Menikah bukan berarti kehadiran orang ketiga tidak ada. Kisah ini bermula dari bangku kuliah, Sherly mahasiswi kedokteran tingkat akhir jatuh cinta kepada seniornya yang sudah menjalani koas dokter Timo. Sherly tidak mengetahui sahabatnya Leni memiliki perasaan yang sama dengannya. Bagaimana kisah cinta segi tiga ini???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Singapura
Rumah tangga Leny dan Timo semakin parah, apalagi dengan pulangnya Leny kerumah orangtuanya. Hari ini uncle Frans, adik dari mamanya datang berkunjung dirumah. Dia merasa kaget melihat keponakannya.
"Tumben ada dirumah mba?"
"Lagi ngambek sama suami yang di cintai."
"Oooooo."
"Biasa, dikira berumah tangga itu seperti main rumah - rumahan."
Leny mendengar apa yang dibicarakan mama dan unclenya. Dia jadi ingat waktu dia hendak menikah dengan Timo, unclenya sudah melarang. Dia penasaran apa alasannya.
"Uncle punya waktu ngak, pengen ngobrol lama?"
"Ehmmmm."
"Please ini penting."
"Harus ada reward dong."
"Aku beliin apa yang uncle suka. Kebetulan LV ada tas baru. Uncle kan suka sama branded itu."
"Deal. Apa yang mau di obrolkan. Materi apa? Tema apa?"
"Aku minta uncle jujur menjawab pertanyaan saya."
"Oke."
"Kenapa waktu itu uncle tidak setuju saya menikah dengan Timo??" uncle Frans tersenyum.
"Saya ngomong alasannya, kamu sudah menikah."
"Tetapi saya mau tahu, uncle sudah berjanji."
"Kamu tidak akan bahagia."
"Tidak bisa diterima oleh akal sehat "
" Timo tidak dewasa."
"Dari mana uncle tahu?"
"Ini privasi orang saya tidak bisa membagikan buat kamu."
"Apakah ini ada hubungan dengan pasien uncle."
"Ya."
"Apa Sherly perna jadi pasien uncle??"
"Sherly???"
"Stop tidak kenal dan tidak tahu uncle." Dokter Frans unclenya Leny tertawa.
"Ooo dokter Sherly Isabel Carlos. Ya dia pasien saya. Dan saya tahu ceritanya dari awal sampai akhir." Frans pun pamit pulang meninggalkan keponakan yang berteriak dan tidak akan membelikan tas kesukaan unclenya.
"Uncle sudah punya. Uncle ngak perlu ponakan cantikku."
Leny kesal karena informasi dari unclenya tidak membuat dia puas.
Sementara itu, Sherly bersama Noah dan Mamanya dan sus Tini sedang jalan - jalan di disney di kawal oleh Roy pengawal pribadi Noah yang sengaja Sherly pekerjakan untuk menjaga buah hatinya. Terlihat mama dan Noah sangat senang. Noah sedang bermain wahana di temani uncle Roy. Apa yang dia mau dibeli. Sherly memang menyerahkan satu ATM buat sus agar apa yang Noah mau bisa dibeli. Tetapi kalau makanan mereka selalu berkonsultasi dengannya.
"Mama lihat kamu bahagia sayang."
"Puji Tuhan, ini karena doa mama. Namun ngak lengkap, karena papa dan adek sudah pulang ke rumah Tuhan terlebih dahulu."
"Kita Iklaskan sayang."
"Iya ma, Mama tinggal sama Cey saja ya."
"Kasihan rumah yang papa beli, kan ada sawah hadiah kamu untuk mama kelola. Nanti siapa yang bersihkan makam mereka. Sayang, mama dirumah kita saja. Kapan kamu mau kerumah di kampung datang, rumah terbuka bahkan hati mama buat kamu dan Noah."
"Terima kasih mama."
"Cey harus membawa Noah ke kampung agar Noah tahu kehidupan kecil maminya."
"Mami..... Oma.... Serius amat sih."
Noah langsung memeluk dan mencium maminya di pipi dan bibir. Terlihat omanya juga mau. Noah hanya mencium di pipi omanya dan memeluk.
"Kok oma beda dengan mami?"
"Oma sudah tua, Noah malu cium oma dibibir, oma kan cantiknya sudah turun. Kalau mami cantik banget." Sherly tersenyum melihat tingkah anaknya sedangkan omanya akting muka cemberut.
"Noah sayang tidak sama maminya?"
"Sayang baget, Noah akan menjaga mami oma."
"Terima kasih ya, sudah mau menjaga anak oma yang cantik ini."
"Siap oma."
Mereka makan malam bersama, Noah menceritakan semua pengalamannya bermain di wahana bersama uncle Roy membuat kita orang besar semua tertawa. Dua hari kegiatan tiga hari waktunya Sherly di habiskan buat Noah dan mamanya. Semua tempat - tempat wisata dan viral di Singapore di datangi oleh mereka. Sherly juga membelanjakan barang buat mama, Noah, Sus Tini dan Uncle Roy.
Waktu libur selesai, mereka sudah sampai di Jogja dan mamanya sudah pulang ke magelang dengan bus yang dipesan oleh Sherly.
Malam harinya setelah Noah tidur, Sherly ngobrol dengan dua orang kepercayaannya. Dia meminta agar menjaga Noah dengan baik. Sus Tini dan Roy tahu, permasalahan yang dialami tuan mereka.
Hari pertama Sherly masuk kerja, Dia menyapa stafnya didepan dan memberikan ole - ole sesuai bagian mereka. Di bagian IGD juga semua bagian kedapatan ole - ole singapore dari dokter Sherly direktur mereka.
Orang tua Timo sudah pulang, namun hari ini dia harus kontrol di klinik.Dan bertemu dengan Sherly lagi. Hari ini papa Markus sendiri, karena istrinya sedang pelayanan di ruangan dokter gigi.
"Bagaimana keadaan bapak?"
"Baik dokter."
"Kita periksa dulu ya bapak." Sherly mengecek semua yang harus diperiksa, dan dia senang karena semuanya baik. "Terima kasih bapak semua baik. Bapak harus tetap menjaga ya."
"Siap dokter."
"Saya tulis obat papa, ini buat sebulan. Saran saya setiap bulan bapak harus cek up."
"Setuju dokter. Saya mau tetap sehat. Karena mau menebus dosa kesalahan bapak. Agar waktu bapak di panggil Tuhan bapak pergi dengan lapang." Sherly langsung melihat ke arah mertuanya.
"Maafkan papa Cey. Bisakah papa bertemu dengan Noah lagi."
"Noah belum tahu semua, Cey berat menceritakan, Cey harap papa mengerti."
"Papa sangat mengerti. Papa tidak akan bercerita apapun. Papa hanya butuh hiburan bersama cucu papa"
"Kita atur waktu ya pa."
"Terima kasih neng."
Papa mertuanya sudah keluar ruangan. Sherly merenung akan perkataan papa mertuanya. Pulang kerja, Sherly mampir sebentar di mall membeli beberapa keperluan rumah tangganya. Sherly tahu apa saja yang habis, karena dia setiap hari masak buat anaknya.
Sherly bertemu dengan orang tua Leny di swalayan itu. Ada undangan minum kopi di cafe. Hati Sherly berkata apa lagi yang akan terjadi Tuhan.
"Kamu kan sahabatnya Leny, tolong jauhi Timo. Mereka suami istri, dari pada kamu dicap pelakor, apalagi jabatan kamu bagus."
Sherly berpikir kata pelakor yang dibicarakan orang tua sahabatnya. Hatinya tertawa. Namun dia sangat tenang.
"Baik bu, saya datang kembali ke kota ini karena pekerjaan, mendekati Timo tidak ada dalam pikiran saya. Kalau kami dekat karena saya dokter pembimbing menantu ibu dan bapak. Mohon di mengerti."
Sherly tidak habis pikir kedua orang tua Leny bisa berkata demikian terhadapnya. Sepanjang jalan dia berpikir apa maksud mereka? Apakah rumah tangga mereka baik - baik saja?? Kembali Sherly menepis pikirannya dia harus kembali ke rumah. Sampai di rumah belanjaan diatur oleh sus Tini dia membersihkan diri dan kekamar anaknya yang sudah tertidur.
"Bu, tadi adek makan sedikit, katanya giginya sakit."
"Oooo... Sakit sekali?"
"Tidak bu, karena dia panas aku beri obat penurun panas yang ada anti nyerinya. Makanya adek tertidur."
"Terima kasih Tini."
Sherly tidak mau menganggu anaknya, dia kembali ke kamarnya dan beristirahat. Berdoa dan dia tertidur lelap.
Pagi - pagi sekali dia bagun dan menyiapkan sarapan buat mereka semua serta bekal buat anaknya dan dia.
"Mami gigi ade sakit lagi."
"Oooo jagoan mami, sini mami lihat dulu."
Ternyata ada gigi yang tumbuh bersebelahan dengan gigi lain. Ini yang membuat giginya sakit. Akhirnya Sherly mendaftar anaknya untuk berobat ke dokter gigi yang adalah omanya sendiri.
"Pa, Noah mau berobat gigi sebentar?"
"Benar Noahnya kita?"
"Noah David tertulis disini. Kasihan pasti sakit sekali ya."
"Papa mau temani dia."
"Papa hati - hati takut Leny mencelakai dia."
"Papa rindu sama Noah."
"Bagaimana urusan kamu dengan Leny?"
"Sudah di pengadilan berkasnya."