Aku tak mempunyai daya ketika Papa yang terbaring sakit mempunyai permintaan terakhir. Aku harus menikah dengan sahabat papa atas kemauan terakhir papa. Tidak mungkin aku menolak permintaan orangtuaku satu satunya.
Apakah aku akan bahagia hidup dengan sahabat papa? Jangan lupa baca novel ini,nantikan terus update cerita setiap harinya.
jangan lupa juga baca novel "Cinta dan Sahabat" Selamat membaca reader's semoga kalian suka dengan karya karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 // Sikap yang Berbeda
Sesampai di rumah, Gustaf segera memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Gustaf masuk dengan wajah yang kusut. Vanly yang melihat Gustaf dengan wajah yang tak biasa itu terlihat kebingungan, karena setelah mereka menikah baru sekali ini Gustaf menampakkan wajah yang seperti itu.
Gustaf langsung menaiki tangga dan segera masuk ke kamar tanpa menyapa istrinya. Ia sangat kesal hari ini.
"Apa yang sedang terjadi dengan Mas Gustaf, kenapa wajahnya terlihat seperti orang marah. Atau jangan-jangan ada masalah saat meeting bersama kliennya.Oh tidak, apa Mas Gustaf sedang marah padaku?" Batin Vanly melihat suaminya yang sedang memasuki kamar. Vanly pun penasaran dengan apa yang terjadi pada suaminya sehingga ia putuskan untuk masuk ke dalam kamar juga.
Tok.. Tok.. Tok..
Tidak ada jawaban sama sekali. Vanly pun langsung memasuki kamarnya. Dilihatnya Gustaf sedang berbaring dan memejamkan matanya seakan-akan sedang ada beban berat yang sedang dirasakan.
Vanly berjalan menuju ke tepi ranjang dan mengusap pucuk rambut Gustaf perlahan.
Gustaf membuka matanya , dilihatnya Vanly sedang mengusap pucuk rambutnya, Gustaf terheran-heran karena tak biasanya Vanly bersikap seperti ini.
"Sayang" Panggil Gustaf lirih.
"Mas sedang terlihat banyak beban hari ini, apakah benar mas?" Tanya Vanly penasaran
Tak ingin mengetahui apa yang dia alami hari ini Gustaf pun berbohong kepada istri nya.
"Enggak Van, mas hanya lelah saja."
Vanly pun percaya dengan perkataan suaminya itu, karena mereka memang baru saja pulang dari Labuan Bajo untuk berbulan madu. Vanly pun menyiapkan makan siang untuk Gustaf, dan membawanya ke kamar. Ketika masuk ke dalam kamar Vanly tidak melihat keberadaan Gustaf. Vanly segera menaruh makanan itu di meja.
Drttt.. Drrtt.. Ddrtt..
Ponsel Gustaf berbunyi. Vanly mengambilnya dan mencoba untuk membukanya. Ternyata ponsel Gustaf tidak di kunci. Vanly melihat walpaper ponsel Gustaf, terlihat wajahnya lah yang terpampang di luar ponsel suaminya itu. Vanly pun tersenyum mengetahui sikap suaminya yang memajang fotonya diponsel.
Karena keasyikan melihat walpaper ponsel suaminya, Vanly lupa jika tadi ada seseorang yang mengirimkan pesan singkat kepada Gustaf. Vanly mencoba melihatnya dan ternyata pesan tersebut dari nomer yang tidak dikenal.
Ketika Vanly hendak membukanya tiba-tiba ada seseorang yang mengambil ponsel itu dari tangannya.
"Mas." Vanly kebingungan melihat suaminya, entah dari mana datangnya tiba-tiba nongol begitu saja.
"Kamu mau apain ponselku?" Tanya Gustaf sinis.
Vanly bingung kenapa tiba-tiba suaminya bersikap berbeda dari hari-hari sebelumnya. Vanly pun berusaha menjelaskan bahwa dia tadi hanya mendengar ponsel Gustaf berbunyi dan hendak melihat siapa yang mengirimkan pesan singkat itu, barangkali itu pesan yang sangat penting.
"Ya sudah gak papa, itu pasti dari klien." Sahut Gustaf dengan tenang.
Vanly pun berusaha percaya dengan perkataan Gustaf. Ia pun turun untuk kembali menononton televisi.
Keringat Gustaf bercucuran di wajahnya. Dia mendengus kesal hampir saja Vanly tahu jika Anita mengirimkannya pesan.
*** Flashback ***
Sebenarnya Gustaf sudah tau jika Anita tadi mengirimkan pesan singkat, dan Gustaf sama sekali tak membalasnya. Namun ketika Gustaf tinggal ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia teringat jika Anita akan melakukan apa saja untuk mendekatinya kembali, salah satunya dengan cara menghubunginya lewat ponsel yang di milikinya, sedangkan Gustaf tak ingin Vanly sakit hati karena ia sudah berjanji dengan Bams untuk tidak menyakiti anaknya, selain itu Gustaf memang benar-benar menyayangi Vanly. Maka dari itu Gustaf tak ingin Vanly tahu tentang Anita dan ia berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri.
----
"Hari ini kamu selamat, entah lah besok. Kamu harus segera menyelesaikan masalah ini Taf, jangan sampai istrimu sakit hati" Oceh Gustaf pada dirinya sendiri.
.
baca cerita ini, kangen suami.....