NovelToon NovelToon
TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Cintapertama / Pihak Ketiga / Trauma masa lalu / CEO
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dina Sen

Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.

Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pesan tak terduga

Ruangan itu mendadak terasa sepi setelah pintu tertutup rapat.

Wangi parfum Alira masih menggantung di udara 'samar, tapi menusuk seperti racun yang sulit hilang.

Bayu berdiri mematung di depan meja kerjanya. Nafasnya berat, dadanya naik turun.

Ia menatap meja itu lama, seperti berusaha menenangkan diri. Tapi semakin ia mencoba, semakin rasa aneh menyerang tubuhnya.

Pelipisnya berdenyut.

Dunia di sekelilingnya seolah bergoyang pelan.

Ia menutup mata, mengatur napas. Namun justru saat itu bisikan halus kembali terdengar samar, dari arah belakang.

“Kau masih merindukanku, kan, Bayu?”

Bayu menoleh cepat tak ada siapa-siapa.

Ruangan itu kosong. Tapi wangi parfum itu semakin kuat.

Ia mundur selangkah, memegang sisi meja untuk menahan tubuhnya yang mulai goyah.

Kepalanya terasa seperti dipukul benda berat. Pandangannya berbayang.

“Kau tahu … aku tidak pernah benar-benar pergi…”

Suara itu lagi lembut, tapi menusuk langsung ke kepalanya.

Bayu menekan kedua pelipisnya, berbisik lirih, “Tidak. Ini cuma halusinasi. Aku cuma stres…”

Namun matanya tertuju pada cermin kecil di sudut ruangan dan di sana, bayangan Alira tampak berdiri, menatapnya dengan senyum samar.

Gaun hitamnya bergoyang lembut seolah diterpa angin yang tak ada.

Bayu tersentak mundur, kursi di belakangnya terjatuh. Napasnya semakin cepat.

“Pergi!” bentaknya parau.

Bayangan itu tak hilang. Justru bergerak lebih dekat di pantulan kaca, sementara dalam kenyataan, ruang itu tetap kosong.

“Kau tak bisa menghapusku begitu saja, Bayu…”

“Kau sudah bagian dari aku.”

Bayu memejamkan mata, kedua tangannya menekan kepala yang berdenyut keras.

Tubuhnya mulai gemetar, keringat dingin menetes dari pelipisnya.

Kursi dan meja tampak bergoyang di matanya, atau mungkin hanya ilusi.

Suara detak jam di ruangan terdengar sangat keras, menambah rasa pusing yang mengguncang otaknya.

“Berhenti…” gumamnya lirih.

Namun rasa berat di kepala semakin menjadi. Dada sesak, pandangan berputar.

Ia tersungkur, bertumpu pada meja, berusaha menarik napas panjang.

Di telinganya, bisikan Alira semakin jelas, seolah membelai gendang telinganya dengan nada menggoda.

“Kau pikir kau bisa melupakan malam itu, Bayu?”

“Kau pikir istrimu bisa menyelamatkanmu dari aku?”

Bayu memukul meja keras-keras, gelas kopi di atasnya jatuh pecah.

“Cukup!” teriaknya parau.

Tapi suara itu tak berhenti. Kini bukan hanya suara, bayangan Alira muncul di belakangnya, seolah nyata — mendekat dengan tangan terulur ke bahunya.

“Aku di sini, Bayu…”

Bayu berbalik cepat — tapi tak ada siapa-siapa.

Yang ada hanya pantulan dirinya sendiri di kaca besar ruangan, wajah pucat dan mata merah penuh ketakutan.

Ia bertekuk lutut, memegang kepala, berusaha bernapas di tengah rasa berat yang semakin menekan.

Suaranya bergetar lirih.

“Aku tidak gila … ini tidak nyata … aku tidak gila …”

Namun tubuhnya tak lagi mampu menopang. Ia terhuyung, lututnya lemas, dan terjatuh di lantai, matanya terpejam menahan rasa sakit di kepala yang terasa seperti dihantam ribuan suara.

Sebelum kesadarannya benar-benar memudar, ia sempat melihat bayangan Alira berlutut di hadapannya, mengusap pipinya lembut.

“Kau milikku, Bayu…”

Dan gelap.

****

Telepon di rumah Pratama berdering keras, memecah keheningan siang yang mulai menua. Sekar yang tengah duduk termenung di ruang tamu tersentak, segera bangkit dan meraih gagang telepon di meja kecil dekat sofa.

“Hallo?” suaranya pelan namun terdengar cemas.

Suara di seberang terdengar tergesa dan penuh nada panik.

“Bu Sekar, ini Rani, sekretaris Pak Bayu! Maaf mengganggu, bu sekar, Pak Bayu ... beliau tiba-tiba pingsan di ruangannya! Sekarang sudah sadar, tapi kondisinya lemah sekali. Kami sangat khawatir…”

Sekar langsung pucat. “Apa? Mas Bayu pingsan?” suaranya gemetar. “Sekarang dia di mana?”

“Masih di kantor, Bu. Kami sudah coba panggil paramedis, tapi beliau menolak dibawa ke rumah sakit. Katanya jangan kabari siapa pun, tapi saya pikir Ibu harus tahu.”

“Terima kasih, mba Rani. Saya akan ke sana sekarang juga.”

Sekar menutup telepon dengan tangan gemetar. Nafasnya tercekat, matanya mulai berkaca. Ia segera berlari keluar, memanggil sopir pribadinya.

“Pak Arman, tolong cepat antar saya ke kantor mas Bayu!”

Sopir itu yang kaget melihat wajah pucat majikannya hanya bisa mengangguk cepat dan bergegas menyalakan mobil.

...

Beberapa menit kemudian di kantor Bayu.

Begitu mobil berhenti di depan gedung tinggi itu, Sekar langsung turun tanpa menunggu pintu dibukakan. Tumit sepatunya berdetak cepat di lantai marmer saat ia berlari, sekar bertanya pada salah satu pegawai ruangan Bayu CEO di perusahaan itu, salah satu pegawai itu lantas menunjukan sekar ruangan bayu dan mengantarnya, keduanya berjalan menuju lift.

....

Sampai di lantai atas.

Rani, sekretaris Bayu, sudah menunggunya di depan pintu ruangan.

“Bu Sekar, di dalam. Tapi beliau tidak mau diperiksa, terus bilang dirinya baik-baik saja.”

Sekar tak menjawab. Ia langsung membuka pintu ruang kerja Bayu.

Bayu duduk di kursinya, wajahnya masih pucat, kemejanya sedikit kusut. Ia berusaha tersenyum saat melihat istrinya.

“Sekar… kamu ke sini?” suaranya pelan.

Sekar langsung mendekat dan memegang tangannya yang dingin.

“Mas, aku dapat kabar kamu pingsan! Kenapa kamu nggak mau dibawa ke rumah sakit? Kamu kenapa lagi mas?”

Bayu tersenyum samar. “Aku cuma kelelahan, Sekar. Nggak perlu khawatir. Aku baik-baik saja.”

Sekar menggeleng keras, matanya berkaca. “Nggak, Mas. Aku nggak mau dengar alasan. Kamu harus periksa. sudah dua kali kamu pingsan mas …” suaranya serak, air matanya menggenang.

Melihat kesedihan sekar, Bayu terdiam. Ada rasa bersalah yang menekan dadanya. Ia tahu ia tak bisa terus memaksa.

Akhirnya ia menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Kita periksa, ya.”

Sekar mengangguk, menggenggam tangannya erat seolah takut kehilangan.

---

Beberapa jam kemudian di Rumah Sakit.

Ruangan itu tenang, hanya terdengar bunyi jam dan alat pemeriksa tekanan darah. Seorang dokter paruh baya sedang memeriksa hasil lab di tangan.

“Jadi, bagaimana kondisi suami saya, Dok?” tanya Sekar cemas.

Dokter menatapnya dengan senyum menenangkan.

“Tidak perlu terlalu khawatir, Bu. Kondisi Pak Bayu akibat kelelahan berat dan anemia ringan. Kurangnya istirahat juga memperburuk kondisinya. Tidak ada yang serius, tapi beliau harus benar-benar beristirahat dan menjaga pola makan.”

Sekar mengangguk pelan, rasa lega bercampur haru. Ia menoleh ke arah Bayu yang duduk di tepi ranjang rumah sakit, tampak diam tapi menatap Sekar penuh penyesalan.

“Dengar, Mas?” ujar Sekar lembut. “Kamu harus banyak istirahat.”

Bayu mengangguk kecil. “Iya. Maaf, Sekar. Aku bikin kamu khawatir lagi.”

Sekar hanya tersenyum tipis, “Aku nggak apa-apa, asal kamu jangan keras kepala lagi.”

Sang dokter turut tersenyum, melihat sepasang suami-istri yang begitu saling pengertian.

....

Malam harinya di Rumah Pratama.

Rumah besar itu kini terasa lebih tenang. Bayu sudah pulang dan beristirahat di kamar. Sekar yang begitu cantik dengan baju piyama merah tuanya, masuk ke dalam kamar membawa segelas susu dan sup hangat untuk bayu.

Ia menaruhnya di meja kecil dekat ranjang, lalu duduk di sisi tempat tidur.

“Mas, ayo makan dulu sedikit. Kamu belum makan apa-apa sejak siang.”

Bayu yang tengah memejamkan mata' membuka mata, tersenyum lembut.

“Kamu repot banget, Sekar. Aku bisa ambil sendiri nanti.”

Sekar menggeleng pelan, suaranya lembut namun tegas. “Biar aku saja. Aku mau jagain kamu. Kamu terlalu capek.”

Bayu lantas bangun dan duduk bersandar.

Sementara Sekar, Ia menyendokkan sup perlahan, meniupnya, lalu menyodorkan pada Bayu.

Bayu sempat menatap Sekar dalam diam sebelum akhirnya menuruti, memakan perlahan.

Wajahnya mulai sedikit berwarna, dan Sekar merasa lega.

Selesai makan, Sekar merapikan meja kecil, lalu menarik selimut menutupi dada Bayu yang berbaring kembali.

“mas istirahat, ya. Jangan pikirin kerjaan dulu.”

Bayu mengangguk pelan, menatap wajah lembut istrinya. “Terima kasih, Sekar. Kamu selalu sabar dengan ku.”

Sekar hanya tersenyum kecil, membenarkan letak selimut. “Aku cuma ingin kamu sehat.”

Bayu menghela nafas lega, ia menutup mata. Tapi di balik ketenangan itu, pikirannya masih tak sepenuhnya tenang.

Bayangan samar Alira kembali melintas di benaknya senyum licik, mata tajam, dan suara yang berbisik di telinga.

“Kau pikir aku akan membiarkanmu tenang, Bayu?”

Bayu membuka mata kembali, menatap sekar tengah keluar dari kamar

“Maaf, Sekar… aku masih belum bisa benar-benar bebas.”

ponsel di atas nakas dekat tempat tidurnya bergetar, bayu segera meraih ponsel membuka pesan yang masuk, Alira.

Foto bayi mungil berumur tiga bulan. Dan pesan di bawahnya yang membuat Bayu ingin membanting ponselnya.

"Bayi ini, buah hatimu! Hasil hubungan kita, apa kamu masih ingin menjauhiku? Atau aku yang akan memisahkan mu dari Sekar!"

Bayu menggeleng tidak percaya. Satu tahun lalu, akhir bulan Desember itu... Malam yang tak pernah Bayu sangka, akhirnya merusak segalanya.

---

1
Sharah ArpenLovers Khan
Tuhhh bener kan Alira jebak Bayu.. Duhhh semoga hasil Test DNA negatif yaa. biar kapok tuh Alira krn hasilnya negatif 😅😅😅
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄

penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Sama Sama Sayy 🤗☺
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
wadawww Alira berani nya mendekati Sekar ngomong tentang hubungan nya dg Bayu. semoga Sekar gk percaya, kasihan Sekar 🥲
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Sapu nya buat ngusir di Alira sekalian pakai palu buat palu Alira biar kapok 😅😅😅
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu bisa memecahkan masalah nya.
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
Sharah ArpenLovers Khan: Yupz Sayyy ku tunggu 😄😄
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Ternyata benar dugaan Bayu kalau dia emng di jebak oleh Alira. jangan² Bayi itu emng bayi nya Pak Masaru dan Alira apalagi Rangga perlihatkan foto Pak Masaru dan Alira...
penasaran dg lanjutannya...

di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
Sharah ArpenLovers Khan: Sama² Sayy 🤗🤗😁😁
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Arifal perhatian banget yaa sama Sekar, seperti perhatian seseorang sama pasangan nya 🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Yaaa betul salah dia sendiri karena ninggalin Sekar terus, gak kasih kabar juga, akhirnya Sekar sendirian dan ada yg nemanin 😅😅😅
total 2 replies
Wang Lee
Wow
Wang Lee
Asik
Wang Lee
Mantap
Wang Lee
Keren
Sharah ArpenLovers Khan
Mudah²an Alira gk curiga sama Rangga dan Rangga bisa jaga Rahasia. kira² gmn ya hasil nya...

di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan: Jangan sampai ketahuan Sayy bahaya klo sampai ketahuan Alira bisa gagal rencananya Bayu ntar 😆😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar, Bayu tidak bisa di hubungi 🥲 untungnya ada Arifal🥲

penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪
ginevra
aku dah mampir thor ...
Dinar Sen: siap kak terimakasih, 🙏🏻😉
total 1 replies
ginevra
baik banget sumpah
ginevra
Bayu green flag banget
Dinar Sen: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Alhamdulillah Sekar baik² saja berkat pertolongan Arifal.
duhh kira² berhasil gk yaa Bayu...
gmn hasilnya nnt??

di tunggu updatenya author kesayangan kuuu Emak Ncinggg si Gemoyyy tetap semangat ya Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Oke Sayy 😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar kena tabrak 🥲🥲
semoga Sekar baik² saja 🥲🥲
gmn nnt reaksi Bayu setelah tau Sekar kecelakaan??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu Semangat ya Sayyy 🐱🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu berhasil dapatkan Sampel nya bayi itu yaa 🥲🥲
kira² berhasil gk yaaa??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🥰🐱💪
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Gmn yaa perasaan Sekar jika tau Bayu nikah siri dg Alira 🥲🥲

di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuu terus semangat Sayyy 💪🥰🐱☺🤗
Wang Lee
Iklan untukmu thor🙏
Dinar Sen: sip, terimakasih hadirnya 🙏🏻😊🙏
total 1 replies
Wang Lee
Aku yang membuktikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!