Rinjani Analita (Riri) mahasiswa fakultas keguruan yang merangkap sebagai guru honorer di sebuah sekolah SMP negeri bertemu dengan Abel anak muridnya yang punya seorang ayah berstatus duda anak satu. Abel yang rindu sosok seorang ibu yang meninggalkannya selama 4 tahun berharap sang guru menjadi ibunya. Abel selalu berusaha menjodohkan guru kesayangannya itu dengan Ervan papa nya, sedangkan Ervan punya kekasih dan mereka menjalin hubungan selama 2 tahun.
Apakah Abel berhasil membujuk Riri bersama Ervan atau kah Ervan menolak keinginan abel?
SEASON 2
kisah rumit antara Abelia, Davin dan juga Nolan. Kisah cinta segitiga dua bersaudara yang mencinta satu wanita yang sama.
Davin seorang dirut yang dikenal dengan kebiasaannya sering berganti pasangan. Sedangkan Nolan mahasiswa dingin yang punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
siapa yang akan mendapatkan cinta Abel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Einaz Ajjah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 Mall
Setelah puas berkeliling dari rak satu ke rak yang lain menghabiskan waktu berjam-jam dan menemukan buku yang di cari, Riri menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya. Betapa terkejutnya Riri melihat sosok yang tidak asing di depan setelah keluar dari toko buku.
"Bu Riri!" Sapa Abel.
"Abel, kebetulan banget ketemu disini. Kamu sama siapa?" balas Riri terkejut.
"Sama Papa." balas Abel menuju Papanya di salah satu toko olahraga branded.
Selang beberapa detik laki-laki yang di bicarakan muncul dengan godie bag berisi sepatu di tangannya.
"Ayo makan dulu." katanya pada Abel belum sempat memperhatikan keberadaan Riri.
"Pa, ada Bu Riri!" Abel menarik dan merangkul tangan Riri yang tadi berada sedikit jauh.
"Bu Riri ada disini. Tadi saya tidak lihat?" Ervan sedikit canggung. Jantung Riri tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya entah kenapa dia merasa aneh ketika di dekat Ervan.
"Pa, ajak Bu Riri makan sekalian." kata Abel yang langsung mengandeng tangan Riri tanpa mendengar satu kata pun darinya. dengan terpaksa Riri menyeret kakinya mengikuti langkah Abel.
Mereka memilih restoran pizza untuk makan siang. Abel memilih duduk di samping Riri sementara Ervan memilih kursi di depan kedua wanita ini.
"Bu Riri sendiri?" kata Ervan membuka pembicaraan.
"Ya Pak udah lama pengen cari buku baru sempat sekarang." balas Riris tersenyum manis.
"Aku mau ini, ini sama pizza nya ini juga" kata Abel menunjuk gambar pada menu kepada pramusaji.
"Bu Riri mau makan apa?". kata Ervan menghadap ke Riri.
"Mau pasta aja sama lemon tea" balas Riri.
Selama di restoran tidak ada obrolan yang serius. Ervan lebih sering memainkan ponselnya. Abel yang lebih mendominasi Riri untuk bertanya.
Beberapa menit kemudian pesanan datang. Mereka menikmati makan dengan santai. Hanya sesekali diselingi obrolan-obrolan kecil.
Kenapa Pak Ervan jadi diam?' batin riri
"Bu Riri, setelah ini tolong ya Bu temenin Abel sebentar aja ke tomezone. Abel ingin main dance" rengek Abel pada Riri.
"Abel kamu gak boleh begitu. Bu Riri mungkin punya kesibukan lain." Ervan berusaha membujuk
"Ya enggak apa - apa kok Pak" Riri terpaksa menyiakan.
Selesai menghabiskan makanan, mereka menuju tomezone zona permainan yang ada di mall itu.
'Kenapa jadi aneh begini, kita udah kaya keluarga yang menghabiskan weekend' batin Riri karena melihat sekelilingnya sama seperti dirinya ada ibu anak dan bapaknya.
"Bu, Pa sebentar aja Abel mau main itu."menunjuk mesin dance.
"Kamu suka dance pump it up, memang bisa?" balas Riri.
"Bisa Bu, tapi gak jago jago banget Bu". Balas Abel langsung berlari.
Ervan mengajak Riri duduk di kursi panjang tak jauh dari mesin dance pump it up sambil memperhatikan Abel. Riri duduk sedikit menjauh beberapa senti. Riri merasa agak canggung tapi setelah melihat Abel bermain Riri merasa sedikit lebih tenang.
"Bapak sering ya mengajak Abel jalan-jalan gini?" Riri membuka obrolan. Merasa kagum dengan kesabaran Ervan yang mengantar anaknya.
"Ya Bu. Pokoknya kalau weekend pasti luang kan waktu bersama buat Abel." balas Ervan tersenyum.
"Saya salut sama Abel. biasanya untuk anak seusianya lebih sering sama temennya tapi dia lebih memilih sama Ayahnya dan Bapak terlihat sangat dekat dengan Abel."
"Terimakasih Bu, bukankah memang begitu seharusnya seorang Ayah selalu ada untuk anaknya." Balas Ervan tersenyum dan senang bisa ngobrol dengan tenang berdua dengan Riri.
Tiba-tiba Riri bangkit menghampiri Abel. Ervan menyusul Riri di belakang nya. Fakta sebenarnya Riri lumayan jago bermain pump it up tapi semenjak berkerja beberapa bulan ini dia jarang memainkan nya lagi.
"Batle!!" kata Riri pada Abel. Abel langsung kaget Riri sudah ada di samping Abel.
Riri mulai menginjak panah memilih music. Abel masih melongo tidak percaya. setelah music terdengar kaki Riri mulai lihai menginjak panah mengikuti petunjuk yang ada di layar. Abel masih terlihat sedikit kuwalahan sementara Riri sangat cepat mengerakkan kakinya mengikuti arah panah. Sebagian pengunjung mulai datang melihat Riri dan Abel di atas mesin pump it up yang terlihat begitu mahir.
Ervan hanya berdiri memaku di belakangnya. Ervan tersenyum perasaan bahagia melihat pemandangan di depannya. Ervan juga kaget melihat sisi keremajan Riri muncul diluar sikap formal dewasa yang biasanya ditunjukkan kepada Ervan.
Abel begitu tertawa lepas begitu pula dengan Riri. Ervan melihat pemandangan yang hampir mustahil jika Abel bersama dengan Tiara. Tanpa Ervan sadari sedari tadi juga memandangi wajah Riri yang mulai berkeringat terlihat cantik. Abel memberikan isyarat minum kepada Papanya. Fengan cepat Ervan membeli 2 cup Thai tea tak jauh dari tomezone.
"Pa minumin Bu Riri juga." kata Abel memutar berpengangan pada besi mesin di ikuti Riri berbalik.
Ervan refleks mengangkat kedua tangannya dengan dua cup minuman tangan kiri untuk Abel dan tangan lainnya untuk Riri. Abel langsung Meraih sedotan dengan bibirnya , karena sangat haus Riri pun refleks melakukan hal yang sama dengan Abel. setelah sedikit sadar Riri kaget dia menyedot minuman cup yang masih di tangan Ervan.
Muka Riri memerah merasa malu dengan adegan tadi.
"Maaf Pak," kata Riri mengambil minuman nya.
"Nggak apa-apa Bu." balas Ervan.
"Satu kali lagi!" seru Abel yang membalikkan badan dan menggesek kartu mulai memilih lagi yang kali ini menaikkan levelnya.
Riri sudah bersiap langsung memulai lagi aksinya hingga selesai diikuti tepuk tangan dari pengunjung yang dari tadi melihat.
Setelah melepas lelah dan puas bermain mereka menuju parkiran motor dan mobil.
"Makasih Bu hari ini." kata Abel sebelum berpisah dan memeluk Riri.
"Ya sama sama."
"Terima kasih Bu Riri mau meluangkan waktunya." kata Ervan tersenyum.
Riri berpamitan mengambil motor. Riri merasa lelah dan entah kenapa merasa senang. Karena sudah lama tidak bermain pump it up punggung dan kakinya terasa pengal dan tadi dia bermain sampai 4 kali.
(Mudahan sudah gak ada jarak lagi ya Ri sma Ervan😍)