NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Sang Pewaris

Ibu Pengganti Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Ibu Pengganti / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Mafia / Tamat
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Cerita ini untuk pembaca dewasa. Baca dengan bijak❗


Cherry Gabriella mengambil satu keputusan nekat yang mengubah seluruh hidupnya, menjadi ibu pengganti bagi pewaris berhati dingin, Trevor Spencer.

Namun, ketika bayi mungilnya lahir, Cherry tak sanggup menyerahkan darah dagingnya, meski harus diburu oleh pria yang bisa membeli segalanya… bahkan nyawanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

“Kenapa kamu melakukan itu?” tanya Cherry pada Trevor, yang sedang sibuk mengeringkan rambutnya.

“Melakukan apa?” balas Trevor tanpa menoleh.

“Menciumku,” ucap Cherry dengan nada kesal. “Kenapa kamu menuruti saja apa yang Arnold minta? Kamu bisa saja menolak permintaan anak itu.”

Trevor menatapnya sebentar. “Aku hanya ingin melakukannya.”

“Hanya ingin?” Cherry menaikkan alis. “Kamu pikir bibirku bisa kamu cium kapan pun kamu mau?”

“Tentu saja bukan begitu,” jawab Trevor tenang.

“Lalu apa?” Cherry mendesah frustrasi. “Ini sudah dua kali terjadi, Trevor. Jangan sampai terulang lagi. Kalau Arnold menyuruh kita berciuman lagi, jangan dituruti.”

“Kenapa? Kamu kesal karena aku menciummu?” tanya Trevor datar.

“Bukan itu maksudku,” jawab Cherry cepat.

“Lalu apa?”

Cherry berdiri dari tepi tempat tidur dan menatapnya serius.

“Aku tidak mau hal itu terulang. Kita tidak bisa berciuman hanya karena Arnold menyuruh. Kalau hal lain, mungkin tidak masalah. Tapi bukan soal ciuman. Aku tidak suka mencium seseorang tanpa makna. Rasanya seperti mengkhianati diriku sendiri, entah kenapa.”

Trevor mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”

“Aku ingin ciuman yang punya alasan,” ucap Cherry pelan. “Karena aku mau, karena ada cinta, bukan karena terpaksa. Jadi, tolong… kalau Arnold menyuruhmu menciumku lagi, jangan turuti. Dan aku juga minta maaf soal ulang tahunmu waktu itu, aku yang memulai duluan. Aku menyesal.”

Trevor menatapnya lama. “Kamu tidak suka aku menciummu?”

Cherry terdiam sejenak, lalu menjawab jujur, “Suka. Maksudku… kamu memang jago berciuman, mungkin? Aku juga nggak tahu. Tapi, ya, aku akui rasanya menyenangkan. Hanya saja… ada yang kurang.”

“Apa yang kurang?” tanya Trevor.

“Cinta,” jawab Cherry lirih. “Bukankah kalau kamu mencium seseorang, kamu harus mencintainya agar benar-benar terasa? Tapi dari ciumanmu, aku nggak tahu apakah ada cinta di sana. Jadi, jangan kita ulangi lagi.”

Trevor tersenyum tipis. “Ciumanku tidak kosong.”

Cherry mengerutkan dahi. “Maksudmu?”

“Kamu harus tahu bedanya antara ciuman biasa dan ciuman penuh gairah,” kata Trevor.

Cherry memiringkan kepala. “Dan apa bedanya?”

“Ciuman biasa itu datar. Nggak dalam, nggak ada rasa, nggak ada kehidupan.”

“Kalau begitu, ciuman penuh gairah itu kebalikannya? Apa maksudnya?” tanya Cherry, penasaran tapi waspada.

Trevor menatapnya tajam. “Aku tunjukkan saja.”

Sebelum Cherry sempat menjawab, Trevor sudah mendekat. Tangannya terulur ke tengkuk Cherry, menariknya, lalu bibirnya menempel di bibir Cherry.

Mata Cherry membulat kaget, otaknya bahkan belum sempat memproses apa yang baru terjadi. Semuanya terlalu cepat. Ia lengah.

Bibir Trevor bergerak lembut namun menuntut. Ia mengisap bibir Cherry, menggigitnya pelan, lalu menjilatnya dengan penuh kendali. Cherry memejamkan mata tanpa sadar. Tubuhnya mulai menyerah pada sensasi yang mengalir deras.

“Ugh…” desah Cherry lirih, membuka celah kecil bagi lidah Trevor untuk masuk dan menelusuri mulutnya.

Ciuman itu terasa hangat, beraroma mint segar, dan membuat kepala Cherry berputar. Ia mulai membalas ciumannya, mengikuti gerakan lidah Trevor, membuatnya semakin menggoda.

Saat membuka mata, Cherry sempat melihat wajah Trevor yang tampan begitu dekat, matanya fokus pada bibir mereka, seolah haus akan setiap tetes napasnya.

Tangannya terangkat memeluk leher Trevor, memperdalam ciuman itu. Ayo, Trevor… cium aku lebih dalam lagi.

“Ugh…” Cherry mengerang pelan saat punggungnya menyentuh sesuatu. Pintu.

Mereka ternyata sudah mundur tanpa sadar, hingga Cherry kini bersandar di sana.

Kakinya lemas, bukan karena lelah, tapi karena listrik halus yang menjalar dari bibir ke seluruh tubuhnya, menumpuk di antara pahanya. Ia bahkan merasa geli dan hangat di bagian paling sensitifnya. Perasaan yang sama seperti empat tahun lalu. Ya Tuhan… rasanya sama seperti dulu.

Trevor tampaknya menyadari perubahan itu. Ia memegang pinggang Cherry, lalu mengangkat tubuhnya. Cherry spontan melingkarkan kakinya di pinggang Trevor, masih terjebak dalam ciuman panas mereka.

Ciuman itu turun ke leher. Cherry menegang, lalu mendesah ketika Trevor menjilat dan menghisap kulitnya, meninggalkan sensasi yang membuatnya melengkungkan punggung.

Namun, tiba-tiba suara keras terdengar dari luar kamar.

Keduanya langsung terdiam. Trevor menatap Cherry singkat, lalu menurunkannya.

“Apa itu?” tanya Cherry cepat.

“Mungkin penyusup,” jawab Trevor waspada.

“Aku cek,” ucap Cherry, hendak membuka pintu.

“Jangan jauh-jauh. Tetap di belakangku,” kata Trevor dengan nada tegas.

Cherry mengangguk dan mengikuti di belakangnya.

Mereka sampai di balkon, dan benar saja, jendela geser di sana terbuka.

“Ada yang masuk,” gumam Cherry.

“Di belakangmu!” seru Trevor tiba-tiba sambil menarik Cherry menjauh.

Sebuah belati melesat cepat dan mengenai lengan Trevor.

“Trevor!” Cherry berteriak panik.

“Aku nggak apa-apa,” jawab Trevor sambil menahan lukanya.

Mereka menatap sosok berpakaian serba hitam di hadapan mereka. Wajahnya tertutup sepenuhnya.

“Benar-benar ada penyusup,” ujar Cherry dengan nada tegang.

“Cek Arnold. Pasti mereka nggak datang sendirian,” kata Trevor.

“Arnold…” Cherry langsung cemas.

Ia hendak pergi, tapi seseorang menghadangnya,nmusuh lain dengan pisau di tangan. Cherry menghindar cepat, dan seketika belati menancap di dada pria itu.

“Pergi!” seru Trevor sambil mencabut belati dari tubuh musuh itu.

“Hati-hati!” Cherry berpesan sebelum berlari menuju kamar Arnold.

Cherry membuka pintu dan membangunkan anaknya yang tertidur pulas.

“Mama? Kenapa?” tanya Arnold setengah mengantuk.

“Ada orang jahat di luar. Kamu tunggu di kantor Papa dulu, ya?” ucap Cherry lembut namun tegas.

“Mama, aku bisa bantu bertarung,” kata Arnold keras kepala.

“Nanti saja kamu bertarung kalau Mama dan Papa nggak ada. Sekarang biar kami yang melindungimu dulu, oke?” ucap Cherry sambil menatapnya penuh kasih.

Arnold akhirnya mengangguk. “Oke, Mama.”

Cherry menggendongnya, keluar dari kamar, lalu berlari menuju kantor Trevor. Ia memasukkan Arnold ke dalam dan mengunci pintu.

Cherry membuka lemari senjata, mengambil dua pistol, menyelipkan satu di punggungnya, lalu keluar lagi.

Dua orang langsung menghadang. Cherry menembak cepat, mengenai kaki salah satu dari mereka hingga lelaki itu jatuh sambil berteriak kesakitan.

Namun, sebelum sempat menembak lagi, seseorang menendang tangannya hingga pistol terlepas. Cherry mundur, bersiap menarik pistol kedua, tapi siku lawannya lebih cepat menghantam dadanya.

“Jadi kamu wanita Trevor?” suara perempuan terdengar sinis. “Lumayan juga, tapi aku nggak percaya dia mau sama orang selemah kamu.”

“Monica, berhenti ngoceh! Selesaikan saja!” teriak pria yang kakinya tertembak.

“Diam kau!” balas Monica tajam.

Monica menendang, tapi Cherry menghindar dan tendangan itu menghantam pintu hingga berlubang. Dia kuat sekali…

Cherry membalas dengan pukulan ke wajah Monica, tapi wanita itu menangkisnya dengan cekatan. Mereka bertarung cepat, saling menghindar dan menyerang.

“Argh!” Cherry meringis saat lengan kirinya tergores pisau. Luka kecil tapi berdarah.

Monica menyerang lagi, dan meski Cherry terus menghindar, beberapa luka baru muncul di tubuhnya.

Akhirnya, Cherry menarik napas dalam dan melemparkan pisau yang diambilnya dari musuh sebelumnya. Pisau itu melesat dan menancap tepat di kaki Monica.

“Ahhhh!” jerit Monica kesakitan sambil jatuh berlutut.

1
Miu Miu 🍄🐰
menarik
Miu Miu 🍄🐰
lanjut thor😍
Mia Camelia
mama papa lgi bikin adik🤣🤣🤣
Rohana Omar
sapa monica.....
Anonymous
.
Anonymous
/Joyful/
Lauren Florin Lesusien
thur buat ini si cerry badas dikit trs peka dan ditak naik bin oon umur udh 24 trs udh punya anak udh tinggal bareng ama bapak dari anaknya trs tinggal diindonesia masak ga ngerti terlalu naif thur dari awal baca sampai ini episode hubungan nya dngan bapak anaknya ga ada kemajuan 🤬🤬
Mia Camelia
lanjut thor🥰
Anonymous
/Shame//Joyful//Shame//Joyful/
Anonymous
/Joyful//Shame//Toasted/
Anonymous
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Anonymous
🩷🩷🩷
Anonymous
oke
Anjani
/Casual//Casual/
halizerena
/Drool//Drool//Drool/
indhpermatas
/Facepalm//Facepalm/
Ayu Lestari
/Smirk//Smirk//Smirk/
azaliannya
/Smile//Smile//Smile//Smile/
DindaStory
oke sih
RaniBaca
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!