NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Sudah setengah jam Achassia mendiamkan Sagara. Tadi setelah sampai di ruangan Sagara, pria itupun menurunkan Achassia dari gendongannya, tapi gadis itu sama sekali tidak ingin bicara padanya sejak setengah jam yang lalu.

"Masih marah?" Tanya Sagara, namun gadis itu sama sekali tidak mau menyahuti.

"Perempuan tadi emang karyawan baru di sini, Ca. Wajar kan dia nggak kenal kamu." Ucap Sagara mencoba menjelaskan, seperti sebelumnya, Achassia belum juga mau bicara.

"Kamu nggak akan liat dia di sini lagi. Om udah pindahin ke kantor yang lain." Bujuk Sagara, namun gadis itu hanya meliriknya sekilas.

"Grumpy Bunny." Panggil Sagara lembut.

"Don't call me Grumpy Bunny!" Balas Achassia dengan wajah cemberutnya membuat Sagara menggelengkan kepala.

Grumpy Bunny adalah nama panggilan gadis itu dari Sagara. Kata Sagara Achassia memiliki gigi seperti kelinci dan suka marah-marah saat bersamanya, karena itu ia memberikannya nama itu untuk Achassia.

"Mau makan?" Tanya Sagara, sedangkan yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus mau apa?" Tanya Sagara lagi, entahlah kenapa ia bisa sangat menyayangi bocah ajaib ini.

"Acha mau minta tolong boleh nggak?" Tanya Acha menatap Sagara dengan mata bulatnya.

"Minta tolong apa? Ada yang jahatin kamu? Emangnya ada yang bikin kamu takut?" Setau Sagara, Achassia tidak pernah takut dengan siapapun dan baru kali ini kelinci pemarahnya meminta bantuannya.

"Acha boleh minta beberapa orang-orang Om nggak?" Tanya Acha sedikit ragu. Sagara memang memiliki banyak bodyguard yang berjaga di rumahnya maupun di kantor.

"Emangnya buat apa, Ca?"

"Tadi pagi ada beberapa orang yang ngawasin rumah Acha, terus ngikutin Mama sama Acha." Jelas Acha menceritakan apa yang terjadi tadi pagi.

"Kalau Acha yang mereka targetin sih gapapa, tapi kalau mereka nyakitin Mama gimana?" Lanjut Acha merasa khawatir.

"Kenapa baru bilang sekarang? Kalian gapapa kan?" Sagara sangat terkejut mendengar apa yang gadis itu katakan dan kenapa bocah ini baru memberitahunya sekarang.

"Mereka cuma ngawasin dari jauh, tapi nggak tau kedepannya gimana." Balas Acha lesu.

"Kamu tau mereka suruhan siapa?"

"Pasti Kakek atau Tante Zetta" gadis itu menjawab tanpa ragu, karena tidak ada orang yang ingin membuat hidup mereka menderita kecuali keluarganya sendiri.

Sagara merasa kasihan dengan gadis ini juga ibunya. Achassia memang sudah sangat mempercayai dan menyayangi Sagara, karena itu ia menceritakan semua tentang kehidupannya dan Isvara selama bertahun-tahun. Bahkan dia juga tau jika gadis ini sering membohongi ibunya. Sagara tau Achassia membayar uang sekolahnya sendiri dan ia juga tau pekerjaannya. Semua hal yang ada di diri Acha membuatnya bangga sejak ia mengenal Achassia, baru kali ini ia melihat gadis ini merasa takut.

"20 orang cukup?" Tanya Sagara membuat Acha menatapnya terkejut.

"Om mau ngelindugin Acha sama Mama atau mau ngerobohin rumah Acha?" Tanya Acha membuat Sagara terkekeh.

"Kan cuma nanya, siapa tau kurang." Balas Sagara mengacak-acak rambut gadis itu.

"Nggak usah banyak-banyak yang penting jago." Ucap Acha dengan wajah cemberut seraya membenarkan rambutnya yang baru saja di acak-acak oleh Sagara.

"Tapi nggak se jago kamu." Ucap Sagara mengedipkan sebelah matanya membuat Acha mendengus kesal.

"Kamu beneran mau jadi anak Om?" Tanya Sagara saat mengingat ucapan Acha tadi.

"Emangnya Om mau nikah lagi?" Tanya Acha balik.

"Om aja suka ganti-ganti cewek." Lanjutnya menatap tidak yakin pada Sagara.

"Sok tau." Sagara menoyor pelan kepala gadis itu. "Baru juga 3 kali, itupun nggak ada yang bener." Jelas Sagara, karena ketiga perempuan itu hanya mengincar uangnya saja.

"Sama aja." Cibir Acha.

"Tapi sekarang kan udah enggak." Memang benar jika saat ini ia tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun.

"Nanti coba Acha bilangin ke Mama." Ucap Acha membuat Sagara mengerutkan keningnya.

"Gimana bilangnya." Tanya Sagara penasaran.

"Bilang aja ada duda kaya yang mau ngajak kenalan." Jawab Acha tanpa dosa.

"Dasar kelinci nakal." Ucap Sagara pura-pura kesal dan menggelitik gadis itu. Keduanya tertawa dan bercanda seperti anak dan ayah sungguhan.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Achassia baru saja sampai di rumahnya, rumah yang terlihat sederhana tapi memiliki halaman yang cukup luas. Mereka pindah ke rumah ini sekitar 6 bulan yang lalu karena Isvara tidak mau menyusahkan putrinya jika mereka masih tinggal di rumah sebelumnya karena jarak sekolah Acha yang sekarang sangat jauh dari rumah lama mereka. Lagipula Isvara pikir, rumah ini jauh lebih layak dari sebelumnya dan ia juga tidak ingin putrinya merasa malu saat ada teman-teman gadis itu datang ke rumah. Sayangnya Isvara tidak tau putrinya bisa membeli rumah atau apartemen jika gadis itu mau.

Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di ranjang setelah selesai mandi. Baru jam lima sore, Isvara baru akan pulang saat jam delapan atau sembilan malam. Sepertinya ia akan tidur sebentar dan nanti akan bangun untuk menjemput Mama-nya, ia takut terjadi sesuatu pada Isvara.

Achassia terbangun saat hari sudah gelap, ia melihat ponselnya yang ternyata sudah jam 7 malam. Gadis itu segera mencuci wajahnya dan mengganti baju agar tidak terlambat untuk menjemput Mama-nya. Achassia sudah siap dengan crop top berwarna biru yang di padukan dengan celana jeans panjang. Tidak lupa ia membawa masker dan scrunchie. Achassia tidak tau apakah orang yang tadi pagi masih mengawasinya atau tidak, karena itu ia berjaga-jaga agar tidak memperlihatkan wajahnya. Karena selama 6 tahun ini kakeknya belum tau bagaimana wajahnya sekarang.

Sebelum keluar dari kamar, gadis itu menarik topi berwarna putih di balik pintu dan memakainya. Achassia jalan kaki menjemput Mama-nya, sebenarnya jaraknya memang tidak jauh. Hanya saja tadi pagi ia memaksa Isvara naik angkot bersamanya karena ada beberapa orang yang mengikuti mereka.

Setelah 15 menit berjalan kaki, gadis itu sampai juga di cafe milik ibunya. Ia langsung masuk ke dalam untuk mencari Isvara. Di cafe ini hanya ada 4 karyawan, setidaknya itu cukup membantu Isvara agar tidak terlalu merasa lelah. Achassia ingin sekali membantu Mama-nya untuk memperluas cafe ini, tapi ia belum siap menjelaskan rahasia yang ia sembunyikan.

Saat sedang memikirkan beberapa hal, Acha sampai tidak mendengar saat Isvara memanggilnya. Isvara menatap khawatir pada putrinya yang sejak pagi bersikap aneh dan sering melamun.

"Ehh, Mama." Ucap Acha terkejut saat Isvara memegang pundaknya.

"Kenapa lagi?" Tanya Isvara, sedangkan putrinya itu hanya menggelengkan kepala membuatnya menghela nafas.

"Lora laper." Ucap Acha mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah, duduk sana. Mama ambilin makan dulu." Suruh Isvara membuat Acha menurut dan duduk di salah satu meja.

Sembari menunggu Mama-nya datang, Acha bertukar pesan dengan Sagara. Ia memberitahu Sagara jika orang-orang itu tidak mengikutinya lagi saat ia keluar untuk menyusul Mama-nya ke cafe. Tentang orang yang ia minta dari Sagara, besok orang-orang itu akan mulai bekerja. Acha hanya meminta Sagara untuk memerintahkan bodyguardnya menjaga Isvara dan mengawasi sekitar rumah mereka, tapi Sagara menyuruh orang untuk menjaga Achassia tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Lagi chat sama siapa?" Tanya Isvara yang tiba-tiba datang dengan membawa makanan untuk putrinya.

"Sama duda kaya." Jawab Acha jujur.

"Heh, mulutnya." Ucap Isvara memukul pelan bibir gadis itu.

Acha memegang bibirnya yang baru saja di pukul oleh Mama-nya. "Beneran, Ma. Sini Acha kenalin." Ucapnya.

"Kamu ini aneh-aneh aja. Mama nggak mau." Tolak Isvara, ia pikir putrinya hanya bercanda padanya.

"Udah makan dulu, Mama mau balik lagi ke belakang." Ucap Isvara berjalan pergi meninggalkan gadis itu.

"Ganteng loh Ma, yakin Mama nggak mau?" Ucap Acha sedikit keras membuat Mama-nya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!