Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Menabung.
Alina terlihat begitu sibuk, membolak-balikkan laporan kemudian beralih ke komputernya .Di tengah-tengah kesibukan ponselnya berdering terus menerus. Tanpa melihat siapa penelpon Alina mengangkat telepon tersebut..
"Assalamualaikum, Len. Ini Mas David. kamu bisa keluar tidak jam makan siang?. Maksud Mas David menelepon kamu.. ingin mengajak mu ketemuan di bank dekat pabrik mu, Sebelum jam makan siang. Mas David berubah pikiran, Mas David membayar fee Kamu secara cash. Dan sebaiknya uang ini langsung kamu setor tunai saja di bank,kamu bawa buku tabungan sama KTP kan?"tanya David..
"Oh.. begitu, mas bayar tunai? Baik Mas, aku segera meluncur ke bank dekat pabrik."jawab Alina.
"Hari gini transaksi masih pakai tunai? Aneh banget mas David.Ah.. Bodo amat mau tunai kek, mau transfer kek. Yang penting aku dapat fee ku..."gumam Lina dalam hati.
15 menit kemudian, Alina membereskan meja kerjanya lalu ia keluar kantor terlihat mobil David sudah menunggu di depan. Alina tersenyum manis melihat David melambaikan tangan dari dalam mobil.
Gadis cantik itu mempercepat langkahnya menuju mobil David yang terparkir di depan pabriknya..
"Apa kabar lina? tanya David,saat ini Alina sudah duduk disebelah kemudi.
"Alhamdulillah, kabar aku baik Mas. Maaf ya Mas atas insden kemarin sudah membuat Mas
dan team wedding kecewa.aku juga tidak tahu kenapa mereka mengganti wedding yang sudah aku rekomendasikan."jawab Alina.
" Santai saja, kalau mas sih gak ada masalah. Justru mas khawatirkan sama Mental kamu. pasti banyak orang yang mencemooh karena kamu gagal menikah, tapi mas bersyukur banget kamu tidak jadi menikah dengan laki-laki seperti Ardi."ucap David..
"Terima kasih ya Mas, sudah baik sama aku aku juga bersyukur tidak jadi menikah dengan Ardi.. aku sudah tidak perduli dengan omongan orang Mas. Mereka berhak untuk berkomentar, karena memang kasus yang menimpa aku sangat unik dan pantas untuk dikomentari "sahut Alina, David membenarkan apa yang dikatakan Alina. Buat apa memikirkan omongan orang lain.
"Ngomong-ngomong, Kenapa nomor Mas David tidak bisa aku hubungi sebulan yang lalu, Aku hanya ingin menanyakan mengenai persiapan pernikahanku. Saat aku tanya ke anak buah Mas David, mereka juga enggan menjawab aku pikir semuanya aman. Ternyata luar dari dugaanku."David menghela nafas berat, ia memang sempat kesal dengan Alina dan memblokir nomor gadis itu.
"Semenjak Ardi membatalkan tidak menggunakan weddingku untuk pernikahan kalian. Aku kesal samamu, lebih lagi kamu tidak bicara langsung denganku. Makanya nomormu aku blokir, dan semua karyawanku,aku larang berkomunikasi denganmu. Mas minta maaf ya Alina atas kesalahpahaman ini."jawab David jujur, Alina menatap David, sambil menganggukkan kepalanya.
Ia tidak menyangka ternyata David selama ini marah dengannya. Dengan polosnya Alina memaklumi apa yang dikatakan karyawan David juga David tidak ingin diganggu.
"Ya Allah, maafin aku Mas! Secara logika aku tidak mungkin memakai wedding orang lain, wedding Mas David aja aku marketing kan. Masa iya, Aku menikah memakai wedding orang lain."jawab Alina, David pun mengangguk ia salah tidak bertanya langsung tentang kebenarannya kepada Alina.
Karena tersulut emosi, David langsung mengambil tindakan memblokir nomor Alina.
Setelah berkendaran Lima menit mereka sampai di sebuah ruko yang ada bang BUMN. David dan Lina masuk kedalam bank tersebut.Lalu, David meminta Alina mengisi formulir setor tunai dan sekalian dia membuka blokiran ATM-nya..Alina di minta oleh kasir bank ke customer service terlebih dahulu untuk membuka blokiran supaya ATM bisa aktif kembali.
Alina duduk di bangku antrian depan customer service, David pun demikian..
"Mas David, ini semuanya uang aku? Banyak sekali Mas."tanya Alina penuh keheranan.
"Iya itu semua fee mu, kamu kan sudah closing banyak, memasarkan David the Wedding gallery dan itu semua feenya. Tidak ada usaha yang menghianati hasil Alina. Semua ini hasil keringat mu."jawab David, Alina benar-benar terharu melihat hasil kerja kerasnya selama menjadi marketing David, di tengah kesibukannya bekerja di pabrik dan kuliah antara online di universitas terbuka.
Ditambah lagi jika malam ia menjadi narator di sebuah aplikasi berwarna merah.
Tiap malam Alina membawakan cerita hasil ia menulis dan karangan imajinasinya sendiri.
Suaranya merdu dan enak didengar, membuat para pendengar cerita yang dibawakan Alina terharu dan terbawa perasaan.
Pundi-pundi rupiah setiap bulan Masuk ke rekening Alina. Keluarganya tidak ada yang tahu, Jika ia memiliki keahlian menjadi narator.
Setelah membuka tabungan baru, dan menutup rekening lamanya Semua uang tabungan di rekening lama dipindahkan ke rekening baru.
Alina tersenyum Meris ternyata Ardi telah memakai uangnya sebesar 30 juta..
selesai di customer service, Alina mengantri di depan kasir, untuk transaksi kartu dan yang lainnya sekaligus Alina setor tunai.
"100 juta ya, pak?"ucapkan kasir, disambut anggukan oleh David dan Alina Setelah selesai menyetorkan uang -uang tersebut.. Mereka menikmati makan siang berdua.
"Sudah lunas semua ya alina.Tidak ada hutang di antara kita .oh, iya Sabtu bulan depan the wedding David dibooking oleh pengusaha. Dan mereka order dari brosur yang kamu sebarkan. Insya Allah feenya buat kamu. "ucap David, saat mereka sedang menikmati makan siang di sebuah rumah makan yang ada di kawasan industri tersebut..
David minta Alina cerita kenapa ia gagal menikah.
Alina menceritakan secara detail dari awal sampai akhir tidak ada yang tertinggal semua ia ceritakan pada David. Karena Alina sudah menganggap David seperti Abangnya sendiri.
"Sepertinya mereka sudah lama menjalin hubungannya, jika mendengar cerita mu. Tidak apa-apa Lina,Kamu tidak menikah dengan Ardi, Mas yakin sekali kamu akan mendapatkan jodoh yang baik diantara yang terbaik."ucap David memberi semangat untuk Alina.
Alina mengembangkan senyum termanisnya Dan mengangguk sambil menatap David.
"Oh, ya. Hampir lupa memberitahu mu. Di pernikahan pengusaha tersebut kamu nge-MC bisa kan? lanjut David lagi. Mata indah Alina terbelalak bulat sempurna mendengar ada yang booking the wedding David lewat brosur yang dia sebarkan ditambah lagi ia dapat job jadi MC.
Sudah terbayang dia akan mendapatkan double fee.
"Alhamdulillah ya Allah, nikmat mana yang kamu dustakan. Benar kata pepatah, setelah hujan ada pelangi."ucap Alina David pun mengangguk mendengar ucapan Alina.
Saking akrabnya David sudah menganggap Alina seperti adik kandungnya sendiri.. karena memang Alina seumuran dengan almarhumah adiknya.. laki-laki yang sedikit kemayu itu, mengacak pucuk kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang.
"Tetap semangat menjalani hidup Alina. Walaupun tidak seindah yang kita harapkan.. tapi dengan banyak bersyukur semua terasa indah. Ya sudah jangan lupa hari Sabtu bulan depan kamu mempersiapkan diri untuk MC."ucap David ..Disambut anggukkan oleh Alina.
"Sekali lagi terima kasih ya Mas..Berkah selalu rezekinya.. pokoknya terima kasih untuk semuanya ,untuk kebaikan dan untuk support sistem yang Mas berikan untuk Alina. Sehat selalu ya Mas."ucapan Lina tulus.
Kini Alina sudah di depan komputernya lagi, ia berkutat dengan lapor-laporan dan Pree orde bahan baku produksi
Alina sudah hampir dua tahun menepati posisi staf purchasing.. Dan semua itu ia rahasiakan kepada keluarganya. Mereka tidak perlu tahu pekerjaannya Alina..
"Bu, bagaimana ini? Ira dan Mas Ardi tidak punya uang untuk mengganti uang Alina. Terus kami harus tinggal di mana Bu? Misalkan diusir dari rumah ini.."tanya Ira.
"Ya sebaiknya kamu ikut suamimu pulang ke rumahnya. Dan memang kamu tanggung jawab Ardikan ?sebagai suami. Untuk utang-utang kalian gadaikan saja sertifikat rumah Ardi buat mengembalikan uang Alina. Ardi juga banyak memakai uang Alina kata bapak.
kalau kamu sangat wajar memakai uang Lina."jawab Hamidah,lebih baik Ira dan dan Ardi meninggalkan rumah.Ia tidak mau berpisah dari lelaki yang sangat ia cintai.
Hamidah Sangat yakin sekali jika, Alina tidak menjual rumah ini
"Ibu, hutang Mas Ardi diBank tempat ia bekerja ternyata sudah banyak Bu. Sekarang saja aku sama Mas Ardi Sedang bingung. Untuk mengembalikan uang Mbak Tari yang dipakai untuk jaminan kemarin.Misalkan sertifikat rumah mas Ardi di jaminkan diBank, tidak cukup untuk membayar mba Tari dan untuk membayar kebank gaji Mas Ardi habis Bu." Keluh Ira, semua tidak sesuai dengan harapannya. Ia ingin menikah supaya bisa menikmati gaji suaminya.
Kenyataannya gajinya suaminya telah habis buat bayar hutang-hutang suaminya.
"Ibu, juga tidak tahu Ra. Ibu kira Alina masih seperti dulu selalu mengalah. Tapi sekarang sudah berbeda,ia tidak bisa dimanfaatkan lagi Ibu saja kalau bicara tidak digubris kalian carilah solusinya sendiri."keluh Hamidah
"Kamu dengar kan, semalam Alina bilang rumah ini,akan dijual.Jadi kita selamatkan diri masing-masing."lanjut Hamidah sambil mengedipkan matanya pada Ira. Dan ia melirik kearah pintu kamar dimana Subandi sedang didalam kamar.
Ira tidak peka dengan isyarat kedipan mata Ibunya,ia masih saja ngoceh-ngoceh tidak jelas.
"Ibu payah tidak mau membantu Ira! Lakukanlah sesuatu, dengan cara memaksa Alina supaya menurut lagi seperti dulu.Supaya Lina tidak meminta ganti uang yang dipakai Mas Ardi..Ibu kan tahu aku baru lulus kuliah dan belum bekerja.Walaupun Aku sudah bekerja, aku tidak mau mengganti uang ibunya Lina yang aku pakai buat kuliah."sahut Ira.
"Ibu tidak bisa memaksa Alina Ra, sudah ibu jelaskan Lina sudah berbeda.Sudah lah kalian lekas kemas- kemas sekarang, jangan sampai bapak mu marah sama ibu,kalian masih disini"lanjut Hamidah.
"Dengarkan kata ibu, sementara kita mengalah dulu Ra, setelah ibu mendapatkan sertifikasi rumah ini,baru ibu akan menendang bapak mu dan Lina."Mata Ira berbinar mendengar bisikan ibunya.
Hamidah sangat yakin jika, sertifikat rumah peninggalan almarhumah ada didalam kamar Lina.
Dan Hamidah pun yakin,Alina tidak mungkin menjual rumah peninggalan ibunya.