NovelToon NovelToon
Langit Yang Kedua

Langit Yang Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa pedesaan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

Hagia terkejut bukan main karena dirinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pria yang jauh lebih muda dari usianya. Sebagai seorang janda beranak satu yang baru di ceraikan oleh suaminya, Hagia tidak menyangka jika tetangganya sendiri, Biru, akan datang padanya dengan proposal pernikahan.

"Jika kamu menolakku hanya karena usiaku lebih muda darimu, aku tidak akan mundur." ucap Biru yakin. "Aku datang kesini karena aku ingin memperistri kamu, dan aku sadar dengan perbedaan usia kita." sambungnya.

Hagia menatap Biru dengan lembut, mencoba mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. "Biru, pernikahan itu bukan tentang kamu dan aku." kata Hagia. "Tapi tentang keluarga juga, apa kamu yakin jika orang tuamu setuju jika kamu menikahi ku?" ucap Hagia lembut.

Di usianya yang sudah matang, seharusnya Hagia sudah hidup tenang menjadi seorang istri dan ibu. Namun statusnya sebagai seorang janda, membuatnya dihadapkan oleh lamaran pria muda yang dulu sering di asuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 01

Bismillahirrahmanirrahim,

Kali ini author kambali dengan karya yang sedikit berbeda yaaa, ada sentuhan religi nya, walaupun tidak full.

Mohon kritik dan saran nya yaaa, author ini masih dalam tahap belajar, kalau ada salah-salah kata atau kalimat yang tidak sesuai, jangan di maklumi tapi di kasih tahu kalau memang salah☺️Biar author juga belajar.

Ide cerita murni dari imajinasi author yaa, kalau ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lainya, itu diluar kendali author. Semoga readers terhibur... Terimakasih yang sudah menyempatkan mampir disela waktu luang kalian...

HAPPY READING 🤗 🤗 🤗

Hagia menghela nafas berat, wanita cantik itu menatap sendu kearah putrinya dari dalam mobil. Air matanya kembali menetes kala mengingat jika dirinya telah gagal memberikan keluarga utuh dan sempurna untuk sang buah hatinya.

Wanita dengan hijab berwarna hitam itu baru saja pulang dari pengadilan agama, pernikahan yang dibinanya selama 5 tahun, hari ini berakhir di meja hijau pengadilan. Hagia sungguh tidak pernah membayangkan perceraian ini akan terjadi.

Heru Pramudya, suami Hagia tiba-tiba menceraikan nya dan mengatakan sudah tidak mencintainya lagi. Padahal sebagai istri, Hagia selalu patuh dan tidak pernah membantah Heru, entah kesalahan apa yang Hagia lakukan, hingga dirinya kini berstatus janda.

"Assalamualaikum," ucap Hagia dengan suara pelan. Malik yang sedang bermain dengan cucunya kini menoleh kearah putrinya.

Wajah ayu yang biasanya selalu terlihat ceria itu terlihat murung, bahkan mata Hagia sembab dan sedikit memerah karena terlalu lama menangis.

"Walaikumsalam," ucap Malik. Hagia segera mengecup punggung tangan pria paruh baya itu dan menahan air matanya.

"Bunda!" seru Hasya. Bocah 3 tahun itu langsung menghambur dan memeluk kaki Hagia.

"Hasya sudah makan?" Hagia berjongkok dan memeluk erat putrinya.

"Hasya makan sama Mbah Kung," sahut bocah kecil itu dengan mata berbinar. Bagaimana bisa Heru tega meninggalkan dua bidadari cantik ini?.

Sebagai istri, Hagia termasuk istri idaman. Rajin, lembut, sabar, pintar memasak, sangat menjaga diri dengan menutup aurat, tidak banyak menuntut. Hagia juga sangat telaten dan penuh kasih sayang mendidik putrinya, entah dimana kurangnya hingga Heru menceraikan wanita nyaris sempurna seperti Hagia.

"Sudah mandi?" tanya Hagia. Hasya menggelengkan kepalanya sambil menyatukan hidung mungilnya dengan hidung bangir bundanya. "Sekarang mandi sama Bunda, ya." ajak Hagia menggendong putrinya dan membawa nya masuk dalam rumah.

Malik mendesah pelan, kesedihan jelas terlihat di wajah putrinya. Namun Hagia tidak menunjukkan rasa sedih itu di hadapan Hasya, walau bagaimanapun, gadis kecil itu belum tahu apa-apa tentang perceraian.

"Setidaknya kehadiran Hasya sedikit menghibur nya," gumam Malik pelan. Pria tua berkaos putih dan sarungan itu merebahkan tubuhnya di sebuah kursi rotan yang ada di teras rumahnya. Seharian menjaga cucunya membuat tubuh tuanya terasa lelah, maklum saja, karena bocah kecil seusia Hasya memang sangat aktif.

...

Di dalam kamar, Hagia baru saja selesai memandikan Hasya. Kini Hagia sedang menyisir rambut tebal Hasya, meskipun belum panjang. Namun rambut Hasya sangat tebal dan sehat.

"Bunda, Ayah masih kelja? Kenapa Ayah lama sekali pulangnya?" tanya Hasya yang masih sedikit cedal.

Hagia menatap sendu Hasya sambil membelai lembut rambut hitam itu. "Ayah kan lagi cari uang. Besok kalau Ayah sudah selesai kerja, Ayah pasti pulang." bohong Hagia mengarang indah.

Sebab, sebelum dirinya bercerai saja, Heru sangat jarang meluangkan waktu untuk Hasya. Apalagi sekarang pria itu sudah berstatus duda, bahkan saat tadi bertemu di pengadilan, Heru tidak bertanya atau membahas tentang Hasya.

"Anak bunda udah cantik, sekarang main dulu sama Mbak Sri, ya." Hagia menggendong Hasya dan menyerahkan putrinya pada pengasuhnya.

"Saya titip sebentar ya, Mbak."

"Siap, Bu" sahut Sri mengambil alih gadis kecil itu.

Hagia kembali ke kamarnya, perceraian itu sudah terjadi. Seberapa kuat dirinya mempertahankan pernikahan, namun jika suaminya tidak ingin bertahan, Hagia bisa apa? Sekarang waktunya Hagia kembali bekerja, meskipun hatinya masih dirundung kesedihan, namun Hagia harus tetap bekerja untuk menafkahi dirinya sendiri dan putri kecilnya.

Hagia mempunyai sebuah toko baju muslim yang sangat besar di daerah nya. Toko itu bahkan sudah Hagia kelola jauh sebelum dirinya menikah dengan Heru. Karena toko itulah Hagia bertemu dengan Heru yang notabenenya anak dari salah satu pelanggan Hagia.

"Rani, hari ini gamis anak-anak dan dewasa sudah masuk?" tanya Hagia pada salah satu karyawan kepercayaan nya.

"Sudah, Bu. Baru saja selesai turun dari mobil," sahut Rani diujung telepon.

"Besok baju Koko dan sarung juga masuk. Kabarin saya kalau mereka sudah datang. Soalnya besok saya belum ke toko," jelas Hagia.

"Siap, Bu." sahut Rani. "Bu, beberapa jenis hijab sudah mulai habis stok nya," lapor Rani.

"Hijab, bukannya baru datang minggu lalu?"

"Iya, tapi dua hari ini ada yang beli buat seragaman. Jadi..."

"Ya udah, kamu catat saja jenis-jenis hijab yang sudah kosong. Lalu kirimkan ke saya," potong Hagia lalu mengakhiri telepon itu.

"Bu, dek Hasya nya udah tidur." kata Sri sambil menggendong Hasya yang sudah tidur.

"Tidur?" heran Hagia. Wanita itu melirik jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB. "Astaghfirullah, aku bahkan belum sholat isya." gumam Hagia mengambil Hasya dari gendongan Sri, lalu membaringkannya diatas ranjang.

"Terimakasih ya, Sri." ucap Hagia. "Bapak udah makan?" tanya nya.

"Sudah, tadi saya sudah panggil Bu Hagia. Tapi kayaknya Bu Hagia sibuk banget, jadi kata bapak suruh biarin aja." kata Sri pelan.

"Benarkah?" Sri mengangguk. "Ya udah gak papa, Mbak Sri istirahat aja." ucap Hagia.

Hagia masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, terlalu tenggelam menyibukkan diri hingga lupa dengan kewajibannya menghadap sang Illahi.

Wanita cantik itu tidak menyia-nyiakan kesempatannya untuk mengadu kepada Sang pemilik kehidupan, atas rasa sakit yang ada dalam hatinya. Air matanya mengalir deras saat mengungkapkan kebingungan dan ketidak berdayaan nya akan sebuah takdir.

Hagia sangat sadar, jika dirinya adalah bagian kecil dari banyaknya ciptaan Allah. Meskipun dirinya bukan satu-satunya hamba yang paling menderita dan tersakiti, namun Hagia tetap mengadu dan memohon agar hatinya dilapangkan untuk menerima takdir pahit ini.

"Hagia," kata Malik pelan. Hagia yang tengah menangis tersedu kini mengangkat wajahnya dan melihat sosok pria yang selalu mencintai nya tanpa tapi.

"Bapak," suara Hagia terdengar bergetar. Malik masuk kedalam kamar putrinya dan duduk di tepi ranjang.

"Hagia minta maaf ya, Pak. Hagia gagal, Hagia buat bapak malu, Hagia minta maaf." Hagia menangis di pangkuan Malik. Air matanya kini membasahi sarung putih yang dikenakan oleh Malik.

"Kenapa minta maaf? Memangnya kamu salah apa?" kata Malik sambil mengusap kepala Hagia yang masih mengenakan mukena.

"Hagia gagal mempertahankan rumah tangga Hagia. Sedikit banyak, Hagia pasti bersalah karena Mas Heru menceraikan Hagia." suaranya serak bahkan hampir tidak terdengar.

"Kamu tidak gagal, Nak. Bapak tahu kamu sudah berusaha sebaik mungkin dalam pernikahanmu. Sebagai seorang anak, kamu adalah anak yang baik, sebagai seorang istri, bapak juga tahu jika kamu pasti menjalankan tugas dan kewajiban mu dengan baik." Malik menghela nafas berat. Ia sangat tahu bagaimana sikap putrinya.

"Jangan berpikir jika kamu gagal atau kamu tidak baik. Kamu hanya belum bertemu dengan pria yang tepat, mungkin Heru hanya menjadi pembelajaran dalam hidupmu, sedangkan jodohmu yang sesungguhnya saat ini sedang menyebut namamu dalam doa-doanya." ucap Malik sama sekali tidak menyalahkan Hagia atas kandasnya pernikahan itu. Karena tanpa Malik salahkan, Hagia sudah merasa sangat teramat bersalah dan gagal. Bagaimana bisa Malik menyalahkan dan menambah luka dalam hati putrinya?.

\*

\*

\*

\*

\*

TBC

✍🏻Halo para readers setia author 🤗🤗🤗

Ini pertama kalinya author bikin novel bertemakan religi, ya. Harap maklum jika banyak kata atau sesuatu yang kurang tepat, soalnya author juga masih belajar. Sebenarnya author gak ada rencana buat Novel religi, entah kenapa tiba-tiba ide ini ada di kepala author. Author pikir hanya ide sesaat, tapi ternyata ide ini stay di otak author berhari-hari, so..... Inilah hasilnya, semoga menghibur yaaa. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar. Like, vote dan subscribe jugaaa.....

1
Vanni Sr
hrusnya yg tau biru nikah siri sm rubah betina , org tua ny dulu. biar mereka jd tameng untk bela hagia
Vanni Sr
tp jujur aja yg tidak d bnerakn sifat dn sikah si halya dn umi ny apa lg. dlingkungn pesantren gtu, pasti hlya.bkal ngelakuin hal nekat lgi dn umk ny mendukung. 1lg bu salma hrus tau gmn gila ny hilya
Vanni Sr
masa iya hagia d buat sakit 2x?? bkn kwjibn biru jg unk peduli sm hagia kalau tindkn ny buat wanita lain sakit hati.
Aryati Ningsih
semangat Thor ..lanjut terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!