Cinta Terakhir Zulaikha
Angin malam berhembus kencang dan masuk melalui fentilasi udara yang berhasil mengganggu ketenangan seorang wanita yang tertidur di atas sofa. Dia menggeliatkan tubuhnya saat hawa dingin mulai menerpa kulit, tangannya terangkat dan mengusap lengannya yang merinding akibat terkena angin.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun seseorang yang wanita itu tunggu tak juga pulang ke rumah.
Brak, tiba-tiba suara pintu yang dibuka sedikit kuat membuat wanita itu mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah seorang pria yang sedang membuka sepatu di depan pintu.
"Baru pulang, Mas?" Zulaikha bangun dan mendekat ke arah sang suami.
"Hem." Defin berdehem untuk menjawab pertanyaannya. Dengan sigap Zulaikha mengambil tas dan jas yang sudah berserakan di atas lantai, lalu dia berjalan cepat ke arah dapur untuk membuat teh hangat agar tubuh Defin kembali segar.
Tak berselang lama, Zulaikha sudah berada di dalam kamar. Dia meletakkan secangkir teh ke atas meja lalu beralih menyiapkan air hangat untuk mandi sang suami.
Defin yang merasa sangat lelah masih duduk di atas ranjang, dia memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk melemaskan otot lehernya yang terasa kaku.
"Ini Mas, tehnya." Zulaikha memberi secangkir teh yang tadi sudah dia siapkan.
Namun Defin tak langsung mengambil teh itu, terlihat dia sedang melamun sehingga tidak mendengar apa yang Zulaikha katakan.
"Mas!" Zulaikha menepuk bahu Defin untuk menyadarkannya. Defin yang kaget karna tepukan Zulaikha tidak sengaja menyenggol teh itu dan tumpah ke kakinya.
"ya Allah, Mas!" teriak Zulaikha saat melihat teh itu menyiram kaki Defin.
"bagaimana sih kamu ini? bisa tidak sehari saja jangan menggangguku!" bentak Defin dengan suara melengking tinggi membuat Zulaikha terjingkat kaget.
Zulaikha segera berlari ke dalam kamar mandi untuk mengambil handuk dan air, lalu dia kembali lagi dan segera membasuh kaki Defin dengan handuk yang sudah dia basahi.
"maafkan aku Mas, aku tidak sengaja," ucap Zulaikha sambil tetap membasuh kaki sang suami.
Defin diam ditempatnya, tangannya terangkat ingin menyentuh kepala Zulaikha, namun dia urungkan saat mengingat bahwa hubungan mereka tidak sedekat itu.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Zulaikha bangun dan mengambil salep yang ada di laci meja dan mengoleskannya ke kaki Defin yang tersiram teh.
"aku mau mandi, kenapa dikasi salep?" tanya Defin membuat Zulaikha mendongakkan kepalanya.
"eh, iya ya. Enggak apa-apa lah, nanti dikasi lagi" ucapnya sembari menyimpan kembali salep itu.
Defin beranjak bangun dan masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Zulaikha menyiapkan baju tidur untuk lelaki itu.
15 menit kemudian, Defin keluar dari kamar mandi dan sudah terlihat segar. Dia segera memakai pakaiannya dan melirik ke arah Zulaikha yang sedang menundukkan kepala.
"kenapa dia masih di sini?" Defin merasa heran, karna biasanya wanita itu akan keluar saat sudah selesai menyiapkan pakaian untuknya.
"apa pekerjaan Mas sangat banyak? akhir-akhir ini Mas selalu pulang larut malam," tanya Zulaikha, sudah beberapa hari ini Defin selalu pulang lewat dari jam 10 malam.
Defin menghela napas kasar, dia tidak mungkin memberitahu alasan kenapa dia selalu pulang larut malam pada istrinya itu.
"aku lelah! aku mau istirahat!" Defin naik ke atas ranjang tanpa menjawab pertanyaan dari Zulaikha, dia memejamkan matanya agar istrinya itu segera keluar dari kamar.
"aku istrimu Mas, mau sampai kapan kamu seperti ini?" Zulaikha beristighfar beberapa kali untuk menenangkan gejolak emosi yang sedang menyelimuti hatinya. Dia segera menarik selimut untuk menutupi tubuh sang suami, tak lupa dia memberi kecupan selamat malam dikening Defin dengan malu-malu dan dengan cepat dia keluar dari kamar itu.
Defin yang mendengar suara pintu tertutup langsung membuka matanya, dia tersenyum tipis saat mengingat kecupan yang dilakukan istrinya tadi. Namun senyuman itu seketika lenyap saat mengingat tentang seseorang yang membuatnya selalu pulang larut malam.
Zulaikha yang masih berdiri di depan pintu kamar sang suami terlihat senang, jantungnya berdebar-debar saat dia mendaratkan kecupannya dikening Defin. Lelaki yang sudah 5 bulan ini menjadi suaminya, dan juga lelaki yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta.
***
Pagi menjelang, suara Adzan subuh berkumandang untuk membangunkan setiap insan yang masih bergelut manja di atas ranjang.
Zulaikha menggeliatkan tubuhnya, perlahan namun pasti kedua mata indahnya mulai terbuka dan melirik ke arah jam yang ada di atas meja. Zulaikha segera bangun dan membersihkan tubuh untuk segera melaksanakan kewajiban bagi setiap muslimah.
Setelah selesai, Zulaikha segera pergi ke dapur untuk memasak sarapan suami tercinta. Dia bergerak ke sana ke mari dengan lihai, tangannya terlihat sangat terampil dalam menyiapkan menu sarapan yang akan dia buat.
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Zulaikha bergegas pergi ke kamar Defin untuk membangunkannya, karna suaminya itu harus sudah berada dikantor sebelum jam 8 pagi.
"Mas, bangun!" Zulaikha menggoyang bahu Defin mencoba untuk membangunkannya, namun lelaki itu malah semakin menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Mas, bangun! ini sudah siang loh, nanti kamu terlambat." Zulaikha kembali mengguncang bahu Defin dengan sedikit keras membuat lelaki itu membuka kedua matanya.
Untuk sepersekian detik, mata mereka beradu pandang. Defin segera memalingkan wajahnya dan berlalu ke kamar mandi, sementara Zulaikha melihatnya dengan sedih. Kapan rumah tangganya akan seperti orang lain?
"Zulaikha, aku membutuhkan banyak waktu untuk menerima hubungan kita. Aku harap kau bisa mengerti,"
Zulaikha kembali mengingat kata-kata yang diucapkan Defin pada saat lelaki itu baru selesai mengucap akad, dia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir segala keluh kesah yang ada dalam hati dan pikiran.
Zulaikha kemudian menyiapkan pakaian untuk sang suami, mulai dari kemeja, celana, jas, dasi bahkan semua perlengkapan Defin selalu disiapkannya dengan baik.
Zulaikha kemudian keluar kamar dan kembali ke dapur untuk menata makanan di atas meja, tak lama terlihat Defin yang langsung duduk dikursi makan.
"Mas, hari ini aku pulangnya agak malam" ucap Zulaikha sembari mengambil makanan untuk Defin.
"kenapa?" tanya lelaki itu.
"aku mau ngantar bunga ke salah satu pelanggan, sekalian mau menghadiri acaranya nanti sore," jelas Zulaikha. Defin hanya menganggukkan kepalanya sembari memakan sarapan yang telah disiapkan sang istri.
Setelah selesai, Zulaikha mengantar Defin ke halaman depan, rutinitas yang selalu dia lakukan. Zulaikha memberikan tas kerja pada Defin dan beralih mencium punggung tangan suaminya, Defin selalu merasa berdebar saat Zulaikha melakukan itu padanya.
"Zulaikha." Defin segera masuk ke dalam mobil untuk menenangkan perasaannya, sementara Zulaikha sendiri bergegas masuk ke rumah untuk mengambil tas serta kunci mobil untuk menuju tokonya.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Anonymous
kenapa
2024-08-07
0
Neulis Saja
kalau sdh ada getaran defin,kamu itu sebenarnya sdh jatuh cinta tapi kamu msh menutup hatimu utk mengakuinya kenapa juga hrs berbatas sementara kamu berdua sdh ada rasa?
2024-03-22
0
Muawanah
mampir nieh kak 😊
2024-03-08
0