NovelToon NovelToon
HIDDEN TRUTH

HIDDEN TRUTH

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Persahabatan / Romantis / Cintamanis / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:298
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Amanda Theresia, begitu populer seangkatan sekolahnya. Kepopulerannya bukan hal yang istimewa melainkan karena dia terkenal dengan images buruknya. Namun, siapa sangka gadis dengan image buruk itu justru menjalin hubungan dengan laki-laki baik. Begitu berbanding terbalik dengan dirinya. Bagaimana awal dan akhirnya nanti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

"Amanda." Panggil Zio melembut dengan tangan yang berjalan meraba payudara

"Anjing!!!" Teriak laki-laki yang selama ini selalu ada saat Amanda membutuhkan bantuan.

"Awsss." Ringis Zio merasakan tangannya yang ngilu karena ditendang Imanuel.

"Bangsat kamu Zio! Berani-beraninya kamu nyentuh Amanda!" Marah Imanuel menggebu-gebu dengan tangan yang tidak tinggal diam memberikan pukulan-pukulan di wajah Zio.

Karena tidak adanya kesempatan Zio melawan Reyhan, kini Zio sudah tergeletak dengan mata terpejam pingsan.

"Imanuel, udah." Ucap Amanda dengan lirih, air matanya tiba-tiba meluncur begitu saja tanpa permisi. Mendengar ucapan dari Amanda membuat Imanuel menghentikan pukulannya.

Imanuel terdiam dengan napas yang memburu dan ngos-ngosan. Memutar kepala guna melihat wajah Amanda, mata Imanuel terbuka lebar karena Amanda menangis.

Dengan gerakan cepat Imanuel menghampiri Amanda dan membawa tubuh Amanda masuk ke pelukannya dan mengusap rambut Amanda menenangkan. Ini adalah kali pertama Imanuel melihat Amanda menangis selama mereka kenal.

Sedangkan disisi lain Jeremi hanya bisa diam dan memandang kekasihnya dari kerumunan para laki-laki yang tadi ikut merendahkan kekasihnya. Tangannya mengepal, dirinya merasa tidak begitu berguna sebagai kekasih Amanda karena tidak bisa melakukan seperti apa yang seharusnya dirinya lakukan. Seharusnya yang berada diposisi Imanuel sekarang adalah dirinya, namun apalah dayanya.

Jeremi semakin merasa sakit kala melihat Amanda menangis. Sama seperti lainnya, yang sama-sama terkaget-kaget, ini juga kali pertama Jeremi melihat Amanda menangis. Biasanya mata Amanda hanya memerah berkaca-kaca menahan tangisan, namun kini air mata itu turun dari mata indahnya.

Jeremi pergi meninggalkan gerombolan itu dan pergi ke taman belakang sekolah. Dirinya hanya diam dan merenung.

Kembali ke Amanda—Amanda ditenangkan oleh Imanuel berusaha membawa Amanda keluar dari kerumunan bersama teman-temannya yang juga membawa Fransiska, Manuella dan Amora

Sebelum keluar dari kerumunan itu semua, Imanuel berbicara dengan keras. "Buat kalian semua—fucking jerk!!"

"Mereka bukan cewek sewaan kayak yang kalian pikir. Foto yang kalian semua lihat itu foto Amora sama pacarnya dari SMA sebelah. Bukannya pelanggan kayak yang kalian ucapin bangsat!!!" Jelas Imanuel yang membuat mereka diam seketika.

Setelah kejadian itu, Imanuel melaporkannya pada Setelah kejadian itu, Imanuel melaporkannya pada kesiswaan dan diselidiki secara mendetail.

...****...

Setelah tiga hari Amanda tidak masuk sekolah dan tidak memunculkan dirinya bahkan tidak mengaktifkan ponselnya. Akhirnya hari ini Amanda memutuskan mengaktifkan ponselnya dan boom, banyak notifikasi masuk.

Membuka satu-persatu pesan masuk hingga Amanda membaca kabar bahwa Zio telah dikeluarkan dari sekolah. Amanda bersyukur dan sedikit bernapas lega namun setelah kejadian dihari itu semakin membuat Amanda banyak diam.

Setelah melihat semua pesan-pesan itu, baik pesan dari teman-temannya juga kini tinggal satu pesan yang belum Amanda buka. Pengirim pesan yang selama tiga hari ini memenuhi pikiran Amanda. Jeremi kekasihnya, yang hanya diam saja saat melihat kekasihnya direndahkan dihadapan banyak orang.

Orang yang Amanda harap menyelamatkannya dan membelanya malah hanya diam ikut menjadi salah satu penonton kejadian. Amanda kecewa. Kekecewaan yang tak kunjung berakhir dan semakin menggoreskan luka dalam. Harapan yang sia-sia dan menjatuhkan.

Amanda menutup ponselnya membiarkan pesan Jeremi tanpa niat membacanya sedikitpun. Hanya saja Amanda tidak ingin kembali menelan mentah-mentah kekecewaan yang mengganggunya. Frustasi.

Itulah perasaan yang kini tengah Jeremi rasakan karena tidak mendapatkan kabar apapun dari Amanda. Saat hari ini Amanda sudah masuk ke sekolah pun Amanda belum juga membalas pesannya. Saat Jeremi memberi kode Amanda untuk menemuinya ditempat biasanya pun Amanda hanya mengabaikannya.

Jeremi benar-benar bingung harus bagaimana saat ini. Mata Jeremi menatap Amanda yang duduk di kursinya sedang bersenda gurau bersama Manuella, Amora dan Fransiska.

Entah bagaimana Amora dan Fransiska berada dikelasnya padahal jam pelajaran sedang berlangsung, sedangkan kelasnya memang sedang jam kosong.

Jeremi menghela napas dan berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju tempat Amanda dan teman-temannya berkumpul.

Setelah kedatangan Jeremi, keadaan yang semula sedang sibuk haha hihi kini diam dengan mata Manuella, Fransiska dan Amora menatap Jeremi tidak suka.

"Ehem...!"

Deheman Jeremi sebelum mulai berbicara. Rasanya saat ini suasananya jadi tidak nyaman dan Jeremi sedang menuju untuk dikuliti.

"Amanda." Panggil Jeremi yang berhasil membuat Amanda mendongakkan kepalanya menatap wajahnya dengan ekspresi datar.

"Kamu dipanggil Bu Sabrina sekarang" ucapnya yang berhasil membuat teman-teman Amanda menyerit bingung, mengapa guru sejarah itu memanggil Amanda.

"Sekarang kamu ke sana bareng sama aku." Tambah Jeremi dengan membuang wajahnya.

Amanda menghela napasnya malas dan dengan ogah-ogahan berdiri dari kursinya berjalan mendahului Jeremi segera keluar kelas.

Jeremi dan Amanda berjalan dengan Amanda yang memimpin jalan sedangkan Jeremi di belangkangnya menatap punggung Amanda dengan penuh rasa rindu.

Keadaan lorong saat ini sangat sepi karena hampir semua kelas sedang berlangsung pelajaran sedangkan kelas yang sedang kosong memang tidak diperbolehkan keluar kelas kecuali anak-anak nakal yang berani melanggar peraturan itu.

"Kenapa kamu cuek begini?" tanya Jeremi. "Aku ada salah? atau gara-gara Zio?"

Amanda tetap bungkam membuat Jeremi menarik napas panjang. "Masalah Zio udah selesai Amanda, dia juga udah di keluarin." Tambahnya berusaha menyelesaikan masalah ini.

"Tapi kamu nggak nolongin aku Jer." Kecewa Amanda menjawab dengan cepat.

Jeremi menghela napas, ia tahu jika Amanda merasa marah akan itu namun mau bagaimana lagi? mereka harus tetap merahasiakan hubungan keduanya.

"Maaf." Sesal Jeremi yang langsung menarik tangan Amanda untuk berbelok ke kanan menuju gudang yang biasa mereka gunakan bukannya malah menuju ruang guru.

"Kenapa malah kesini sih?" Kesal Amanda setelah mereka masuk ke dalam gudang dan Jeremi menutupnya rapat-rapat.

"Aku kangen," jawab Jeremi dengan nada manja dan memeluk tubuh Amanda erat.

"Lepasin." Sinis Amanda dengan menyentak tangan Jeremi.

Sudah cukup, Jeremi sudah cukup sabar untuk tingkah laku Queen. Sepertinya Amanda semakin berani dan semakin menjadi-jadi.

Jeremi menggretakkan gigi-giginya dengan wajah yang sudah memerah. Matanya menyorot Amanda tajam dengan otot-otot leher yang terlihat sangat jelas—menarik kerah seragam Amanda dan mendekatkan tubuh mereka sehingga tidak ada jarak yang tersisa. Jeremi mencengkeram wajah Amanda dan menciumnya dengan kasar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!