 32. Lelaki Egois
34
Bab. 33. Memberi Restu
35
Bab. 34. Rencana ke Indonesia
36
Bab. 35. Pertemuan yang Tidak disengaja
37
Bab. 36. Kedatangan Defin
38
Bab. 37. Mengetahui perceraian Zulaikha
39
Bab. 38. Kedatangan Agnes
40
Bab. 39. Pendarahan
41
Bab. 40. Tidak Selamat
42
Bab. 41. Salah Tingkah
43
Bab. 42. Rencana Licik
44
Bab. 43. Permintaan Agnes
45
Bab. 44. Meminta Pergi!
46
Bab. 45. Perkataan Ammar
47
Bab. 46. Keputusan
48
Bab. 47. Masa Lalu Zulaikha
49
Bab. 48. Kepergian Zulaikha
50
Bab. 49. Istana Ammar
51
Bab. 50. Orangtua Aziz
52
Bab. 51. keterkejutan Defin
53
Bab. 52. Pingsan!
54
Bab. 53. Calon Suami Zulaikha
55
Bab. 54. Menemui Ammar
56
Bab. 55. Mama?
57
Bab. 56. Kemarahan Zulaikha
58
Bab. 57. Papa meninggal!
59
Bab. 58. gadis bernama Mikayla
60
Bab. 59. Penderitaan Defin
61
Bab. 60. Ketidaksengajaan
62
Bab. 61. Tawaran Menjadi Sekretaris
63
Bab. 62. Penerimaan
64
Bab. 63. Awal Bekerja
65
Bab. 64. Kelepasan Bicara
66
Bab. 65. Dua orang Penggosip
67
Bab. 66. Ungkapan Cinta
68
Bab. 67. Rahasia Syifa
69
Bab. 68. Jawaban Zulaikha
70
Bab. 69. Ungkapan Zulaikha
71
Bab. 70. Tangis Bahagia
72
Bab. 71. Kecurigaan Defin
73
Bab. 72. Kedatangan Tamu yang Tidak diundang
74
Bab. 73. Bimbang
75
Bab. 74. Keputusan Ammar
76
Bab. 75. Kembali ke Indonesia
77
Bab. 76. Kekhawatiran
78
Bab. 77. Lamaran atau Langsung Menikah?
79
Bab. 78. Rumah Sakit
80
Bab. 79. Rasa Penasaran
81
Bab. 80. Perselingkuhan Agnes
82
Bab. 81. Operasi
83
Bab. 82. Manusia Tidak Punya Hati
84
Bab. 83. Persiapan Akad
85
Bab. 84. SAH!
86
Bab. 85. Ucapan Selamat
87
Bab. 86. Keikhlasan
88
Bab. 87. Katakanlah!
89
Bab. 88. Rasa Cinta yang Tak Terkendali
90
Bab. 89. Malam Kebahagiaan
91
Bab. 90. Tersegel Sempurna
92
Bab. 91. Resepsi Pernikahan
93
Bab. 92. Sebuah Lagu
94
Bab. 93. Ketahuan
95
Bab. 94. Kebijaksanaan Ammar
96
Pengumuman
97
Bab. 95. Mengincar Adik Ipar
98
Bab. 96. Sosok Atha
99
Bab. 97. Kecelakaan
100
Bab. 98. Lelaki Asing
101
Bab. 99. Sean Pranata
102
Bab. 100. Pengusaha Nomor 1
103
Bab. 101. Pewaris Kedua
104
Bab. 102. Siapa Sita?
105
Bab. 103. Flash Back Sita
106
Bab. 104. Memperhatikan Diam-diam
107
Bab. 105. Hari Bahagia (Tamat)
108
Pengumuman Karya baru
109
Promosi Novel Terjebak Pesona Mama Muda
110
Promosi Novel Salah Masuk Kamar Pengantin
111
Promosi Novel Di Bawah Tali Pernikahan.
112
Promosi Novel Mahligai Cinta yang Terbagi
113
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
114
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!