"Apa kau ingat? Saat SMA dan kuliah dulu, kau terus membuliku. Jadi sekarang, rasakan balas dendamku, wahai istriku!" Ucap Angkasa pada Leora.
'Angkasa, kau tidak tahu saja, kalau dendammu mengarah pada orang yang salah. Sayang sekali kau tidak akan percaya kalau aku menjelaskannya.' Gumam Leora memandangi Angkasa sambil menahan isakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9. Menyambut Kepulangan Angkasa
BAB bonus hari ini 👍👍
Setelah mereka kembali ke rumah Angkasa, Leora langsung bersiap-siap dan kembali menjalani terapi bersama Dokter Gina.
Setiap hari Leora terus belajar berjalan hingga akhirnya ia telah lancar berjalan.
"Ya ampun Nyonya!" Teriak Bibi Kira saat ia terkejut melihat Leora baru saja kembali berolahraga.
"Ada apa Bi?" Tanya Leora.
"Aduh Nya, Kenapa Nyonya pergi sendirian? Bagaimana kalau Non Liona tiba-tiba menyekap Nyonya di taman? Saya bisa digantung Nya sama Tuan Angkasa!" Ucap Bibi Kira.
"Eh, Bibi, saya cuma pergi 1 jam kok. Tidak jauh-jauh, juga saat ini Liona masih berada di Paris. Trus, emang siapa yang bisa menembus penjagaan ketat di rumah ini Bi?" Ucap Leora sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan ke kamarnya.
"Ya ampun, Nyonya benar-benar bersemangat sampai lari satu jam. Tapi syukurlah Nyonya sudah sembuh. Semoga saat Tuan kembali nanti, Tuan sudah memperlakukannya dengan baik." Lagi kata Bibi Kira memandangi punggung Leora.
Setelah Leora tiba di kamarnya, ia terkejut saat mendengar nada panggilan teleponnya.
Perempuan itu langsung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk.
"Halo?" Katanya.
"Kakimu sudah sembuh?" Kata Angkasa dari seberang telepon membuat jantung Leora langsung berdegup dengan kencang.
"Y,, ya." Jawab Leora.
"Aku akan pulang besok sore." Lagi kata pria itu semakin membuat Leora berkeringat dingin.
"Ba, baik. Apa yang harus kusiapkan?" Tanya Leora.
"Tidak ada." Kembali jawab Angkasa sebelum sambungan telepon itu terputus.
"Astaga, dia akan kembali!" Ucap Leora begitu bersemangat.
"Aku harus berterima kasih dengan benar. Karenanya, kakiku bisa sembuh dan aku bisa berjalan lagi. Sekarang karirku sebagai model bisa kudapatkan kembali!" Ucap Leora bersemangat.
Leora langsung membersihkan dirinya dan berlari ke ruang keluarga. Seperti dugaannya, Bibi Kira sedang menonton di depan TV.
"Bibi!" Seru Leora berlari ke samping Bibi Kira dan duduk disamping wanita paruh baya itu.
"Nyonya kenapa? Nih Bibi lagi liat film baru!" Ucap Bibi Kira yang mengabaikan Leora dan terus fokus pada filmnya.
"Ih, Bibi gak Asik ah. Tapi aku mau kasih tahu kalau Angkasa akan kembali besok sore. Dia baru saja menelponku dan memberitahuku lewat telepon!" Kata Leora dengan senyum cerianya.
Bibi Kira yang sedari tadi fokus ke TV langsung menoleh pada Leora "Nyonya seriusan?!" Tanyanya.
"Iya Bi! Jadi aku berencana menyiapkan sesuatu untuk menyambutnya. Ya,, paling tidak ini sebagai ucapan terima kasihku karena dia sudah mau repot-repot mengurus pengobatanku hingga aku bisa berjalan lagi." Ucap Leora.
"Pokonya Bibi akan membantu!" Kata bibi kira dengan semangat, "Apa yang harus Bibi lakukan?"
"Itu dia Bi, Angkasa kan sudah punya segalanya. Juga,, aku sudah tahu dari Dokter Gina kalau dia tidak suka makan makanan rumahan. Jadi aku bingung mau siapin apa untuknya." Kata Leora menggigit bibir bawahnya sambil berpikir dengan keras.
"Ya,, itu dia permasalahan setiap orang kaya. Terlalu susah mencari hadiah yang berarti untuk mereka!" Ucap Bibi Kira menghela nafas.
"Apa aku memberinya buket bunga saja ya Bi? Tapi buket bunganya aku sendiri yang buat, jadinya kan terkesan lebih spesial. Gimana menurut Bibi?" Tanya Leora.
"O iya, benar itu Nya! Kalau begitu Bibi akan memesan bunga supaya besok siang kita bisa merangkainya." Ucap Bibi Kira.
"Ok deh Bi!" Jawab Leora sambil mengembangkan senyumnya.
"Eh, tapi Nya, saya jadi takut kalau Tuan kembali dan kejadian di awal-awal pernikahan Nyonya kembali terulang." Ucap Bibi Kira dengan cemas.
"Bibi mah, selalu saja berpikir negatif. Angkasa pasti sudah berubah, kalau tidak, kenapa dia mau merepotkan dirinya untuk mengobati kaki ku? Apa lagi sampai memberikanku hadiah alat make up yang mahal." Jawab Leora yang masih berpikir negatif.
"Iya juga ya,, tapi Nya, kalau sampai apa yang ditakutkan terjadi, sebaiknya Nyonya mengaku aja ke Tuan kalau sebenarnya Nyonya bukanlah Liona, tapi Leora. Supaya dendam Tuan tidak salah alamat lagi!" Ucap Bibi Kira.
"Bibi ih, gak bisa di bilangin deh. Kalau sampai dia tahu aku adalah Leora, maka dia pasti akan membuat adikku berada dalam penderitaan.
Abis itu, adikku akan semakin dendam padaku dan membalaskan nya padaku. Ujung-ujungnya keluarga kami lah yang dipermalukan, aku tidak mau Ibu sampai jatuh sakit lagi." Kata Leora yang mengingat bagaimana ibunya jatuh sakit saat ibunya pertama kali mengetahui kalau salah satu anaknya mengalami lumpuh total.
"Yaaa, iya juga sih Nya. Kalau ibu Nyonya sakit, itu tidak akan sebanding dengan penderitaan manapun yang dialami oleh seorang anak." Kata Bibi Kira menghela nafas.
"Tuh Bibi tahu. Jadi Bibi percaya saja padaku, aku akan berusaha mengambil hati Angkasa dan membuatnya melupakan dendamnya pada Liona." Ucap Leora.
"Ya udah deh Nya, saya mah ikut aja semua yang Nyonya rencanakan. Tapi kalau sampai Tuan Angkasa kembali menyakiti nyonya, saya akan segera menelepon polisi!" Ucap Bibi Kira.
"Hahah.. memangnya Bibi punya ponsel?" Tawa Leora.
"Yah,, Nyonya benar, mau beli apapun di luar kan harus lewat pengawal Tuan Angkasa.
Pengawalnya mana mau minjemin hp-nya buat nelpon polisi, apalagi kalau dia tahu polisinya disuruh buat nangkap tuannya!" Ucap Bibi Kira sembari menghela nafas.
"Pokoknya Bibi tenang saja, Angkasa pasti akan berubah. Percaya deh sama aku."
"Iya, iya Nya!" Ucap Bibi Kira tak mau lagi berdebat dengan Leora.
Kedua perempuan itu masih duduk bersama saat salah seorang pengawal mendatangi mereka.
"Ada surat untuk Nyonya." Ucap pengawal itu.
"Terima kasih." Ucap Leora menerima surat itu.
"Dari siapa Nya?" Tanya Bibi Kira penasaran. Karena selama Leora menikah dengan Angkasa, itu adalah surat pertama yang diterima oleh Leora.
"Surat dari kakek." Jawab Leora membaca nama dan alamat pengirim.
Bibi Kira memanjangkan lehernya dan melihat sampul surat itu. "Jl, Hanidian No. 17. Kok salah alamat sih Nya?" Tanya Bibi Kira.
"Aduh Bi, angkasa kan menyamar didepan semua keluargaku kalau dia adalah seorang editor konten. Jadi alamat tempat tinggalnya juga dipalsukan." Ucap Leora membuat Bibi Kira manggut-manggut mengerti.
Leora kemudian membuka isi surat itu "Eh, kakek menyuruhku lagi menemuinya di rumah." Ucap Leora setelah membaca seluruh isi surat itu.
"Pokoknya Nyonya gak boleh pergi! Nanti kejadian yang terakhir terulang lagi!" Gerutu Bibi Kira.
"Bibi tenang saja. Aku akan mengajak Angkasa." Ucap Leora.
Memangnya Tuan mau?" Tanya Bibi Kira tak yakin.
"Ya, di coba dulu." Jawab Leora.
Akhirnya sore hari yang dinantikan oleh Leora datang juga.
Ia berdiri di depan rumah menunggu kepulangan Angkasa sambil memeluk sebuah buket bunga besar yang sudah ia rangkai bersama Bibi Kira.
"Nya, sorenya jam berapa sih? Ini mah udah mau malam!" Ucap Bibi Kira yang kakinya sudah pegal berdiri.
"Ih,, Bibi berisik deh. Bibi masuk ajh dulu, biar aku yang nunggu." Jawab Leora yang masih tetap semangat.
"Ya udah deh Nya, saya capek soalnya." Ucap Bibi Kira lalu ia meninggalkan Leora sendirian.
Setelah beberapa saat Bibi kira kembali lagi dan membawa sebuah kursi untuk Leora.
"Nih Nya, duduk dulu." Ucap Bibi Kira.
"Eh, makasih ya Bi." Ucap Leora.
Setelah beberapa saat duduk akhirnya mobil yang ditunggu-tunggu datang juga.
Anggara keluar dari pintu depan dan membukakan pintu untuk angkasa.
Pria itu turun dari mobil dengan wajah datarnya sambil berjalan ke arah Leora.
"Selamat datang kembali, aku merangkai bunga ini untukmu," ucap Leora menyerahkan buket bunga di tangannya.
'Ya Allah, tolong jangan membuat drama menyedihkan di pertemuan yang sudah dinanti-nantikan oleh Nyonya' Bibi Kira berdoa dalam hati.
Seperti embun yang menyejukkan, doa Bibi kira terjawab.
Angkasa menerima buket bunga dari Leora.
"Mm... Ayo masuk." Kata Pria itu lalu keduanya berjalan bersama ke dalam rumah.
"Syukurlah!!" Ucap Bibi Kira bersemangat.
.......
Interaksi dengan pembaca.
Terima kasih telah mampir dan bikin iklan di novel saya 😁.
Nih saya bantu promosi lagi biar pembaca pada mampir supaya mata kakak gak bengkak😂😂 canda bengkak, jangan dimasukin ke mulut, gak muat, ke hati ajah.... Xixi..
Notif, kalo promo di karya orang jangan lupa dukung karyanya ya, biar gak ngerugiin otornya maupun kakak sendiri.
Biasa,, sistem LV di nt/mt sering bikin penasaran xixi...
Semangat terus berkarya kak....
keras berbagai macam gaya
kau bahagia dengan angkasa bapak mu menghancurkan leluargamu
bapaknya sendiri memasukkan baby sugar di dalam rumahnya.
dan saking pintarnya istrinya percaya aja kalau Luna jalang itu adalah anak angkat Bambang tua bangke.
kurasa hanya Leora yang waras
dan ibunya terlalu polos mau aja di begoin sama suaminya
bagaimana dengan istrinya
anggara yg mnderita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tpi kli like ttp ku tekan.
semngat n sukses selalu
krya2 nya bnr2 bagus.sampe berniat ttus baca tiap judul2 nya