{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh empat
Leanor kewalahan menjawab setiap pertanyaan bibi dari desa, menanyakan tentang keberuntungannya, ia sangat lelah lalu mengajak adiknya dan teman kecil lainnya utuk beristirahat.
Mereka beristirahat di bawah pohon besar ada batu-batu untuk untuk disana, kebetulan tempat peristirahatan mereka dekat dengan jalan menuju kota, jadi mereka bisa melihat orang-orang yang ingin pergi ke kota.
"Kak, seperti nya misi ibu berhasil menyebarkan gosip seluruh desa ini!" Bisik Bastian kepada kakaknya.
Leanor hanya terkekeh lalu menjawab pertanyaan adiknya " memang berhasil tapi aku yang kewalahan menjawab pertanyaan bibi itu yang rempong." Ucap Leanor kesal.
"Tidak apa-apa kak! Besok kita juga pergi jadi tidak ada lagi yang bertanya kepadamu." Ucap Bastian kepada kakaknya.
"Ya kamu benar, setelah ini kita kembali saja kerumah, aku tidak mood lagi untuk jalan-jalan." Ucap Leanor setujui oleh Bastian, Leanor juga meminta kepada teman Bastian untuk kembali karena dirinya akan kembali setelah istirahat.
Beberapa jam kemudian mereka cukup lama istirahat disana, sehingga membuat Leanor mengantuk karena angin yang sepoi-sepoi menyejukkan bisa membuat dirinya mengantuk.
Dia mengajak bastian untuk segera pulang untuk melanjutkan tidurnya dirumahnya " Tian kita kembali sekarang, aku sudah mengantuk terlalu lama duduk disini." Kata Leanor kepada adiknya.
"Baik kak!." Jawab Bastian lalu ia berdiri dari duduknya, begitu pula dengan Leanor ia ikutan berdiri.
Wiiiuuu...wiiiuuuu...wiiiuuuuu
Sebelum melangkah Leanor mendengarkan suara Ambulan dari arah jalan kota, tentu ia penasaran dan melihat kearah sana.
"Itu mobil ambulans untuk apa datang kedesa kita yang terpencil ini" kata Leanor heran.
"Aku juga tidak tahu, sepertinya arah itu menuju kerumah pak kades deh kak!." Ucap Bastian santai, karena sering bermain didesa ini Bastian cukup mengenal dimana letak masing-masing rumah penduduk warga desa.
"Benarkah! Apa mungkin di dalam mobil putranya pak kades ya, apa terjadi sesuatu!" Ucap Lea penasaran kantuk sudah hilang karena penasaran " Tian ayo kita ikut melihatnya." Kata Leanor kepada Bastian.
"Bukannya kamu mengantuk ya!" Kata Bastian kepada kakaknya, melihat kakaknya yang bersemangat ia jadi ragu.
"Kantuk ku sudah hilang, ayok kita gabung dengan rombongan yang mengikuti mobil ambulans itu." Kata Leanor lagi, tapi Bastian masih berdiri disana " kecepatan kenapa masih berdiri, nanti kita ketinggalan berita"
"Kak! Mengapa kamu semangat sekali biasanya kamu tidak begitu peduli dengan kejadian sesuatu didesa." Kata Bastian.
"Is kamu ini orang itu setiap tambah tentu berubah, ayok!" Kata Leanor sambil menggandeng tangan adek dan mengikuti arah mobil ambulance.
Saat sampai dirumah pak kades, ia terlambat sebab mobil ambulan tersebut akan kembali ke kota.
"Kita terlambat tidak tahu apa yang terjadi." Ucap Leanor ia tidak dapat melihat siapa yang di dalam mobil.
"Kak itu ibu kita tanyakan saja kepada ibu apa yang terjadi." Ucap Bastian saat melihat ibunya juga ada dalam kerumunan yang menyaksikan keasyikan ibu-ibu bergosip.
"Ibu! Kamu disini juga sejak kapan ibu datang, apa ibu tahu apa yang terjadi?" Ucap Leanor saat Bastian melihat ibunya ia langsung menghampiri bu Nining.
" Mengapa kamu kesini juga!, kalau ibu sejak tadi disini, soalnya tempat perkumpulan bibi- bibi bergosip dekat sini." Kata bu Nining.
"Aku juga mendengar mobil ambulans karena itu aku kesini, aku melihat warga desa banyak yang ikut melihat kesini jadi aku juga ikutan." Leanor menjelaskan kepada ibunya mengapa dia juga disini.
"Kita pulang saja, nanti ibu ceritakan apa yang terjadi." Ucap bu Nining mengajak Leanor pulang kerumah.
"Baiklah!" Kata Leanor lalu ia mengikuti ibu pulang, ia juga bertanya kepada sistem sambil berjalan.
"Ana, apa kamu tahu sesuatu apa yang terjadi hari ini." Kata Leanor kepada sistem
{ Nona! Aku hanya mengetahuinya sedikit, memang benar di dalam mobil ambulan adalah putra pak Kades, dia mengalami kecelakaan saat menjalani misi, hanya saja luka nya sangat parah, dia mengalami cidera pada kakinya karena patah tulang pihak rumah sakit angkat tangan karena kakinya harus di amputasi, tetapi dia menolak untuk memotong kakinya, jadi pihak rumah sakit menyerah untuk membujuk dia akhirnya hanya mengobati luka yang lainnya saja, setelah lukanya sembuh, dia di pulangkan kerumah orang tuannya, karena itu pak kades datang kerumah sakit untuk menjemput putranya.}
"Kasihan sekali, pasti pak kades sangat terpukul melihat putra yang dibanggakan sekarang menjadi cacat." Ucap Leanor sedih.
"Apa dia pensiun dari militer? Ana!" Tanya Leanor lagi.
{Aku juga tidak tahu nona, jika kakinya cidera separah itu mungkin saja pensiun.}
"Aku bisa saja memberikan air spiritual kepadanya, dalam seminggu pasti ia sembuh tapi aku tidak mau mengambil resiko hanya demi orang yang tidak aku kenal." Ucap Leanor lagi
{ Nona, anda bisa memberikan air spiritual yang sudah di encerkan seperti yang anda berikan kepada keluarga anda.}
"Kalau di encerkan kesembuhannya akan lambat, dan bagaimana cara memberikan kepadanya, beda dengan ibu dan ayah kami serumah." kata Leanor menjelaskan kepada sistem.
{ Benar juga, tapi nona jika ada kesempatan kamu usahakan membantunya karena keluarga pak kades sudah banyak membantu keluarga anda.}
"Iya, aku akan cari kesempatan untuk memberikan air spiritual kepadanya, dengan begini hutang budi keluargaku sudah aku bayar." Ucap Leanor lagi.
Tidak lama setelah itu mereka sampai dirumah, bu Nining membuka pintunya lalu ia duduk untuk menenangkan dirinya, karena lelah.
"Ibu minum air putih dulu supaya kamu segar kembali." Ucap Leanor sambil memberikan segelas air putih kepada bu Nining.
"Terimakasih hanya putri ibu yang pengertian." Ucap bu Nining sambil gelas tersebut lalu meminumnya.
"Ibu aku juga pengertian tidak melupakan mu juga, ambillah buah ini sudah aku kupaskan dan juga sudah di potong, buah ini rasanya segar." Ucap Bastian memberikan piring berisi potongan buah.
"Iya kamu juga, senangnya memiliki anak-anak yang berbakti." Kata bu Nining lalu mengambil buah tersebut untuk ia makan.
Setelah tenaganya kembai bu Nining menceritakan apa yang ia lihat hari ini dan mendengarkan gosip dari tukang gosip.
"Kita tidak tahu bagaimana takdir hidup kita, aku kira putra pak Kades akan sukses di militer tapi tidak menyangka takdir berkata lain." Kata bu Nining kasihan kepada pak Kades.
"kasihan pak kades pasti ia sangat terpukul dengan keadaan putranya seperti ini, dia selalu membanggakan putranya itu, pasti ia sangat terpuruk." Ucap bu Nining dengan menghela nafas.
"Ibu dengan keadaan pak kades seperti itu, lebih baik kita tunda dulu membeli tanah, tunggu sampai pak kadas tenang baru bahas membeli tanah dan sawah." Ucap Leanor.
