NovelToon NovelToon
Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Asila Angelica, merutuki kebodohannya setelah berurusan dengan pemuda asing yang ditemuinya malam itu. Siapa sangka, niatnya ingin menolong malah membuatnya terjebak dalam cinta satu malam hingga membuatnya mengandung bayi kembar.

Akankah Asila mencari pemuda itu dan meminta pertanggungjawabannya? Atau sebaliknya, dia putuskan untuk merawat bayinya secara diam-diam tanpa status?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk, simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Oleh-oleh

"Ayo! Kalian ikut pulang bersama kami!"

"Hah? Pulang?"

"Menurutmu? Apa ini rumahmu? Di sini kamu cuma ngontrak, apa kau pikir rumah ini layak untuk tempat tinggal anak-anakmu? Aku tak mau cucuku menderita diusianya yang masih balita. Ayo pulang dan temui mamamu!"

Asila bingung, haruskah ia mengikuti ajakan ayahnya? Apakah mereka benar-benar bisa menerima anak-anaknya?

"Kenapa diam? Masih nggak mau pulang juga? Apa nunggu Papa marah baru mau beranjak?"

"Em... Apakah Papa mau menerima anak-anakku?"

Wijaya terkekeh dan beranjak dari tempat duduknya lalu mendekati dua bocah kecil yang duduk di sebelahnya. Kedua bocah itu nampak ketakutan, tapi Wijaya langsung menunjukkan sikap sayangnya.

"Apa kau berpikir kalau Papa bakalan membenci cucu Papa sendiri? Justru papa sangat menyesal tidak pernah tahu mereka dilahirkan. Papa sangat menyesal karena tidak pernah tahu mereka ada di dunia. Sungguh bodoh kau itu, bisa-bisanya menyembunyikan hal-hal sebesar ini. Ayo nak, kemarilah, peluk opa, aku ini opa kalian. Kalian pulang sama opa ya?"

Asila mengulas senyuman tipis. Di situ ia yakin Ayahnya benar-benar tulus menyayangi anak-anaknya.

"Yaudah, kalau gitu aku mau pulang, tapi kalian harus janji, jangan benci anakku, jangan menyia-nyiakan mereka, kalau kalian mau marah sama aku saja, mereka nggak tahu apa-apa. Mereka hanya korban dari kebodohanku."

Di situ Teddy geleng-geleng kepala. Ia ikut terharu melihat penderitaan yang dialami oleh adik perempuannya.

***

"Kalian ini dari mana aja? Katanya kalian nggak ada di kantor, terus aku hubungin juga nggak ada yang respon. Kalian pikir aku bisa tenang?"

Setibanya di rumah Aruna sang istri mengomel-ngomel mendapati suami dan anak laki-lakinya baru pulang, dan itu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Dia begitu khawatir takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap suami dan juga anaknya. Sudah kehilangan satu anak perempuannya ia tak mau kehilangan yang lain.

"Maafkan kami Ma, kami tadi tugas keluar daerah dan handphone kami lowbat kami lupa membawa charger," jawab Teddy.

"Sekarang yang penting kami sudah ada di rumah, mama bisa tenang," sahut Wijaya. "Oh ya ma, Papa tadi bawa oleh-oleh buat mama, semoga saja mama menyukainya."

Aruna tersenyum getir. "Oleh-oleh? Mama bukan anak kecil yang selalu mengharapkan oleh-oleh. Mama hanya ingin bertemu kembali dengan Asila. Mama bingung harus berbuat apa lagi untuk menemukan dia. Selama enam tahun tak sekalipun dia memberi kabar. Aku sangat mengkhawatirkannya Pa! Kalaupun ada salah aku pasti akan maafkan kok, kenapa dia menghilang bak ditelan bumi? Anakku, harusnya dia ada di sini bersamaku. Aku khawatir dia menderita hidup di luar."

"Ma, kita tak kurang-kurang mencarinya, segala upaya sudah kita lakukan, tapi hasilnya nihil. Asila sudah memilih jalan hidupnya, dia mungkin lebih bahagia hidup tanpa orang tuanya. Biarkan dia bebas berkeliaran di luar, nanti kalau sudah puas kan balik lagi."

"Papa jangan bicara seperti itu Pa! Biar bagaimanapun juga Asila itu anak perempuan kita. Kita jangan lelah untuk tetap mencarinya. Kalau sampai terjadi sesuatu sama dia, kita juga yang kehilangannya!"

Wijaya menghela nafas. Dia melepaskan jaket yang dikenakannya dan melemparkannya ke sofa di ruang keluarga. Dia tak menjelaskan  kedatangannya bersama dengan anak cucunya, rencananya ia ingin memberikan kejutan untuknya.

"Sudah-sudah! Jangan bahas dia lagi, aku masih lelah. Sebaiknya kau ambil oleh-oleh yang aku taruh di depan teras. Kalau nggak suka kamu buang aja!"

Aruna mengerutkan keningnya. Sebenarnya apa sih yang suaminya bawa hingga mendesaknya untuk segera melihat. Ia yang sebenarnya tak berminat untuk menerima oleh-oleh suaminya, diputuskan untuk melihatnya, mungkin suaminya memang berniat untuk menghiburnya setelah pergi tanpa pamit.

"Oke, yaudah aku buka sekarang. Di mana kamu taruh?"

"Di teras depan," jawab Wijaya.

"Di teras depan? Sebenarnya oleh-oleh apa sih? Kok nggak dibawa masuk? Bukan makanan?"

"Bukan, lihat aja!"

Aruna menghela nafas. "Oke-oke." Tak ingin membuat suaminya kecewa, ia pun langsung bergegas ke depan. Begitu terkejutnya ia ketika berada di tengah-tengah pintunya yang terbuka, di situ ia mendapati dua bocah kecil yang tengah berceloteh.

"Bocah? Ini anaknya siapa? Apa ini yang dimaksud oleh-oleh? Tapi ~~

"Gimana ma? Udah lihat oleh-olehnya?"

Aruna masih diam, dia melangkahkan kakinya keluar, memastikan apakah ada orang lain selain bocah kecil itu. Ia menoleh ke arah kursi kayu, seketika degub jantungnya berdetak lebih kencang saat melihat sosok wanita muda yang begitu familiar.

"Asila!" Satu kata terucap dari mulutnya. Matanya langsung berkaca-kaca dengan tubuhnya bergetaran.

"Mama!"

"Jadi maksudnya oleh-oleh itu kamu Sil?"

Asila terkekeh. "Mungkin iya ma, emangnya Papa tadi bilang apa?"

"Papamu bilang suruh ke depan, ada oleh-oleh buat Mama. Sebenarnya Mama nggak butuh oleh-oleh, Mama hanya butuh ketemu kamu lagi, dan ternyata kamu oleh-olehnya?"

Wijaya keluar dengan tertawa kecil. "Gimana Ma? Suka nggak, dengan oleh-olehnya?"

"Ya jelas suka banget Pa! Memang ini yang Mama harapkan. Tapi ngomong-ngomong gimana ceritanya Papa bisa bertemu dengan Asila? Apakah sebelumnya Papa sudah mengetahui keberadaan Asila?"

Sebelumnya Wijaya tidak pernah mengatakan hendak pergi keluar kota, bahkan ia juga tidak pernah menyangka kepergiannya ke luar kota untuk menjemput Asila. Semua serba kebetulan, dan salah satu teman dari Teddy lah yang mengetahui keberadaan Asila.

"Sebenarnya Papa itu nggak tahu kalau Asila ada di luar daerah, yang tahu keberadaannya itu salah satu temannya Teddy. Setelah mendengar informasi mengenai keberadaan Asila, Papa dan Teddy langsung berangkat menuju alamat yang diberikan oleh temannya Teddy itu untuk membuktikan omongannya dan ternyata benar, dia tinggal di sebuah apartemen, tapi dia di situ ngontrak."

Wijaya memberikan penjelasan mengenai awal mula bertemu dengan anak perempuannya. Walaupun agak kecewa setelah tahu kenyataannya, tapi ia juga tidak bisa membenci keturunannya sendiri.

"Kenapa Papa nggak pamit sama Mama? Seharusnya kan Mama ikut jemput Asila. Mama itu khawatir, takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap kalian."

"Maaf Ma, kami hanya tidak ingin Mama kecewa, jadi Papa berniat membuktikan terlebih dulu apa benar Asila ada di tempat itu?"

Tatapan Aruna beralih pada dua bocah kecil beda jenis yang diyakini kembar. Dia tak pernah berpikir kalau kedua bocah itu cucunya sendiri, karena dia meyakini Asila tidak akan berbuat hal-hal yang merugikan dirinya sendiri.

"Pa, anak kecil ini siapa? Apa mereka ini~~

"Ya, mereka ini cucu kita ma, dia anaknya Asila."

"Apa? Cucu kita? Anaknya Asila? Kapan dia menikah? Kenapa dia tidak memberitahu kita?"

Aruna benar-benar terkejut bukan main. Enam tahun tidak bertemu dengan anaknya kini anaknya sudah memiliki anak, lalu siapa yang sudah menikahinya? Sebagai orang tua ia merasa disepelekan.

"Maafkan aku ma, aku nggak ada niatan untuk mengecewakan kalian, tapi ini sungguh di luar dugaan. Aku hamil tanpa pernikahan."

1
tia
jangan mobil mobilan ,,,mobilx sungguhan langsung di belikan 😄
4U2C
𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹,,𝗶𝗻𝗶 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗱𝗲𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮..🤣
Ika Dw
oke... dilanjut besok ya kak😁
tia
lanjut thor
tia
belom update thor
Ika Dw
enggak kak, santai aja😁
tia
jangan bilang tamat thor
tia
kenapa gak tes dna
Ika Dw
bobok dulu kak🤣, halunya disambung nanti 😁
tia
jangan digantung thor gk bisa tidur siang
Ika Dw
oke oke, ngetik dulu kak😭
tia
semangat thor,, lanjut bab ny 🤭
tia
lanjut thor 💪
Ika Dw: siap😍
total 1 replies
tia
tambah lag up thor 🤣🤣
Ika Dw: tangannya masih linu kakak😭
total 1 replies
tia
lanjut thor
tia
cerita bagus dn menarik
tia
dobel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!